Share

60. Kejutan Besar

Penulis: Araya Noona
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading...

Saat sampai di rumah, Hera disambut antusias oleh Anne dan Andrew yang sudah menunggunya sejak tadi. Haidar sudah lebih dulu pamit tanpa mampir, katanya ada urusan mendadak yang harus dia selesaikan.

"Di mana Juan?" tanya Hera memperhatikan sekeliling rumah itu.

"Sedang tidur ditemani Ara," jawab Anne. Hera hanya mengangguk paham. Mengambil alih kursi roda yang digunakan Andrew lalu mendorongnya menuju ruang tamu.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Anne tidak sabaran.

Melihat raut wajah berseri Hera, Anne dan Andrew bisa menebak jika sang anak membawa kabar baik. Namun hal itu tak membuat urung niat Anne untuk tahu langsung dari Hera.

"Semuanya berjalan lancar ...." Hera menghela napas pelan sembari tersenyum ke arah Ayah dan Ibunya. "Aku dan Jayden resmi bercerai."

Anne tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dipeluk erat Hera dengan senyum lega terpatri di wajahnya. Mungkin diluar sana banyak orang tua yang akan kecewa jika mendengar anak-anaknya bercerai. Ya, tentu saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   61. Sulit Terlepas

    Happy reading...Jayden membanting dengan kasar dokumen serta foto-foto yang baru saja diberikan Roy padanya. Pria itu memijit pelipisnya lembut. Kepalanya terasa akan pecah karena emosi yang mulai menguasai dirinya. Sementara pria di hadapannya hanya bisa menunduk tak berani menatap sang bos. Ingat, Jayden yang sedang marah terlihat sangat menyeramkan di mata Roy."Bagaimana mungkin Hera bisa bangkit secepat itu?" geramnya hingga membuat rahangnya mengeras.Dalam foto yang diberikan Roy terlihat jika Hera telah mendiami sebuah rumah yang lumayan besar dan dalam dokumen juga tertera jika Hera telah mengambil alih kembali perusahaan sang ayah.Bagaimana mungkin Hera bisa melakukan itu sekaligus? Seharusnya dia datang pada Jayden, memohon padanya dengan wajah memelas penuh air mata. Tapi apa yang terjadi sekarang, Hera malah bersenang-senang dengan wajah cantiknya yang mempesona.Brengsek!"Properti rumah yang ditinggali Nona Hera sekarang atas namanya sendiri. Itulah sebabnya Anda tida

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   62. Dua Sisi Manusia

    Happy reading...Rasa gugup itu menyerang Hera membuat telapak tangannya berkeringat. Hari adalah hari pertamanya bertemu para klien yang akan membantunya, membangun kembali perusahaan sang ayah.Walau telah mengenyam pendidikan di bidang bisnis, tak serta merta membuat Hera bisa tenang. Saat kuliah dulu dia membayangkan Andrew, sang ayah yang akan mengajarinya bagaimana cara mengelolah bisnis real estate tersebut. Namun takdir berkata lain, di mana Hera harus bekerja sendiri. Belajar sendiri. Rasanya benar-benar sulit. Sungguh.Lihat. Padahal para klien akan datang lima belas menit lagi tapi kegelisahan Hera tak kunjung reda."Apa aku harus minum obat penenang?" gumamnya pelan. "Tidak!" Tapi pada detik ketiga dia segera menggeleng. Juan masih meminum ASI-nya dan Hera tidak ingin putranya ikut mengkonsumsi apa yang dia konsumsi. Apalagi obat. Hal itu bisa berakibat fatal.Menarik napas lalu membuangnya pelan berulang kali dengan ritme tetap. Hera berharap apa yang dia lakukan sekaran

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   63. Membuka Hati

    Happy reading...Hera menghela napas berat saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Suasana riuh dari ruang tamu sudah terdengar bahkan sebelum dia melewati pintu utama. Itu suara Juan dan Anne. Sepertinya mereka sedang asyik bermain. Tanpa sadar Hera tersenyum lembut sembari mempercepat langkahnya. Dia ingin segera bertemu putra kecilnya.Langkah Hera sedikit melambat saat melihat ternyata tidak hanya ada Juan dan Anne di sana."Hera, kau sudah pulang?" Pertanyaan Anne membuat sosok yang sedang duduk membelakangi Hera berbalik.Itu Haidar.Pria itu tersenyum lebar menampilkan gummy smile-nya yang begitu khas."Hai, Hera!" sapa Haidar."Hai!" balas Hera. "Aku akan membersihkan diriku dulu," lanjutnya kemudian berlalu dari sana.Juan yang terlalu asyik bermain dengan Haidar pun sampai tidak menyadari kehadiran Hera. Juan memang seperti itu jika sudah bermain dengan seorang pria. Hera berpikir, apakah Juan merindukan ayahnya? Mungkin saja. Tapi sejak sidang perceraian, Jayden mem

