แชร์

Bab 252. Bersiap Debut

ผู้เขียน: Romero Un
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-04-26 23:37:34

“Jadi … saya mau kamu coba ke musik. Gimana, Adel?”

Sesuai permintaan Bintang, Dennis memanggil Adelia untuk membicarakan masa depan karirnya sebagai artis.

Wajah Adelia terlihat memerah. Pandangannya penuh harap.

Menjadi penyanyi adalah impian terdalamnya, tetapi ia tak mau dirinya yang memilih. Ia ingin orang lain mengatakan kalau dirinya pantas menjadi penyanyi. Sayang, gadis pemalu itu tak berniat menyombongkan suara cantiknya.

“Ba–bagaimana kalau suara saya tidak sesuai keinginan perusahaan, Pak Dennis?”

Dennis tergelak sesaat kemudian berkata, “Tidak ada hal demikian, kecuali kau buta nada, Adel. Kau mau coba?”

Adelia terdiam. Ia sangat ingin mencobanya dan mengetahui sampai di mana kemampuan itu membawanya.

Belum juga Adelia menjawab, suara ketukan di pintu menghentikan percakapan mereka. Nana—sekretaris Dennis mengantar tamu untuk sang direktur.

“Pak, Madam Inggrid sudah tiba.”

Wajah Dennis berbinar mendengarnya. “Oh! Kebetulan! Suruh masuk, Na.”

Nana membuka jalan dan mem
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-27
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-28
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-28
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 1. Gigolo Untukmu Malam Ini

    “Laki-laki sialan!"Manda Adinata menggerutu dengan suara diseret. Netranya sudah basah lagi oleh air mata. Walau sudah satu minggu sejak ia memergoki perselingkuhan calon suaminya, rasa sakit di hati tak kunjung reda.‘Lihat saja! Bukan cuma kamu yang bisa bersenang-senang dengan perempuan lain! Aku juga bisa!’ batin Manda. Tangan Manda sudah mengepal erat, menahan keinginan untuk meneriakkan semua amarahnya. Ia tidak peduli berapa gelas minuman beralkohol yang ditenggaknya. “Nona, sepertinya ponsel Anda bergetar.” Bartender melirik benda kotak yang tergeletak di meja. Tanpa merespon sang bartender, Manda langsung meraih ponsel itu dan menjawab, “Ya, halo!”Mendengar suara Manda yang mabuk, lawan bicaranya langsung memprotes dari ujung sambungan telepon.“Ugh! Apa kau sudah minum-minum duluan, Manda?! Cepatlah datang! Pria yang kusewa sudah di sini. Ruang satu sembilan ya. Satu sembilan.”“Ya, ya. Satu sembilan satu,” gumam Manda.Manda langsung mematikan ponselnya dan membayar mi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 2. Salah Sasaran

    “Hm ….” Manda bergumam pelan. Netranya menjelajah langit-langit putih di atasnya. “Aku di mana?”Seolah ada sistem di kepala yang mengatur jalannya ingatan, semua yang terjadi semalam terputar kembali. Napas Manda tersentak dua kali. Karena kaget atas ingatan semalam dan juga rasa sakit yang tiba-tiba menyerang dari area mahkota kewanitaannya.‘Nggak mungkin! Aku semalam minum di bar dan ketemu Ike—nggak, nggak. Aku nggak ingat ketemu dia. Kenapa dia nggak ada di ruangan?!’ Merasa perlu menjawab semua pertanyaan di pikirannya itu, Manda segera mencari ponselnya dan berniat menghubungi sang sahabat. Yuike.Baru saja jarinya akan menekan tombol hijau, sedikit gerakan dari sisi samping tempatnya duduk membuat Manda tertegun, panik. ‘Aku nggak sendiri di sini?!’Tak berani menoleh untuk melihat siapapun dia yang sedang berada di ranjang yang sama, Manda segera menjejalkan ponselnya lagi ke dalam tas. Pikirannya penuh dengan sumpah serapah. ‘Gila! Manda, kamu gila! Padahal cuma minta te

