Share

BAB 6: Perkara Rokok

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-18 13:08:55

Tangan Winter sedikit membasah karena gugup, dia sangat ingin menggebrak meja dan mengomel berkata jujur jika berat badannya sangat mengganggu. Namun kini Winter harus menahan makian dan umpatannya dengan berpura-pura menjadi anak baik seperti Winter yang sesungguhnya.

Winter menggaruk pipinya yang tidak gatal.

“Semalam aku berpikir keras mengenai bentuk tubuhku. Aku merasa sangat kesulitan sepanjang waktu dengan tubuhku, aku tidak bisa berjalan dengan cepat, aku juga tidak bisa memakai pakaian indah seperti gadis lain, aku kesulitan melakukan banyak hal, aku juga merasa cepat lelah saat melakukan sesuatu, aku jga khawatir dengan kesehatan tubuhku jika aku semakin gemuk. Aku berpikir sebaiknya aku memulai hariku yang baru, aku akan mulai melakukan diet untuk menurunkan berat badanku.”

Benjamin dan Vincent saling memandang dengan wajah pucat pasi.

“Aku ingin bertemu dokter gizi untuk melakukan diet dengan tepat,” kata Winter lagi.

Vincent menekan batang hidungnya dengan kuat, sangat sulit untuk Vincent menerima perubahan Winter yang tiba-tiba menjadi tidak seperti Winter yang dia kenal.

“Pak Han, Tolong siapkan juss brokoli dan beberapa potong wortel untuk Winter!” Panggil Vincent yang langsung memanggil koki pribadi, Vincent kembali melihat Winter dan tersenyum. “Jika itu yang kau pikirkan, kakak tidak akan ikut campur selama itu membuatmu nyaman.”

“Vincent, ikut aku.” Benjamin segera berdiri dan membungkuk mengecup kening Winter sekilas.

Tanpa bertanya Vincent ikut beranjak dan pergi mengikuti Benjamin meninggalkan Winter sedirian.

***

Benjamin bersedekap dan berpikir keras mengenai sesuatu setelah perbincangan kecilnya bersama Winter. Nampaknya bukan hanya dia yang kini di buat menjadi bertanya-tanya, Vincent juga tampak berpikir keras.

Winter sangat benci beraktifitas fisik setelah mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu, Winter juga tidak pernah sedikitpun memikirkan diet meski tubuhnya kian membesar.

Sangat mengejutkan begitu mendengar Winter langsung berpikir ingin diet dan menjalani kehidupan yang sehat. Apakah ini hanyalah keinginan sesaat Winter yang labil?.

Banyak pertanyaan langsung muncul memenuhi kepala Benjamin.

“Ayah” Vincent menahan ucapannya seketika, sorot matanya memancarkan keraguan untuk berkata-kata. Tangan Vincent terkepal kuat mengumpulkan keberanian untuk mengatakan apa yang di pikirannya kepada Benjamin. “Apa mungkin Winter yang dulu sudah kembali?.”

Kening Benjamin mengerut samar, “Dulu, saat mengalami kecelakaan, dokter bilang Winter akan sembuh dan menemukan kembali ingatannya namun membutuhkan waktu yang sangat lama. Ini sudah tujuh tahun lebih lamanya setelah kecelakaan itu.”

“Mungkinkah ini sudah waktunya?”

Benjamin terdiam.

Sepuluh tahun yang lalu, Winter adalah gadis yang sangat periang, cerdas dan sangat bersinar karena kecantikan dan keramahannya. Semua itu hancur dalam semalam ketika Winter dan ibunya mengalami kecelakaan mobil.

Di kecelakaan malam itu, ibu Winter meninggal dunia usai menyelamatkan Winter.

Karena kecelakaan dan kehilangan ibunya, Winter mengalami trauma yang sangat berat hingga membuat dia mengalami banyak perubahan termasuk dengan wataknya. Winter mulai melarikan semua traumanya ke makan dan hanya mengurung diri di dalam kamar, gadis itu menjadi sangat pendiam dan selalu banyak meminta maaf meski dia tidak bersalah.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang, Ayah?” tanya Vincent lagi.

