Share

33. Demam

Penulis: Araya Noona
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy reading....

Hera baru akan membuka suara namun urung saat para maid yang bekerja di rumahnya datang.

"Selamat pagi, Nyonya Hera dan Tuan Jayden!" sapa kepala maid bernama Bibi itu dan yang lainnya hanya membungkuk sopan.

"Pagi!" jawab Hera bangkit. "Bibi, tolong panggil Pak sopir dan Pak penjaga untuk membantu memapah Jayden ke kamar ya," pinta Hera kemudian pada Bibi.

"Baik, Nyonya!" jawab wanita itu kemudian berlalu.

"Ara, ikut denganku!" kata Hera lagi pada Ara. Dia menatap Jayden sekilas lalu pergi dari sana.

"Baik, Nyonya Hera!" kata Ara mengikuti langkah Hera dari belakang.

"Apakah Tuan Jayden akan terus tinggal lagi di rumah ini, Nyonya?" tanya Ara.

"Entahlah. Dia datang dan pergi sesuka hatinya," jawab Hera. "Sudahlah! Tidak usah pikirkan dia. Sekarang kau bantu aku untuk memindahkan semu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   34. Aku Akan Pergi

    Happy reading.... "Apa? Surat cerai?" tanya Jayden menatap tak percaya pada Hera. "Kau bisa menandatanganinya setelah pulih," kata Hera menoleh sebentar sebelum beranjak dari sana. "Tapi aku tidak akan pernah menceraikanmu!" Ucapan lantang yang membuat langkah Hera terhenti. Tangan Hera mengepal di kedua sisinya. Rahangnya pun mengeras hingga terlihat garis yang begitu tajam di wajah kecilnya. Menghela napas panjang Hera mencoba mengontrol emosinya. Dia berbalik menatap Jayden dengan tatapan tenang. "Bukankah kau sudah berjanji akan menceraikanku? Kenapa sekarang berubah?" tanya Hera melipat tangannya di dada. "Apa maksudmu?" Hera berjalan kembali menghampiri Jayden. Membungkuk sedikit agar matanya bisa langsung menatap pria yang masih terlihat sangat pucat itu.

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   35. Teman Akrab

    Happy reading.... Jayden meringis pelan. Amplop yang berada di tangannya menjadi sasaran rasa kesal yang terasa sudah berada di ubun-ubun. Dia meremas ujung amplop itu hingga kusut tak berbentuk. "Jadi semua ini rencanamu?" tanya Jayden menatap Hera dengan tatapan kosong dan sayu. "Ya. Ini semua rencanaku. Karena dengan begitu kau menunjukkan sisimu yang sebenarnya, Jayden," kata Hera. "Seperti yang kau katakan aku sama sekali tidak berarti untukmu, jadi untuk apa kita pertahankan pernikahan yang memang tidak pernah diinginkan ini. Lebih baik kita berpisah saja." "Lalu bagaimana dengan Juan? Apakah kau tidak pernah memikirkannya?" tanya Jayden lagi. Hera tertawa geli mendengar ucapan Jayden yang membuat perutnya terasa mual. "Lalu bagaimana dengan Elena? Apakah kau rela meninggalkannya demi hidup denganku dan Juan?" Jayden bergeming. Bagaimana bis

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   36. Kelicikan Jayden

    Happy reading... "Papa masuk rumah sakit karena kaget kau menggugat cerai Jayden." "Apa?" Hampir saja Hera melepaskan genggaman tangannya pada ponsel itu. "Ada apa, Hera?" tanya Haidar penasaran. Pasalnya wajah Hera sudah pucat pasih di sana. "Ayah mertuaku masuk rumah sakit," jawab Hera lirih. Dan saat kesadarannya kembali dia segera berlari untuk mencari taksi. "Hera, biar aku yang mengantarmu!" kata Haidar menggenggam tangan Hera. Wanita itu terlalu panik hingga tidak bisa berpikir jernih. Hera hanya mengangguk mengikuti langkah Haidar. Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di rumah sakit. Dan saat sampai di sana semua orang menatap Hera dengan tatapan yang sulit diartikan. Jayden bersama sang ibu serta Andrew dan Anne, orang tua Hera. Namun hal itu tidak urung membuat wanita itu berjalan m