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 3. Presdir-ku Gigolo Semalam

    “Maaf, Bapak mau menghadiri rapat pemegang saham PT Djaya Tambang?” tanya Manda. Gadis itu akhirnya tiba di kantor setelah Yuike melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Hari pertamanya bekerja bertepatan dengan rapat pemegang saham luar biasa diselenggarakan. Sebagai seorang sekretaris baru, tugas pertama Manda adalah menjadi resepsionis di rapat pemegang saham PT Djaya Tambang. Pukul 9.10 waktu Jakarta, pintu ruangan ditutup karena rapat sudah dimulai. Manda kira, sudah tidak ada lagi yang datang. Namun ternyata, tebakannya salah. Masih ada seorang pria yang kini masih berdiri di hadapannya. Manda merasa, pria di hadapannya ini memandangnya tajam. Pria yang datang terlambat itu adalah Raffael Indradjaya. Karena ingatannya yang samar, Manda tidak mengenalinya. Kemudian pria di hadapannya tadi mengangguk. Tatapan mautnya benar-benar membuat Manda tak nyaman. Canggung, Manda pun bertanya, “Maaf, dengan bapak siapa, Pak?”Manda masih menunggu si peserta rapat yang terlambat it

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 4. Kucing-kucingan

    “Manda! Dengar saya nggak, Manda?!”Elena berbisik. Nadanya penuh penekanan. Pasalnya, staf junior yang sedang menerima perintah darinya itu malah menjauhkan telinganya dan melamun seperti orang tak sadarkan diri.Untungnya, Manda segera tersadar dari lamunannya dan langsung teringat pada sang atasan. Ia langsung berjongkok di sebelah Elena sambil berbisik, “Ma–maaf, Bu. Saya kaget dengar kita punya presdir baru.”“Ya … kan, Bu Camelia naik jadi CEO. Posisi presdir jadi kosong.” Elena menjelaskan dengan singkat. “Kamu dengar saya nggak tadi? Nanti kamu urus payment sama pihak restoran. Ini kartunya. Jangan lupa tambahin porsi kamu sama Yana dan Jenny.”Mendengar itu, Manda buru-buru menjalankan rencananya untuk menghilang dari rapat itu. “Maaf, Bu. Saya tadinya mau izin. Badan saya nggak enak, Bu.”Wajah Elena terlihat gusar dan sedikit kecewa. Hal itu membuat Manda merasa sangat bersalah karena sudah berbohong. “Bisa tahan sampai makan siang selesai nggak?” tanya Elena mencoba mengo

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 5. Bayar Pakai Tubuhmu Saja

    “Banyak yang saya mau dari kamu, Manda Adinata.”Wajah Manda terlihat kaget. Ia belum berkenalan dengan sang presdir, tetapi sudah tahu namanya. “Kenapa? Kaget saya tahu nama kamu?” ledeknya yang masih tak melepaskan Manda dari kungkungan kakinya. “Saya tanya Elena, karena saya mau nagih utang.”Mendengar itu, Manda dengan yakin berkata, “Utang?! Saya udah kasih semua uang saya di nakas hotel. Bulan ini saya sudah nggak ada uang, Pak.”Sontak Raffael tergelak. Namun, netranya tak tampak seperti sedang tertawa. Malahan pria itu seperti akan memakan Manda kalau ia lengah sedikit saja.Dengan nada penuh ancaman, Raffael berkata pelan, “Ya, ya. Uang itu. Kau membuatku rugi karena lembaran uang sialan itu.”“Rugi? Saya kan bayar, Pak,” protes Manda dengan kening berlipat.Raffael mendengus. “Bayar?! Kamu sudah menyebut saya gigolo di depan umum. Kamu juga mencuri kemeja saya. Dan hari ini kamu korupsi jam kerja dengan pulang cepat.”Wajah Manda pucat pasi. Semua yang disebutkan benar-bena

