Beranda / Romansa / Terjebak Nikah / Kekasih Pura Pura

Share

Kekasih Pura Pura

Penulis: Meyyol
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di tengah kebingungan Rashika memikirkan rencana untuk besok, ia kembali dibuat terkesiap.

"Oh, astaga! Bagaimana aku lupa?" Ucap gadis itu terhenyak.

"Kenapa?" Tanya Neha melihat reaksi Rashika yang memelas.

Tanpa menjawab pertanyaan Neha, Rashika mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dengan terburu-buru. Ia mencari nomor seseorang dan segera memanggilnya.

"Hello, Rashika!"

"Hello, Tuan Kabir, maaf aku mengganggumu," ucap Rashika canggung.

"Tidak apa-apa, Rashika. Apa ada yang penting sehingga kau menelponku? Padahal baru beberapa jam yang lalu kita bertemu." Ucap Kabir sembari menggoda Rashika.

"Bukan begitu, Tuan. Aku hanya ingin meminta sesuatu,"

"Katakan saja! Apa yang bisa aku lakukan?" Tanya Kabir Singh pula.

Rashika bergidik mendengar setiap perkataan lelaki itu. "Astaga, perkataannya begitu berlebihan, lagipula aku tidak akan meminta dia untuk menjadi suamiku," celetuk Rashika di dalam hatinya.

"Begini Tuan, pertemuan kita tadi bisakah anda merahasiakannya dari ayahku? Anda tahu sendiri 'kan bagaimana ayahku, jadi tolong anda rahasia tentang kekasihku itu untuk sementara. Aku mohon, Tuan!" Ucap Rashika dengan nada memelas.

Terdengar tawa kecil dari Kabir Singh. "Hehehe, jangan khawatir, aku tidak akan mengatakan apapun sampai aku bertemu dengan kekasihmu besok. Kau tenang saja, Rashika!" Jawabnya.

Rashika tersenyum lega mendengar jawaban Kabir Singh. "Terima kasih, Tuan. Kalau begitu sampai jumpa besok siang, salam!" Ucap Rashika dan langsung mengakhiri panggilannya.

Kabir Singh pun tak sempat mengucapkan salam balik kepada Rashika. Ia hanya tersenyam senyum dan kembali melanjutkan aktifitasnya.

Rashika memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Neha melihat raut wajah Rashika yang tampak sedikit tenang.

"Kau sudah memikirkan bagaimana rencana besok?" Tanya Rashika menatap sahabatnya itu.

Neha manggut-manggut. "Rash, aku punya rencana, tapi aku harap kau setuju dengan rencanaku ini." Ujar Neha dengan sungguh-sungguh.

"Katakan!"

"Kau ingat laki-laki yang mengirimiku surat waktu itu, kan?" Ucap Neha mengingatkan.

Rashika kembali terbayang pada sosok laki-laki yang mendatangi Neha dan memberikan surat cinta itu untuknya.

"Pelayan itu?" Tanya Rashika melebarkan kedua matanya.

"Iya. Bagaimana kalau kita meminta bantuannya saja, minta dia untuk berpura-pura menjadi pacarmu dan bertemu dengan lelaki tua itu besok." Ujar Neha memberikan idenya.

Rashika menghela nafasnya dengan kesal. "Neha, apa kau tidak punya laki-laki lain selain pelayan itu?" Dengus Rashika.

"Apa salahnya? Aku rasa dia cukup tampan, dia juga sangat manis. Heh, lagipula ini hanya sandiwara saja, 'kan?" Ucap Neha menyikut lengan Rashika.

Rashika terdiam sejenak memikirkan ide gila sabahatnya itu. Hal yang belum pernah Rashika lakukan selama ini, sungguh sangat jauh dari karakternya.

"Lagipula ke mana kita akan mencari laki-laki yang mau berpura-pura menjadi pacarmu? Waktunya juga sangat mendesak. Kau harus berpikir cepat!" Tutur Neha menambahkan.

Neha mungkin benar, ke mana lagi ia harus mencari pacar bohongan, pikirnya pula.

"Baiklah. Tapi kau yakin dia mau membantuku?" Tanya Rashika merasa kurang yakin.

"Aku akan bicara dengannya. Kau tenang saja, aku yakin dia pasti mau mendengarkan aku. Lagipula dia kan tergila-gila padaku." Celetuk Neha dengan percaya diri.