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   37. Tolong Percaya Padaku

    Happy reading.... Untuk kesekian kalinya Hera kembali dikecoh oleh pria yang masih berstatus suaminya itu. Hera terkekeh miris seakan menertawai kebodohannya. Dia berpikir karena Jayden diam saja itu menandakan jika pria itu telah setuju dan tidak akan menuntut apapun lagi darinya. Namun ternyata Hera salah. Jayden diam karena ada rencana yang sudah dia persiapkan untuk menyerang balik Hera. Sampai sekarang Hera masih bingung, sebenarnya apa yang membuat Jayden masih ingin menahan dia bersamanya? Apakah pria itu masih belum puas menyakitinya? 'Kurasa memang begitu.' Lirih Hera dalam hati. Kini semua hal yang Jayden lakukan justru berbalik arah menyerang Hera. Bahkan untuk sekedar membela d

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   38. Duka

    Happy reading.... "Yak! Apa yang terjadi pada wajahmu?" teriak Viona saat Haidar baru saja masuk ke dalam apartemennya. "Tidak usah banyak bertanya! Lebih baik sekarang kau ambil obat dan bantu aku mengobatinya!" imbuh Haidar mendudukkan dirinya di sofa. Viona langsung mengambil apa yang Haidar perlukan dan segera membawanya ke ruang tamu. Kotak P3K serta es batu untuk mengompres pipi Haidar yang sedikit membengkak. "Ya Tuhan, lukamu parah sekali," kata Viona seperti akan menangis melihat wajah Haidar yang babak belur. Namun sebisa mungkin dia menahannya. Viona tidak mau image-nya sebagai gadis tangguh tercoreng karena menangis apalagi di depan Haidar. "Akh! Pelan-pelan, Viona!" ringis Haidar kesakitan saat Viona menekan es batu itu ke wajahnya. "Iya, maaf. Aku tidak sengaja," kata Viona.

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   39. Semua Karena Salahku

    Happy reading.... Acara kremasi telah dilakukan. Hera dan keluarganya memilih untuk pulang lebih dulu. Ara menelpon jika Juan menangis kuat mencari ibunya itulah sebabnya mereka harus pergi dari sana. Pantas saja karena Hera memang sudah pergi terlalu lama meninggalkan sang anak. Sekarang Hera, Andrew dan Jane berada di rumah megah keluarga Xavier seraya menunggu Jane dan Jayden datang. Keadaan begitu hening hingga akhirnya sang pemilik rumah tiba. Mereka bertiga langsung berdiri untuk menyambut Jayden dan ibunya. Namun siapa sangka sambutan hangat keluarga Hera justru dibalas sebuah tamparan keras yang dilayangkah oleh Jane ke pipi kiri Hera. Plak!!! Hera jatuh tersungkur di atas lantai. Memegangi pipinya yang terasa panas. "Berani sekali kau menampakkan wajahmu di sini setelah apa yang kau lakukan pada keluargaku?!"

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   40. Tipu Muslihat

    Happy Reading.... Suasana begitu riuh di ruang ICU di mana Elvis dirawat. Beberapa saat yang lalu, pria paruh baya itu dinyatakan sudah baik-baik saja membuat para keluarga bisa bernapas lega namun sekarang keadaannya malah semakin memburuk. Jane memeluk erat Jayden tak kuasa melihat suaminya yang tengah berjuang antara hidup dan mati. Melihat beberapa dokter yang menanganinya mulai kewalahan, Jayden yakin jika ayahnya mungkin tidak akan tertolong. Tapi bukankah itu bagus? Ya. Memang itu yang diharapkan Jayden. Sejak sang ayah sakit Jayden tidak pernah peduli sedikit pun. Bahkan jika pria itu meninggal sekali pun justru orang yang paling senang adalah Jayden. Karena satu lagi penghalang rencananya lenyap dari muka bumi. Semuanya kepedulian yang ia tunjukkan selama ini hanya sebatas sandiwara belakang. Dan benar saja. Elvis pada akhirn

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   41. Saatnya Bahagia?