“Kita ikuti keinginan Winter. Untuk sementara waktu, tolong jaga Winter karena ayah harus pergi ke Singapur dalam waktu beberapa hari. Kita harus memantaunya,” kata Benjamin dengan serius.

Vincent mengangguk tanpa suara.

***

“Winter tunggulah di sini. Kakak sudah harus membuat janji dengan dokternya dan ingin menemuinya lebih dulu untuk membicarakan sesuatu.” Kata Vincent yang hari ini mengantar Winter pergi ke tempat terapi khusus untuk melakukan berbagai penyembuhan.

“Baiklah, terima kasih Kakak,” jawab Winter dengan nada merendah bersikap sedikit manja.

Begitu Vincent pergi, Winter juga pergi menuju halaman tempat terapi.

Setiap kali melangkah, beberapa kali Winter harus memukul mulutnya sendiri karena kakinya tersandung. Biasanya saat masih hidup sebagai Kimberly, dia akan mengumpat dan memaki, namun kali ini dia harus menahannya karena masih berada di bawah umur.

Orang-orang akan akan memandang negatif Winter jika kebiasaan terburuk Kimberly masih di bawa-bawa.

Butuh waktu yang sedikit lebih lama lagi bagi jiwa Kimberly untuk bisa beradaptasi menggunakan tubuh barunya dalam beraktifitas karena semuanya tidak sama lagi seperti dulu.

Winter menuruni beberapa anak tangga sebelum menginjak rumput taman. Kaki Winter melangkah lebih hati-hati sambil melihat-lihat ke sekitar memperhatikan banyak orang yang berjalan-jalan, beberapa di antara mereka terlihat sedang latihan di temani oleh pendamping khusus.

Perhatian Winter terpaku melihat seorang pria muda duduk di kursi roda tengah merenung.

Bila di perhatikan, tubuh pemuda itu terlihat sangat sehat bugar, pakaiannya rapi dan mewah, pria itu terlihat muda dan sedikit mencolok karena pesonanya yang mudah untuk menjadi pusat perhatian banyak perempuan meski duduk di kursi roda.

Winter segera duduk di bangku kosong dekat pria itu, kaki Winter terangkat menumpang ke satu kakinya lagi dengan sedikit kesulitan.

Mata indah Winter melirik ke sisi, dia kembali melihat pria itu karena ketampanannya sedikit mencuri perhatiannya. Winter menyadari bahwa kemungkinan pria itu hanya memiliki jarak usia beberapa tahun lebih tua darinya.

Pandangan Winter tiba-tiba terjatuh pada jaket yang di kenakan pria itu.

“Bung” panggil Winter dengan alis sedikit terangkat.

Pria itu menengok dan menatap Winter dengan tatapan dinginnya.

Seketika Winter bergeser ke ujung kursi lainnya dan membuat mereka menjadi sedikit lebih dekat. Winter memeriksa ke sekitar untuk memastikan tidak ada orang yang mendengar. Tubuh Winter mencondong dan menempatkan tangannya di sisi mulutnya, Winter langsung berkata, “Kau punya rokok?” bisik Winter dengan serius.

Pria itu langsung tercengang mendengar pertanyaan Winter yang tidak terduga. “Aku tidak merokok.”

Winter berdecih malas mendengar jawaban yang tidak dia inginkan terdengar, padahal kepalanya sangat suntuk butuh merokok.

“Kau tidak berbohong kan?”

“Meski aku memilikinya, aku tidak akan mungkin memberikannya pada anak di bawah umur.”

Kening Winter mengerut bingung karena pria itu mengetahui bahwa dia masih berada di bawah umur, dengan tenang Winter tersenyum miring meremehkan, “Bung, aku seorang mahasiswa.”

“Bukannya kau anak Sekolah Menengah Atas yang minggu kemarin ramai di perbincangkan?” Tanya balik pria itu dengan tatapan tajam tidak kalah meremehkan karena Winter sudah ketahuan berbohong kepadanya.