"Terserah padamu. Aku hanya tahu beres, kau hanya perlu pastikan bahwa dia tidak akan mengacaukan rencanaku." Ucap Rashika memberikan amanat.

"Ya. Aku mengerti."

"Ya, sudah ayo kita temui dia sekarang!" Ujar Rashika sembari melangkah pergi.

"Secepat itu?"

****

Neha menepikan mobilnya di depan sebuah resto pizza terbesar di kota itu. Rashika tampak tidak asing dengan tempat tersebut, karena mereka sudah terbiasa menghabiskan waktu di sana bersama dengan Neha.

Rashika kemudian turun dari mobil diikuti oleh Neha. Mereka berdua lalu melangkah masuk untuk menemui seseorang di sana.

"Selama datang!" Sapa seorang pelayan di depan pintu masuk.

Rashika dan Neha masuk dan terlihat sibuk mencari sosok yang mereka ingin temui segera.

"Permisi kami sedang mencari Sidarth, apa dia masuk hari ini?" Tanya Neha kepada salah seorang pelayan.

"Oh, Sid. Dia sedang mengantar pesanan, Nona." Jawab pelayan wanita itu.

"Oh, begitu. Ya sudah, terima kasih," balas Neha pula.

Pelayan tersebut kembali melanjutkan pekerjaannya. Rashika mulai terlihat gusar karena tidak bertemu dengannya.

"Rashika, sementara menunggu dia kembali sebaiknya kita duduk di sana saja, ayo!" Ajak Neha sambil mengajak sahabatnya itu duduk di meja dekat jendela.

"Kau yakin dia tidak akan lama?" Tanya Rashika sembari berjalan mengikuti Neha.

"Yakin. Aku rasa sebentar lagi dia akan kembali." Jawab gadis itu sambil menghenyakkan pinggulnya.

Neha menatap raut wajah Rashika yang masih terlihat cemas. "Kau jangan terlalu khawatir, tenang saja! Dia pasti bisa membantu kita." Ucap Neha mencoba menenangkan hati sahabatnya itu.

"Yah, aku harap begitu."

"Oh, ya, bagaimana kalau kita memesan makanan dulu?" Tanya Neha sambil melihat menu berbagai macam jenis Pizza dengan aneka rasa.

"Makan lagi? Bukankah beberapa waktu yang lalu kita habis makan banyak?" Ucap Rashika memandang Neha.

Neha tersenyum lebar. "Hehehe, tapi aku ingin sekali makan pizza, sudahlah kita pesan saja!" Ucap Neha tidak peduli. Tanpa pikir panjang ia beranjak untuk memesan makanan.

Rashika menghela nafas. "Terserah kau saja," sahut gadis itu mengalihkan pandangan.

Setelah cukup lama mereka menunggu lelaki yang bernama Sidarth, mereka juga sampai menghabiskan separuh pizza dengan keju mozarella dan toping sosis diatasnya.

Sidarth muncul dari pintu setelah mengantar beberapa pesanan. Seorang teman yang sesama pelayan dengannya datang menghampiri lelaki itu.

"Hei, Sid! Ada gadis yang mencarimu," ucapnya memberitahu.

"Apa? Gadis?"

Sidarth tampak tersenyum-senyum dan merapikan sisi-sisi rambutnya. Ia memasang wajah tengilnya dan terlihat begitu bersemangat.

"Di mana gadis yang mencariku?" Tanya Sidarth kemudian. Pelayan tersebut menunjukkan tempat di mana Neha dan Rashika duduk menunggu kedatangannya.

"Nona Neha," gumamnya tampak senang bertemu dengan gadis itu.

Sidarth tergesa-gesa ingin segera sampai di tempat Neha, sang gadis pujaan hatinya.

"Nona Neha!" Sapa Sidarth sembari menunggingkan senyuman.

Neha dan Rashika terlihat sumringah dengan kedatangan Sidarth. Mereka sudah menghabiskan waktu hampir satu jam demi bertemu pria itu.

"Hai, Sid!" Sapa Neha tersenyum pula.

Sidarth terlihat canggung bertemu dengan Neha. "Nona kau ingin bertemu denganku?" Tanya Sid kembali.

