Home / Romansa / Terjebak Nikah / Masalah Baru Lagi

Share

Masalah Baru Lagi

Author: Meyyol
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rashika dan Neha berjalan mendekati meja pria yang melambaikan tangannya kepada mereka. Ada rasa canggung dan kesal terbesit dibdalam hati Rashika setelah mengetahui kenyataan pria tersebut.

"Paman Thakur sudah buta, dia memilihkan pria untuk menjadi suamimu yang usianya hampir sama dengannya?" Oceh Neha dengan pelan di sela-sela langkah mereka.

Rashika menatap Neha tanpa berkata apapun.

"Oh ya ampun, Rassshh aku rasa kau benar-benar cocok dengannya," ledek Neha sembari cengingisan.

"Sudah tutup mulutmu! Jangan membuat aku tambah kesal." Rutuk Rashika semakin mendekati meja pria tersebut.

Saat Rashika dan Neha hampir sampai, Kabir Singh berdiri sembari menyambut kedatangan Rashika.

"Salam!" Ucap pria itu dengan Ramah.

Rashika menempelkan kedua telapak tangannya. "Salam!" Balasnya tersenyum kecil. Neha juga memberi salam pada Kabir.

"Silakan duduk!" Kabir mempersilakan Rashika dan temannya itu untuk duduk. Dengan perasaan campur aduk, Rashika duduk di kursi yang agak jauh dari Kabir. Neha lalu duduk di sampingnya.

Rashika tersenyum-senyum kesal saat Kabir menatapnya.

"Aku pikir kau akan datang sendirian," ucap Kabir memulai percakapan.

"Tidak. Aku bersama temanku, kebetulan kami juga ada janji." Jawab Rashika senyum-senyum palsu.

Kabir tampak mengangguk-angguk. "Oh ya, ayahmu pasti sudah mengatakannya, tentang ... tentang kita." Ucap Kabir yang to the point.

Rashika menghentikan senyum palsunya. Tidak disangka ternyata pria ini tipe orang yang tidak sabaran, pikirnya. Rashika lalu menyikut Neha dengan sikunya memberi kode.

"Eh iya, Paman, apa kami bisa memesan minuman?" Tanya Neha sehingga membuat raut muka Kabir menjadi terlihat cemberut.

"Maaf maksudku Rashika dan aku belum makan siang juga," ucap Neha tampak gelagapan karena kesalahan perkataannya.

"Oh, tentu saja. Silakan kalian ingin memesan apa?" ucap Kabir kemudian dan bertanya pula.

Neha mengambil menu di depannya dan mengangkatnya agak tinggi hingga menutupi wajahnya dan juga Rashika.

"Kau sudah gila? Kenapa kau memanggil dia paman? Memang dia pamanmu?" bisik Rashika membesarkan pupilnya.

"Aduh maaf, aku keceplosan. Habis mau bagaimana lagi, aku seperti sedang berhadapan dengan ayahmu." Balas Neha berbisik pula.

"Sekarang bagaimana?" Tanya Rashika mulai kebingungan menghadapi pria itu.

Neha terdiam sejenak karena memikirkan sesuatu. "Kau tenang saja, serahkan semuanya padaku." Ucap Neha dengan penuh percaya diri.

"Kalian sudah menentukan makanan apa yang ingin dipesan?" Tanya Kabir hingga membuat kedua wanita itu terkesiap.

"Iya. Kami berdua ingin memesan menu no 7 dan 6 saja," jawab Neha sambil menunjukkannya.

Kabir melihat lalu melambaikan tangan pada salah seorang pelayan. Sang pelayan pun datang menghampiri mereka.

"Aku ingin memesan," ucap Kabir menunjukkan angkanya.

"Baik, Tuan. Mohon bersabar menunggu!" Ucap pelayan itu dan berlalu pergi.

Sementara menunggu makanan yang dipesan Rashika dan Neha datang, Kabir menatap Rashika sembari tersenyum-senyum. Neha menangkap pemandangan itu, ia pun berinisiatif untuk membuyarkan pandangan Kabir.

"Oh ya, Paman eh maksudku, Tuan. Berapa usia anda sekarang?" Tanya Neha hingga membuat Rashika membelalakan kedua matanya.

