Pada hari yang sudah disepakati, Akira memenuhi janjinya untuk bertemu dengan Dannish. Dia pergi ke rumah laki-laki itu. Sementara Elza dia titipkan bersama Sofia di rumahnya.Kedatangan Akira disambut gembira oleh Maria. Dia langsung melayangkan sebuah pelukan sebagai ungkapan rasa rindunya. Wanita paruh baya itu sempat kecewa karena Akira tidak membawa Elza ikut serta.Tidak hanya Maria yang begitu antusias dengan kedatangan Akira, Dannish bahkan mengosongkan jadwal mengajarnya di kampus demi perempuan itu. Kedatangan Akira adalah untuk membicarakan tentang kebenaran alasan balas dendam Albert. Dannish tak sabar ingin tahu apa yang sebenarnya. Entah mengapa dia menjadi begitu tertarik dengan kehidupan Akira.Maria sempat menghidangkan minuman untuk Akira. Setelah sempat berbincang-bincang sebentar mengenai kabar keluarga, Maria pun berlalu untuk memberikan kesempatan berbicara berdua untuk Dannish dan Akira. Dia cukup tahu diri bahwa kedatangan Akira ke rumahnya adalah untuk bertemu
Sapaan bernada sindiran itu sontak mengejutkan Akira dan Dannish. Secara serempak mereka menoleh ke arah asal suara. Mereka semakin terkejut saat melihat Albert tiba-tiba sudah berdiri di sana dan memperhatikan mereka berdua dengan pandangan tak bersahabat.“Albert, kamu ada di sini?” ujar Akira tak menyangka.“Iya, Akira. Ini aku suamimu. Sudah berhari-hari aku mencarimu dan ternyata kamu sedang bersama dengan laki-laki lain. Ternyata dugaanku benar. Selama ini ada hubungan tak biasa yang terjadi di antara kalian berdua,” ucap Albert langsung melemparkan sebuah tuduhan. Dia salah paham tentang hubungan Dannish dan Akira.Sementara itu Akira justru merasa tidak terima dengan tuduhan yang dilontarkan Albert kepadanya. Emosinya semakin memanas. Bukannya ingin menjelaskan, Akira justru terpancing untuk mengutarakan kemarahan.“Apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, dan apa yang kamu pikirkan belum tentu semuanya benar. Jangan coba merendahkan aku dengan tuduhan tak berdasar. Aku buka
Akira masih menikmati kebersamaannya dengan Elza dan Sofia. Dia tidak pernah bertemu dengan Albert lagi setelah pertengkaran mereka di rumah Dannish. Sebenarnya bukan Albert menyerah untuk membujuk dan menghubungi Akira. Namun Akira yang sengaja terus mendiamkan dan tidak memberikan respon apa-apa.Untuk sementara waktu Akira sengaja ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Semua masalah yang dia hadapi terlalu pelik. Dia ingin membuat jeda untuk dirinya sendiri sebelum memutuskan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.Lebih tepatnya, Akira menuruti saran Dannish untuk mengistirahatkan pikiran dan hati. Akira sengaja menjauh dari Albert. Dia berusaha untuk tidak memikirkan laki-laki yang masih berstatus sebagai suaminya itu.Akira sadar bukan sikap yang baik jika seorang istri meninggalkan rumah suaminya selama berhari-hari. Tapi bagaimana pun juga Akira butuh waktu untuk sendiri. Dia berada di puncak lelah setelah dihantam badai masalah berkali-kali.Pada suatu hari, Akira mendapat
Akira turut berbahagia atas kabar pernikahan Levin dengan Clarissa. Pada hari bahagia itu, Akira datang ke sana untuk memenuhi janjinya. Dia ingin mendampingi Clarissa di hari bahagianya. Sama seperti ketika dulu Clarissa mendampingi Akira saat menikah dengan Albert. Akira tidak membawa Elza ikut serta. Dia menitipkan bayinya pada Sofia di rumah. Sofia juga tak keberatan dan membiarkan Akira menikmati acara pernikahan sahabatnya tanpa harus kerepotan dengan sang bayi. Hari itu Akira datang lebih awal. Dia tahu Clarissa tidak memiliki keluarga. Kedatangan Akira tentu sangat diharapkan oleh Clarissa sebagai salah satu orang terdekatnya. Acara pernikahan diselenggarakan di sebuah hotel. Levin dan Clarissa sudah menyewa salah satu ballroom di sana sebagai tempat meresmikan ikatan cinta mereka. Akira yang baru tiba di sana langsung menuju kamar tempat Clarissa dirias. "Cantiknya sahabatku ini," puji Akira saat melihat pantulan wajah Clarissa di cermin. "Eh, Akira. Akhirnya kamu datang