"Iya. Tapi aku minta maaf karena waktu itu aku tidak bisa menemuimu," ucap Neha dengan raut wajah manjanya. "Oh, ya, kau jangan memanggil aku nona, panggil Neha saja!" Lanjut gadis itu kemudian.

"Baiklah, Neha." Ucap Sidarth agak malu-malu.

"Oh, ya, silakan duduk dulu! Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," ucap Neha sambil menunjukkan kursi di samping Rashika.

"Tapi, Nona," Sidarth merasa tidak enak karena ini masih jam kerjanya. Kalau sampai Tuan Batra melihatnya bersantai, pria gendut itu pasti akan mengomelinya.

"Tidak apa-apa, duduk saja! Aku akan bicara nanti dengan managermu kalau sampai dia menegurmu," ucap Neha berlagak.

"Baiklah." Sidarth pun duduk di samping Rashika. Ia masih belum bisa mengalihkan pandangannya dari Neha, entah kenapa ia begitu sangat tertarik pada gadis yang ceplas ceplos itu.

"Oh, ya, Sid ini temanku, namanya Rashika." Ucap Neha memperkenalkan.

"Iya, aku sudah tahu. Dia 'kan selalu bersamamu setiap hari di sini." Sahut lelaki itu pula.

Rashika tampak tidak menyukai nada perkataan lelaki itu yang seperti meremehkan dirinya.

"Oh, ya, Sid aku perlu bantuanmu,"

"Katakan! Apa yang bisa aku lakukan?" Tanya Sidarth yang sangat bersemangat.

"Menjadi kekasih pura-pura,"

Perkataan Neha membuat senyuman di wajah Sidarth menguncup. Sebelumnya ia terlihat begitu senang.

"Kekasih pura-pura?" Tanya lelaki itu pula.

"Iya, kekasih pura-pura."

Ada rasa kecewa terbesit di hati Sidarth, namun ia juga menyadari siapa dirinya. Tidak mungkin gadis berpendidikan seperti Neha akan jatuh hati kepada pemuda biasa seperti dirinya.

"Ah, Nona, bercanda. Jangankan kekasih pura-pura menjadi kekasih sungguhan pun aku bersedia," ucap Sidarth sumringah.

Rashika tampak terkesiap mendengar ocehan Sidarth. "Apa? Kekasih sungguhan? Hei, kau tidak melihat siapa dirimu?" Sahut Rashika sudah merasa muak.

"Ada apa denganmu? Aku bicara dengan nona Neha bukan padamu." Pungkas Sidarth dengan muka tengilnya.

Neha menepuk jidatnya karena Rashika bisa mengacaukan rencananya.

"Hei, kenapa kalian berdebat?" Sergah Neha menghentikan percakapan mereka.

Keduanya pun langsung terdiam dan kembali mengalihkan pandangan pada Neha.

"Sid, sebenarnya aku memintamu untuk menjadi kekasih pura-pura sahabatku, Rashika." Ucap Neha menjelaskan maksudnya yang sebenarnya.

Sidarth menatap Rashika sambil melebarkan kedua matanya. "Apa? Pura-pura menjadi kekasihnya? Huh?" Tanggap Sidarth bergidik.

Rashika mengerutkan dahinya. "Kenapa? Apanya yang salah?" Tanya Rashika pula. Ia tidak suka dengan tatapan Sidarth yang seperti jijik melihatnya.

"Tentu saja salah. Jangankan menjadi kekasih sungguhan, kekasih pura-pura pun aku tidak sudi." Pungkas lelaki itu.

"KAU!"

****

To be continue

Bab terkait

  • Terjebak Nikah   Sudah Bau Tanah

    "Aku tidak mau menjadi kekasih pura-puranya," cetus Sidarth hingga membuat Rashika terperangah. Ia tidak terima dengan ide gila Neha. Ia pikir akan menjadi kekasih Neha, hingga membuat dia sumringah."Apa kau bilang?" Sergah Rashika."Hei, hentikan! Kenapa kalian jadi bertengkar?" Sergah Neha kembali menengahi kedua orang itu.Mereka saling bergidik merasa jijik satu sama lain."Sid, tolonglah! Dengarkan aku kali ini, aku tidak akan meminta pertolonganmu kalau hal ini tidak ada kaitannya denganmu." Lanjut Neha mencoba menjelaskannya kepada Sidarth."Apa? Memang apa hubungannya denganku?" Tanya lelaki itu bingung.Braaakkk!Sidarth tersentak saat Rashika menggeprak meja dengan sedikit keras."Ini semua terjadi karena surat cinta bodohmu itu," tuding Rashika sudah mulai muak.Sidarth tampak terkesiap mendengarnya. "Surat cinta?" Ucapnya semakin bingung. Ia teringat surat cintanya beberapa hari yang lalu."Tapi aku mengirimkan surat cinta pada nona Neha, bukan padamu." Lanjut Sidarth kemu