Senyuman Winter memudar, Winter sedikit gugup karena pria itu tahu bahwa minggu lalu Winter menjadi terkenal di sekolahnya karena dia menyatakan cinta kepada seorang pria lalu di balas dengan di permalukan.

“Dari mana kau tahu?”

“Aku, anak kepala sekolah tempat kau sekolah,” jawab pria itu dengan senyuman jahatnya.

To Be Continue..

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
udah ketemu cees wkkwkw
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 7: Bermulut Kasar

    “Aku, anak kepala sekolah tempat kau sekolah,” jawab pria itu dengan senyuman jahatnya.Alih-alih kaget dan takut dengan jawaban pria asing di depannya itu, Winter hanya menggerakan sebelah alisnya tampak meremehkan dan tidak peduli. Winter memalingkan wajahnya dan bersedekap melihat lurus ke depan.Winter merasa sedikit setres dan membutuhkan sedikit penenang dengan sebatang rokok, namun dia tidak bisa mendapatkannya karena masih di bawah umur. Neydish adalah negara yang paling banyak aturan, untuk sebungkus rokok saja, seseorang harus memberikan kartu identitasnya untuk memastikan bahwa dia sudah legal mendapatkan rokok.Kebungkaman Winter membuat Marius melihat ke sisi dan memperhatikan Winter yang sedikit berbeda dengan yang terakhir kali dia lihat setengah tahun yang lalu di sebuah pesta.Setengah tahun yang lalu mereka pernah bertemu dan berkenalan karena ibunya Marius yang bekerja sebagai kepala sekolah mengenal baik ayah Winter.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 8: Keputusan Winter

    “Mengenai Paula” Winter mengalihkan pembicaraanya seketika “Apakah Kakak menyukai dia?.”“Aku hanya menyukaimu,” jawab Vincent secepatnya.“Bukan itu maksudku.” Winter memelankan laju treadmill, seluruh tubuhnya terasa basah dan panas, kakiya benar-benar sangat tersiksa kesakitan menahan beban tubuh yang terlalu besar saat berjalan.Winter mengambil air dan menegaknya beberapa kali karena haus.Kondisi tubuh Winter yang memiliki ukuran lambung besar membuat dia terus menerus merasakan perasakan lapar palsu, Winter mensiasatinya dengan minum air putih lebih banyak agar merasa kenyang.Winter hanya akan makan dua kali sehari apapun yang terjadi, dia tidak akan mengkonsumsi apapun lagi menjelang malam selain air putih.“Apakah Kakak menyukai pertemananku dengan Paula?” Winter memperjelas pertanyaannya.Vincent mengerut bingung, selama ini dia selalu memantau pertumbuhan Wi

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 9: Sekolah

    Kepala Winter mendongkak menatap gerbang sekolah yang sangat besar terbuka lebar, beberapa bus sekolah berjajaran baru datang dan mengantar anak-anak sekolah.Hiro menghentikan mobilnya dan segera berlari keluar membukakan pintu untuk Winter.Winter menelan salivanya dengan kesulitan, Winter terlihat sedikit panik karena baru ingat bahwa dia tidak tahu di mana kelasnya berada.“Nona, Anda tidak apa-apa?” Tanya Hiro yang memperhatikan Winter masih duduk di kursinya terlihat kebingungan.“Tidak apa-apa.”Winter segera keluar dan memasang ekspresi sedatar mungkin menyembunyikan kepanikannya. Anak-anak sekolah yang semula sibuk sendiri perlahan berhenti berjalan dan terlihat kaget karena Winter sudah kembali ke sekolah dengan penampilan yang sedikit berbeda.Winter terlihat lebih mencolok karena Winter mewarnai rambutnya menjadi terlihat lebih terang, rambut itu tidak lagi di kepang, Winter membiarkan rambutnya terg