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   64. Kebahagiaan Yang Tak Bertahan Lama

    Happy reading..."Anda yakin ingin menanganinya?" tanya Jonatan dengan wajah sedikit ragu. Pasalnya ini adalah pekerjaan pertama Hera dan dia sudah nekad ingin menangani pekerjaan yang lumayan sulit. Dan jika sampai gagal, mungkin mereka akan kehilangan segalanya lagi."Jika sendiri ... mungkin saya akan ragu dengan kemampuan saya, namun saya punya Anda Pak Jonatan. Saya yakin kita bisa menanganinya," kata Hera mencoba meyakinkan pria itu sekaligus meyakinkan dirinya sendiri.Seperti yang dia katakan beberapa hari yang lalu. Hera ingin membuktikan pada semua orang yang telah meremehkan kemampuannya, jika dia bisa membuat perusahaan itu kembali bangkit. Walau harus mengambil resiko besar, Hera akan mencobanya.Jonatan yang melihat semangat Hera berkobar-kobar hanya bisa tersenyum simpul. Wanita itu memiliki watak sang ayah. Pantang menyerah dan ambisius."Baiklah, Bu. Saya pasti akan membantu Anda," kata Jonatan pada akhirnya membuat keduanya tersenyum lebar.Mengambil pekerjaan lebih,

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   65. Kau Yang Mengaku Sangat Menyayanginya

    Happy reading...Hera mengerjabkan matanya beberapa kali. Mencoba membiasakan cahaya yang menurutnya sangat terang menerobos matanya."Hera, kau sudah sadar?" tanya seseorang di samping Hera. Pandangan wanita itu masih kabur membuatnya tidak bisa melihat jelas siapa sosok itu."Haidar?" lirih Hera saat pandangannya sudah mulai fokus."Iya, Hera. Ini aku," ujar Haidar menggenggam tangan Hera lembut.Hera segera terbangun saat mengingat kejadian terakhir sebelum dia pingsan. Mengumpulkan semua kesadarannya dengan cepat."Juan ... di mana Juan? Aku harus bertemu Juan," kata Hera dengan raut wajah panik.Tanpa mengatakan apapun, Haidar membantu Hera untuk bertemu dengan Juan. Betapa kagetnya wanita itu saat melihat putra kecilnya sedang berbaring tak sadarkan diri di dalam ruang ICU. Tubuh Hera terasa tak bertulang membuatnya jatuh terduduk dengan air mata yang sudah mengucur dengan deras di kedua pipinya."Ju---Juan ... putraku," lirih Hera. Haidar yang berada di samping wanita itu pun

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   66. Tidak Akan Ada Lagi

    Happy reading..."Maafkan Ibu, Hera ... hiks." Anne duduk di samping Hera. Terisak. Membawa tubuh lemah itu ke dalam dekapannya. Ara yang juga sudah sejak tadi menangis, kini duduk bersimpuh di depan Hera. Sungguh dia merasa sangat bersalah."Ini semua salah saya, Nyonya. Seharusnya saya bisa menjaga Baby Juan dengan lebih baik. Sungguh saya minta maaf walau saya tahu maaf saya tidak akan bisa mengubah apapun ... hiks." Ara terisak lirih. Beberapa kali mengusap air matanya yang mengucur deras.Jika bisa, tentu saja Hera akan marah besar pada dua wanita itu seperti yang Jayden lakukan tadi. Tapi Hera tidak bisa melakukannya. Karena Hera merasa jika dirinya pun salah. Seharusnya sebagai seorang ibu, Heralah yang menjaga Juan. Lagi, Ara dan Anne adalah dua wanita selain dirinya yang juga sangat menyayangi Juan lebih dari apapun.Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Hera membawa tubuh Ara ikut duduk bersamanya. Berpelukan untuk saling menguatkan. Suasana haru menyelimuti koridor rumah saki