  • Terjebak Nikah   Ratu Drama

    Keesokkan harinya,Siang itu Rashika tengah bersiap-siap untuk bertemu dengan Kabir Singh. Ia merasa deg-degan karena harus bertemu lelaki tersebut bersama kekasih pura-puranya juga."Mudah-mudahan Sidarth tidak mengacaukan rencanaku," gumam gadis itu sambil menyisir rambutnya.Setelah selesai berdandan, ia melangkah pergi ke luar kamar. Rashika memelankan langkahnya saat menuruni anak tangga, ia celingak celinguk mencari keberadaan sang ayah. Ia tidak ingin ayahnya itu tahu bahwa ia pergi ke luar hari ini.Kalau sampai ayahnya tahu ia akan seperti penjahat yang sedang diinterogasi nanti. Akan banyak pertanyaan yang akan ditujukan padanya.Setelah memastikan bahwa ruang tengah dalam keadaan sepi, ia pun mempercepat langkahnya untuk meninggalkan rumah."Astaga hari ini Neha tidak bisa menjemputku, aduh bagaimana aku akan pergi?" Gumam Rashika saat sampai di teras rumahnya.Gadis itu pun berlari cepat menuju pintu gerbang. Walaupun serba berkecukupan, Rashika tidak pernah pergi memakai

  • Terjebak Nikah   Kau Tidak Pantas

    "KABIR SINGH!" Teriak Sidarth dengan nada tinggi memanggil nama tersebut.Mendengar namanya disebut, Kabir Singh pun berdiri dari tempat duduknya."Hei, kau memanggilku?" Sahut Kabir Singh berdiri dengan tegak.Sidarth mengalihkan pandangannya kepada sumber suara tersebut. Ia pun menjadi ciut saat melihat sosok Kabir Singh itu. Tampak seorang pria paruh baya dengan lencana Tentara-nya berdiri menatap ke arahnya."Bb-bukankah? Dia yang menyenggolku tadi?" Gumam Sidarth setelah memperhatikan wajah lelaki itu dengan seksama.Sidarth teringat saat berada di luar caffe tadi, ia secara tak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki paruh baya, namun saat itu lelaki tersebut memakai jaket kulit sehingga Sidarth begitu berani membentaknya tadi.Dengan langkah gemetar, Sidarth berjalan perlahan mendekati meja Kabir Singh. Sedangkan, Kabir Singh sendiri masih belum mengalihkan pandangannya dari Sidarth.Kabir Singh duduk kembali ke kursinya, Sidarth meremas-remas jemari yang berkeringat karena m

  • Terjebak Nikah   Rashika adalah Cintaku

    Mendengar ucapan Kabir Singh yang terdengar sungguh-sungguh, Sidarth pun bangkit dari kursinya."Jadi kau akan tetap merebut cintaku dariku, Tuan?" tanya Sidarth dengan nada tinggi sehingga pembicaraan mereka mengalihkan pandangan semua orang yang ada di caffe.Kabir Singh terperangah karena dirinya dan Sidarth menjadi pusat perhatian semua orang sekarang.Sidarth mulai memasang wajah memelas. "Kau ingin merebut cintaku?" Tanya Sidarth dengan mimik muka menangis. Kabir Singh pun mengangguk perlahan walau pandangan semua orang mulai tajam ke arahnya.Sidarth sontak berbalik sambil mengetok meja. Ia lalu berbalik kembali menatap Kabir Singh."Kenapa kau ingin memisahkan aku dan cintaku hanya karena pekerjaanku, Tuan?Apa kau tahu Tuan, selama ini aku berjuang demi Rashika. Aku bekerja siang dan malam untuk membahagiakannya, tapi dengan mudahnya kau mengatakan aku tidak bisa membahagiakan cintaku. Nyawaku pun akan kuberikan pada cintaku, huhuhu." Pungkas Sidarth dan mulai menangis dengan

