Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Bab 80. Kenangan Buruk yang Menjadi Manis

Share

Bab 80. Kenangan Buruk yang Menjadi Manis

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-02-02 14:54:36

Karena tak mungkin menahan tubuh Raffael, Manda memutuskan untuk memutar badannya. Ia tidak mungkin melakukan ciuman itu lagi.

Ia tidak berniat memperdalam perasaannya yang sudah mulai mempengaruhi.

“Kita nggak akan ngelakuin ciuman di depan orang, jadi nggak perlu dibiasakan, Pak!” pekik Manda berusaha mengubah pikiran Raffael.

Namun, Raffael malah terkekeh. “Itu kan salah satu cara agar kita semakin dekat.”

Pada akhirnya, Raffael mengecup pipi Manda dan menyerah.

“Aku akan tidur di kamar lain,” ungkapnya. “Tenang saja. Aku hanya bercanda soal tidur bersama.”

Mengetahui kalau sejak tadi ternyata ia hanya dijahili, Manda menggembungkan pipinya kesal.

Baru saja ia berniat membuka mulut untuk protes, suara perutnya membuat Raffael tertegun sejenak sebelum akhirnya tergelak.

“Kau belum makan?” tanya Raffael sambil menyeka ujung netranya. Ia tertawa sampai mengeluarkan air mata tadi.

Wajah Manda memerah.

“Sudah,” jawabnya sambil menutupi wajah. “Tapi karena terlalu tegang, aku nggak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 81. Adik Bikin Pusing

    “Kau di mana?” Camelia bertanya dengan nada tertahan. Anak pertama dari keluarga Indradjaya itu ingin sekali menghajar Raffael karena tidak kunjung datang. Satu Minggu sebelum perayaan ulang tahun Adam Indradjaya—kepala keluarga juga ayahanda dari Camelia dan Raffael, Seria meminta semua anak cucunya datang untuk membicarakan persiapan pesta.Dan sudah hampir mendekati waktu yang dijadwalkan, tidak ada tanda-tanda Raffael akan datang. Semua pesannya tak ada yang mendapat balasan.“Di rumah.” Suara kantuk Raffael jelas menggambarkan keadaannya. “Ada apa, Camelia?”“Sudah kubilang kemarin!” tukasnya tak sabar. “Hari ini makan siang sama Mom-Dad. Kau sudah gila apa?! Malah baru bangun!”“Ah … video call saja. Tunggu aku mandi dulu. Sekarang aku lagi sama Manda.”Pikiran Camelia spontan menebak hal negatif yang mungkin dilakukan adiknya itu pada Manda. “Kau—”Tut … tut … tut ….Camelia menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya ke atas, hingga rambut poninya tertiup. Sang suam

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 82. Atlet Angkat Beban

    “Bos, Tuan Raffael ada di apartment-nya.”Seorang pria kurus dengan tubuh pendek mendekati Reinhart di teras kamar tamu. Masih ada waktu sampai Raffael menghubungi mereka, jadi Reinhart memilih untuk di kamar.CEO perusahaan pengeboran lepas pantai itu mengangguk menerima informasi. Sejurus kemudian, sang pengintai menambahkan, “Mohon maaf, Bos, tapi saya tidak yakin kalau itu benar tuan Raffael. Posisinya seolah sengaja tidak memperlihatkan wajah.”“Ken.” Reinhart menghela napas kemudian tersenyum manis penuh ancaman. “Kalau tahu begitu, telusuri sampai kau yakin. Jangan beri saya informasi setengah matang!”Suara Reinhart mungkin terdengar lembut, tetapi semua anak buahnya tahu ancaman seperti apa yang ada di belakangnya. Si pengintai bergidik ngeri. Ia segera mundur setelah pamit, “Dimengerti, Bos!”Reinhart memijat dahinya yang mulai pusing. ‘Kalau bukan karena Amel pusing ngurusin Raffa, aku nggak akan mau ikut mikirin.’Beberapa menit kemudian, Camelia masuk ke kamar mencariny

