"Kenapa, Al? Kamu marah dan ingin memukulku? Silahkan saja pukul aku. Aku tidak takut. Bahkan sebelum ini kamu memang sudah lebih dulu menghancurkan aku," tantang Akira saat melihat Albert mengepalkan tangan menahan emosinya."Jangan melampaui batas, Akira. Jangan buat aku tidak bisa menahan diri lagi," kata Albert seolah mengisyaratkan agar Akira tidak semakin meremehkannya. Tapi saat itu Akira juga sedang terbakar dalam api kebencian. Sekali dia memutuskan untuk mengungkapkan, maka dia tidak akan berhenti kecuali sudah tuntas apa yang ingin dia sampaikan. Akira sama sekali tidak gentar dengan peringatan dari Albert. "Selama ini mamamu sudah membohongimu, Albert. Adi Hutama itu bukanlah ayah kandungmu. Dia adalah ayahku, suami sah dari Mama Sofia. Tapi ibumu justru memutar balikkan fakta. Dia yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Papa Adi dan Mama Sofia. Ibumu yang sudah berusaha merebut suami orang lain. Dia berusaha memberimu kasih sayang seorang ayah tapi dengan cara merenggu
Terbukanya fakta masa lalu membuat Albert merasa dikhianati. Bertahun-tahun lamanya dia hidup dalam dendam karena kebohongan Tiana di masa kecilnya. Malam-malamnya tak pernah tenang karena ambisi untuk membalas kematian sang ibu.Tapi sekarang Albert merasa semua itu tidak berguna. Dia sudah banyak melakukan kesalahan karena mengikuti hasrat kebencian yang diwariskan Tiana. Kini Albert begitu menyesali diri.Albert benci pada kebodohan yang sudah dia lakukan. Albert benci pada waktu yang tak membuka kenyataan lebih awal. Albert benci pada keadaan yang membuatnya harus hidup dalam keluarga yang hancur berantakan.Albert semakin menyalahkan dirinya sendiri terutama jika mengingat semua kekejamannya pada Akira. Wajar saja jika sekarang Akira membencinya. Apa yang Albert lakukan memang sangat keterlaluan.Albert menyadari hal itu. Tidak akan mudah baginya untuk meminta Akira kembali. Bahkan mungkin perempuan itu tak akan sudi melihatnya walau sedikit saja. Kesalahan Albert tidak mudah unt
Mengetahui kebenaran masa lalu membuat Albert tak bisa lagi menahan langkah kakinya untuk mendatangi rumah Sofia. Dia sudah bertekad akan menerima respon apa saja dari perempuan yang tak lain adalah ibu mertuanya itu.Sofia memang berhak marah atas apa yang sudah diperbuat Albert pada Akira. Namun Albert tetap memberanikan diri untuk datang dan mengakui kesalahannya. Apalagi Sofia dan Elza juga ada di sana. Albert berharap penyesalan dan permohonan maaf dapat membuka sedikit kesempatan agar anak dan istrinya mau kembali ke rumah.Setelah memarkir mobilnya di beranda, Albert pun turun dan melangkah dengan ragu. Setiap derap langkah membawanya lebih dekat pada pertemuan dengan Sofia. Albert sempat menelan ludah kasar membayangkan kata-kata apa saja yang akan dia ucapkan nantinya.Mula-mula Albert menekan bel di dekat pintu. Dia menunggu dengan gugup. Dirinya seolah telah berubah menjadi seorang pengecut.Seandainya tidak memikirkan nasib putrinya, mungkin Albert sudah memilih kabur sese
Albert tak menyia-nyiakan lampu hijau yang diberikan Sofia. Setidaknya kesempatan yang diberikan oleh Sofia membuat Albert tak begitu pesimis dengan jalannya untuk mendapatkan Akira kembali. Albert mendapatkan semangat baru untuk memperjuangkan istri dan anaknya.Albert berusaha untuk membujuk Akira. Dia selalu berusaha menghubungi perempuan itu. Tak terhitung banyaknya panggilan telepon dan pesan yang dia kirimkan namun satu pun tak ada yang mendapat jawaban.Akira benar-benar tidak menggubris usaha Albert. Bahkan berkali-kali Albert mencoba untuk menemui Akira secara langsung. Tapi Akira selalu menolak untuk menemuinya. Albert tak patah semangat. Jika Akira tidak mau bertemu dengannya setiap dia datang ke rumah Sofia, maka Albert tak kehabisan akal untuk datang tanpa sepengetahuan perempuan itu. Albert mencari waktu di mana dia bisa memaksa Akira berbicara berdua.Kesempatan baik seolah berpihak pada Albert. Setelah memperhatikan kegiatan Akira beberapa waktu belakangan, Albert a