  • Terjebak Nikah   Tidak Bisa

    Sidarth mengantarkan Rashika menuju rumah Neha. Di dalam hati, Sidarth sangat bersemangat untuk bertemu dengan gadis pujaan hatinya, Neha.Sidarth menepikan motor besarnya di depan rumah gadis itu. Rashika berpegangan pada kedua bahu Sidarth agar bisa turun dari atas motornya."Ya, sudah. Terima kasih. Kau bisa pergi sekarang!" Ucap Rashika mengusir lelaki itu."Oih, kenapa kau mengusirku? Aku 'kan ingin bertemu dengan nona Neha, kami ingin membicarakan rencana kencan kami malam ini." Celetuk Sidarth mematikan mesin motornya.Rashika menaikkan alisnya dan menatap Sidarth dengan tajam. "Hei, tugasmu itu belum selesai." Pungkas Rashika dengan tegas.Rashika berdiri sambil melipat kedua tangannya ke dada. "Kalau Tuan Kabir Singh sudah menelponku dan memastikan bahwa dia benar-benar membatalkan perjodohannya maka, kau baru bisa pergi berkencan dengan sahabatku." Tukas Rashika dan menunjuk wajah Sidarth."Apa? Perjanjiannya 'kan bukan seperti itu," balas Sidarth tidak ingin kalah."Yang be

  • Terjebak Nikah   Sama-sama Menguntungkan

    Wajah Tuan Thakur tampak sumringah mendengarnya. Itu adalah kabar yang ia tunggu-tunggu dari Kabir Singh sejak tadi."Tapi, aku tidak bisa menikahinya," lanjut Kabir Singh sehingga membuat senyuman lebar Tuan Thakur tadi jadi menciut."Aa-aapa?" Tanggapnya gagap.Tuan Thakur tampak terdiam beberapa saat. Seleranya untuk melanjutkan pembicaraan menjadi hilang setelah mendengar hal itu.Kabir Singh pun tidak ingin membuat Tuan Thakur bertanya-tanya di dalam hatinya terkait penolakannya. Lelaki itu melanjutkan perkataannya lagi."Aku mempunyai alasan tersendiri kenapa aku tidak bisa menikahi Rashika, Tuan." Ucap Kabir Singh yang membuat wajah Tuan Thakur semakin masam."Aku tidak suka menerima alasan apapun. Penolakan berarti suatu penghinaan terbesar dalam hidupku," tukas Tuan Thakur terdengar lantang.Kabir Singh dapat mengerti dengan kekecewaan Tuan Thakur. "Aku dapat mengerti dengan kekecewaan anda, Tuan. Aku minta maaf akan hal itu," ucap Kabir Singh.Tuan Thakur sontak mengacungkan

  • Terjebak Nikah   Menikahkan Kalian Berdua

    Rashika memberikan upah seperti yang ia janjikan waktu itu. Sidarth tersenyum girang saat menghitung jumlah uang yang ada di tangannya."Malam ini akan menjadi malam yang spesial dalam hidupku," celetuk Sidarth sembari melempar senyuman kepada Rashika.Rashika mencibir jengkel sekaligus memutar bola matanya memandang ke arah lain."Aku akan menghubungi nona Neha terlebih dahulu," ujar Sidarth lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku."Terserah kau saja tapi yang harus kau ingat adalah kau jangan macam-macam dengan sahabatku atau aku akan membuat perhitungan denganmu. Kau mengerti!" Cetus Rashika dengan tatapan tajamnya.Sidarth menelan salivanya. "Kenapa kau suka sekali mengancamku? Padahal aku sudah membantu menyelesaikan masalahmu sampai hari ini," ujar Sidarth menatapnya pula.Rashika terdiam sejenak.Sidarth melangkahkan kakinya mendekati Rashika. "Selain mengancamku kau juga suka mengaturku," lanjut Sidarth semakin mendekati Rashika. Tatapan lelaki itu tampak seperti orang ber