    Last Updated : 2025-02-03
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 83. Si Bengal

    “Raffael! Kau—ugh! Benar-benar anak kurang ajar!” seru sang ayah sambil memegangi tengkuk lehernya. Seria panik melihat suaminya kesakitan. Ia segera menyuruh ART mengambilkan obat. “Easy, old man. Aku nggak mau disalahkan karena kau jatuh sakit nanti.” Raffael terkekeh geli. Camelia sendiri sudah menundukkan wajahnya. Frustasi dan juga berusaha menyembunyikan bibirnya yang tertarik dari ujung ke ujung, tak kuasa ia tahan.Bahkan Reinhart tak lagi menutupi fakta bahwa dirinya benar-benar tertawa. Bahunya sampai bergetar karenanya.Namun, anak kedua keluarga tersebut malah terlihat santai, seolah tidak melakukan hal buruk terhadap orangtuanya. Sejak sang ayah dulu menghukum Raffael dengan membuangnya ke luar negri tanpa satupun keluarga, anak bungsu itu tak lagi menaruh hormat pada kedua orang tuanya.“Jangan terlalu diambil hati, Dad. Sebaiknya kita mulai saja.” Reinhart mengusulkan. Seria mengangguk setuju. “Raffael, dengarkan Mom. Untuk rapat keluarga hari ini, Mom nggak akan p

    Last Updated : 2025-02-03
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 84. Pertengkaran Pertama

    Sementara Raffael berkutat membalas ocehan kakak perempuannya, Manda sibuk di dapur. Ia menenggelamkan pikirannya dengan membuat pancake.‘Apa hari ini aku boleh pulang ke rumah ya? Rasanya mau nangis.’ Manda menimbang-nimbang. Sekuat tenaga ia menahan air matanya saat mendengar rencana ibunda Raffael untuk acara ulang tahun. Sedikit banyak Manda sudah diberitahu oleh Camelia bahwa ibunya memang berencana menjodohkan Raffael dengan anak gadis dari keluarga Soreim. “Manda!” seru Raffael yang tiba-tiba keluar dari kamarnya. Suara riang itu membuatnya sedikit kesal. ‘Bisa-bisanya dia happy dan aku malah terpuruk begini,’ keluhnya.“Apa?” balas Manda, tak melepaskan pandangannya dari wajan yang sedang memanggang pancake.“Camelia mau belikan laptop baru buatmu. Hahaha!”Kali ini Manda penasaran. Ia segera memindahkan pancake yang sudah matang itu ke atas piring dan mematikan kompor. Dibawanya piring itu ke meja bar. Ia duduk berhadapan dengan Raffael. “Gimana ceritanya sampai bisa be

    Last Updated : 2025-02-03
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 85. Wanita dan Pakaian Indah = Mood Booster

    ‘Aku cuma tameng. Nggak usah jatuh cinta segala. Nggak penting!’ rutuk Manda.Pada akhirnya, gadis malang itu memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Ia sudah memuaskan diri dengan tangisan sepanjang siang dan memasang hati baja untuk bisa melanjutkan tugasnya sebagai tameng. Ia berjalan menuju kamar Raffael sambil mengatur napasnya. Pintu kamar sang bos tak pernah ditutup, jadi ia bisa langsung masuk ke dalam.“Ya udah, ayo beli gaun!” ujar Manda tanpa basa-basi.Raffael tersenyum lebar, tetapi lengkungnya berbalik ke bawah saat melihat wajah Manda. Terutama mata sang kekasih.“Kau nangis?!” Raffael tertegun. Ia mengira Manda masuk ke kamar karena marah padanya dan bukan karena menangis. Ia mencoba menyentuh pipi gadis itu, tetapi tangannya ditepis. “Jam berapa mau jalan? Saya siap-siap dulu.” “Manda, Hon. Maaf aku membentakmu tadi, kamu nangis karena itu?”Manda mendengus. ‘Masih bisa pula drama manggil hon-hon-hon segala.’“Nggak usah peduliin itu!” tukasnya lagi. Ia kemudian m