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 10: Intimidasi

    “Kau… sejak kapan kau bisa memakai sepatu seperti itu?” tanya Paula bingung. “Tidak seperti biasanya kau juga dandan dan memakai korset.”Alis Winter sedikit bergerak. “Kak Vincent mendandaniku.”“Kak Vincent pulang?”“Ya.”“Senangnya...” senyum Paula terlihat bahagia. “Pasti dia membawa banyak hadiah untukmu.”Winter menyeringai, Vincent memang membawa banyak hadiah untuk Winter, Namun itu semua tidak terlepas dari makanan yang sangat mengganggunya.“Winter, mengenai Hendery, aku sudah menemui dia memarahinya, Hendery tampak menyesal atas apa yang telah dia perbuat padamu, Hendery juga sudah mendapatkan hukumannya dari sekolah. Dia berharap bisa berbicara denganmu dan meminta maaf atas kejadian waktu itu.”“Kau atur saja waktunya.”“Baiklah.”Paula dan Winter kembali berjalan, kebersamaan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 11: Topeng Baru

    Seorang guru yang berdiri di depan kelas segera mengambil laptopnya dan berpamitan pergi usai mendengar suara bel yang berbunyi.Beberapa orang mulai beranjak dari duduk mereka dan pergi keluar menikmati waktu istirahat mereka.Winter sedikit menguap sambil melihat keluar jendela, sudah sangat lama dia tidak pernah belajar, kepalanya terasa sedikit penat dan suntuk begitu kembali harus belajar.Winter segera beranjak dari duduknya dan pergi keluar, sekilas dia melihat pemuda yang berbicara dengannya tadi pagi. Tanpa sengaja mereka saling berpandangan.Pria itu menatapnya dengan lembut, namun ekspresi di wajah tampanya sangat dingin dan tidak tersentuh.Winter langsung memutuskan tatapannya, gadis itu memilih pergi keluar dari kelasnya.Kedatangan Winter keluar dari kelas kembali menjadi pusat perhatian banyak orang seperti tadi pagi, Winter yang sangat percaya diri tetap melangkah dengan tegas melewati orang-orang yang beberapa di anta

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 12: Penasaran

    “Memangnya kejadian mana yang sudah membuatku jadi naif?” Tanya Winter dengan senyuman misteriusnya berusaha memancing Marvelo bicara dan memberitahu apa yang sebenarnya telah terjadi.Jiwa Kimberly sendiri mengakui betapa naifnya kehidupan Winter Benjamin yang sebelumnya. Winter yang dulu adalah gadis selalu mengalah demi orang lain, tidak pernah marah, dan menuruti apapun yang orang lain katakan kepadanya.Jiwa Kimberly yang kini ada di dalam diri Winter menjadi sangat marah.Winter yang dulu tidak ada bedanya dengan sampah yang bernilai, tidak berguna namun memiliki nilai mahal.Kening Marvelo sedikit mengerut, pria itu menghadap Winter dan menatap tajam gadis itu.“Saat kau bertengkar dengan Paula, kau sangat marah begitu besar meluapakan emosimu, kau bersikap seperti seseorang yang ingin mati dan tidak memiliki harapan apapun lagi setiap mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Paula. Setelah kejadian itu, seharusnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 13: Parasit

    Winter melongo, bibirnya menekan menahan makian karena jumlah bayaran yang harus dia bayar sangat besar. Dari mana Winter memiliki uang sebesar itu?.Bahkan jika Winter memiliki uang sebesar itu, dia akan lebih memilih pergi ke klinik kecantikan untuk luluran dan spa selama beberapa bulan.“Aku tidak memiliki uang sebesar itu,” jawab Winter.“Winter, Kau lupa? Kartumu tanpa batasan,” Paula mengingatkan.Seketika Winter berekspresi dingin, dia sudah menebak jika Paula ingin di belikan, namun Winter tidak menyangka jika Paula benar-benar setidak tahu malu itu karena jumlah uang yang harus di keluarkan terlampau sangat banyak.Dengan ragu Winter mengambil dompetnya dari dalam tas dan membukanya, ada banyak kartu yang tersedia di sana.Benjamin benar-benar memanjakan Winter dengan uangnya.Winter memberikannya kartunya kepada kasir dan Winter hanya perlu memasukan beberapa pin dan pembayaran itu langsung selesai.