"Astaga! Neha berani-beraninya dia bertanya seperti itu padanya," ucap Rashika di dalam hatinya. Ia khawatir kalau pria itu akan tersinggung dengan pertanyaan Neha.

"Maaf, Tuan atas pertanyaan dari temanku." Sela Rashika merasa tidak enak hati.

"Tidak apa-apa. Aku senang kalau kita saling terbuka. Saat ini aku sudah berusia 48 tahun. Usia yang terlalu mapan, bukan?" Ucap Kabir dengan gaya santainya.

Rashika dan Neha ternganga dan sangat terkejut mendengar usia lelaki itu. Tidak hanya terlalu mapan tapi ini sudah terlalu kematangan.

"Aku tahu kalian pasti sangat terkejut mendengar usiaku itu. Tapi, yah, beginilah aku. Karena profesiku aku kesulitan dalam mencari pendamping. Kebanyakan dari mereka, mereka takut kalau putri mereka akan menjadi janda kalau sampai aku tewas dalam menjalankan tugas." Tutur Kabir mengingat pekerjaannya saat ini.

Neha terpaku menatap lelaki paruh baya itu.

"Tapi, Rashika, aku juga tidak akan memaksamu untuk menerimaku. Aku juga menyadari bahwa usiaku tidak lagi muda," ucap lelaki itu lagi.

"Aku mengerti, Tuan." Jawab Rashika singkat.

"Tapi kalau kau sudah mempunyai kekasih, aku akan memilih mundur. Tapi, yah, itulah kalau kau masih sendiri dan bersedia menerimaku, tentu saja aku akan sangat senang." Lirih Kabir dengan penuh pengharapan pula.

Rashika bergidik ngeri mendengarnya. Ia bahkan tidak pernah bermimpi untuk menikah dengan pria yang bahkan usianya jauh lebih tua darinya.

"Sebenarnya Rashika sudah mempunyai pacar, Paman." sergah Neha tiba-tiba.

"Oh ya?"

"Iya. Maaf maksudku, Tuan." Ucap Neha meralat perkataannya.

"Benarkah itu?" Tanya Kabir menatap Rashika di depannya.

"Astaga! Apa lagi yang direncanakan Neha kali ini? Dia benar-benar selalu membuat aku dalam masalah." Gerutu Rashika di dalam hatinya.

Rashika menelan salivanya dan berkata, "iya itu benar, tuan. Aku mempunyai kekasih tapi ...." Ucapan Rashika terhenti sejenak.

"Tapi kenapa?" Kabir kembali bertanya karena penasaran dengan kehidupan Rashika.

"Tt-ttapi ayah tidak merestui hubungan kami." Jawab Rashika dengan nada pelan.

Kabir mengerutkan dahinya. Ia berpikir kembali untuk meminang Rashika untuk menjadikannya istri. Lelaki itu meraih cangkir kopi di depannya dan menyeruput kopi itu.

"Kalau aku boleh tahu, apa alasan ayahmu tidak merestui hubungan kalian?" Tanya Kabir kembali.

Rashika tidak menyangka bahwa pria di depannya begitu ingin tahu kehidupan pribadinya. Rashika menolehkan pandangannya kepada Neha, gadis yang membuat ia semakin terjebak. Cerita apa lagi yang harus ia karang kali ini?

"Sebenarnya ayah tidak merestui kami karena dia bukan keluarga berada, Tuan." Jawab Rashika terpaksa mencari alasan.

Kabir mengangguk-angguk mendengar alasannya. "Yah, aku mengerti. Memang cinta tidak memandang status. Kau benar-benar mencintai pria itu?" Tanya Kabir memandang Rashika.

"Mereka saling mencintai, Paman. Cuma ya itu, ayah Rashika bandot tua itu terlalu tamak akan harta." Celetuk Neha ceplas ceplos tanpa memikirkan perkataannya.

Rashika melebarkan kedua matanya menatap Neha. Di dalam hati ia mengutuk temannya itu karena lidahnya yang terlalu ringan.

"Maaf, Paman. Aku memang selalu berbicara seperti ini, tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Benarkan, Rash?" Ucap Neha menatap sahabatnya itu.

