Sekali dua kali penolakan Akira tidak membuat Albert lantas menyerah dan berhenti membuktikan dirinya. Dia mulai sering berkunjung ke rumah Sofia. Termasuk dengan menunjukkan perhatian-perhatian lainnya pada Akira dan Elza.Kegigihan Albert membuat Akira mempertimbangkan kembali keputusannya. Dia mulai berpikir untuk memberi kesempatan pada Albert. Namun bukan untuk mempercayai Albert seutuhnya dan menjadikan laki-laki itu sebagai suami sekaligus ayah untuk sang putri. Akira memiliki tujuan lain di balik kesempatan yang dia berikan.Akira akan kembali. Namun bukan sebagai seorang istri melainkan sebagai duri. Seperti musuh dalam selimut, seperti itulah Akira ingin membalaskan segala rasa sakit hati dan penderitaan yang sudah Albert ciptakan.Akira tidak bisa seperti Sofia yang bisa memaafkan Albert dengan mudahnya. Hanya Akira yang tahu rasa sakitnya sebagai korban. Luka itu akan selalu Akira ingat dan dia tidak akan tenang sebelum bisa membalaskan.Akira tidak selemah yang diperkirak
“Aku akan memberikan kesempatan satu kali lagi untukmu. Aku dan Elza akan kembali ke rumah,” ujar Akira pada suatu hari ketika Albert kembali datang untuk membujuknya.Albert sangat tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu dari Akira. Refleks dia langsung memeluk Akira karena bahagianya. Setelah sekian purnama dia berusaha membujuk Akira, akhirnya dia mendapatkan jawaban yang sangat ia harapkan.“Lepas, Al!” ujar Akira menghentikan sikap Albert. Dia tidak mau terlibat kontak fisik terlalu lama dengan laki-laki itu.“Oh, maaf. Aku terlalu bahagia dengan keputusanmu,” kata Albert salah tingkah.“Jangan senang dulu, Albert. Aku akan kembali bukan untuk menjadi istrimu lagi sepenuhnya. Aku belum bisa percaya padamu semudah itu,” tegas Akira.“Tidak apa-apa, Ra. Aku janji aku akan berusaha membuatmu percaya padaku lagi seiring waktu yang akan kita lewati bersama,” balas Albert optimis.Bagi Albert, kesempatan kedua yang diberikan Akira sudah cukup jika dibandingkan dengan semua
Albert menyetujui keinginan Akira untuk tidak tinggal dalam satu kamar. Baginya Akira mau kembali ke rumah itu saja sudah cukup membahagiakan. Semenjak Akira dan Elza kembali ke sana, Albert selalu berusaha menunjukkan perhatian lebih untuk membuktikan keseriusannya.Hampir setiap malam selama beberapa waktu belakangan, Albert selalu terjaga untuk memastikan Akira tidak begadang sendirian untuk mengurus Elza jika terbangun tengah malam. Meski sudah menunjukkan kepeduliannya, tapi ada kalanya Akira masih bersikap dingin atas perhatian Albert.“Elza sudah tertidur lagi. Kamu bisa kembali ke kamarmu sekarang,” usir Akira pada Albert.“Kamu terlihat lelah, Akira. Apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu?” tawar Albert.“Aku tidak memerlukan apa-apa,” jawab Akira ketus.“Baiklah. Aku akan kembali ke kamar. Kalau kamu membutuhkan sesuatu panggil saja aku,” kata Albert. Laki-laki itu kemudian keluar dari kamar Elza. Meninggalkan Akira sesuai perintah.“Aku tahu kamu sedang berusaha memb
“Aku tidak mungkin kembali ke kantormu ketika namaku di sana sudah tercoreng malu. Tapi kalau kamu mau, kamu bisa menganggap ini sebagai bagian dari pembuktian pertamamu, Albert. Aku ingin kamu mengembalikan nama baikku di hadapan para karyawan di kantor. Aku belum bisa melupakan kejadian saat aku dipermalukan. Kamu harus membungkam mereka yang pernah merendahkan aku,” tantang Akira. Kali ini dia ingin melihat seperti apa usaha yang akan dilakukan Albert.Sejenak laki-laki tampak diam dan berpikir. Sementara Akira masih menunggu apakah Albert akan menyanggupi tantangannya atau tidak. Sejujurnya Akira sangat berharap Albert akan mengatakan iya agar dia bisa kembali ke dalam perusahaan itu. Tapi bagaimana pun juga Akira tidak bisa terlalu menunjukkan keinginannya dengan jelas.“Baiklah, Akira. Aku ikut andil atas rusaknya nama baikmu, maka kali ini aku juga yang harus bertanggung jawab membersihkan martabatmu. Kamu tenang saja. Aku pasti akan membawamu kembali ke kantorku dan memastikan
