“Aku percaya padamu, Scarlett. Jika kau memilliki masalah, aku harap, kau selalu bercerita padaku.”Perkataan Nathan terus terngiang-ngiang di benak Athena. Sebuah kalimat yang begitu menyejukkan hatinya. setelah sekian lama, dia harus kembali bertemu dengan Nathan dengan keadaan sekarang dirinya menjadi kakak iparnya. Meski pernikahannya dengan Justin hanya pura-pura, tapi janji suci pernikahan mereka adalah kenyataan.Kini Athena melangkah masuk ke dalam Lewis Company, dia memilih untuk segera kembali ke Lewis Company. Tentu alasannya dia tidak sanggup berlama-lama melihat Nathan. Dia tidak bisa melihat tatapan mata Nathan, senyumannya yang begitu lembut, rasanya Athena sungguh tidak sanggup melihat itu semua.Brak!“Ah!” Athena meringis, dia terjatuh bersama seseorang yang dia tabrak. Athena mengumpat dalam hati. Karena melamun, dirinya tidak melihat jalan dengan baik.“Athena! Apa kau tidak menggunakan matamu dengan baik?!” Julia yang tersungkur di lantai, dia meringis kesakitan
Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menelusuri kota Manhattan. Sepanjang perjalanan, Athena memilih diam, terlebih dia melihat wajah Justin yang terlihat begitu marah. Sebenarnya Athena ingin bertanya apa alasan Justin berada di Lewis Company, tapi dia memilih mengurungkan niatnya.Tidak lama kemudian, mobil Justin mulai memasuki halaman parkir mansion-nya. Dia langsung turun bersama dengan Athena yang mengikutinya. Kini Justin dan Athena sama-sama melangkah menuju kamar mereka.Saat Justin dan Athena masuk ke dalam kamar, Justin langsung menarik tangan Athena, membawanya duduk di sofa. Lalu dia memanggil pelayan membawakan kotak obat. Ketika sang pelayan mengantarkan kotak obat, Justin segera mengambil kotak obat itu dan membukanya.“Ah!” ringis Athena saat Justin mengoleskan salep ke luka lebamnya. “Kau ingin mengobatiku, atau membunuhku, Justin?” dengusnya kesal. Pasalnya pria itu mengobatinya tidak pelan-pelan.Justin membuang napas kasar, lalu dia mengelus lembut lu
Prang!Marinka melempar seluruh barang-barang yang ada di dalam kamarnya. Kini keadaan kamar Marinka begitu kacau. Lukisan, guci, bingkai foto, semua hancur. Amarah Marinka tidak sanggup lagi tertahan. Terlebih ingatan Marinka terus berputar pada perkataan Justin yang mengatakan bukan Athena yang mengambilnya, melainkan dirinya sendiri nyang membuat kekasihnya itu tidak memilihnya.“Sialan! Athena! Aku bersumpah akan menghancurkanmu!” Marinka menjerit dengan begitu keras, dia terus membanting seluruh barang-barang yang ada di kamarnya.“Marinka? Ada apa ini?” Enrico terkejut ketika melihat kamar Marinka begitu kacau. Dia langsung melangkah mendekat dan merengkuh bahu putrinya. “Ada apa, Marinka? Apa yang terjadi padamu?” tanyanya dengan tatapan bingung.“Dad.” Marinka langsung membenamkan wajahnya ke pelukan sang ayah, tangisnya pecah dalam pelukan ayahnya. Terdengar suara isak tangisnya yang begitu pilu.Kini terlihat Enrico yang begitu terkejut mendengar suara tangis putrinya. Kemud
“Justin, pagi ini aku memiliki pemotretan. Apa hari ini kau akan pulang malam?” Athena melangkah keluar dari walk-in closet-nya. Dia baru saja berias, dan kini tubuhnya telah terbalut oleh ripped jeans dan tub top berwarna merah yang membuat Athena terlihat berbeda. Penampilannya hari ini membuatnya terlihat berani dan seksi. Warna merah memang warna yang membuat para wanita terlihat sangat seksi dan anggun.Justin yang tengah duduk di sofa seraya membaca email dari iPad, dia langsung mengalihkan pandangannya kala mendengar suara Athena. Seketika dia terkejut melihat penampilan Athena yang tampak begitu berbeda hari ini. Ya, wanita itu memang sangat cantik, seksi, dan sesuai dengan namanya; Athena. Dia benar-benar layaknya Dewi Athena. Namun, ketika Athena semakin mendekat ke arah Justin, dengan cepat Justin menepis pikirannya.“Kau hari ini ada jadwal pemotretan?” tanya Justin ketika Athena duduk di sampingnya. “Kenapa kau tidak beristirahat? Luka lebammu masih belum sembuh.”Athena