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 86. Keluar Dari Krisis

    “Ka—kaki!” pekik Raffael ketika ia mendengar Manda keluar dari ruang display.“Kaki kamu keliatan semua, Manda!” Pria itu mengoceh lagi. Raffael mendatangi Manda dengan wajah kesal dan membalik tubuh gadis yang mengenakan mini dress berglitter, warna silver. “Jangan pendek! Jangan terlalu rendah bagian dadanya!”Staf tersebut mengangguk-anggukkan kepala, seolah ia yang kena marah. Namun, Manda malah terkekek-kekeh mendengar Raffael mengoceh.Manda tak tahu dampak penampilannya barusan. Raffael jadi teringat lagi saat mereka bertemu pertama kali. Manda juga hari itu mengenakan gaun mini seperti tadi. Ia menutupi wajahnya. Frustasi. Bukan karena Manda tak mendengarkan batasan yang sudah ia tetapkan, tetapi karena ia tak bisa menyentuh Manda yang terlihat begitu memesona.‘Dia mau aku jalan dengan kaki mengangkang apa gimana?!’ gerutunya lemas.Sementara itu, Manda masih saja mencoba gaun ini dan itu. Karena memakan waktu cukup lama, Raffael akhirnya ikut masuk ke ruang tersebut.Ia me

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 87. Perang

    “Di mana kau kemarin?”Raffael menatap Camelia dengan pandangan menegur. Pasalnya wanita itu masuk tanpa mengetuk pintu dan langsung bicara dengan nada menuduh.Dengan wajah malas ia menjawab, “Aku di kediamanku, Camelia Lou.”“Ha! Nggak perlu anak buah Reinhart mengintai kamu, aku bisa lihat di video call kemarin, tembok di belakangmu bukan seperti yang ada di apartment-mu, Raffa!”Raffael yang tengah mengetik di laptop kembali menghentikan gerakan jarinya. “Itu juga kediamanku. Memangnya kau saja yang punya banyak rumah? Apa yang kau ributkan sih, Camelia?”Camelia tertegun. “Kau beli properti baru?”“Tidak ada hubungannya denganmu, Camelia.” Raffael terdiam sesaat, kemudian ia memberikan perintah gila. “Regan keluarkan ibu CEO ini dari ruanganku.”“Apa kamu bilang?!” raung Camelia murka. Regan sebagai bodyguard yang bekerja untuk Raffael jelas mematuhi perintah itu. “Baik, Bos!”“Berani kamu—ah! Regan! Lepasin saya!” pekik Camelia, berusaha melepaskan diri dari pitingan Regan. “Ku

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 88. Suasana Kerja Tak Nyaman

    Raffael: Manda.Manda menatap layar ponselnya, membaca pesan Raffael dari notifikasi. Ia tak ingin membuka pesan dari pria itu kalau bukan urusan pekerjaan.“Apa pula, kirim pesan cuma manggil. Nggak jelas amat,” keluhnya sambil membalik tubuh di atas kasur.Sudah 4 hari ia pulang ke rumah orang tuanya. Raffael juga tiba-tiba mendapat permintaan untuk pergi dinas menemui Mahen. Jadi, Manda bisa bebas di kantor. Tak perlu menghadapi sang presiden direktur. Baru saja ia akan bangun dan bersiap ke kantor, ponselnya bergetar panjang. Ia melirik untuk melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini, dan mengeluh karena nama yang muncul di sana adalah atasannya. Presdir Raffael Indradjaya. “Jiah! Nelpon pula! Apa ada masalah sama kerjaan ya? Apa dia perlu sesuatu?” Bimbang, Manda mau tak mau menerima panggilan itu. “Selamat pagi, Pak!” sapa Manda sopan.“Hon—”Tut … tut … tut ….Manda langsung menutup teleponnya. Jelas sekali bukan pekerjaan yang akan jadi topik pembicaraan mereka.Dengan

