Keadaan semakin rumit. Bahkan setelah kasus persidangan yang memenangkan hak asuh putranya, hubungan Adi dan Tiana bukannya selesai namun justru berlanjut semakin dekat. Tiana semakin berani terang-terangan mendekati Adi tanpa memikirkan perasaan Sofia.Adi pun berubah. Dia tak lagi hangat seperti dulu pada Sofia. Dia lebih sering menghabiskan waktu bersama Tiana dan putranya.Sofia jelas terluka. Dia merasa tidak bisa tinggal diam dan membiarkan rumah tangganya hancur karena kehadiran perempuan lain. Sofia berpikir keras bagaimana dia bisa memisahkan suaminya dari jeratan Tiana.Pada suatu hari, Sofia memberanikan diri mendatangi rumah Tiana. Sudah tiga hari lamanya Adi berada di rumah perempuan itu dan tidak pulang ke rumah. Perih hati yang dirasakan Sofia kian memuncak. Dia tidak bisa terus bertahan dalam diam.Sofia harus menuntut keputusan. Dia siap dengan segala konsekuensinya. Dia memang sangat mencintai sang suami. Tapi apa guna jika orang yang dia cintai sama sekali tidak mem
“Mama…mama kenapa? Mama menangis?” tanya Albert yang tiba-tiba mendatangi kamar Tiana.Albert merasa ketakutan saat sempat melihat ibunya mengamuk dan melemparkan barang-barang hingga kamar berantakan. Perlahan Albert memberanikan diri untuk mendekati ibunya yang terduduk lemah di lantai.“Jangan menangis lagi, Ma. Papa pergi ke mana?” tanya Albert yang tak mengerti apa-apa.“Papamu sudah pergi dengan perempuan itu,” jawab Tiana tidak berusaha menyembunyikan apa pun dari putranya. Dia tidak peduli walau semua penuturannya itu akan berpengaruh buruk pada jiwa Albert.“Memangnya tante tadi siapa? Kenapa dia membawa pergi papa? Apa papa akan kembali lagi nanti?” tanya anak kecil itu.“Papamu tidak akan pernah kembali. Perempuan itu namanya Sofia. Dia sudah merebut semua kebahagiaan kita. Dia sudah mengambil papamu,” ungkap Tiana semakin meracuni pikiran Albert.“Kenapa papa tega meninggalkan kita?” ujar Albert ikut bersedih mendengar penuturan sang ibu.Api amarah mulai ikut memercik di
Sofia adalah perempuan yang cerdas. Dia merekam semua pengakuan orang bayaran Tiana. Dia akan menjadikan rekaman itu sebagai barang bukti yang membuat Tiana tidak akan bisa mengelak kejahatannya.Setelah selesai memberikan pengakuan dengan jujur, Sofia pun melepaskan laki-laki itu dan membiarkannya pergi. Urusannya adalah dengan Tiana. Sedangkan laki-laki itu hanya pelaku bayaran yang tidak tahu apa-apa.Pada suatu hari, Sofia memberanikan diri pergi ke rumah Tiana dengan membawa barang bukti yang ia dapatkan. Dia pergi dengan penuh kemarahan. Dia akan membuat Tiana mengakui kesalahannya. Bahkan kalau perlu, rasanya dia ingin menyeret Tiana ke dalam jeruji besi saat itu juga.“Tiana, keluar kamu!” teriak Sofia saat tiba di beranda rumah selingkuhan mendiang suaminya. Keributan itu membuat Tiana turun dan melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dia sedikit terkejut saat mendapati Sofia sudah berdiri di depan pintu rumahnya.“Jadi kamu yang membuat keributan sepagi ini di rumahku? Ada apa
Setelah beberapa jam kemudian, Tiana semakin kalang kabut saat mendengar suara mobil polisi berhenti di depan rumahnya. Dia mengintip dari jendela kamar dan melihat beberapa petugas berseragam mulai turun dan berjalan mendekati pintu depan. Tiana melihat Sofia juga ikut bersama para polisi.“Kurang ajar si Sofia itu. Perempuan terkutuk. Dia benar-benar melaporkanku pada polisi,” umpat Tiana. Dia semakin gelisah memikirkan bagaimana caranya dia bisa menghindar. Dia jelas tidak ingin diringkus oleh polisi.“Ada apa, Ma?” tanya Albert yang tak mengerti apa-apa. Dia hanya kebingungan melihat sikap ibunya yang gelisah.“Di bawah ada polisi. Mereka ingin menangkap mama. Mama akan dipenjara,” ujar Tiana.“Tapi apa yang sudah mama lakukan sehingga mereka ingin menangkap mama?” tanya Albert.“Diam saja kau, Albert. Kamu tidak akan mengerti apa-apa. Sekarang pikirkan saja bagaimana caranya menyelamatkan ibumu ini. Jangan hanya diam dan bertanya hal-hal yang tidak penting. Bahkan keberadaanmu ti