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   67. Seorang Mama

    Happy reading...."Saat itu ... apakah kau sungguh sudah punya hubungan dengan Jayden?"Senyum palsu yang Elena tampilkan beransur pudar. Menelan salivanya pelan, Elena menjawab dengan tenang, "Iya. Bahkan jauh sebelum Anda menjodohkan Jayden dan Hera kami sudah menjadi pasangan kekasih."Pernyataan yang begitu jujur dan gamblang. Lagipula kenapa Elena harus menutupi hubungan mereka lagi? Toh, sebentar lagi dia akan menikah dengan Jayden.Jane terlihat tak terkejut dengan pengakuan Elena. Apakah wanita itu sudah tahu sebelumnya? Hanya sedang mengkonfirmasi saja untuk membenarkan argumennya. Kemungkinan besar iya.Wanita itu tersenyum simpul. "Seharusnya Jayden mengatakan hal ini pada kami saat itu," ujar Jane."Apakah jika Jayden mengatakan jika kami berhubungan, perjodohan itu tidak akan terjadi?" Mereka saling menatap untuk beberapa detik. Lalu gelengan kepala Jane menjawab pertanyaan Elena. Wanita muda itu mendengus pelan. Tidak akan ada yang berubah ternyata. Jayden memang harus

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   68. Tak Terduga

    Happy reading..."Bagaimana keadaan Juan, Dok?" tanya Hera dengan raut wajah gelisahnya."Syukurlah, keadaannya beransur membaik," jawab sang dokter membuat Hera tak bisa menahan senyuman haru seraya bernapas lega. Tak jauh berbeda dengan orang-orang yang juga ada di sana. Ara dan Haidar yang setia menemani Hera menjaga Juan. Bahkan saking bahagianya mendengar putranya sudah membaik, Hera tidak sadar jika sekarang dirinya tengah memeluk Haidar dengan erat."Ah, maafkan aku," ujar Hera canggung saat sadar apa yang dia lakukan. Apalagi tak hanya ada mereka berdua di sana. Haidar hanya tersenyum maklum di sana. "Kalau begitu saya permisi," kata dokter Emi pamit."Iya, Dok. Terimakasih," balas Hera tersenyum tipis.Hera kemudian menghampiri tempat tidur Juan. Diraihnya tangan mungil itu lalu diciumnya beberapa kali."Terimakasih, Nak, sudah bertahan. Cepat sembuh ya. Ibu sudah sangat rindu ingin bermain dengan Juan," lirih Hera. Tatapan matanya memancarkan kerinduan yang teramat sangat p

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   125. Pernikahan Hera Dan Haidar

    Happy reading....Hari yang tunggu akhirnya tiba. Pernikahan Haidar dan Hera. Para tamu sudah mulai memenuhi tempat duduk yang disediakan. Pernikahan yang di gelar di luar ruangan itu terlihat begitu mewah nan elegan. Warna putih mendominasi tempat itu. Di ujung altar Haidar sudah terlihat sangat gagah dengan balutan toxedo warna hitamnya. Senyum tak pernah luntur dari wajahnya namun perasaan gugup juga tak bisa dihindari. Haidar sampai harus menarik napas lalu menghelanya beberapa kali untuk menetralkan degub jantung yang berpacu. Mengobrol dengan beberapa teman juga bisa mengalihkan sedikit rasa gugupnya.Tak jauh beda dengan Haidar, Hera yang terlihat sangat cantik dengan gaun mewah namun tetap terlihat elegan itu pun merasa sangat gugup. Mungkin ini adalah pernikahan kedua untuk Hera, tapi hal itu tak sedikit pun bisa menyingkirkan rasa gelisahnya. Mungkin karena dulu dia menikah karena perjodohan membuat Hera tak terlalu memikirkan pernikahan tersebut namun kali ini dia akan men