  • Terjebak Nikah   Mendiang Sidart

    "Aku telah belajar tentang arti cinta sesungguhnya dari kalian berdua, untuk itu sebelum aku kembali ke perbatasan aku ingin melakukan sesuatu untuk kalian," lanjut Kabir Singh yang semakin membuat Sidarth dan Rashika penasaran."Apa itu, Tuan?" Tanya Sidarth pula."Menikahkan kalian berdua," lirih Kabir Singh hingga membuat keduanya tersontak kaget."Apa?" Pekik Sidarth dan Rashika secara bersamaan.Kabir Singh menoleh ke belakang menatap Sidarth dan Rashika. Lelaki paruh baya itu merasa heran saat melihat ekspresi kedua orang itu."Kenapa kalian histeris seperti itu?" Tanya Kabir Singh heran, namun ia kembali tersenyum dan berkata, "ternyata kalian memang serasi, berteriak saja bisa bersamaan begitu." Celetuknya.Sidarth dan Rashika saling melirik satu sama lain. Mereka berdua tampak bingung dan begitu shock mendengar rencana dari Kabir Singh."Bb-bbukan apa-apa, Tuan. Hanya saja aku sangat terkejut," tanggap Sidarth tersenyum kecut. Ia melirik tajam ke arah Rashika."Yah, aku henda

Bab terbaru

  • Terjebak Nikah   Sah Menjadi Suami Istri

    Pendeta hendak memulai upacara pernikahan, namun sebelum itu pendeta meminta kepada kedua mempelai untuk saling bertukar kalung bunga."Silakan, pakaikan kalung bunga terlebih dahulu, agar ritual ini dapat berjalan dengan lancar dan diberkati oleh Dewa," ucap pendeta itu.Pelayan wanita Kabir Singh memberikan kalung bunga pada Sidarth dan Rashika. Sidarth menatap lama pada gadis itu. Nasib saat ini benar-benar telah mengujinya. Tidak ada dalam pikirannya akan menikah secepat ini dan dengan cara seperti ini pula."Ya, Dewa, kenapa jantungku berdegub kencang seperti ini?" Tanya Sidarth di dalam hatinya."Sid, ayo, pasangkan kalung bunga itu, waktu yang baik terus berjalan." Kata Kabir Singh menyentuh lengan lelaki itu.Tanpa harus menunggu lama, Sidarth mendekati Rashika dan perlahan memasangkan kalung bunga tersebut ke leher gadis itu.Kabir Singh tampak sumringah melihatnya. Ada rasa bangga tersendiri baginya karena telah membantu menyatukan dua hati tersebut.Kini tanpa pikir panjang

  • Terjebak Nikah   Pernikahan Yang Mendadak

    Sidarth menelan salivanya mendengar perkataan Rashika. Ia bergidik ngeri dan membayangkan detik-detik lehernya digorok oleh pria si bujang lapuk itu."Aaauuhh," teriak Sidarth dengan nada pelan. "Kau telah menipuku, kaulah yang menyeretku dalam masalah ini." Lanjut lelaki itu pula dengan nada merengek."Itu juga kesalahanmu. Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan dengan lelaki itu waktu di caffe, sehingga dia berani memaksaku untuk menikah denganmu dengan cara seperti ini," balas Rashika dengan raut wajah jengkel.Sidarth membelalakan kedua matanya. "Apa? Apa yang telah kulakukan? Aku tidak mengatakan apa-apa padanya, justru aku telah membantumu sampai sejauh ini," balas Sidarth pula.Rashika pun membalas balik dengan membelalakan kedua matanya kepada lelaki yang duduk di sampingnya itu pula. "Kau bukan membantuku tapi kau justru yang menjebakku, sekarang bagaimana bisa aku menikah denganmu? Kaulah yang bersalah dalam hal ini," tukas Rashika bersikeras dan terus menyudutkan Sidarth."J

