Share

Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar
Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar
Penulis: ZaynKa

Bab 1 l Kena Santet!

Penulis: ZaynKa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-13 23:50:38

"Argkh!"

Lengkingan sebuah suara yang ketakutan memekakkan telinga siapa pun yang mendengarnya. Pun Ayla yang tengah tertidur pulas, seketika ia terjaga. Lantas terduduk dalam keadaan ingatan yang belum terkumpul. Dikerjapkannya kedua manik mata legamnya, lantas ia melirik jam di dinding. Pukul satu malam.

Kembali ia tajamkan Indra pendengarnya, memastikan apa yang baru saja membangunkannya. Mungkin hanya sekedar mimpi. Pikirnya. Namun ternyata suara itu kembali terdengar. Perempuan berparas ayu itu pun sontak beringsut ke sudut ranjang.

"Argkh! Setan! Pergi! Pergi!" teriak suara itu lagi.

"Ibu?" gumam Ayla ragu.

"Benar. Itu suara mertuaku," tambahnya dengan ekspresi wajah panik.

Sementara itu, dari tempat suara, terlihat wanita paruh baya tengah menyeret tubuhnya sendiri ke sudut ranjang sembari meraung-raung mencakar-cakar udara. Tatapannya kosong namun dipenuhi kengerian. Di sampingnya seorang gadis tengah gemetar ketakutan sambil mencoba meraih lengan wanita yang tak lain ibunya itu.

"Bu? sadarlah bu! ini aku, Nengsih!" lirihnya dengan suara gemetar.

Namun wanita bernama Riya itu seolah tak mendengar putrinya memanggil-manggil. Riya terus menjerit-jerit histeris hingga terdengar keseluruh ruangan. Bahkan membuat Ayla yang masih terduduk di kamarnya ikut merinding mendengarnya. Padahal jarak kamar mereka cukup jauh, terhalang tiga ruangan.

Suara Riya yang begitu melengking, terdengar mengerikan seperti ketakutan sekaligus kesakitan. Ayla yang khawatir mendengarnya pun segera bangkit. Diraihnya gawai terlebih dahulu lalu mengirim pesan singkat pada sang suami yang sedang bekerja di luar kota. Jemari lentiknya dengan gesit menggeser layar ponsel hingga berhenti di sebuah kontak w******p bernama Mas Arta, dengan emoji cinta di ujungnya.

[Mas Ibu kumat lagi. Sebaiknya besok pulang dulu. Aku takut dan khawatir]

Tak menunggu balasan sang suami, gawai kembali ditaruhnya di atas nakas, gegas ia menuju kamar sang mertua. Setibanya di kamar Riya, ia melihat Nengsih, sang adik ipar, tengah gemetaran ketakutan di sudut ranjang. Nengsih yang menyadari kehadiran Ayla, segera meloncat dari ranjang lalu menghampiri Ayla.

"Kak! Ini Ibu kesurupan lagi Kak! Cepat panggil Bah Sana kak!" seru Nengsih.

Nengsih terlihat lega saat melihat Ayla berdiri di bingkai pintu. Ia pun meminta Ayla untuk memanggil Bah Sana, salah satu orang pintar terpercaya di daerahnya itu. Namun Ayla malah tak bergeming sama sekali. Ditatapinya wajah mertuanya itu sebelum akhirnya mendekat dengan hati-hati.

Kulit wajah Riya yang mengkilap, kian memerah dibanjiri peluh yang terus mengalir dari pelipis dan dahinya. Dengan mata melotot ia menengadah menatap langit-langit kamar sambil meracau-racau. Sesekali tubuhnya mengejang seperti tengah terkejut oleh sesuatu. Sambil terus meracau, ia mengibas-ngibaskan tangannya seperti tengah mengusir kucing.

Hap!

Ayla menjatuhkan bokongnya di atas ranjang, tepat di hadapan Riya yang masih terus mencakar-cakar udara dengan netra mengerling seolah diluar kendalinya. Dengan kening mengkerut, Ayla seolah memastikan apa sebenarnya yang terjadi dengan sang ibu mertua. Sedangkan Nengsih, dengan ekspresi jengkel menunggu apa yang hendak Ayla lakukan.

"Apa Ibu mengenalku?" tanya Ayla.

Memiringkan wajahnya, Ayla mencoba mengambil perhatian Riya sambil hendak meraih pergelangan tangannya yang terlipat di dada. Jelas wanita paruh baya itu bahkan mungkin tak mendengar suara sang menantu.

"Tidak! Pergi! Pergi!" jeritnya saat hendak dihampiri Ayla.