    Happy reading.... Mobil berwarna hitam itu terparkir dengan epik di pekarangan rumah Elena. Wanita yang sedang duduk di sofa itu bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan pria yang beberapa hari ini tidak ditemuinya. "Hai, Sayang!" tutur Jayden sesaat setelah masuk melalui pintu utama. Elena hanya tersenyum tak mengatakan apapun dan langsung memeluk Jayden dengan sangat erat. "Aku merindukanmu, Jayden," lirih Elena dalam pelukan pria itu. "Aku juga sangat merindukanmu, Sayang," balas Jayden memeluk kekasihnya itu tak kalah erat seakan mereka tak ingin melepaskannya lagi. Bahkan dia juga menghadiahi pucuk kepala Elena dengan beberapa kecupan. "Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik saja 'kan?" tanya Jayden membawa Elena untuk duduk di sofa. Mereka duduk berdampingan, saling menatap satu sama lain. &nbs

Bab terbaru

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   125. Pernikahan Hera Dan Haidar

    Happy reading....Hari yang tunggu akhirnya tiba. Pernikahan Haidar dan Hera. Para tamu sudah mulai memenuhi tempat duduk yang disediakan. Pernikahan yang di gelar di luar ruangan itu terlihat begitu mewah nan elegan. Warna putih mendominasi tempat itu. Di ujung altar Haidar sudah terlihat sangat gagah dengan balutan toxedo warna hitamnya. Senyum tak pernah luntur dari wajahnya namun perasaan gugup juga tak bisa dihindari. Haidar sampai harus menarik napas lalu menghelanya beberapa kali untuk menetralkan degub jantung yang berpacu. Mengobrol dengan beberapa teman juga bisa mengalihkan sedikit rasa gugupnya.Tak jauh beda dengan Haidar, Hera yang terlihat sangat cantik dengan gaun mewah namun tetap terlihat elegan itu pun merasa sangat gugup. Mungkin ini adalah pernikahan kedua untuk Hera, tapi hal itu tak sedikit pun bisa menyingkirkan rasa gelisahnya. Mungkin karena dulu dia menikah karena perjodohan membuat Hera tak terlalu memikirkan pernikahan tersebut namun kali ini dia akan men

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   124. Semuanya Berubah

    Happy reading.....Semuanya beransur membaik setelah kejadian mengerikan malam itu. Viona terpaksa ditembak mati oleh polisi karena dianggap mengancam keselamatan Hera. Kejadian malam itu juga termasuk rencana para polisi. Mereka tahu jika Viona pasti kembali. Namun soal penembakan sama sekali di luar rencana. Mereka tidak menyangka jika Viona memiliki senjata. Dan satu-satunya jalan agar Hera tak lagi terluka, mereka harus membekuk Viona. Dengan menembak mati wanita itu.Sampai saat ini Haidar masih belum menyangka jika Viona kini telah tiada. Belum lagi dia harus meninggal dengan cara yang begitu tragis. Masih teringat dengan jelas dalam benak Haidar bagaimana Viona menyatakan cintanya di saat terakhir. Selama ini Haidar pikir Viona hanya bercanda soal perasaannya. Betapa wanita itu sangat mencintai Haidar. Namun apa yang bisa Haidar lakukan? Haidar hanya mencintai Hera dan tidak akan pernah mencintai wanita lain lagi. Walau itu berarti Haidar harus menyakiti wanita yang juga sanga