  • Terjebak Nikah   Mendiang Sidart

    "Aku telah belajar tentang arti cinta sesungguhnya dari kalian berdua, untuk itu sebelum aku kembali ke perbatasan aku ingin melakukan sesuatu untuk kalian," lanjut Kabir Singh yang semakin membuat Sidarth dan Rashika penasaran."Apa itu, Tuan?" Tanya Sidarth pula."Menikahkan kalian berdua," lirih Kabir Singh hingga membuat keduanya tersontak kaget."Apa?" Pekik Sidarth dan Rashika secara bersamaan.Kabir Singh menoleh ke belakang menatap Sidarth dan Rashika. Lelaki paruh baya itu merasa heran saat melihat ekspresi kedua orang itu."Kenapa kalian histeris seperti itu?" Tanya Kabir Singh heran, namun ia kembali tersenyum dan berkata, "ternyata kalian memang serasi, berteriak saja bisa bersamaan begitu." Celetuknya.Sidarth dan Rashika saling melirik satu sama lain. Mereka berdua tampak bingung dan begitu shock mendengar rencana dari Kabir Singh."Bb-bbukan apa-apa, Tuan. Hanya saja aku sangat terkejut," tanggap Sidarth tersenyum kecut. Ia melirik tajam ke arah Rashika."Yah, aku henda

  • Terjebak Nikah   Menikahkan Kalian Berdua

    Rashika memberikan upah seperti yang ia janjikan waktu itu. Sidarth tersenyum girang saat menghitung jumlah uang yang ada di tangannya."Malam ini akan menjadi malam yang spesial dalam hidupku," celetuk Sidarth sembari melempar senyuman kepada Rashika.Rashika mencibir jengkel sekaligus memutar bola matanya memandang ke arah lain."Aku akan menghubungi nona Neha terlebih dahulu," ujar Sidarth lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku."Terserah kau saja tapi yang harus kau ingat adalah kau jangan macam-macam dengan sahabatku atau aku akan membuat perhitungan denganmu. Kau mengerti!" Cetus Rashika dengan tatapan tajamnya.Sidarth menelan salivanya. "Kenapa kau suka sekali mengancamku? Padahal aku sudah membantu menyelesaikan masalahmu sampai hari ini," ujar Sidarth menatapnya pula.Rashika terdiam sejenak.Sidarth melangkahkan kakinya mendekati Rashika. "Selain mengancamku kau juga suka mengaturku," lanjut Sidarth semakin mendekati Rashika. Tatapan lelaki itu tampak seperti orang ber

  • Terjebak Nikah   Sama-sama Menguntungkan

    Wajah Tuan Thakur tampak sumringah mendengarnya. Itu adalah kabar yang ia tunggu-tunggu dari Kabir Singh sejak tadi."Tapi, aku tidak bisa menikahinya," lanjut Kabir Singh sehingga membuat senyuman lebar Tuan Thakur tadi jadi menciut."Aa-aapa?" Tanggapnya gagap.Tuan Thakur tampak terdiam beberapa saat. Seleranya untuk melanjutkan pembicaraan menjadi hilang setelah mendengar hal itu.Kabir Singh pun tidak ingin membuat Tuan Thakur bertanya-tanya di dalam hatinya terkait penolakannya. Lelaki itu melanjutkan perkataannya lagi."Aku mempunyai alasan tersendiri kenapa aku tidak bisa menikahi Rashika, Tuan." Ucap Kabir Singh yang membuat wajah Tuan Thakur semakin masam."Aku tidak suka menerima alasan apapun. Penolakan berarti suatu penghinaan terbesar dalam hidupku," tukas Tuan Thakur terdengar lantang.Kabir Singh dapat mengerti dengan kekecewaan Tuan Thakur. "Aku dapat mengerti dengan kekecewaan anda, Tuan. Aku minta maaf akan hal itu," ucap Kabir Singh.Tuan Thakur sontak mengacungkan

  • Terjebak Nikah   Tidak Bisa

    Sidarth mengantarkan Rashika menuju rumah Neha. Di dalam hati, Sidarth sangat bersemangat untuk bertemu dengan gadis pujaan hatinya, Neha.Sidarth menepikan motor besarnya di depan rumah gadis itu. Rashika berpegangan pada kedua bahu Sidarth agar bisa turun dari atas motornya."Ya, sudah. Terima kasih. Kau bisa pergi sekarang!" Ucap Rashika mengusir lelaki itu."Oih, kenapa kau mengusirku? Aku 'kan ingin bertemu dengan nona Neha, kami ingin membicarakan rencana kencan kami malam ini." Celetuk Sidarth mematikan mesin motornya.Rashika menaikkan alisnya dan menatap Sidarth dengan tajam. "Hei, tugasmu itu belum selesai." Pungkas Rashika dengan tegas.Rashika berdiri sambil melipat kedua tangannya ke dada. "Kalau Tuan Kabir Singh sudah menelponku dan memastikan bahwa dia benar-benar membatalkan perjodohannya maka, kau baru bisa pergi berkencan dengan sahabatku." Tukas Rashika dan menunjuk wajah Sidarth."Apa? Perjanjiannya 'kan bukan seperti itu," balas Sidarth tidak ingin kalah."Yang be

