Share

Bab 114. Ayo, Menikah!

Penulis: Romero Un
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-13 23:49:47

Sementara Manda memilih untuk pulang ke apartemennya, keluarga Indradjaya langsung mengadakan rapat di kamar Adam dan Seria.

Tentu saja, Raffael tak berniat ikut dalam pertemuan yang sudah jelas isi topik pembicaraan akan memberatkan posisinya.

Seria memekik marah.

“Anak kurang ajar!” tukasnya geram. “Kita harus bagaimana setelah ini, Pa?”

Adam memijat dahinya yang mulai terasa pening setelah memikirkan ulang kejadian di pesta tadi. Sejak dulu Raffael memang selalu ekstrim. Jika sudah mendapatkan apa yang ia mau, tidak ada yang bisa melarang.

“Papa nggak tahu harus bagaimana menghadapi anak itu. Camelia, bagaimana menurutmu?”

Camelia baru saja akan menjawab, tetapi Seria menyerobot. “Sudah pasti kita harus kekang dia, Pa!”

“Dia sudah bukan anak-anak, Mom!” Camelia mencoba menyadarkan sang ibu dari amarahnya.

Melihat sang istri kewalahan menghadapi ibunya, Reinhart pun maju dan berkata, “Sebenarnya saya juga nggak bermaksud ikut campur, Mom, Dad. Cuma, saya dititipi pesan dari Raff
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 115. Kunjungan Tak Terduga

    “Cih! Lamaran macam apa ini, Raffael Indradjaya?” tegur Manda berpura-pura menolak. Lagi ia menambah daftar alasan menolak. “Celana kolor, kaos dalam, di meja yang berantakan dan penuh makanan.”Raffael nyengir lebar. “Kau suka gaya apa? Mau kudatangkan mawar merah kuning hijau di apartemen kita yang peach ini sampai kau tak bisa melihat lantai kamar?”“Ha?! Extravagant!” protes Manda yang merasa ide itu sangat membuang-buang uang dan menyusahkan di akhir.“Kalau begitu, makan malam di yacht? Mau ke Venice sekalian?”Manda menepuk dahinya sambil menggelengkan kepala. “Apa nggak ada ide yang biasa aja? Kamu ini lagi pamer kekayaan?”“O iya, dong! Harus itu. Kita hidup harus flexing!” Raffael mulai bermain drama, membuat Manda tergelak dengan tingkahnya. Ia kemudian menambahkan lagi, “Lagian, untuk kamu yang luar biasa, aku harus melakukan yang extravagant!” Ha! Ha! Ha!Manda tak bisa berhenti tertawa melihatnya bergaya ke sana ke mari. Begitu pun Manda malah ikut mengomentari kegila

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 116. Ketegangan Ibu dan Anak

    “Saya—”Cklak!Pintu apartemen tiba-tiba dibuka dari luar, membuat Manda cukup panik dan juga berharap Raffael akan datang lebih cepat dari perkiraan.Dan harapannya terkabul. Raffael masuk dengan wajah sinis yang langsung menatap sang ibu.“Ambush?”Seria tersenyum sambil mendengus geli. Ia baru saja dituduh melakukan penyergapan, oleh putranya. “Jauh dari rumah membuatmu tak tahu tata krama, Raffael?”Raffael terkekeh pelan. Ia menutup pintu dan berjalan mendekati Manda, lalu duduk di sampingnya. “Toh kalian yang membuatku jauh dari rumah,” balasnya, membuat Seria geram.Manda pun hampir dibuat susah bernapas karena ketegangan antara ibu dan anak tersebut. Ia jadi mensyukuri hidup sederhananya. Walau tidak kaya raya tapi orang tua menyayanginya.“Apa yang kau lakukan di sini, nyonya Seria?” tanya Raffael angkuh. Seria terlihat berusaha keras menahan amarahnya. Dan karena melihat kemungkinan mereka akan bicara lebih lama, Manda memutuskan untuk membuatkan minuman, tak peduli akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 117. Antara Percaya dan Tidak