Justin melangkah masuk ke dalam ruang meeting, dia duduk di kursi kepemimpinan. Di hadapan Justin sudah ada Nathan dan Asher Lewis, rekan bisnis Justin. Tepat di saat Justin sudah duduk di kursi kepemimpinan, Hanna, sekretaris Justin memberikan dokumen yang dibutuhkan selama meeting. Justin pun langsung mengambil dokumen yang ada di hadapannya, lalu membaca setiap lembar halaman yang ada di dokumen itu.“Aku sudah membaca proposal yang kau ajukan, Tuan Asher,” ujar Justin seraya membuka setiap lembar dokumen yang dia baca. “Kau mengajak kerja sama Afford Group dalam pembuatan perusahaan perhiasan serta mengajak Lucero Group berkolaborasi membuaat sistem keamanan sebuah perusahaan. Di sini kebetulan ada adikku, Nathan Lucero Afford. Lucero Group dalam bidang teknologi dipimpin langsung oleh Nathan. Aku di sini hanya akan membahas tentang Lewis Group yang mengajak Afford Group mendirikan perusahaan perhiasan. Terutama berlian, batu ruby, emerald. Batu mulia tentu paling dicari oleh bany
Julia mondar-mandir tidak tenang, ribuan kali panggilan telepon dari media, tapi dia abaikan. Tidak ada satu pun yang dia jawab. Terlihat Julia yang begitu cemas dan panik. Terakhir, dia melihat banyak wartawan yang mengelilingi perusahaan tempat di mana Athena melakukan sesi pemotretan. Julia bersumpah, berita sialan yang ada di seluruh media, membuat dirinya tidak mampu berpikir jernih. Jika Julia terus tidak tenang, sangat berbeda dengan Athena yang sejak tadi hanya melamun. Athena bungkam ketika melihat berita itu. Tampak Athena begitu terkejut dengan berita itu.“Athena.” Julia mendekat, lalu duduk di samping Athena.Athena masih melamun dengan pandangan lurus ke depan, dia tidak menghiraukan sama sekali sapaan Julia. Wajah Athena tampak begitu muram. Dirinya tidak tahu harus melakukan apa. Media telah mengetahui semuanya. Sejak saat berita dirinya muncul di media, Athena menonaktifkan ponselnya. Dia tidak ingin menjawab telepon dari siapa pun saat ini.“Athena!” Julia kembali me
“Sialan kau, Athena! Jadi selama ini kau menikah denganku hanya demi adikku? Karena untuk mendekati adikku yang tidak mencintaimu?” teriak Justin begitu keras. “Beraninya kau menjadikan aku alatmu, Athena! Kau pikir siapa dirimu!”“Justin, kau salah paham, aku tidak pernah—”“Jangan mencari alasan padaku! Semua bukti sudah jelas! Di buku harian itu tertulis, alasan kau menghilang dari adikku! Sekarang aku yakin, kau yang menjebakku! Kau yang memasukkan obat di minumanku hingga membuatku berakhir tidur denganmu! Semua itu bagian rencanamu? Katakan padaku sekarang!” Justin kembali berteriak, teriakannya kali ini begitu menggelegar. Sorot matanya menajam pada Athena yang berdiri di hadapannya.Seketika mata Athena menajam saat Justin menuduh dirinya. Napas Athena memburu, tangannya terkepal begitu kuat. Terlihat jelas raut kemarahan di wajah Athena. “Kau menuduhku yang menjebak dirimu? Kau berpikir demikian, Justin Lucero Afford?” serunya dengan sorot mata penuh dengan kemarahan.“Aku bu
Beberapa tahun yang lalu.“Athena, kau tidak bisa lagi bersekolah di Smith Internasional School. Kami mohon maaf, dengan berat hati kami harus mengeluarkanmu, Athena.”Bagai tersambar petir, Athena tidak mampu lagi berkata-kata ketika sang guru mengatakan dirinya tidak bisa lagi bersekolah di Smith Internasional School. Beasiswa yang dia dapat, harus gugur, dan kini dia pun tidak tahu harus melakukan apa.Kini Athena masih berdiri di depan ruang guru, dia menatap nanar pintu ruang gurunya. Tidak ada satu pun guru yang mau mendengarkannya. Air matanya mulai berlinang membasahi pipinya. Tubuhnya terasa begitu lemas, semua harapan dan impiannya telah hancur. Sejak dulu, Athena selalu bermimpi bisa bersekolah di sekolah yang terkenal. Perjuangannya mendapatkan beasiswa harus hilang begitu saja.Athena mengatur napasnya, dia menghapus sisa air mata di wajahnya dengan jemarinya. Athena berusaha untuk menguatkan diri. Dia membalikkan tubuhnya, berjalan meninggalkan ruang guru.Brakkk!Athena