  • Terjebak Nikah   Rashika adalah Cintaku

    Mendengar ucapan Kabir Singh yang terdengar sungguh-sungguh, Sidarth pun bangkit dari kursinya."Jadi kau akan tetap merebut cintaku dariku, Tuan?" tanya Sidarth dengan nada tinggi sehingga pembicaraan mereka mengalihkan pandangan semua orang yang ada di caffe.Kabir Singh terperangah karena dirinya dan Sidarth menjadi pusat perhatian semua orang sekarang.Sidarth mulai memasang wajah memelas. "Kau ingin merebut cintaku?" Tanya Sidarth dengan mimik muka menangis. Kabir Singh pun mengangguk perlahan walau pandangan semua orang mulai tajam ke arahnya.Sidarth sontak berbalik sambil mengetok meja. Ia lalu berbalik kembali menatap Kabir Singh."Kenapa kau ingin memisahkan aku dan cintaku hanya karena pekerjaanku, Tuan?Apa kau tahu Tuan, selama ini aku berjuang demi Rashika. Aku bekerja siang dan malam untuk membahagiakannya, tapi dengan mudahnya kau mengatakan aku tidak bisa membahagiakan cintaku. Nyawaku pun akan kuberikan pada cintaku, huhuhu." Pungkas Sidarth dan mulai menangis dengan

  • Terjebak Nikah   Kau Tidak Pantas

    "KABIR SINGH!" Teriak Sidarth dengan nada tinggi memanggil nama tersebut.Mendengar namanya disebut, Kabir Singh pun berdiri dari tempat duduknya."Hei, kau memanggilku?" Sahut Kabir Singh berdiri dengan tegak.Sidarth mengalihkan pandangannya kepada sumber suara tersebut. Ia pun menjadi ciut saat melihat sosok Kabir Singh itu. Tampak seorang pria paruh baya dengan lencana Tentara-nya berdiri menatap ke arahnya."Bb-bukankah? Dia yang menyenggolku tadi?" Gumam Sidarth setelah memperhatikan wajah lelaki itu dengan seksama.Sidarth teringat saat berada di luar caffe tadi, ia secara tak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki paruh baya, namun saat itu lelaki tersebut memakai jaket kulit sehingga Sidarth begitu berani membentaknya tadi.Dengan langkah gemetar, Sidarth berjalan perlahan mendekati meja Kabir Singh. Sedangkan, Kabir Singh sendiri masih belum mengalihkan pandangannya dari Sidarth.Kabir Singh duduk kembali ke kursinya, Sidarth meremas-remas jemari yang berkeringat karena m

  • Terjebak Nikah   Ratu Drama

    Keesokkan harinya,Siang itu Rashika tengah bersiap-siap untuk bertemu dengan Kabir Singh. Ia merasa deg-degan karena harus bertemu lelaki tersebut bersama kekasih pura-puranya juga."Mudah-mudahan Sidarth tidak mengacaukan rencanaku," gumam gadis itu sambil menyisir rambutnya.Setelah selesai berdandan, ia melangkah pergi ke luar kamar. Rashika memelankan langkahnya saat menuruni anak tangga, ia celingak celinguk mencari keberadaan sang ayah. Ia tidak ingin ayahnya itu tahu bahwa ia pergi ke luar hari ini.Kalau sampai ayahnya tahu ia akan seperti penjahat yang sedang diinterogasi nanti. Akan banyak pertanyaan yang akan ditujukan padanya.Setelah memastikan bahwa ruang tengah dalam keadaan sepi, ia pun mempercepat langkahnya untuk meninggalkan rumah."Astaga hari ini Neha tidak bisa menjemputku, aduh bagaimana aku akan pergi?" Gumam Rashika saat sampai di teras rumahnya.Gadis itu pun berlari cepat menuju pintu gerbang. Walaupun serba berkecukupan, Rashika tidak pernah pergi memakai

DMCA.com Protection Status