    “Manda.”Raffael akhirnya kembali dari lobi, setelah mengantar sang ibu ke mobilnya. Mendengar namanya disebut, Manda melongok dari dalam kamar. “Kenapa? Kau lapar? Apa mau mandi?”Raffael terdiam, seperti menunggu sesuatu. Manda pun mengerutkan dahinya. “Kok diem? Mau makan apa mandi dulu?” tanya Manda lagi mengulangi.“Kukira bakal ada pilihan ‘atau kau mau aku?’, di usulanmu,” keluh Raffael sambil meniadakan jarak di antara mereka. Raffael memeluk gadis itu dan meminta maaf. “Apa kau takut tadi? Apa kau stres? Maafin aku. Ternyata Regan juga dibuat pingsan oleh pengawal Mom.”Manda membalas pelukan itu sama eratnya. Dia memang ketakutan. Seperti saat para dementor mengelilingi dan menghisap kebahagiaan kita. Seperti itulah rasanya tadi.“Semua sudah kejadian. Kau juga nggak salah, Raffa,” ujar Manda.Raffael mengecup kening Manda, kemudian bertanya, “Terus, apa yang kalian bicarakan sebelum aku datang?”“Ah … ya. Itu yang mau kubicarakan.” Manda menatap Raffael, seolah memintany

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 118. Keputusan Sedih

    Keesokan harinya. Manda menghadap Elena, atas keputusan Raffael semalam.“Jadi, kau benar-benar akan menikahi Pak Raffael, Manda?”Manda mengangguk dengan kepala tertunduk. Sementara itu, Elena menatap surat di tangannya. Surat pengajuan pengunduran diri dari Manda. Bukan hal sulit bagi perusahaan untuk langsung menyetujui surat itu, karena Manda masih dalam masa percobaan selama 3 bulan. Namun, Elena cukup berat melepas anak buahnya yang satu itu. Walau Manda masih baru bergabung, ia sudah merasa seperti bersahabat cukup lama dengan Manda. Tidak hanya hasil kerjanya yang tak pernah mengecewakan, tetapi juga karena sifatnya yang memang mudah bergaul. “Aku tahu ini memang harus dilakukan, kalau kau akan menikahi Pak Raffael. Aku hanya sedih harus kehilangan teman dan juga rekan kerja sepertimu, Manda.”Manda mengangkat kepala. Air mata pun sudah membanjirinya. Ia sendiri sangat menikmati waktunya bersama Elena dan dua rekan lainnya. Dan keputusan untuk tak lagi bekerja, cukup bera

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 119. Seria Berubah (?!)

    “Tempat apa ini?” tanya Manda begitu mereka tiba di depan sebuah bangunan kosong. “Untukmu. Kalau kau mau membuka usaha,” ujar Raffael sambil menggandeng tangan Manda. “Aku membelinya atas namamu. Anggap saja hadiah kecil dariku.”Manda bergerak maju. Ia melihat bagian dalam bangunan itu dan berkata, “Kecil?! Yang begini dibilang hadiah kecil?!”“Well, aku bisa membelikan pulau tak bernama di luar sana, kalau memang kau yang minta.”Manda langsung menggelengkan kepalanya. “Nggak, nggak.”Ia memutuskan untuk melihat-lihat lebih dalam bangunan itu. Sejak dulu, ia memang punya niat untuk membuka kafe yang bernuansa vintage. Bangunan yang dibuat dari kayu itu jelas cocok untuk mimpinya. “Apa kau tahu, kalau punya kafe adalah mimpiku? Aku merasa kau membeli ini karena kondisi itu.”Raffael terkekeh. “Aku kan cenayang.”Jawaban jenaka sang kekasih membuat Manda tergelak. Tak lama, ia pun menerima amplop coklat tebal dari pria itu. “Isinya surat-surat penting bangunan ini. Simpan baik-ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 120. Si Penakluk