Bibi Lastri dan para pekerja lainnya mulai merasa cemas karena Akira dan Elza tak kunjung pulang. Padahal istri tuannya itu hanya berpamitan untuk mengajak bayinya jalan-jalan pagi. Mereka mulai panik karena takut terjadi sesuatu pada Akira.Jika sampai hal itu terjadi, mereka pasti akan disalahkan oleh Albert. Albert pasti akan menganggap mereka lalai menjaga istri dan putrinya.“Tuan Albert juga sedang tidak ada di rumah. Entah apa yang harus kita lakukan sekarang,” kata Dewi panik.“Bagaimana jika Nona Akira mengalami kecelakaan atau kejadian buruk lainnya di luar sana? Tuan Albert pasti akan marah besar. Bahkan bisa jadi kita akan dipecat,” ujar satpam merasa pesimis.“Bicara apa kamu ini. Kenapa malah memikirkan nasib pekerjaan. Hal yang terpenting sekarang adalah keselamatan Nona Akira dan bayinya,” sergah sang tukang kebun.“Sudah tidak perlu terus berdebat. Lebih baik kita berpencar untuk mencari Nona Akira dan bayi Elza,” saran Bibi Lastri.“Tapi ke mana kita harus mencarinya
Akira sangat tidak menyangka atas semua cerita yang ia dengar dari ibunya. Kebenaran tentang masa lalu keluarganya dan keluarga Albert. Tidak mudah menerima kenyataan itu dengan lapang dada.Sekarang Akira sudah tahu alasan di balik balas dendam Albert padanya. Tapi semua itu tak lain disebabkan oleh kesalah pahaman semata. Albert sangat membenci Sofia dan ingin membalas melalui Akira. Tapi laki-laki itu tidak pernah tahu kebenarannya.Albert menganggap Sofia sebagai penjahat. Padahal Sofia dan Akira adalah korban yang sesungguhnya. Penjahat yang seharusnya mendapat balasan ternyata adalah ibu Albert sendiri. Tiana yang menjadi pengganggu. Bahkan dia juga mencurangi Albert dengan mewariskan kebencian berdasarkan fakta yang diputar balikkan.Setelah mengetahui itu semua, Akira jelas merasa tidak terima. Dia merasa penderitaan yang dia alami selama ini adalah bentuk ketidak adilan yang harus ia balas. Albert berpikir Sofia dan Akira adalah penyebab kehancuran keluarganya. Padahal yang s
Pada hari yang sudah disepakati, Akira memenuhi janjinya untuk bertemu dengan Dannish. Dia pergi ke rumah laki-laki itu. Sementara Elza dia titipkan bersama Sofia di rumahnya.Kedatangan Akira disambut gembira oleh Maria. Dia langsung melayangkan sebuah pelukan sebagai ungkapan rasa rindunya. Wanita paruh baya itu sempat kecewa karena Akira tidak membawa Elza ikut serta.Tidak hanya Maria yang begitu antusias dengan kedatangan Akira, Dannish bahkan mengosongkan jadwal mengajarnya di kampus demi perempuan itu. Kedatangan Akira adalah untuk membicarakan tentang kebenaran alasan balas dendam Albert. Dannish tak sabar ingin tahu apa yang sebenarnya. Entah mengapa dia menjadi begitu tertarik dengan kehidupan Akira.Maria sempat menghidangkan minuman untuk Akira. Setelah sempat berbincang-bincang sebentar mengenai kabar keluarga, Maria pun berlalu untuk memberikan kesempatan berbicara berdua untuk Dannish dan Akira. Dia cukup tahu diri bahwa kedatangan Akira ke rumahnya adalah untuk bertemu
Sapaan bernada sindiran itu sontak mengejutkan Akira dan Dannish. Secara serempak mereka menoleh ke arah asal suara. Mereka semakin terkejut saat melihat Albert tiba-tiba sudah berdiri di sana dan memperhatikan mereka berdua dengan pandangan tak bersahabat.“Albert, kamu ada di sini?” ujar Akira tak menyangka.“Iya, Akira. Ini aku suamimu. Sudah berhari-hari aku mencarimu dan ternyata kamu sedang bersama dengan laki-laki lain. Ternyata dugaanku benar. Selama ini ada hubungan tak biasa yang terjadi di antara kalian berdua,” ucap Albert langsung melemparkan sebuah tuduhan. Dia salah paham tentang hubungan Dannish dan Akira.Sementara itu Akira justru merasa tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan Albert kepadanya. Emosinya semakin memanas. Bukannya ingin menjelaskan, Akira justru terpancing untuk mengutarakan kemarahan.“Apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, dan apa yang kamu pikirkan belum tentu semuanya benar. Jangan coba merendahkan aku dengan tuduhan tak berdasar. Aku buka