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18
  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 14: Balasan Sederhana

    Winter kembali keluar dari dari toilet kembali dan menemui Paula yang kini duduk sendirian. Tidak berapa lama seorang pria berpakain hitam dan terlihat muda, juga menarik datang menghampiri mereka.Paula tersenyum lebar segera berdiri menyambut kedatangan Hendery yang datang sendirian. Pria itu tidak memakai seragam sekolahnya karena masih di skors atas tindakannya kepada Winter yang menyebar luas di forum sekolah.Winter yang duduk dan bersedekap sedikit mengangkat pandangannya dan membalas tatapan Hendery yang meliriknya saat berbicara dengan Paula.Kening Winter sedikit mengerut dan sedikit berdecih. Wajah dan fisik Hendery benar-benar tidak masuk ke dalam kualifikasi sempurna pria idaman seorang Kimberly.Jiwa Kimberly sedikit tertawa, menertawakan selera Winter yang sangat benar-benar tidak ada levelnya bagi seorang Kimberly.“Hendery, akhirnya kau datang.” Sambut Paula yang langsung memeluk Hendery dengan akrab.Hende

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-18

Bab terbaru

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 230: END

    Dua tahun kemudian.. Kota Den Haag Sebuah gedung hotel tampak sibuk dan ramai malam ini karena ada pesta besar yang sedang merayakan ulang tahun hotel Lessy yang berpusat di kota Neydish. Di dalam sebuah ruangan besar orang-orang berkumpul, mereka terlihat anggun dan tenang, saling berbicara satu sama lainnya menikmati pesta yang sedang berlangsung. Seorang wanita bergaun putih memainkan cello opera di tengah pesta, wanita itu memainkan musik Romeo & Julliet Love Theme. Para tamu undangan yang berdiri dan sibuk bicara di buat terkesima mendengarkan alunan musik yang begitu dalam menghiasi malam pesta. Mereka berbalik melihat sepenuhnya ke arah orang-orang yang bermain musik dan sejenak menghentikan pembicaraan mereka. Di antara banyak orang yang melihat musik, seorang pria berdiri di depan jendela, pria itu sibuk dengan kesendiriannya, memandangi langit malam yang begitu gelap. Alunan musik dalam pendengarannya membawa dia dalam sebuah ingatan indah ketika dia belajar menari di

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 229: Harapan Baru

    Sebuah photo terbingkai di pajangkan di atas meja belajar, Winter menopang dagunya melihat photo dirinya saat pelulusan sekolah di hadiri Benjamin dan Vincent. Tidak terasa, tiga bulan telah berlalu sejak kematian Marius dan kepergian Marvelo, kini Winter bisa duduk santai di meja belajarnya, tidak tahu apa yan harus dia lakukan karena semua tujuan hidupnya yang dia cari sudah berada dalam genggaman, yaitu kebahagiaan dan balas dendamnya yang sudah di tuntaskan. Setiap akhir pekan Winter akan mengunjungi makam Kimberly dan Marius, sudah dua kali juga Winter bertemu Jenita akhir-akhir ini. Keadaan Jenita terlihat lebih baik dari sebelumnya, Jenita bersama Levon membangun lebih luas panti asuhan tempat tumbuhnya Kimberly. Keduanya tampak mulai menikmati masa-masa tua mereka, Felix menjaga mereka dengan baik sebagaimana keinginan Marius. Sejak hukuman Paula di tetapkan, kini Winter tidak lagi bertemu dengannya. Untuk Marvelo, sejak kepergiannya ke Belanda, dia tidak memberikan kabar