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-18

บทล่าสุด

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 255. Komunikasi Yang Terputus

    ‘... dia nangis karena sudah lama nggak bisa ketemu kamu, Kak.’Ucapan Alexa tadi kembali terngiang di telinga Bintang, walau sambungan telepon sudah terputus sejak tadi. Senyuman lebar tak bisa ia tahan. ‘Kurasa aku terlalu percaya pada hubungan kami. Percaya bahwa kami mengerti satu sama lain, tanpa perlu banyak interaksi.’“Ternyata aku salah,” keluhnya menyimpulkan apa yang terjadi. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Tiara, sekretarisnya. To Tiara:Besok saya libur satu minggu. Jangan cari saya!Pesan terkirim!Kemudian ia juga mengirim pesan yang sama pada Theo, tetapi terkait Adelia. To Theo:Besok Adelia libur 3 hari. Jangan cari dia!Pesan terkirim!Bintang mematikan ponselnya dan juga Adelia begitu saja dan mulai fokus mengurus sang kekasih. Ia menggulung lengan kemejanya dan mulai menyeka bagian tubuh Adelia yang terlihat. Malam itu ia memutuskan untuk menemani sang kekasih, tidur di ranjang yang sama.‘Ah … sebaiknya aku juga ganti saja itu!’*** Keesokan paginya, Ad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 254. Di Balik Skandal

    ‘Kalau diingat-ingat … aku terakhir lihat Lia dari jendela pintu ruang latihan. 3 minggu lalu, kalau nggak salah.’Bintang menatap lurus tanpa berkedip. Pandangannya kosong, sementara ia menggenggam gelas wine di tangannya. Ia sedang duduk di sofa apartemen sang kekasih. Masih terdiam, pikirannya kembali mengingat hari itu. ‘Setelah itu, aku pergi dinas. Dennis bilang kalau Lia sangat bersemangat siap debut.’“Nggak ada yang salah dengan kami. Kurasa.”Pria yang tengah bingung dengan komentar ibu dan rekan kerjanya itu kembali menghela napas panjang. Ia tak tahu apa yang membuat hubungannya dicap hambar. Sejauh mereka belum menikah, jelas tidak ada yang bisa mereka lakukan selain pergi kencan. Sesekali berciuman atau tidur di kasur yang sama. “Apa aku harusnya menikahi Lia?” Lagi, ia berbicara dengan diri sendiri. “Tapi dia sedang bersiap debut. Bagaimana kalau langsung hamil dan merusak karirnya?”Sudah pukul 11 malam dan Adelia tak juga tiba di rumah. Mungkin penantian Bintang ma

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 253. Hubungan Yang Hambar

    “Dia tidur sambil berendam.”Bintang menggelengkan kepala, heran dengan kelakuan absurd sang kekasih kecilnya. Sekarang ia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengangkat tubuh Adelia tanpa melihat. “Lia.” Bintang mencoba membangunkannya. “Adelia!”Dengkuran halus malah menjadi jawaban dari panggilan itu. Membuat Bintang mulai kehabisan akal setelah beberapa kali mencoba membangunkannya. Ia memutuskan untuk mengambil handuk dan menutupi tubuh gadis itu setelah berhasil mengangkatnya dengan menutup mata. Setelah bekerja keras, Bintang pun berhasil membaringkannya di tempat tidur. Namun, sampai di sana, Adelia malah terbangun. “Kenapa kau baru bangun sekarang, hm?” keluh Bintang. “Kau mengerjaiku ya?”Adelia mengerjapkan netranya beberapa kali, kemudian tersadar bahwa ia sudah ada di kasurnya, masih dengan tubuh yang basah. “Astaga! Apa aku ketiduran?”Melihat dari respon Adelia, Bintang tahu kalau gadis itu pasti kelelahan setelah beberapa minggu terus berlatih dan hanya bisa tidur 2