    “Apa kau buta, Camelia?!” Raffael menggebrak meja kerjanya. Pagi ini, Camelia datang membawa berita yang menurut Raffael adalah sebuah omong kosong. “Kau bilang Mom berubah? Jabatan CEO ternyata nggak menjamin isi otak!” sentak Raffael murka. “Jangan sampai kudengar kau menanyakan hal yang sama pada Manda!”“Tapi, Raf … bukankah kalau kalian akan menikah, keluarganya harus tahu?” Camelia berusaha menjelaskan.Namun, Raffael semakin menaikkan volume suaranya. “Tidak berarti mereka harus bertemu! Aku nggak akan membiarkan mereka bertemu dengan singa licik seperti Mom!”“Raffa! Jangan bicaramu!” bentak Camelia. “Bagaimanapun dia ibu kamu!”“Ha! Kita lihat saja nanti! Kau atau aku yang salah!”Camelia segera keluar dari ruangan itu, membuat Elena dan dua anak buahnya terdiam membeku di tempat. Dan karena sekarang Manda sudah tidak lagi bekerja di sana, mereka semakin panik karena tak ada lagi yang bisa menenangkan sang presdir ketika mengamuk seperti sekarang.Benar saja, detik berikut

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 121. Hati Manda yang Sesungguhnya

    Secepat Tara melajukan mobilnya, tetap saja mereka tiba di sana setelah setengah pertemuan berlangsung. Sepanjang jalan, Manda hanya bisa berdoa agar Seria tidak menyakiti keluarganya. Raffael pun tak bicara apapun selain memeluk Manda. Karena tak ada yang bisa ia katakan. Seria adalah wanita yang mampu melakukan banyak hal tanpa jejak. ‘Kuharap dia nggak menggila, walau sudah kuperingatkan soal aku yang melepas nama keluarga,’ batin Raffael. Dan ketika mereka tiba di sana, Raffael yang sudah berniat akan langsung menyeret ibunya pulang, malah tertegun melihat harmonisasi kedua pihak orang tua mereka. Bahkan Adam ada di sana. “Oh? Kau menyusul Mom?” sapa Seria dengan wajah super manis. “Kemarilah. Katanya mereka belum tahu kau akan menikahi anak gadisnya, hm?”“Kau mempermalukan kami, Raffael.” Kalimat yang keluar dari mulut Adam in benar-benar lembut dan penuh pengertian. Walau terselip nada kecewa.Diana yang sepertinya sangat bahagia pun memaklumi. “Ohoho! Jangan terlalu kaku,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 122. Bagian Tersulit Dalam Mencintaimu

    Raffael terlihat mantap berdiri di depan Altar. Pagi ini, ia dan Manda akan mengumandangkan janji pernikahan mereka sebagai pintu menuju hidup baru. Gugup bercampur bahagia membuatnya tak bisa menahan lebarnya senyum di wajah. Ia menatap wajah Diana dan Rowen dengan penuh syukur karena sudah menyerahkan putri satu-satunya itu untuk menjadi teman hidup.Lagu yang dipilih Manda berkumandang bersamaan dengan dibukanya pintu aula. ‘Hm? Aku nggak tahu dia pakai penutup wajah seperti itu. Kukira dia akan pakai yang seperti jaring-jaring,’ komentar Raffael. Demikian pun, ia tak mencurigai apapun. Gaun yang dipakainya jelas gaun yang mereka pilih berdua. Segera, sang mempelai perempuan mencapai ujung karpet merah bertabur kelopak bunga dan ritual pun dijalankan. “Raffael Indradjaya, dalam pernikahan ini, apakah Anda berjanji untuk mencintai istri Anda, dalam segala keadaan ….” Sang pemuka agama itu membacakan ikrar yang harus dipegang oleh kedua mempelai. Kemudian Raffael mengangkat tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 186. Safe Zone, Blind Spot!