Rashika tercekat. Perlahan ia menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Neha.

Kabir Singh menghela napasnya baru menyadari sifat asli Tuan Thakur. Pantas saja Tuan Thakur sangat bersikeras agar ia mau menikahi putrinya.

"Ya, ya, aku mulai mengerti sekarang kenapa Tuan Thakur sangat ingin aku menikah dengan Rashika. Tetapi aku juga tidak bisa menolak keinginannya," ucap Kabir yang membuat Rashika dan Neha saling berpandangan. Mereka mengira rencana mengarang cerita akan menyurutkan niat Kabir untuk meneruskan perjodohan itu.

"Apa maksud anda, Tuan?" Tanya Rashika sedikit khawatir.

"Begini saja, aku ingin bertemu dengan kekasihmu itu, dengan begitu aku bisa meyakinkan ayahmu bahwa kalian saling mencintai. Aku akan membantu menyatukan hubungan cinta kalian berdua." Tutur Kabir Singh yang membuat mulut Rashika kembali terbungkam.

"Apa? Masalah baru lagi?" Ucap gadis itu di dalam hatinya.

"Paman maksudmu kau ingin bertemu dengan kekasih Rashika?" Tanya Neha mengulanginya.

"Iya, benar. Biarkan aku menemuinya, aku hanya ingin memastikan bahwa Rashika berada di tangan yang benar. Laki-laki yang betul-betul mencintainya dengan tulus." Ucap lelaki itu lagi.

Rashika melirik kepada Neha. Mereka harus memutar otak mereka kembali untuk mendapatkan lelaki yang akan berpura-pura menjadi kekaksih Rashika.

****

Rashika menggisa-gisa wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Aaaakkh ... aaaaaakkh ...." Teriak gadis itu dengan kesal mengusap wajahnya. Neha menghela napas melihat kelakuan sahabatnya itu.

Setelah menghabiskan waktu makan siang dengan Kabir Singh tadi, Rashika dan Neha pamit pergi dengan alasan ada jam kuliah tambahan. Namun, sebenarnya mereka menghindar mencari cara untuk mengelabui Kabir Singh besok.

Kabir Singh ingin bertemu dengan kekasih Rashika besok di tempat yang sama. Rashika juga terpaksa mengiyakan janji tersebut, meski ia tidak tahu siapa laki-laki yang akan ia bawa besok.

"Kau harus memikirkan cara membodohi laki-laki itu besok," ucap Rashika sembari mengarah telunjuknya ke depan wajah Neha.

"Bagaimana caranya?" Pungkas Neha pula.

"Aku tidak tau. Kau yang harus memikirkan caranya, ide gila ini datang dari dirimu maka kau yang harus memikirkan caranya." Pungkas Rashika dengan jengkel.

****

To be continue

Related chapters

  • Terjebak Nikah   Kekasih Pura Pura

    Di tengah kebingungan Rashika memikirkan rencana untuk besok, ia kembali dibuat terkesiap."Oh, astaga! Bagaimana aku lupa?" Ucap gadis itu terhenyak."Kenapa?" Tanya Neha melihat reaksi Rashika yang memelas.Tanpa menjawab pertanyaan Neha, Rashika mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dengan terburu-buru. Ia mencari nomor seseorang dan segera memanggilnya."Hello, Rashika!""Hello, Tuan Kabir, maaf aku mengganggumu," ucap Rashika canggung."Tidak apa-apa, Rashika. Apa ada yang penting sehingga kau menelponku? Padahal baru beberapa jam yang lalu kita bertemu." Ucap Kabir sembari menggoda Rashika."Bukan begitu, Tuan. Aku hanya ingin meminta sesuatu,""Katakan saja! Apa yang bisa aku lakukan?" Tanya Kabir Singh pula.Rashika bergidik mendengar setiap perkataan lelaki itu. "Astaga, perkataannya begitu berlebihan, lagipula aku tidak akan meminta dia untuk menjadi suamiku," celetuk Rashika di dalam hatinya."Begini Tuan, pertemuan kita tadi bisakah anda merahasiakannya dari ayahku? Anda ta