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 252. Bersiap Debut

    “Jadi … saya mau kamu coba ke musik. Gimana, Adel?”Sesuai permintaan Bintang, Dennis memanggil Adelia untuk membicarakan masa depan karirnya sebagai artis.Wajah Adelia terlihat memerah. Pandangannya penuh harap. Menjadi penyanyi adalah impian terdalamnya, tetapi ia tak mau dirinya yang memilih. Ia ingin orang lain mengatakan kalau dirinya pantas menjadi penyanyi. Sayang, gadis pemalu itu tak berniat menyombongkan suara cantiknya.“Ba–bagaimana kalau suara saya tidak sesuai keinginan perusahaan, Pak Dennis?” Dennis tergelak sesaat kemudian berkata, “Tidak ada hal demikian, kecuali kau buta nada, Adel. Kau mau coba?”Adelia terdiam. Ia sangat ingin mencobanya dan mengetahui sampai di mana kemampuan itu membawanya. Belum juga Adelia menjawab, suara ketukan di pintu menghentikan percakapan mereka. Nana—sekretaris Dennis mengantar tamu untuk sang direktur. “Pak, Madam Inggrid sudah tiba.”Wajah Dennis berbinar mendengarnya. “Oh! Kebetulan! Suruh masuk, Na.”Nana membuka jalan dan mem

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 251. Kekanakan

    “Ab—eh?!” Netra Adelia yang setengah terbuka tadi bertemu pandang dengan Bintang yang baru saja akan membilas rambut. Bintang tersenyum lembut. “Eh … kau mau mandi denganku, Lia?”“Pa—Pa–Pak Bintang?!” pekik Adelia, menutupi matanya.Menyadari kalau ternyata ia sedang berada di rumah Bintang membuatnya langsung panik dan kembali ke lantai 3. “Astaga!” Adelia membanting tubuhnya, tengkurap di atas kasur. “Apa yang kulakukan barusan?!”Ia mencoba menghilangkan rekaman ingatan mengenai tubuh atletis Bintang yang jarang terdeteksi di balik jas kerjanya, tetapi sia-sia. Karena hanya gambaran itu lah yang kini memenuhi pikiran Adelia. Semakin matanya tertutup, semakin sadar kalau ia melihat semuanya. Setelah menenangkan diri, Adelia mulai duduk di pinggir kasur dan mengamati tempat itu. “Aneh bentuk kamarnya. Naik ke atas begini. Di bawah ada kasur juga dan kayaknya tadi masih ada tangga turun ke lantai 1.”Ia mencoba mengingat-ingat kantor Bintang yang berada di apartemen, tetapi tak

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 250. Kamar Asing

    “So, gimana penyelesaiannya?” tanya Manda. Bintang sengaja mampir ke rumah orang tuanya hari ini, karena sang ibu mengatakan kalau ia membuat sop buntut hari ini. Tak ia duga, wanita tua itu menaruh perhatian pada kasus Adelia dan Fleur. “Fleur mengakui kesalahan dan tak mau terlibat sampai ke jalur hukum, Ma.”Dahi Manda berkerut. Seolah menyuarakan kebingungan Manda, Raffael bertanya, “Minta Adel diberhentikan dari syuting, sampai kamu tuntut ke jalur hukum?”Bintang lupa, kalau mereka hanya tahu cerita pertamanya saja. “Ah … kalian belum tahu perkembangan terakhir hubungan Adelia dan Fleur?”“Ada masalah lagi?!” Manda sedikit kaget. Ia pikir masalah pertama akan selesai tanpa ada buntutnya.Bintang mengangguk. “Fleur merencanakan pembunuhan terhadap Lia, Pa. Dan Black merekam dengan jelas semua bukti itu.”Raffael dan Manda terdiam cukup lama sebelum akhirnya berkomentar satu sama lain. “Wajah cantik, berpendidikan dan kaya raya, nggak lantas membuat seseorang menjadi manusia,

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 249. Jalur Hukum Saja!