    “Belum juga keluar suamimu, Nda?” tanya Diana. Manda menggeleng. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir. Suaminya itu hanya mengatakan ia ada rapat malam, tetapi hati Manda tak percaya dengan ucapan Raffael.Tak bisa dibohongi. Wajah Raffael hari ini terlihat sangat tidak tenang. Seolah ada hal yang mengganggunya, tetapi tidak bisa ia utarakan. Selama bekerja dengannya, Manda tahu, tidak pernah Raffael punya jadwal untuk rapat malam hari. Jangankan malam, siang saja kalau bisa akan ia hindari. “Menurut Mama, apa ada hal buruk yang terjadi?” tanya Manda khawatir. “Hal buruk? Yang seperti apa maksudmu, Nak?”Manda mengangkat bahu. “Mungkin dia dapat ancaman dari orang tuanya? Atau malah dia diganggu Catherine Soreim itu? Atau apa? Aku sama sekali nggak bisa menebak.”Diana menghela napas panjang. Ia juga tak setuju putrinya dibiarkan dalam area buta seperti ini, tetapi ia yakin, menantunya itu pasti punya alasan. “Mama rasa, kamu harus jelaskan ke Raffa, Nak. Tidak ada untungnya ka

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 185. Jangan Berhalusinasi!

    “Alana?” Raffael mengkonfirmasi nama orang yang dirujuk dalam ucapan Chin Han. “Yes, Raff. Dia dijadwalkan keluar jam 3 sore,” tambah Chin Han. “Kau sebaiknya bersiap. Aku yakin dia akan cari kamu, Raff.”Sekejap, penyesalan memenuhi hati Raffael. Baru kemarin ia mengumumkan pernikahannya dengan Manda. Bahkan wajah Manda terpampang di salah satu media cetak. Bukan hanya foto Manda, tetapi foto saat semua keluarga merayakan ulang tahunnya kemarin. Otaknya berpikir cepat dan berkata, “Han, tolong urus penarikan koran yang ada hubungannya sama berita kemarin.”“Ok!”Di Surabaya mungkin takkan terlalu banyak penerbit yang memberitakan kejadian itu, tetapi penerbit besar pasti mencetaknya. Tanpa peduli sambungan mereka sudah terputus atau belum, Raffael berbalik mencari Tiara. “Pak? Ada yang ketinggalan?” tanya Tiara saat berpapasan dengan Raffael di pintu ruang rapat. Wajah Raffael terlihat tegang. Ia kemudian me“Ra! Minta semua penerbit koran menarik lagi korannya.”“Ha?! Mana bis

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 184. Keluar Dari Penjara

    ‘RAFTEN, Memecat Sejumlah Artis dan Staf!’Adalah berita yang terpampang di halaman terdepan semua media yang beredar di ibukota. Dan setelah membaca setiap kolom berita, semua akan tahu apa yang sudah dilakukan mereka hingga pantas mendapatkan pemecatan.Kutipan Raffael pun tertuang di sana. ‘Penilaian ulang akan dilakukan. Sebagai seorang talent, RAFTEN tidak butuh mereka yang ahli dalam bidang akting tetapi nol dalam etika.’Kali ini, Manda juga tidak akan merasa kasihan lagi. Karena apa yang dilakukan sudah kelewat batas sebagai seorang manusia. Namun, karena ini juga, Diana dan Rowan jadi tahu apa yang terjadi pada putri mereka kemarin. “Astaga! Nggak perlu lah anggap kamu istri bos. Kita sama-sama manusia kenapa nggak bisa lebih lembut sedikit ya,” keluh Diana sambil memeluk Manda. “Jadi, ponselmu rusak, Nak?” tanya Rowan.Manda mengangguk, tetapi langsung menambahkan, “Raffa sudah belikan baru dan sudah atur semua sama seperti ponsel lamaku.”Rowan mengangguk. “Syukurlah, Ra

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 183. Happy Birthday!