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   123. Viona Kembali

    Happy reading...."Selamat malam, Hera. Apakah kau merindukanku?" tanya Viona mengulas senyum miring. Terlihat begitu mengejek Hera yang hanya bisa berbaring lemah. Wanita itu merapikan helai rambutnya yang jatuh di pipi kemudian berjalan ke arah Hera."Aku kecewa karena kau masih saja selamat," kata Viona. "Apakah kau memiliki sembilan nyawa hingga bisa bertahan sampai sekarang?" lanjutnya bertanya.Namun siapa yang bisa menjawab. Bahkan Hera masih harus dibantu banyak alat medis yang hampir menutupi sebagian tubuhnya.Viona menghela napas panjang. Duduk di samping Hera seraya menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan."Kau begitu beruntung. Dicintai banyak orang," kata Viona dengan raut wajah sendu. "Terutama Haidar." Pancaran mata Viona tidak bisa berbohong. Dia begitu iri pada Hera. Wanita itu kemudian bangkit. Mengambil sesuatu dari dalam saku jaket yang ia kenakan.Sebuah pistol yang didapatkannya dari orang asing beberapa hari yang lalu. Barang ilegal yang sebenarn

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   122. Malam Yang Dingin

    Happy reading....Polisi terus melacak keberadaan Viona namun hingga tiga hari berlalu setelah kejadian naas itu, mereka tak kunjung menemukan wanita yang menjadi pelaku penculikan Hera dan Elena. Entah ke mana wanita itu kabur. Keluarga Hera dan Haidar juga sudah mengetahui semuanya. Shila dan Thomas adalah orang yang paling kecewa pasalnya mereka sudah menganggap Viona seperti anak sendiri. Awalnya mereka tidak percaya Viona akan berbuat hal sejahat itu namun setelah pihak kepolisian memperlihatkan video yang diberikan Elena, barulah mereka percaya.Shila sampai pingsan tak kuasa menerima kenyataan sosok yang dianggap seperti putrinya sendiri kini menjadi seorang kriminal."Hiks ... ini semua salahku. Aku yang telah gagal mendidik Viona," kata Shila terisak pilu. Thomas membawa tubuh Shila yang bergetar ke dalam pelukannya. Mencoba menenangkan istrinya itu."Ini bukan salahmu," katanya menepuk pelan punggung Shila.Sementara kedua orangtua Haidar larut dalam kekecewaannya, Haidar m

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   121. Tidak Akan Puas

    Happy reading....Tubuh Haidar gemetar hebat. Tangannya yang berlumur darah Hera masih belum ia bersihkan. Beberapa juga mengenai baju yang ia kenakan. Keadaan yang tak jauh beda dengan pria yang duduk di sampingnya, Jayden.Kini mereka sudah berada di rumah sakit. Tepatnya di depan UGD. Hera dan Elena yang terluka parah kini sudah ditangani oleh dokter. Keluarga Hera, Haidar dan Elena juga sudah berada di sana. Menunggu kabar putri dan calon menantu mereka.Tak lama kemudian, tiga orang pria menghampiri mereka."Selamat malam. Maaf mengganggu ... tapi kami harus membawa Pak Jayden ke kantor polisi," kata salah satu dari mereka.Mungkin karena sudah terlalu panik mereka jadi lupa jika Jayden masih berstatus buronan polisi. Pria yang sejak tadi menunduk itu kini mendongak. Jayden baru akan bangkit namun Haidar mendahuluinya."Tidak bisakah kalian menunggu sebentar? Istri Jayden sedang berada di dalam sana. Sedang sekarat!" kata Haidar emosi. Menurutnya para polisi itu tidak punya hati

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   Terimakasih!!