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 228: Lembaran Baru

    Satu bulan setelah kepergian Marius, kini Winter kembali harus melanjutkan kehidupannya seperti biasa, sedikit demi sedikit gadis itu berusaha menyembuhkan hatinya dan kembali menemukan kekuatannya lagi. Winter harus berjuang lebih kuat karena Marvelo juga sudah menghilang dari sisinya, tidak ada lagi seseorang yang bisa menjadi teman penghapus kesedihannya. Jiwa Kimberly sempat berpikir, melepaskan Marvelo akan membuat perasaan dia lebih baik karena tidak lagi membuat Marvelo tersiksa karena memendam perasaannya. Rupanya tidak semudah itu, karena jiwa Kimberly merasakan kekosongan besar di dalam hatinya. Ternyata, Marvelo memiliki tempat yang begitu spesial dia dalam hati Winter Benjamin. Meski kini mereka berpisah jauh, kini Winter hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk Marvelo. Hari ini adalah hari persidangan pertama Paula, persidangan akan di adakan secara terbuka sehingga siapapun dapat menyaksikannya. Winter sudah siap untuk menghadirinya. Winter berdiri di depan jende

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 227: Vincent Tahu

    Marvelo menarik kopernya melewati beberapa orang yang ada di depannya, sekilas pria itu melihat ke belakang, Marvelo tersenyum hangat melihat Charlie dan Lessy melambaikan tangan mereka mengantar kepergian Marvelo. Marvelo kembali melangkah, pria itu tetap tersenyum menyembunyikan suatu perasaan yang mengganjal di hatinya. Kepergian Marvelo terasa tidak begitu menyenangkan karena dia meninggalkan Winter dalam keadaan sedang terluka. Tidak ada maksud untuk dia meninggalkan Winter sendirian, namun keadaan yang memaksa Marvelo harus mengambil keputusan ini. Meski Marvelo ingin menemaninya dan membantu gadis itu bangkit dari kesedihannya, namun Marvelo juga tidak berani terus mendekat karena dia harus segera melenyapkan perasaannya. Marvelo tidak ingin menjadi pria lemah yang hidup tanpa tujuan dan tidak berani mengambil keputusan karena sebuah keraguan. Marvelo harus melangkah ke depan. Andaipun suatu hari nanti dia masih tidak bisa melupakan Winter dan masih memiliki kesempatan un

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 226: Kepergian Marvelo

    Payung yang meneduhi Winter menghilang, Nai pergi ke belakang dan berdiri dengan para pengawal lainnya. Sementara Winter, gadis itu masih tetap berdiri di tempatnya melihat makam dirinya dan Marius yang berdampingan berada di tempat yang jauh dari pemakaman yang lainnya. “Aku akan merindukanmu Marius, sama seperti saat kau merindukanku ketika aku hilang. Namun aku juga akan bangkit Marius, seperti apa yang kau inginkan, aku akan bahagia dan menjalani kehidupanku dengan baik. Terima kasih telah menjadikanku cinta pertama dan terakhirmu, aku merasa begitu terhormat.” Winter membungkuk,meletakan bunga yang sejak tadi tidak lepas dari pelukannya. “Aku tidak akan melupakanmu Marius, aku mencintaimu.” Matahari yang turun mulai kehilangan cahayanya, pohon-pohon besar yang berdiri menjulang mengelilingi area pemakaman mulai menghalangi sore terakhir hari ini. Angin berhembus lebih kuat menggerakan rumput-rumput dan bunga liar di sekitarnya. Winter tercekat kaget, samar dia melihat bayang

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 225: Merelakan Marius

    Marvelo terduduk di kursinya melihat keluar jendela, memperhatikan Irina yang kini tengah makan siang bersama Lessy dan juga Charlie. Marvelo menghela napasnya dengan berat, dua hari ini terakhir ini dia sempat di buat galau karena mendengar pengakuan Winter, rupanya gadis itu sudah tahu mengenai perasaannya, sayangnya Winter tidak ingin mendengarkan pengakuan cinta Marvelo. Marvelo sedikit marah dan kecewa, jika saja Winter tidak terlalu menggodanya dan menunjukan sikap seperti seseorang yang suka kepadanya, mungkin Marvelo tidak akan menaruh harapan yang banyak dan berpikir bahwa gadis itu memiliki perasaan juga kepadanya. Marvelo malu karena ternyata dia terlalu terbawa perasaan dengan kebaikan yang Winter berikan kepadanya. Ini sangat menyakitkan, mengecewakan dan membuat Marvelo beberapa kali harus duduk termenung memikirkan bagaimana cara mengatasi patah hatinya. Kini, tidak ada lagi alasan yang bisa menahan Marvelo berlama-lama di Neydish, Marvelo akan segera pergi. Di am