    “Hon—”“Diam di dalam dulu. Aku mau ganti baju!” Setelah tenang, Manda mengunci Raffael di ruang rapat kecil, di dekat ruang kerjanya. Istri sang CEO itu memutuskan untuk tak peduli dengan apa yang sudah terjadi dan menyuruh Raffael berlatih menampilkan wajah terkejutnya saat nanti ia mendapatkan kejutan.“Baiklah ….” Raffael menyerah. Baginya yang terpenting saat ini Manda sudah terlihat lebih riang. Ia tak menyangka, istrinya bukan tipe wanita lemah yang bisa diinjak sembarangan. Padahal lawannya banyak dan ia kewalahan membuktikan statusnya sebagai istri sang CEO.‘Kurasa, aku harus membuat pengumuman dan memasang video pernikahanku segera. Supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi,’ tekad Raffael dalam hatinya.Kemudian, diam-diam ia meminta Tiara membukakan pintu ruang rapat itu. Lebih baik ia segera mengurus para pembuat onar.“Pak, sebenarnya ada apa?” tanya Tiara. Ia berdiri di samping Raffael yang tengah menunggu lift. “Saya belum tahu cerita detailnya. Tapi saya sudah

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 182. Kejutan Gagal

    Tak punya pilihan, Manda segera melayangkan tas besarnya ke arah satpam tersebut. Namun sayang, pintu lift sudah tertutup lagi.“Ibu ini! Malah mukul yang berwajib!”Satpam yang terkena pukulan pun langsung protes dan langsung mencengkram tangan Manda untuk memborgolnya. Namun, sebelum borgol itu menyentuh tangan Manda, suara Raffael menggelegar dari pintu lobi. Seperti biasa pagi tadi ia bangun dan menghubungi sang istri, tetapi tidak tersambung sama sekali. Takut terjadi sesuatu, Regan pun ia perintahkan untuk mencari tahu. Secepat kilat Raffael datang ke kantor karena mendapat bocoran dari Chang bahwa Manda pergi ke kantornya. Itu pun setelah Regan mengatakan bahwa ponsel majikan perempuan mereka tidak bisa dihubungi. Dan kondisi Manda yang tengah menghajar satpam kantor menjadi pemandangan pertama di mata Raffael. “Regan! Tangkap mereka semua!” bentak Raffael membuat semua orang yang ada di sana, termasuk mereka yang menonton ketakutan. Regan segera menggiring semua orang ke

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 181. Persiapan Pesta

    “Ma, aku titip Bintang ya,” bisik Manda pada Diana yang masih setengah tidur. Diana mengangguk paham, kemudian melanjutkan tidurnya di kamar Manda, di rumah mereka yang ada di Jakarta. Bintang masih terlelap di dalam boks bayinya. “Aku pergi dulu.”Manda segera menutup pintu kamarnya dan bergegas keluar dari rumah menuju mobil. Chang dan Tara sudah berada di depan untuk mengantar. Sebelum pergi, Manda menjelaskan tugas mereka. “Chang, nanti tolong jagain Bintang dulu. Aku sama Tara ke RAFTEN, sekitar jam 8 atau 9 Tara jemput kalian.”“Siap, Madam!”Pagi masih belum penuh, tapi Manda harus segera menuju kantor Raffael karena ia sudah mengatur jadwal dengan Rara bahwa hari ini ia harus tiba di kantor pukul 7 pagi untuk mengatur berbagai hal. Berangkat pukul setengah 6 pun tak membuat Manda datang tepat waktu. Ia terlambat 5 menit. “Tara, kamu balik ke rumah ya,” perintah Manda. “Jemput Mama, Papa sama Bintang.”“Baik, Nyonya.”Sepeninggalan Tara, Manda pun berbalik untuk memasuki g

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 180. Pesta Kejutan!