  • Terjebak Nikah   Sudah Bau Tanah

    "Aku tidak mau menjadi kekasih pura-puranya," cetus Sidarth hingga membuat Rashika terperangah. Ia tidak terima dengan ide gila Neha. Ia pikir akan menjadi kekasih Neha, hingga membuat dia sumringah."Apa kau bilang?" Sergah Rashika."Hei, hentikan! Kenapa kalian jadi bertengkar?" Sergah Neha kembali menengahi kedua orang itu.Mereka saling bergidik merasa jijik satu sama lain."Sid, tolonglah! Dengarkan aku kali ini, aku tidak akan meminta pertolonganmu kalau hal ini tidak ada kaitannya denganmu." Lanjut Neha mencoba menjelaskannya kepada Sidarth."Apa? Memang apa hubungannya denganku?" Tanya lelaki itu bingung.Braaakkk!Sidarth tersentak saat Rashika menggeprak meja dengan sedikit keras."Ini semua terjadi karena surat cinta bodohmu itu," tuding Rashika sudah mulai muak.Sidarth tampak terkesiap mendengarnya. "Surat cinta?" Ucapnya semakin bingung. Ia teringat surat cintanya beberapa hari yang lalu."Tapi aku mengirimkan surat cinta pada nona Neha, bukan padamu." Lanjut Sidarth kemu

  • Terjebak Nikah   Ratu Drama

    Keesokkan harinya,Siang itu Rashika tengah bersiap-siap untuk bertemu dengan Kabir Singh. Ia merasa deg-degan karena harus bertemu lelaki tersebut bersama kekasih pura-puranya juga."Mudah-mudahan Sidarth tidak mengacaukan rencanaku," gumam gadis itu sambil menyisir rambutnya.Setelah selesai berdandan, ia melangkah pergi ke luar kamar. Rashika memelankan langkahnya saat menuruni anak tangga, ia celingak celinguk mencari keberadaan sang ayah. Ia tidak ingin ayahnya itu tahu bahwa ia pergi ke luar hari ini.Kalau sampai ayahnya tahu ia akan seperti penjahat yang sedang diinterogasi nanti. Akan banyak pertanyaan yang akan ditujukan padanya.Setelah memastikan bahwa ruang tengah dalam keadaan sepi, ia pun mempercepat langkahnya untuk meninggalkan rumah."Astaga hari ini Neha tidak bisa menjemputku, aduh bagaimana aku akan pergi?" Gumam Rashika saat sampai di teras rumahnya.Gadis itu pun berlari cepat menuju pintu gerbang. Walaupun serba berkecukupan, Rashika tidak pernah pergi memakai

  • Terjebak Nikah   Kau Tidak Pantas

    "KABIR SINGH!" Teriak Sidarth dengan nada tinggi memanggil nama tersebut.Mendengar namanya disebut, Kabir Singh pun berdiri dari tempat duduknya."Hei, kau memanggilku?" Sahut Kabir Singh berdiri dengan tegak.Sidarth mengalihkan pandangannya kepada sumber suara tersebut. Ia pun menjadi ciut saat melihat sosok Kabir Singh itu. Tampak seorang pria paruh baya dengan lencana Tentara-nya berdiri menatap ke arahnya."Bb-bukankah? Dia yang menyenggolku tadi?" Gumam Sidarth setelah memperhatikan wajah lelaki itu dengan seksama.Sidarth teringat saat berada di luar caffe tadi, ia secara tak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki paruh baya, namun saat itu lelaki tersebut memakai jaket kulit sehingga Sidarth begitu berani membentaknya tadi.Dengan langkah gemetar, Sidarth berjalan perlahan mendekati meja Kabir Singh. Sedangkan, Kabir Singh sendiri masih belum mengalihkan pandangannya dari Sidarth.Kabir Singh duduk kembali ke kursinya, Sidarth meremas-remas jemari yang berkeringat karena m