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 224: Kepergian

    Winter tertunduk mengenggam tangan Marius, gadis itu bernapas dengan tersenggal tidak mampu menutupi apapun lagi yang selama ini dia rahasiakan. Winter meletakan bunga itu tangan Marius agar pria itu menggenggamnya. Rahasia yang begitu sulit untuk Winter beritahu mengenai siapa dia sebenarnya kini akhirnya meledak mendorong Winter lebih berani berkata jujur. “Dulu, saat masih kecil, tepat di hari kasih sayang, kita menjual bunga mawar di jalanan hingga malam hari agar aku kita bisa membeli sepatu baru karena sepatu lamaku harus di pakai adik-adikku. Aku masih ingat, saat itu tiba-tiba saja kau berlari pergi mengambil sebuah simpul kain berwarna biru yang mengikat beberapa cangkang kado, kau menutup mataku dan memaksaku untuk pergi dari tempat itu. Kau bilang kau akan memberiku kejutan. Sebenarnya aku tahu, alasan kenapa saat itu kau terburu-buru membawaku. Di dekat toko kita berjualan, ada ayahku yang tengah makan malam bersama isteri dan anaknya, mereka terlihat bahagia, kau membaw

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 223: Hari yang Kelabu

    Levon dan Jenita yang tertidur di sofa langsung di buat terbangun begitu merasakan pergerakan orang yang lewat. Mereka melihat ke penjuru ruangan, memperhatikan kedatangan dua dokter dan satu perawat memasuki ruangan tempat Marius berada, para ahli medis itu mereka langsung menuju ranjang dan melakukan suatu tindakan yang terlihat darurat karena Marius semakin kesulitan bernapas. Perlahan Levon bangkit, dari balik kaca Levon melihat para pekerja medis yang terlihat sangat berusaha membantu Marius agar kembali stabil. Wajah Levon tampak pucat di penuhi oleh kekhawatiran, padahal dua jam yang lalu keadaan Marius terlihat membaik bahkan Marius sempat berbicara dengan akrab bersamanya dan juga Jenita, namun ternyata kini keadaan dia kembali memburuk. Jenita meminta Levon terduduk lemah, rapalan do’a dan harapan tidak pernah putus, namun suara kesakitan Marius yang teramat dalam begitu menyiksa pendengaran Jenita dan Levon. “Masa depanku sudah gelap semenjak melihat Marius kembali ter

  • Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter   BAB 222: Berdamai dalam Luka

    Levon duduk dengan tegak di samping Marius, pria itu kembali datang dengan cepat dan memilih mengesampingkan semua pekerjaannya yang selama ini selalu menjadi prioritasnya. Sejak Marius terbangun kembali, tidak ada pembicaraan yang berarti terjadi di antara mereka. Levon sendiri sadar, terlalu banyak kesalahan yang telah dia buat hingga tidak dapat lagi di jabarkan dengan kata-kata. Kini Levon sedang berusaha membuka kasus di balik penyerangan yang di alami puteranya, namun yang menjadi masalahnya adalah Shanom dan Sean tiba-tiba menghilang sejak beberapa hari yang lalu. Perginya mereka secara bersamaan semakin menguatkan kecurigaan Levon jika keduanya memang dalang dari semua masalah yang terjadi. Jika Marius semakin tidak berdaya dengan keadaan tubuhnya, hal ini akan menciptakan guncangan hebat untuk perusahaan dan Sean akan terpilih sebagai peminpin selanjutkan ketika Levon pensiun di karenakan Sean lebih berpengalaman. Hak Marius tidak mungkin juga di ambil Jenita begitu saja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status