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 190. Setelah Pengkhianatan

    “Tidak! Aku tidak tahu di mana orang itu!” elak Alana. Dahi Raffael berkerut, tak percaya. “Ha! Kamu pikir saya percaya?”Netra Alana mengikuti tubuh Raffael yang sudah berdiri dengan wajah kesal. CEO RAFTEN itu membentaknya, “Kalau kamu tidak bermaksud mengatakan kebenaran, jangan datang menemui saya lagi!”“Tunggu!” tahan Alana putus asa. “Aku hanya tahu, kalau Zach belum mati.” Walau mendengar ucapan Alana yang sebenarnya, Raffael tetap tak berhenti. Katanya, “Ceritakan saja pada pengacara dan bodyguard saya!”Tanpa menunggu lagi, Raffael keluar dari ruang VIP. Tanpa Regan dan Natasya. Ia memilih menunggu di mobil daripada harus satu ruangan dengan Alana.“Aku ingin menelepon Manda,” ujarnya pada sopir kantor yang ada di dalam mobil.Bergegas, sopir itu keluar untuk memberikan ruang bagi atasannya agar leluasa menghubungi sang istri. “Hai, Raff!” sapa Manda dengan penuh semangat. Wajah Raffael yang tadinya muram kini terlihat bersemangat melihat wajah sang anak berada dekat de

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 189. Pertemuan Pertama

    “Bos. Perempuan itu datang lagi.”Regan melaporkan hasil pengamatannya, selama 3 hari ini. Alana tak berhenti mengunjunginya, seolah hidupnya bergantung pada pertemuan itu. ‘Apa yang sebenarnya diinginkan perempuan itu?’ batin Raffael bertanya-tanya. Hatinya tergerak untuk menemui Alana. Menyelesaikan semuanya. Sekali untuk selamanya.“Apa yang dia lakukan kalau datang?” tanya Raffael. Ada keraguan saat melontarkan kalimat itu.Regan berpikir sejenak kemudian menjawab, “Tidak ada hal yang signifikan. Hanya berdiri lalu menatap gedung ini. Kadang berjongkok atau bersandar di pagar kantor.”Mau tak mau, pikiran Raffael melayang ke tahun-tahun di mana mereka punya kenangan manis bersama. Di dalamnya, ada banyak hal yang tidak orang tahu, tetapi Raffael tahu. Salah satunya adalah kondisi darah rendah wanita itu yang selalu menjadi kekhawatiran Raffael dahulu kala. Namun, hatinya merasa was-was. “Amati terus. Saya nggak mau dia tiba-tiba pingsan di depan kantor karena kelelahan.”“Baik

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 188. Menelusuri Otak Seorang Penjahat

    Netra Raffael membulat penuh kengerian. Ia tak perlu berbalik untuk melihat siapa yang menghadang langkahnya dari belakang. “Regan!” Raffael memerintahkannya untuk segera mengamankan perempuan di belakangnya itu. “Raff! Dengar aku dulu! Kau salah paham! Aku—aku dihipnotis! Semua yang kukatakan saat itu tidak ada yang benar!”Hati Raffael goyah. Bukan soal cinta, tapi soal apa yang harus ia percayai. Apakah benar, pengakuan Alana dulu soal dirinya yang sudah bertunangan dengan Zach sebulan sebelum pertunangannya dengan Raffael hanyalah karena hipnotis? Atau semua ini hanyalah akting semata. “Bawa dia pergi dari sini!” sentak Raffael sambil melanjutkan langkahnya. “Beritahukan larangan untuk menerima orang ini di RAFTEN!”“Siap, Bos!”Namun, Alana berteriak lebih kencang. “Kau akan menyesal kalau nggak mendengarkan aku, Raffa! Zach! Zach! Dia–dia masih hidup!”Spontan Raffael berbalik. Menatap wajah Alana, berusaha mencari kebenaran dari ucapan putus asanya tadi. Wanita itu sudah