    Halo semuanya! Araya di sini. Terima kasih banyak yah udah mampir di ceritaku. Walaupun mungkin cerita ini masih jauh dari kata sempurna namun aku seneng banget jika cerita ini bisa menghibur kalian di sela-sela aktifitas sehari-hari. Aku juga gak nyangka jika cerita ini bisa dibaca sebanyak itu. Jujur aku gak pernah punya ekspetasi yang tinggi karena sadar akan kemampuanku yang belum seberapa. Namun melihat orang-orang menyukai karyaku itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku semangat membuat karya yang lebih baik lagi kedepannya Nantikan cerita-cerita lain yang aku publish di sini. Jadi tetap stay yah. Oke deh sampai jumpa dicerita lainnya

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   120. Pertarungan Sengit

    Happy reading....Hera masih belum percaya jika wanita yang sedang menatapnya penuh kebencian itu adalah Viona."Sialan! Apa kau sudah gila?!" pekik Elena emosi."Ya. Aku memang sudah gila karena ingin membalas dendam pada Hera. Tapi, kau malah ikut campur," ujar Viona berseringai. Dia melirik ke arah Hera yang tengah menatapnya. "Hai, Hera. Apakah kau merindukanku?" tanyanya dengan nada mengejek."Membalas dendam? Memangnya apa salah Hera padamu?" tanya Elena.Viona mendengus pelan. Pertanyaan Elena terdengar begitu lucu di rungunya. "Kau masih bertanya? Itu karena wanita tidak tahu diri ini sudah merebut Haidar dariku!" ujarnya memekik sambil menunjuk Hera.Elena dan Hera sampai kehabisan kata-kata mendengar pernyataan Viona. Elena berdiri dari sana lalu menghampiri Hera. Membantu wanita itu untuk bangkit namun karena sudah terlalu lemah Hera memilih untuk tetap duduk saja. Sementara Elena menghampiri Viona."Kau benar-benar sudah gila, Viona! Bagaimana mungkin kau memaksakan perasa

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   119. Yang Menculik Hera

    Happy reading..."Baiklah. Ayo kita periksa."Walau sudah berkata seperti itu tak membuat kedua pria itu langsung membuka pintu."Apakah sungguh dia dalam keadaan sekarat?" tanya salah satu dari mereka memastikan."Menurutmu? Dia seorang pasien rumah sakit yang kalian culik. Bahkan keadaannya belum membaik sama sekali!" jawab Elena dari dalam. "Tolong beri obat atau apapun itu yang penting bisa menolongnya untuk saat ini!" katanya lagi.Kedua pria itu saling menatap beberapa saat sebelum akhirnya membuka pintu dengan perlahan. Keadaan yang cukup gelap membuat dua orang pria itu kesulitan melihat Elena dan Hera. Hingga ....Bugh!!!Satu pukulan keras Elena layangkan pada pria pertama. Yang kedua baru akan menoleh namun dengan cepat Elena juga memukul pria itu. Keduanya tumbang di atas lantai yang kotor. Tangan Elena yang gemetar menjatuhkan balok kayu yang menjadi senjatanya di samping pria-pria tadi."Ya Tuhan! Mereka tidak mati 'kan?" gumam Elena masih saja memperdulikan kedua pria i

  • Terjebak Pernikahan Yang Salah   118. Diculik

    Happy reading....Elena mengira dia tidak akan datang ke rumah sakit untuk menjenguk Hera dalam waktu dekat. Namun kenyataannya tidak, Tuhan lebih baik dari itu karena akhirnya Elena menemukan bukti jika dirinya tidak bersalah. Dia akan memberitahu Haidar semuanya.Mobil Elena---hadiah dari ayah tirinya---sudah terparkir dengan rapih di basement rumah sakit. Elena baru saja akan keluar namun pemandangan di hadapan menyita perhatian wanita pemilik mata hazel itu.Dua orang pria berpakaian dokter dan perawat tengah memindahkan seseorang yang duduk di kursi roda ke dalam mobil. Sosok itu ditutupi kain putih. Entah karena kecerobohan atau apa, tiba-tiba kain yang menutupi sosok di kursi roda tersingkap membuat Elena yang sejak tadi memperhatikan melihat sosok itu. Mata Elena seketika membulat."Ya Tuhan! Hera!" gumam Elena panik saat melihat jika sosok yang sedang dimasukkan ke dalam mobil ternyata Hera. Belum lagi Elena sama sekali tidak tahu siapa dua orang pria itu.Elena keluar dari m

DMCA.com Protection Status