    “Raffa, tunjukkan wajahmu sebentar saja!” Manda menyeret Raffael kembali ke meja makan di resort yang mereka sewa. Tentu saja, walau mereka bersenang-senang dengan pantai, Manda tidak lupa tugasnya mengingatkan Raffael jika ada rapat penting yang butuh kehadirannya. “Hanya satu ini lagi, Raffa,” bujuknya, melihat wajah cemberut sang suami. “Benar hanya satu ini lagi?” tanya Raffael mengerutkan dahi, seakan tak percaya. Manda mendengus. “Aku bukan kamu yang bilang sekali ini saja tapi bohong!”Mendengar itu Raffael tergelak. Ia akhirnya menurut dan duduk di depan laptop untuk mengikuti rapat. “Rapat harus selesai dalam 15 menit,” perintah Raffael tegas. “Beritahu saya apa saja masalah yang butuh penanganan!”Manda hanya bisa menggelengkan kepala, heran dengan CEO satu itu. Ia membiarkan Raffael dengan pekerjaannya dan menyusul Camelia yang tengah menikmati air laut di pinggiran pantai bersama dua anaknya. “Mau kerja dia?” tanya Camelia sambil terkekeh melihat adiknya tetap dipaks

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 179. Pak Bos Kabur

    “Astaga, Ra. Jadi, bos kamu kabur ini?” tanya Manda panik.Ia sedang menunggu Raffael keluar dari kamar mandinya pagi ini, ketika melihat pendar biru menyala lama dari layar ponsel sang suami.Ketika diintip, ternyata sekretarisnya yang menelepon. Takut ada hal penting, Manda menggunakan kebebasannya untuk mengusap layar ponsel ke atas. Menerima panggilan telepon itu. “Pak Raffael, apa Bapak sudah bangun? Saya sudah menunggu di lobi.”“Ra. Raffa lagi di Jogja. Apa kamu nggak diberitahu?”Spontan Manda mendengar suara seruan panik dari sang sekretaris. Hatinya merasa kasihan mendengar bahwa tidak seharusnya Raffael bisa meninggalkan kantor selama satu minggu ke depan. “Saya harus gimana, Bu Manda?” keluh Tiara dengan suara lemas. “Menurut kamu, ada pertemuan yang sangat penting sampai tidak bisa ditunda nggak?” Manda mencoba membantu sekretaris muda itu untuk mengejek jadwal si bos yang menyebalkan itu. ‘Kenapa juga aku bisa nikah sama dia. Tapi dulu dia nggak sesulit ini dihadapi.

  • Terjebak Permainan Sang Presdir   Bab 178. Penyelinap!

    “Hon?”Raffael menghubunginya via panggilan video karena pesannya tak dibalas oleh Manda. Ia terkekeh melihat wajah sang istri yang tengah tersipu malu. “Ah … aku jadi ingin pulang. Kau membuatku gemas.”Manda membuang muka. Ia kesal karena jadi lemah dengan semua kata-kata Raffael yang seperti itu. Setelah mengkondisikan wajahnya, Manda pun kembali menatap layar. “Kamu nggak bisa tarik keputusan kamu soal artis itu?” tanya Manda, berharap Raffael lebih manusiawi. Namun, Raffael menggeleng. “Nggak. Tapi aku sudah meminta salah satu sutradara menjadikannya pemeran utama film layar lebar. Kau nggak perlu khawatir. Aku menyerahkannya ke rumah produksi lain.”Manda terlihat lega mendengar kalau Raffael tidak memecatnya dan menjadikan wanita itu kehilangan pekerjaan. Sederhananya, ia hanya memindahkan artis itu ke perusahaan entertainment lain. “Kalau begitu, aku lebih tenang.”Bersamaan dengan itu, ketukan di pintu kamar Manda mengejutkan Bintang dan dirinya. Diana masuk perlahan dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status