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   124. Semuanya Berubah

    Happy reading.....Semuanya beransur membaik setelah kejadian mengerikan malam itu. Viona terpaksa ditembak mati oleh polisi karena dianggap mengancam keselamatan Hera. Kejadian malam itu juga termasuk rencana para polisi. Mereka tahu jika Viona pasti kembali. Namun soal penembakan sama sekali di luar rencana. Mereka tidak menyangka jika Viona memiliki senjata. Dan satu-satunya jalan agar Hera tak lagi terluka, mereka harus membekuk Viona. Dengan menembak mati wanita itu.Sampai saat ini Haidar masih belum menyangka jika Viona kini telah tiada. Belum lagi dia harus meninggal dengan cara yang begitu tragis. Masih teringat dengan jelas dalam benak Haidar bagaimana Viona menyatakan cintanya di saat terakhir. Selama ini Haidar pikir Viona hanya bercanda soal perasaannya. Betapa wanita itu sangat mencintai Haidar. Namun apa yang bisa Haidar lakukan? Haidar hanya mencintai Hera dan tidak akan pernah mencintai wanita lain lagi. Walau itu berarti Haidar harus menyakiti wanita yang juga sanga

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   123. Viona Kembali

    Happy reading...."Selamat malam, Hera. Apakah kau merindukanku?" tanya Viona mengulas senyum miring. Terlihat begitu mengejek Hera yang hanya bisa berbaring lemah. Wanita itu merapikan helai rambutnya yang jatuh di pipi kemudian berjalan ke arah Hera."Aku kecewa karena kau masih saja selamat," kata Viona. "Apakah kau memiliki sembilan nyawa hingga bisa bertahan sampai sekarang?" lanjutnya bertanya.Namun siapa yang bisa menjawab. Bahkan Hera masih harus dibantu banyak alat medis yang hampir menutupi sebagian tubuhnya.Viona menghela napas panjang. Duduk di samping Hera seraya menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan."Kau begitu beruntung. Dicintai banyak orang," kata Viona dengan raut wajah sendu. "Terutama Haidar." Pancaran mata Viona tidak bisa berbohong. Dia begitu iri pada Hera. Wanita itu kemudian bangkit. Mengambil sesuatu dari dalam saku jaket yang ia kenakan.Sebuah pistol yang didapatkannya dari orang asing beberapa hari yang lalu. Barang ilegal yang sebenarn

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   122. Malam Yang Dingin

    Happy reading....Polisi terus melacak keberadaan Viona namun hingga tiga hari berlalu setelah kejadian naas itu, mereka tak kunjung menemukan wanita yang menjadi pelaku penculikan Hera dan Elena. Entah ke mana wanita itu kabur. Keluarga Hera dan Haidar juga sudah mengetahui semuanya. Shila dan Thomas adalah orang yang paling kecewa pasalnya mereka sudah menganggap Viona seperti anak sendiri. Awalnya mereka tidak percaya Viona akan berbuat hal sejahat itu namun setelah pihak kepolisian memperlihatkan video yang diberikan Elena, barulah mereka percaya.Shila sampai pingsan tak kuasa menerima kenyataan sosok yang dianggap seperti putrinya sendiri kini menjadi seorang kriminal."Hiks ... ini semua salahku. Aku yang telah gagal mendidik Viona," kata Shila terisak pilu. Thomas membawa tubuh Shila yang bergetar ke dalam pelukannya. Mencoba menenangkan istrinya itu."Ini bukan salahmu," katanya menepuk pelan punggung Shila.Sementara kedua orangtua Haidar larut dalam kekecewaannya, Haidar m

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   121. Tidak Akan Puas

    Happy reading....Tubuh Haidar gemetar hebat. Tangannya yang berlumur darah Hera masih belum ia bersihkan. Beberapa juga mengenai baju yang ia kenakan. Keadaan yang tak jauh beda dengan pria yang duduk di sampingnya, Jayden.Kini mereka sudah berada di rumah sakit. Tepatnya di depan UGD. Hera dan Elena yang terluka parah kini sudah ditangani oleh dokter. Keluarga Hera, Haidar dan Elena juga sudah berada di sana. Menunggu kabar putri dan calon menantu mereka.Tak lama kemudian, tiga orang pria menghampiri mereka."Selamat malam. Maaf mengganggu ... tapi kami harus membawa Pak Jayden ke kantor polisi," kata salah satu dari mereka.Mungkin karena sudah terlalu panik mereka jadi lupa jika Jayden masih berstatus buronan polisi. Pria yang sejak tadi menunduk itu kini mendongak. Jayden baru akan bangkit namun Haidar mendahuluinya."Tidak bisakah kalian menunggu sebentar? Istri Jayden sedang berada di dalam sana. Sedang sekarat!" kata Haidar emosi. Menurutnya para polisi itu tidak punya hati

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   Terimakasih!!