    “Apa yang sudah kau lakukan, Fleur?!” Pria tak berambut dengan tubuh tinggi kekar itu membanting pesawat telepon yang ada di meja kerjanya. Beliau adalah CEO rumah produksi Lightern—Bastian Moore. “Aku minta kamu dekati Bintang, supaya bisa merger dengan perusahaannya! Kenapa malah bikin masalah dan membuat marah produser Brian?!”Fleur hanya bisa menunduk, menyembunyikan wajahnya dari amarah sang atasan. Dua tangannya kuat-kuat meremas bahan gaun bertekstur floral itu, menahan diri untuk tidak marah atau menangis. Ia benar-benar tak menyangka, bahwa kebenciannya pada Adelia menyebabkan Bintang kehilangan minat terhadap Lightern.‘Aku terbakar cemburu saat perempuan sial itu membuka pintu dan dengan naturalnya mengira yang datang adalah Bintang,’ sesal Fleur. Di balik penyesalan itu, juga ada amarah yang besar pada Adelia. Kecemburuannya masih belum sirna. Sedikitpun tak berkurang. “Mau apa lagi kalau sudah begini, hm?!” sentak Bastian putus asa. “Sejak pagi sekretarisku sudah me

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 248. Rekaman Kebenaran

    “Theo, apa kau yang menitipkan tas ini ke Fleur untuk diberikan pada Adelia?” Brian menunjuk tas yang masih di posisi awal.Tenda Fleur tidak tersentuh sama sekali. Brian membiarkannya demikian sampai ia menemukan siapa pelaku yang berani mengacaukan suasana di lokasi syuting.Sementara sutradara mengurus jalannya syuting hari ini, Brian memutuskan untuk bicara dengan manajer Adelia.“Tas?” Dahi Theo berkerut. Ia mengamati tas itu dan berpikir keras. “Hm … aku nggak pernah lihat tas ini,” klaimnya. “Adel juga nggak punya tas seperti ini. Kau tahu sendiri kondisi anak itu. Dia nggak punya uang lebih untuk beli tas yang nggak dia butuhkan.”Brian mengangguk setuju. “Tapi, Fleur menuduhnya meletakkan tas dan ular ini di kasurnya. Kita nggak punya bukti kalau tas ini bukan milik Adelia.”“Saya ada buktinya.” Seorang pria tinggi dengan pakaian serba hitam muncul dan bergabung dalam percakapan mereka. Membuat Brian dan Theo tertegun. “Siapa kamu?!”“Saya bertugas menjaga Nona Adelia. Jad

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 247. Ketakutan dan Teror

    Staf yang mengikuti Brian masuk ke tenda Fleur tiba-tiba keluar dengan mulut tertutup tangan. Menahan mual karena sudah menyaksikan sesuatu yang menggelikan di dalam sana. “Ada apa?!” tanya peserta syuting lainnya. Mulai tak sabar karena tak satupun menjelaskan apa yang sudah mereka lihat.Bahkan Fleur kini masih berjongkok dekat pohon besar. Gemetar di dalam perlindungan tubuh Vildan.“Ular ….” Hanya itu yang berhasil diutarakan salah satu staf. Nada suaranya pun terdengar ngeri. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, Brian keluar dan segera menenangkan keributan. “Semua kembali ke ruang makan untuk sarapan!” serunya. “Fleur, kau pakai tendaku untuk sementara ini. Kami akan membuatkan tenda yang baru.”Seolah sadar dari rasa takutnya, ia pun berdiri dan meneriaki Adelia. “Ini semua gara-gara Adelia! Perempuan jalang itu!”Netra semua orang terbeliak mendengar ucapan Fleur. Pertanyaan mulai muncul di antara mereka, tentang kenapa Fleur memberi label kejam pada artis yang baru mem

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status