  • Terjebak Nikah   Rashika adalah Cintaku

    Mendengar ucapan Kabir Singh yang terdengar sungguh-sungguh, Sidarth pun bangkit dari kursinya."Jadi kau akan tetap merebut cintaku dariku, Tuan?" tanya Sidarth dengan nada tinggi sehingga pembicaraan mereka mengalihkan pandangan semua orang yang ada di caffe.Kabir Singh terperangah karena dirinya dan Sidarth menjadi pusat perhatian semua orang sekarang.Sidarth mulai memasang wajah memelas. "Kau ingin merebut cintaku?" Tanya Sidarth dengan mimik muka menangis. Kabir Singh pun mengangguk perlahan walau pandangan semua orang mulai tajam ke arahnya.Sidarth sontak berbalik sambil mengetok meja. Ia lalu berbalik kembali menatap Kabir Singh."Kenapa kau ingin memisahkan aku dan cintaku hanya karena pekerjaanku, Tuan?Apa kau tahu Tuan, selama ini aku berjuang demi Rashika. Aku bekerja siang dan malam untuk membahagiakannya, tapi dengan mudahnya kau mengatakan aku tidak bisa membahagiakan cintaku. Nyawaku pun akan kuberikan pada cintaku, huhuhu." Pungkas Sidarth dan mulai menangis dengan

  • Terjebak Nikah   Tidak Bisa

    Sidarth mengantarkan Rashika menuju rumah Neha. Di dalam hati, Sidarth sangat bersemangat untuk bertemu dengan gadis pujaan hatinya, Neha.Sidarth menepikan motor besarnya di depan rumah gadis itu. Rashika berpegangan pada kedua bahu Sidarth agar bisa turun dari atas motornya."Ya, sudah. Terima kasih. Kau bisa pergi sekarang!" Ucap Rashika mengusir lelaki itu."Oih, kenapa kau mengusirku? Aku 'kan ingin bertemu dengan nona Neha, kami ingin membicarakan rencana kencan kami malam ini." Celetuk Sidarth mematikan mesin motornya.Rashika menaikkan alisnya dan menatap Sidarth dengan tajam. "Hei, tugasmu itu belum selesai." Pungkas Rashika dengan tegas.Rashika berdiri sambil melipat kedua tangannya ke dada. "Kalau Tuan Kabir Singh sudah menelponku dan memastikan bahwa dia benar-benar membatalkan perjodohannya maka, kau baru bisa pergi berkencan dengan sahabatku." Tukas Rashika dan menunjuk wajah Sidarth."Apa? Perjanjiannya 'kan bukan seperti itu," balas Sidarth tidak ingin kalah."Yang be

  • Terjebak Nikah   Sama-sama Menguntungkan

    Wajah Tuan Thakur tampak sumringah mendengarnya. Itu adalah kabar yang ia tunggu-tunggu dari Kabir Singh sejak tadi."Tapi, aku tidak bisa menikahinya," lanjut Kabir Singh sehingga membuat senyuman lebar Tuan Thakur tadi jadi menciut."Aa-aapa?" Tanggapnya gagap.Tuan Thakur tampak terdiam beberapa saat. Seleranya untuk melanjutkan pembicaraan menjadi hilang setelah mendengar hal itu.Kabir Singh pun tidak ingin membuat Tuan Thakur bertanya-tanya di dalam hatinya terkait penolakannya. Lelaki itu melanjutkan perkataannya lagi."Aku mempunyai alasan tersendiri kenapa aku tidak bisa menikahi Rashika, Tuan." Ucap Kabir Singh yang membuat wajah Tuan Thakur semakin masam."Aku tidak suka menerima alasan apapun. Penolakan berarti suatu penghinaan terbesar dalam hidupku," tukas Tuan Thakur terdengar lantang.Kabir Singh dapat mengerti dengan kekecewaan Tuan Thakur. "Aku dapat mengerti dengan kekecewaan anda, Tuan. Aku minta maaf akan hal itu," ucap Kabir Singh.Tuan Thakur sontak mengacungkan