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 187. Ketenangan Yang Mencekam

    “Untuk sementara, tolong jangan keluar rumah kalau tidak penting.”Raffael mengumpulkan keluarganya pagi ini dan menjelaskan dengan singkat apa yang sedang ia takutkan. Wajah Diana dan Rowan terlihat pucat, sementara Manda yang sudah mendengar cerita itu semalam tak lagi kaget.Ia ikut berpikir keras, kalau-kalau ada yang bisa ia lakukan untuk meringankan beban sang suami. “Manda, aku dan Camelia memutuskan untuk tidak ke Jogja dulu sampai masalah ini selesai. Aku nggak mau mereka tahu tempat ini.”Kali ini Manda tertegun mendengar ucapan Raffael. Ia ingin bertanya berapa lama, tetapi ia juga tahu jawabannya. Tidak ada yang tahu berapa lama masalah ini akan berlangsung. Raffael memeluk erat istrinya yang terlihat kaget dengan keputusan itu. “Aku akan cari cara untuk membereskan ini. Anggap saja aku lagi dinas luar negri. Oke?”Manda mengangguk lemah. “Mm. Oke.”Sekitar pukul 9, sebuah mobil tak dikenal berhenti di depan rumah. Cal yang sudah diberitahu Raffael pun langsung membukaka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 186. Safe Zone, Blind Spot!

    “Belum juga keluar suamimu, Nda?” tanya Diana. Manda menggeleng. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir. Suaminya itu hanya mengatakan ia ada rapat malam, tetapi hati Manda tak percaya dengan ucapan Raffael.Tak bisa dibohongi. Wajah Raffael hari ini terlihat sangat tidak tenang. Seolah ada hal yang mengganggunya, tetapi tidak bisa ia utarakan. Selama bekerja dengannya, Manda tahu, tidak pernah Raffael punya jadwal untuk rapat malam hari. Jangankan malam, siang saja kalau bisa akan ia hindari. “Menurut Mama, apa ada hal buruk yang terjadi?” tanya Manda khawatir. “Hal buruk? Yang seperti apa maksudmu, Nak?”Manda mengangkat bahu. “Mungkin dia dapat ancaman dari orang tuanya? Atau malah dia diganggu Catherine Soreim itu? Atau apa? Aku sama sekali nggak bisa menebak.”Diana menghela napas panjang. Ia juga tak setuju putrinya dibiarkan dalam area buta seperti ini, tetapi ia yakin, menantunya itu pasti punya alasan. “Mama rasa, kamu harus jelaskan ke Raffa, Nak. Tidak ada untungnya ka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 185. Jangan Berhalusinasi!

    “Alana?” Raffael mengkonfirmasi nama orang yang dirujuk dalam ucapan Chin Han. “Yes, Raff. Dia dijadwalkan keluar jam 3 sore,” tambah Chin Han. “Kau sebaiknya bersiap. Aku yakin dia akan cari kamu, Raff.”Sekejap, penyesalan memenuhi hati Raffael. Baru kemarin ia mengumumkan pernikahannya dengan Manda. Bahkan wajah Manda terpampang di salah satu media cetak. Bukan hanya foto Manda, tetapi foto saat semua keluarga merayakan ulang tahunnya kemarin. Otaknya berpikir cepat dan berkata, “Han, tolong urus penarikan koran yang ada hubungannya sama berita kemarin.”“Ok!”Di Surabaya mungkin takkan terlalu banyak penerbit yang memberitakan kejadian itu, tetapi penerbit besar pasti mencetaknya. Tanpa peduli sambungan mereka sudah terputus atau belum, Raffael berbalik mencari Tiara. “Pak? Ada yang ketinggalan?” tanya Tiara saat berpapasan dengan Raffael di pintu ruang rapat. Wajah Raffael terlihat tegang. Ia kemudian me“Ra! Minta semua penerbit koran menarik lagi korannya.”“Ha?! Mana bis