    Halo semuanya! Araya di sini. Terima kasih banyak yah udah mampir di ceritaku. Walaupun mungkin cerita ini masih jauh dari kata sempurna namun aku seneng banget jika cerita ini bisa menghibur kalian di sela-sela aktifitas sehari-hari. Aku juga gak nyangka jika cerita ini bisa dibaca sebanyak itu. Jujur aku gak pernah punya ekspetasi yang tinggi karena sadar akan kemampuanku yang belum seberapa. Namun melihat orang-orang menyukai karyaku itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku semangat membuat karya yang lebih baik lagi kedepannya Nantikan cerita-cerita lain yang aku publish di sini. Jadi tetap stay yah. Oke deh sampai jumpa dicerita lainnya

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   120. Pertarungan Sengit

    Happy reading....Hera masih belum percaya jika wanita yang sedang menatapnya penuh kebencian itu adalah Viona."Sialan! Apa kau sudah gila?!" pekik Elena emosi."Ya. Aku memang sudah gila karena ingin membalas dendam pada Hera. Tapi, kau malah ikut campur," ujar Viona berseringai. Dia melirik ke arah Hera yang tengah menatapnya. "Hai, Hera. Apakah kau merindukanku?" tanyanya dengan nada mengejek."Membalas dendam? Memangnya apa salah Hera padamu?" tanya Elena.Viona mendengus pelan. Pertanyaan Elena terdengar begitu lucu di rungunya. "Kau masih bertanya? Itu karena wanita tidak tahu diri ini sudah merebut Haidar dariku!" ujarnya memekik sambil menunjuk Hera.Elena dan Hera sampai kehabisan kata-kata mendengar pernyataan Viona. Elena berdiri dari sana lalu menghampiri Hera. Membantu wanita itu untuk bangkit namun karena sudah terlalu lemah Hera memilih untuk tetap duduk saja. Sementara Elena menghampiri Viona."Kau benar-benar sudah gila, Viona! Bagaimana mungkin kau memaksakan perasa

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   119. Yang Menculik Hera

    Happy reading..."Baiklah. Ayo kita periksa."Walau sudah berkata seperti itu tak membuat kedua pria itu langsung membuka pintu."Apakah sungguh dia dalam keadaan sekarat?" tanya salah satu dari mereka memastikan."Menurutmu? Dia seorang pasien rumah sakit yang kalian culik. Bahkan keadaannya belum membaik sama sekali!" jawab Elena dari dalam. "Tolong beri obat atau apapun itu yang penting bisa menolongnya untuk saat ini!" katanya lagi.Kedua pria itu saling menatap beberapa saat sebelum akhirnya membuka pintu dengan perlahan. Keadaan yang cukup gelap membuat dua orang pria itu kesulitan melihat Elena dan Hera. Hingga ....Bugh!!!Satu pukulan keras Elena layangkan pada pria pertama. Yang kedua baru akan menoleh namun dengan cepat Elena juga memukul pria itu. Keduanya tumbang di atas lantai yang kotor. Tangan Elena yang gemetar menjatuhkan balok kayu yang menjadi senjatanya di samping pria-pria tadi."Ya Tuhan! Mereka tidak mati 'kan?" gumam Elena masih saja memperdulikan kedua pria i

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   118. Diculik

    Happy reading....Elena mengira dia tidak akan datang ke rumah sakit untuk menjenguk Hera dalam waktu dekat. Namun kenyataannya tidak, Tuhan lebih baik dari itu karena akhirnya Elena menemukan bukti jika dirinya tidak bersalah. Dia akan memberitahu Haidar semuanya.Mobil Elena---hadiah dari ayah tirinya---sudah terparkir dengan rapih di basement rumah sakit. Elena baru saja akan keluar namun pemandangan di hadapan menyita perhatian wanita pemilik mata hazel itu.Dua orang pria berpakaian dokter dan perawat tengah memindahkan seseorang yang duduk di kursi roda ke dalam mobil. Sosok itu ditutupi kain putih. Entah karena kecerobohan atau apa, tiba-tiba kain yang menutupi sosok di kursi roda tersingkap membuat Elena yang sejak tadi memperhatikan melihat sosok itu. Mata Elena seketika membulat."Ya Tuhan! Hera!" gumam Elena panik saat melihat jika sosok yang sedang dimasukkan ke dalam mobil ternyata Hera. Belum lagi Elena sama sekali tidak tahu siapa dua orang pria itu.Elena keluar dari m

DMCA.com Protection Status