  • Terjebak Nikah   Menikahkan Kalian Berdua

    Rashika memberikan upah seperti yang ia janjikan waktu itu. Sidarth tersenyum girang saat menghitung jumlah uang yang ada di tangannya."Malam ini akan menjadi malam yang spesial dalam hidupku," celetuk Sidarth sembari melempar senyuman kepada Rashika.Rashika mencibir jengkel sekaligus memutar bola matanya memandang ke arah lain."Aku akan menghubungi nona Neha terlebih dahulu," ujar Sidarth lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku."Terserah kau saja tapi yang harus kau ingat adalah kau jangan macam-macam dengan sahabatku atau aku akan membuat perhitungan denganmu. Kau mengerti!" Cetus Rashika dengan tatapan tajamnya.Sidarth menelan salivanya. "Kenapa kau suka sekali mengancamku? Padahal aku sudah membantu menyelesaikan masalahmu sampai hari ini," ujar Sidarth menatapnya pula.Rashika terdiam sejenak.Sidarth melangkahkan kakinya mendekati Rashika. "Selain mengancamku kau juga suka mengaturku," lanjut Sidarth semakin mendekati Rashika. Tatapan lelaki itu tampak seperti orang ber

Latest chapter

  • Terjebak Nikah   Sah Menjadi Suami Istri

    Pendeta hendak memulai upacara pernikahan, namun sebelum itu pendeta meminta kepada kedua mempelai untuk saling bertukar kalung bunga."Silakan, pakaikan kalung bunga terlebih dahulu, agar ritual ini dapat berjalan dengan lancar dan diberkati oleh Dewa," ucap pendeta itu.Pelayan wanita Kabir Singh memberikan kalung bunga pada Sidarth dan Rashika. Sidarth menatap lama pada gadis itu. Nasib saat ini benar-benar telah mengujinya. Tidak ada dalam pikirannya akan menikah secepat ini dan dengan cara seperti ini pula."Ya, Dewa, kenapa jantungku berdegub kencang seperti ini?" Tanya Sidarth di dalam hatinya."Sid, ayo, pasangkan kalung bunga itu, waktu yang baik terus berjalan." Kata Kabir Singh menyentuh lengan lelaki itu.Tanpa harus menunggu lama, Sidarth mendekati Rashika dan perlahan memasangkan kalung bunga tersebut ke leher gadis itu.Kabir Singh tampak sumringah melihatnya. Ada rasa bangga tersendiri baginya karena telah membantu menyatukan dua hati tersebut.Kini tanpa pikir panjang

  • Terjebak Nikah   Pernikahan Yang Mendadak

    Sidarth menelan salivanya mendengar perkataan Rashika. Ia bergidik ngeri dan membayangkan detik-detik lehernya digorok oleh pria si bujang lapuk itu."Aaauuhh," teriak Sidarth dengan nada pelan. "Kau telah menipuku, kaulah yang menyeretku dalam masalah ini." Lanjut lelaki itu pula dengan nada merengek."Itu juga kesalahanmu. Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan dengan lelaki itu waktu di caffe, sehingga dia berani memaksaku untuk menikah denganmu dengan cara seperti ini," balas Rashika dengan raut wajah jengkel.Sidarth membelalakan kedua matanya. "Apa? Apa yang telah kulakukan? Aku tidak mengatakan apa-apa padanya, justru aku telah membantumu sampai sejauh ini," balas Sidarth pula.Rashika pun membalas balik dengan membelalakan kedua matanya kepada lelaki yang duduk di sampingnya itu pula. "Kau bukan membantuku tapi kau justru yang menjebakku, sekarang bagaimana bisa aku menikah denganmu? Kaulah yang bersalah dalam hal ini," tukas Rashika bersikeras dan terus menyudutkan Sidarth."J

  • Terjebak Nikah   Mendiang Sidart

    "Aku telah belajar tentang arti cinta sesungguhnya dari kalian berdua, untuk itu sebelum aku kembali ke perbatasan aku ingin melakukan sesuatu untuk kalian," lanjut Kabir Singh yang semakin membuat Sidarth dan Rashika penasaran."Apa itu, Tuan?" Tanya Sidarth pula."Menikahkan kalian berdua," lirih Kabir Singh hingga membuat keduanya tersontak kaget."Apa?" Pekik Sidarth dan Rashika secara bersamaan.Kabir Singh menoleh ke belakang menatap Sidarth dan Rashika. Lelaki paruh baya itu merasa heran saat melihat ekspresi kedua orang itu."Kenapa kalian histeris seperti itu?" Tanya Kabir Singh heran, namun ia kembali tersenyum dan berkata, "ternyata kalian memang serasi, berteriak saja bisa bersamaan begitu." Celetuknya.Sidarth dan Rashika saling melirik satu sama lain. Mereka berdua tampak bingung dan begitu shock mendengar rencana dari Kabir Singh."Bb-bbukan apa-apa, Tuan. Hanya saja aku sangat terkejut," tanggap Sidarth tersenyum kecut. Ia melirik tajam ke arah Rashika."Yah, aku henda