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 184. Keluar Dari Penjara

    ‘RAFTEN, Memecat Sejumlah Artis dan Staf!’Adalah berita yang terpampang di halaman terdepan semua media yang beredar di ibukota. Dan setelah membaca setiap kolom berita, semua akan tahu apa yang sudah dilakukan mereka hingga pantas mendapatkan pemecatan.Kutipan Raffael pun tertuang di sana. ‘Penilaian ulang akan dilakukan. Sebagai seorang talent, RAFTEN tidak butuh mereka yang ahli dalam bidang akting tetapi nol dalam etika.’Kali ini, Manda juga tidak akan merasa kasihan lagi. Karena apa yang dilakukan sudah kelewat batas sebagai seorang manusia. Namun, karena ini juga, Diana dan Rowan jadi tahu apa yang terjadi pada putri mereka kemarin. “Astaga! Nggak perlu lah anggap kamu istri bos. Kita sama-sama manusia kenapa nggak bisa lebih lembut sedikit ya,” keluh Diana sambil memeluk Manda. “Jadi, ponselmu rusak, Nak?” tanya Rowan.Manda mengangguk, tetapi langsung menambahkan, “Raffa sudah belikan baru dan sudah atur semua sama seperti ponsel lamaku.”Rowan mengangguk. “Syukurlah, Ra

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 183. Happy Birthday!

    “Hon—”“Diam di dalam dulu. Aku mau ganti baju!” Setelah tenang, Manda mengunci Raffael di ruang rapat kecil, di dekat ruang kerjanya. Istri sang CEO itu memutuskan untuk tak peduli dengan apa yang sudah terjadi dan menyuruh Raffael berlatih menampilkan wajah terkejutnya saat nanti ia mendapatkan kejutan.“Baiklah ….” Raffael menyerah. Baginya yang terpenting saat ini Manda sudah terlihat lebih riang. Ia tak menyangka, istrinya bukan tipe wanita lemah yang bisa diinjak sembarangan. Padahal lawannya banyak dan ia kewalahan membuktikan statusnya sebagai istri sang CEO.‘Kurasa, aku harus membuat pengumuman dan memasang video pernikahanku segera. Supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi,’ tekad Raffael dalam hatinya.Kemudian, diam-diam ia meminta Tiara membukakan pintu ruang rapat itu. Lebih baik ia segera mengurus para pembuat onar.“Pak, sebenarnya ada apa?” tanya Tiara. Ia berdiri di samping Raffael yang tengah menunggu lift. “Saya belum tahu cerita detailnya. Tapi saya sudah

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 182. Kejutan Gagal

    Tak punya pilihan, Manda segera melayangkan tas besarnya ke arah satpam tersebut. Namun sayang, pintu lift sudah tertutup lagi.“Ibu ini! Malah mukul yang berwajib!”Satpam yang terkena pukulan pun langsung protes dan langsung mencengkram tangan Manda untuk memborgolnya. Namun, sebelum borgol itu menyentuh tangan Manda, suara Raffael menggelegar dari pintu lobi. Seperti biasa pagi tadi ia bangun dan menghubungi sang istri, tetapi tidak tersambung sama sekali. Takut terjadi sesuatu, Regan pun ia perintahkan untuk mencari tahu. Secepat kilat Raffael datang ke kantor karena mendapat bocoran dari Chang bahwa Manda pergi ke kantornya. Itu pun setelah Regan mengatakan bahwa ponsel majikan perempuan mereka tidak bisa dihubungi. Dan kondisi Manda yang tengah menghajar satpam kantor menjadi pemandangan pertama di mata Raffael. “Regan! Tangkap mereka semua!” bentak Raffael membuat semua orang yang ada di sana, termasuk mereka yang menonton ketakutan. Regan segera menggiring semua orang ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status