"Kenapa, Al? Kamu marah dan ingin memukulku? Silahkan saja pukul aku. Aku tidak takut. Bahkan sebelum ini kamu memang sudah lebih dulu menghancurkan aku," tantang Akira saat melihat Albert mengepalkan tangan menahan emosinya."Jangan melampaui batas, Akira. Jangan buat aku tidak bisa menahan diri lagi," kata Albert seolah mengisyaratkan agar Akira tidak semakin meremehkannya. Tapi saat itu Akira juga sedang terbakar dalam api kebencian. Sekali dia memutuskan untuk mengungkapkan, maka dia tidak akan berhenti kecuali sudah tuntas apa yang ingin dia sampaikan. Akira sama sekali tidak gentar dengan peringatan dari Albert. "Selama ini mamamu sudah membohongimu, Albert. Adi Hutama itu bukanlah ayah kandungmu. Dia adalah ayahku, suami sah dari Mama Sofia. Tapi ibumu justru memutar balikkan fakta. Dia yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Papa Adi dan Mama Sofia. Ibumu yang sudah berusaha merebut suami orang lain. Dia berusaha memberimu kasih sayang seorang ayah tapi dengan cara merenggu
Terbukanya fakta masa lalu membuat Albert merasa dikhianati. Bertahun-tahun lamanya dia hidup dalam dendam karena kebohongan Tiana di masa kecilnya. Malam-malamnya tak pernah tenang karena ambisi untuk membalas kematian sang ibu.Tapi sekarang Albert merasa semua itu tidak berguna. Dia sudah banyak melakukan kesalahan karena mengikuti hasrat kebencian yang diwariskan Tiana. Kini Albert begitu menyesali diri.Albert benci pada kebodohan yang sudah dia lakukan. Albert benci pada waktu yang tak membuka kenyataan lebih awal. Albert benci pada keadaan yang membuatnya harus hidup dalam keluarga yang hancur berantakan.Albert semakin menyalahkan dirinya sendiri terutama jika mengingat semua kekejamannya pada Akira. Wajar saja jika sekarang Akira membencinya. Apa yang Albert lakukan memang sangat keterlaluan.Albert menyadari hal itu. Tidak akan mudah baginya untuk meminta Akira kembali. Bahkan mungkin perempuan itu tak akan sudi melihatnya walau sedikit saja. Kesalahan Albert tidak mudah unt
Mengetahui kebenaran masa lalu membuat Albert tak bisa lagi menahan langkah kakinya untuk mendatangi rumah Sofia. Dia sudah bertekad akan menerima respon apa saja dari perempuan yang tak lain adalah ibu mertuanya itu.Sofia memang berhak marah atas apa yang sudah diperbuat Albert pada Akira. Namun Albert tetap memberanikan diri untuk datang dan mengakui kesalahannya. Apalagi Sofia dan Elza juga ada di sana. Albert berharap penyesalan dan permohonan maaf dapat membuka sedikit kesempatan agar anak dan istrinya mau kembali ke rumah.Setelah memarkir mobilnya di beranda, Albert pun turun dan melangkah dengan ragu. Setiap derap langkah membawanya lebih dekat pada pertemuan dengan Sofia. Albert sempat menelan ludah kasar membayangkan kata-kata apa saja yang akan dia ucapkan nantinya.Mula-mula Albert menekan bel di dekat pintu. Dia menunggu dengan gugup. Dirinya seolah telah berubah menjadi seorang pengecut.Seandainya tidak memikirkan nasib putrinya, mungkin Albert sudah memilih kabur sese
Albert tak menyia-nyiakan lampu hijau yang diberikan Sofia. Setidaknya kesempatan yang diberikan oleh Sofia membuat Albert tak begitu pesimis dengan jalannya untuk mendapatkan Akira kembali. Albert mendapatkan semangat baru untuk memperjuangkan istri dan anaknya.Albert berusaha untuk membujuk Akira. Dia selalu berusaha menghubungi perempuan itu. Tak terhitung banyaknya panggilan telepon dan pesan yang dia kirimkan namun satu pun tak ada yang mendapat jawaban.Akira benar-benar tidak menggubris usaha Albert. Bahkan berkali-kali Albert mencoba untuk menemui Akira secara langsung. Tapi Akira selalu menolak untuk menemuinya. Albert tak patah semangat. Jika Akira tidak mau bertemu dengannya setiap dia datang ke rumah Sofia, maka Albert tak kehabisan akal untuk datang tanpa sepengetahuan perempuan itu. Albert mencari waktu di mana dia bisa memaksa Akira berbicara berdua.Kesempatan baik seolah berpihak pada Albert. Setelah memperhatikan kegiatan Akira beberapa waktu belakangan, Albert a