  • Terjebak Nikah   Menikahkan Kalian Berdua

    Rashika memberikan upah seperti yang ia janjikan waktu itu. Sidarth tersenyum girang saat menghitung jumlah uang yang ada di tangannya."Malam ini akan menjadi malam yang spesial dalam hidupku," celetuk Sidarth sembari melempar senyuman kepada Rashika.Rashika mencibir jengkel sekaligus memutar bola matanya memandang ke arah lain."Aku akan menghubungi nona Neha terlebih dahulu," ujar Sidarth lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku."Terserah kau saja tapi yang harus kau ingat adalah kau jangan macam-macam dengan sahabatku atau aku akan membuat perhitungan denganmu. Kau mengerti!" Cetus Rashika dengan tatapan tajamnya.Sidarth menelan salivanya. "Kenapa kau suka sekali mengancamku? Padahal aku sudah membantu menyelesaikan masalahmu sampai hari ini," ujar Sidarth menatapnya pula.Rashika terdiam sejenak.Sidarth melangkahkan kakinya mendekati Rashika. "Selain mengancamku kau juga suka mengaturku," lanjut Sidarth semakin mendekati Rashika. Tatapan lelaki itu tampak seperti orang ber

  • Terjebak Nikah   Sama-sama Menguntungkan

    Wajah Tuan Thakur tampak sumringah mendengarnya. Itu adalah kabar yang ia tunggu-tunggu dari Kabir Singh sejak tadi."Tapi, aku tidak bisa menikahinya," lanjut Kabir Singh sehingga membuat senyuman lebar Tuan Thakur tadi jadi menciut."Aa-aapa?" Tanggapnya gagap.Tuan Thakur tampak terdiam beberapa saat. Seleranya untuk melanjutkan pembicaraan menjadi hilang setelah mendengar hal itu.Kabir Singh pun tidak ingin membuat Tuan Thakur bertanya-tanya di dalam hatinya terkait penolakannya. Lelaki itu melanjutkan perkataannya lagi."Aku mempunyai alasan tersendiri kenapa aku tidak bisa menikahi Rashika, Tuan." Ucap Kabir Singh yang membuat wajah Tuan Thakur semakin masam."Aku tidak suka menerima alasan apapun. Penolakan berarti suatu penghinaan terbesar dalam hidupku," tukas Tuan Thakur terdengar lantang.Kabir Singh dapat mengerti dengan kekecewaan Tuan Thakur. "Aku dapat mengerti dengan kekecewaan anda, Tuan. Aku minta maaf akan hal itu," ucap Kabir Singh.Tuan Thakur sontak mengacungkan

  • Terjebak Nikah   Tidak Bisa

    Sidarth mengantarkan Rashika menuju rumah Neha. Di dalam hati, Sidarth sangat bersemangat untuk bertemu dengan gadis pujaan hatinya, Neha.Sidarth menepikan motor besarnya di depan rumah gadis itu. Rashika berpegangan pada kedua bahu Sidarth agar bisa turun dari atas motornya."Ya, sudah. Terima kasih. Kau bisa pergi sekarang!" Ucap Rashika mengusir lelaki itu."Oih, kenapa kau mengusirku? Aku 'kan ingin bertemu dengan nona Neha, kami ingin membicarakan rencana kencan kami malam ini." Celetuk Sidarth mematikan mesin motornya.Rashika menaikkan alisnya dan menatap Sidarth dengan tajam. "Hei, tugasmu itu belum selesai." Pungkas Rashika dengan tegas.Rashika berdiri sambil melipat kedua tangannya ke dada. "Kalau Tuan Kabir Singh sudah menelponku dan memastikan bahwa dia benar-benar membatalkan perjodohannya maka, kau baru bisa pergi berkencan dengan sahabatku." Tukas Rashika dan menunjuk wajah Sidarth."Apa? Perjanjiannya 'kan bukan seperti itu," balas Sidarth tidak ingin kalah."Yang be