Sekali dua kali penolakan Akira tidak membuat Albert lantas menyerah dan berhenti membuktikan dirinya. Dia mulai sering berkunjung ke rumah Sofia. Termasuk dengan menunjukkan perhatian-perhatian lainnya pada Akira dan Elza.Kegigihan Albert membuat Akira mempertimbangkan kembali keputusannya. Dia mulai berpikir untuk memberi kesempatan pada Albert. Namun bukan untuk mempercayai Albert seutuhnya dan menjadikan laki-laki itu sebagai suami sekaligus ayah untuk sang putri. Akira memiliki tujuan lain di balik kesempatan yang dia berikan.Akira akan kembali. Namun bukan sebagai seorang istri melainkan sebagai duri. Seperti musuh dalam selimut, seperti itulah Akira ingin membalaskan segala rasa sakit hati dan penderitaan yang sudah Albert ciptakan.Akira tidak bisa seperti Sofia yang bisa memaafkan Albert dengan mudahnya. Hanya Akira yang tahu rasa sakitnya sebagai korban. Luka itu akan selalu Akira ingat dan dia tidak akan tenang sebelum bisa membalaskan.Akira tidak selemah yang diperkirak
“Aku akan memberikan kesempatan satu kali lagi untukmu. Aku dan Elza akan kembali ke rumah,” ujar Akira pada suatu hari ketika Albert kembali datang untuk membujuknya.Albert sangat tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari Akira. Refleks dia langsung memeluk Akira karena bahagianya. Setelah sekian purnama dia berusaha membujuk Akira, akhirnya dia mendapatkan jawaban yang sangat ia harapkan.“Lepas, Al!” ujar Akira menghentikan sikap Albert. Dia tidak mau terlibat kontak fisik terlalu lama dengan laki-laki itu.“Oh, maaf. Aku terlalu bahagia dengan keputusanmu,” kata Albert salah tingkah.“Jangan senang dulu, Albert. Aku akan kembali bukan untuk menjadi istrimu lagi sepenuhnya. Aku belum bisa percaya padamu semudah itu,” tegas Akira.“Tidak apa-apa, Ra. Aku janji aku akan berusaha membuatmu percaya padaku lagi seiring waktu yang akan kita lewati bersama,” balas Albert optimis.Bagi Albert, kesempatan kedua yang diberikan Akira sudah cukup jika dibandingkan dengan semua
Albert menyetujui keinginan Akira untuk tidak tinggal dalam satu kamar. Baginya Akira mau kembali ke rumah itu saja sudah cukup membahagiakan. Semenjak Akira dan Elza kembali ke sana, Albert selalu berusaha menunjukkan perhatian lebih untuk membuktikan keseriusannya.Hampir setiap malam selama beberapa waktu belakangan, Albert selalu terjaga untuk memastikan Akira tidak begadang sendirian untuk mengurus Elza jika terbangun tengah malam. Meski sudah menunjukkan kepeduliannya, tapi ada kalanya Akira masih bersikap dingin atas perhatian Albert.“Elza sudah tertidur lagi. Kamu bisa kembali ke kamarmu sekarang,” usir Akira pada Albert.“Kamu terlihat lelah, Akira. Apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu?” tawar Albert.“Aku tidak memerlukan apa-apa,” jawab Akira ketus.“Baiklah. Aku akan kembali ke kamar. Kalau kamu membutuhkan sesuatu panggil saja aku,” kata Albert. Laki-laki itu kemudian keluar dari kamar Elza. Meninggalkan Akira sesuai perintah.“Aku tahu kamu sedang berusaha memb
“Aku tidak mungkin kembali ke kantormu ketika namaku di sana sudah tercoreng malu. Tapi kalau kamu mau, kamu bisa menganggap ini sebagai bagian dari pembuktian pertamamu, Albert. Aku ingin kamu mengembalikan nama baikku di hadapan para karyawan di kantor. Aku belum bisa melupakan kejadian saat aku dipermalukan. Kamu harus membungkam mereka yang pernah merendahkan aku,” tantang Akira. Kali ini dia ingin melihat seperti apa usaha yang akan dilakukan Albert.Sejenak laki-laki tampak diam dan berpikir. Sementara Akira masih menunggu apakah Albert akan menyanggupi tantangannya atau tidak. Sejujurnya Akira sangat berharap Albert akan mengatakan iya agar dia bisa kembali ke dalam perusahaan itu. Tapi bagaimana pun juga Akira tidak bisa terlalu menunjukkan keinginannya dengan jelas.“Baiklah, Akira. Aku ikut andil atas rusaknya nama baikmu, maka kali ini aku juga yang harus bertanggung jawab membersihkan martabatmu. Kamu tenang saja. Aku pasti akan membawamu kembali ke kantorku dan memastikan