Albert benar-benar merealisasikan rencananya. Tidak hanya mempekerjakan Akira sebagai sekretaris di kantor, dia juga mewujudkan keinginannya untuk menyelenggarakan sebuah pesta. Sebagaimana yang sudah ia katakan di hadapan seluruh karyawan, pesta itu diadakan untuk meresmikan hubungan pernikahannya dengan Akira sekaligus memperkenalkan anak pertama mereka.Sebelum melakukan berbagai persiapan, Albert terlebih dahulu bertanya persetujuan Akira. Sebab pada saat mengumumkan di hadapan seluruh karyawan, sesungguhnya pelaksanaan pesta itu baru merupakan rencana Albert pribadi. Albert harus mengkonfirmasi kepada Akira terlebih dahulu.“Apa kamu yakin akan mengumumkan pernikahan kita pada publik? Setelah semua orang tahu tentang hubungan kita yang sebenarnya maka secara tidak langsung kita akan semakin terikat. Kamu mau terus terikat denganku? Maksudku, setelah menobatkan diri sebagai suami seseorang, maka kamu mungkin akan kehilangan wanita-wanita penggemarmu itu. Kamu tidak bisa bebas bers
Saat tiba di salon, Albert langsung bertanya keberadaan sang istri pada salah seorang pekerja. Dia melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. Berharap Akira sudah siap sehingga mereka tidak terlambat untuk datang ke pesta.Albert tahu bagaimana seorang perempuan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merias diri. Sementara mereka adalah bintang utamanya malam itu. Semua orang pasti akan menanti kedatangan mereka sebelum acara dimulai.Tak lama kemudian, Akira pun datang dengan didampingi oleh seorang perempuan yang baru saja meriasnya. Akira tampak sangat cantik dan anggun dalam balutan gaun berwarna ungu muda. Gaun model front short long back dengan aksen flower lace itu tampak melekat sempurna di tubuh Akira.Tatanan rambut, make up dan perhiasan yang tidak berlebihan berpadu membuat Akira begitu mempesona. Albert yang melihatnya bahkan sampai tak berkedip. Dia terperangkap pada kecantikan perempuan yang berdiri di hadapannya. Seolah tak percaya bahwa perempuan itu adalah istr
“Ayah?”Albert dan Akira jelas terkejut dengan pengakuan laki-laki di hadapan mereka. Bahkan Albert menganggap laki-laki bernama Adrian itu hanya sedang bercanda. Albert sama sekali tidak percaya.“Jangan bermain-main dengan saya, Pak. Katakan dengan jelas siapa anda sebenarnya!” desak Albert mulai tidak tenang.“Aku mengatakan yang sejujurnya bahwa aku ini adalah ayah kamu, Albert. Kamu adalah anakku dengan Tiana Cahya Dewi.”Albert semakin gusar ketika nama ibunya disebut. Bahkan laki-laki itu tahu dengan baik nama lengkap sang ibu.“Dasar pembohong!” umpat Albert pada Adrian. “Kamu bukan ayahku karena ayahku adalah...”Perkataan Albert terpotong saat memandang Akira di sampingnya. Dia sadar dia sudah tidak berhak lagi mengakui Adi Hutama sebagai ayahnya. Sebab kenyataannya, Adi Hutama adalah ayahnya Akira.“Siapa, Albert? Laki-laki mana yang mamamu kenalkan padamu sebagai seorang ayah? Laki-laki mana yang sudah Tiana ajak berkompromi untuk menggantikan posisiku?” ujar Adrian.“Diam
Perkataan dan dukungan Akira menjadi kekuatan tersendiri bagi Albert. Dia setuju dengan saran Akira tentang keberanian menghadapi kenyataan. Hal itu pula yang mendorongnya untuk memenuhi ajakan Adrian. Seperti yang sudah dijanjikan, saat jam makan siang dia mendatangi Resto D’Star dekat kantornya.Baru saja menginjakkan kaki di pintu masuk, salah seorang pelayan langsung menyambut hangat kedatangan Albert. Pelayan itu mengatakan bahwa Albert sudah ditunggu oleh salah seorang pengunjung bernama Adrian.Sang pelayan juga menunjukkan nomor meja makan Adrian dan mempersilahkan Albert untuk ke sana. Albert cukup terkesan karena Adrian sepertinya begitu mempersiapkan segala sesuatunya. Albert tak sabar apalagi yang akan dia dengar dari laki-laki itu nantinya.Jelas sebelum datang ke sana dia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Dia masih ingat dengan jelas pesan terakhir Akira di kantor sebelum Albert pergi. Akira mewanti-wanti Albert agar tidak memperturutka