  • Terjebak Nikah   Rashika adalah Cintaku

    Mendengar ucapan Kabir Singh yang terdengar sungguh-sungguh, Sidarth pun bangkit dari kursinya."Jadi kau akan tetap merebut cintaku dariku, Tuan?" tanya Sidarth dengan nada tinggi sehingga pembicaraan mereka mengalihkan pandangan semua orang yang ada di caffe.Kabir Singh terperangah karena dirinya dan Sidarth menjadi pusat perhatian semua orang sekarang.Sidarth mulai memasang wajah memelas. "Kau ingin merebut cintaku?" Tanya Sidarth dengan mimik muka menangis. Kabir Singh pun mengangguk perlahan walau pandangan semua orang mulai tajam ke arahnya.Sidarth sontak berbalik sambil mengetok meja. Ia lalu berbalik kembali menatap Kabir Singh."Kenapa kau ingin memisahkan aku dan cintaku hanya karena pekerjaanku, Tuan?Apa kau tahu Tuan, selama ini aku berjuang demi Rashika. Aku bekerja siang dan malam untuk membahagiakannya, tapi dengan mudahnya kau mengatakan aku tidak bisa membahagiakan cintaku. Nyawaku pun akan kuberikan pada cintaku, huhuhu." Pungkas Sidarth dan mulai menangis dengan

  • Terjebak Nikah   Kau Tidak Pantas

    "KABIR SINGH!" Teriak Sidarth dengan nada tinggi memanggil nama tersebut.Mendengar namanya disebut, Kabir Singh pun berdiri dari tempat duduknya."Hei, kau memanggilku?" Sahut Kabir Singh berdiri dengan tegak.Sidarth mengalihkan pandangannya kepada sumber suara tersebut. Ia pun menjadi ciut saat melihat sosok Kabir Singh itu. Tampak seorang pria paruh baya dengan lencana Tentara-nya berdiri menatap ke arahnya."Bb-bukankah? Dia yang menyenggolku tadi?" Gumam Sidarth setelah memperhatikan wajah lelaki itu dengan seksama.Sidarth teringat saat berada di luar caffe tadi, ia secara tak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki paruh baya, namun saat itu lelaki tersebut memakai jaket kulit sehingga Sidarth begitu berani membentaknya tadi.Dengan langkah gemetar, Sidarth berjalan perlahan mendekati meja Kabir Singh. Sedangkan, Kabir Singh sendiri masih belum mengalihkan pandangannya dari Sidarth.Kabir Singh duduk kembali ke kursinya, Sidarth meremas-remas jemari yang berkeringat karena m

  • Terjebak Nikah   Ratu Drama

    Keesokkan harinya,Siang itu Rashika tengah bersiap-siap untuk bertemu dengan Kabir Singh. Ia merasa deg-degan karena harus bertemu lelaki tersebut bersama kekasih pura-puranya juga."Mudah-mudahan Sidarth tidak mengacaukan rencanaku," gumam gadis itu sambil menyisir rambutnya.Setelah selesai berdandan, ia melangkah pergi ke luar kamar. Rashika memelankan langkahnya saat menuruni anak tangga, ia celingak celinguk mencari keberadaan sang ayah. Ia tidak ingin ayahnya itu tahu bahwa ia pergi ke luar hari ini.Kalau sampai ayahnya tahu ia akan seperti penjahat yang sedang diinterogasi nanti. Akan banyak pertanyaan yang akan ditujukan padanya.Setelah memastikan bahwa ruang tengah dalam keadaan sepi, ia pun mempercepat langkahnya untuk meninggalkan rumah."Astaga hari ini Neha tidak bisa menjemputku, aduh bagaimana aku akan pergi?" Gumam Rashika saat sampai di teras rumahnya.Gadis itu pun berlari cepat menuju pintu gerbang. Walaupun serba berkecukupan, Rashika tidak pernah pergi memakai

DMCA.com Protection Status