"Kak! Panggil Bah Sana dong! Ngapain sih? Gak liat Ibu lagi kesurupan? Gak liat situasi banget! Malah nanya yang aneh-aneh!" hardik Nengsih sambil menatap Ayla dengan jengkel.

Rasa penasaran Nengsih sirna saat mendapati Ayla tak melakukan apapun dan malah menanyakan hal sepele pada sang Ibu. Terdengar nada kesal saat ia memprotes Ayla. Mendengar protes dari Nengsih, Ayla pun bangkit lalu beralih mendekat ke arahnya. Dengan wajah datar, dan tatapan menusuk, Ayla menekuk wajahnya tanda tak suka.

"Kenapa nggak kamu panggil aja sendiri?" ketus Ayla tak kalah jengkel.

Nengsih terbelalak keget melihat sikap sang kakak ipar yang tiba-tiba berbeda dari biasanya. Wajahnya memias seketika. Mulutnya yang terbuka, ia tutup dengan kedua tangannya. Dengan terheran-heran, ia menyadari bahwa kali ini, suasana hati Ayla sedang tak bagus.

'Dia yang sejak tadi ada di dekat ibunya, kenapa menyuruhku yang baru saja datang untuk memanggil dukun malam-malam begini? Tengah malam malahan, jangankan dia, aku sendiri pun takut,' batin Ayla. Bibirnya mengatup rapat, sesaat ia terlihat seperti ingin memaki Nengsih. Namun pada akhirnya, urung ia lakukan.

"Lagian yang Ibu butuh itu bukan Bah Sana. Tapi pergi ke Rumah sakit!" ujar Ayla dengan sedikit penekanan.

"Rumah sakit apanya? Ibu itu kesurupan Kak! Kena santet! Dibawa ke rumah sakit yang ada malah dimasukin Rumah sakit jiwa!" dengusnya sembari bangkit lalu meraih jaket.

Nengsih pun hendak pergi. Dari pada mengandalkan Ayla yang lamban, pikirnga. Namun belum selangkah Nengsih beranjak, Riya menggeliat lalu terjatuh ke lantai sembari memegangi perutnya. Hingga tak lama kemudian ia memuntahkan cairan merah kental di lantai putih, terlihat jelas kekontrasannya. Seketika Ayla ikut memegangi perut lalu mulut, menahan gejolak yang mengaduk perutnya lantaran mual melihatnya.

"Ibu!"

Bab terkait

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 2 l Tak dihargai.

    "Ibu!" teriak Nengsih yang lalu berhambur merangkul sang Ibu yang masih mengejang hendak memuntahkan lagi isi perutnya. Ayla yang berada di dekat pintu, ikut mendekat lalu hendak membantu Nengsih meraih Riya yang meringkuk di atas lantai. Namun secepat kilat Nengsih menepis tangan Ayla.Plak!"Liat kan? Apa lagi kalau bukan santet?" pekik Nengsih sambil menatap Ayla dengki, lalu berbalik menatapi wajah sang Ibu dengan penuh kekhawatiran disertai rasa takut, jijik dan ngeri. "Percayalah dik. Yang Ibu butuh itu rumah sakit. Ayo papah Ibu, biar kakak yang bawa motor," lirih Ayla memelas. Seolah mengetahui penyebab yang diderita sang mertua, Ayla kukuh meyakinkan Nengsih untuk segera membawa Riya ke rumah sakit. Tersirat jelas kekhawatiran dan kecemasan di wajah Ayla. Tanpa ia sadari, bulir basah yang hangat pun terjatuh di sudut matanya. Ia merasa tak sanggup lagi melihat wanita yang melahirkan suaminya itu tak berdaya merintih kesakitan. "Tolong pergi aja kalo lu gak mau bantu! Bia

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 3 l Karma sendiri!

    "Apa maksud Paman bilang gitu?" tanya Nengsih dengan suara bergetar. Namun Awan malah melirik ke arah Ayla tanpa mengatakan apapun. "Oh ... Gitu ya. Lu hasut Paman ternyata!" tuduh Nengsih.Sembari mengangguk-anggukkan wajahnya, Nengsih melotot ke arah Ayla. Namun Ayla seolah tak paham apa yang Nengsih maksudkan. Ayla justru malah melirik Awan seolah ingin tahu apa maksudnya. Awan yang mengerti kebingungan Ayla, segera membuka suara. "Tutup mulutmu Nengsih!" sergah Awan."Pikiran busukmu itu sudah mendarah daging! Bahkan disaat seperti ini kau tidak belajar. Padahal hanya Kakak iparmu ini yang selalu ada, tapi ...." Awan menggantung ucapannya lantas menghela nafas lemah seolah meredam emosinya dengan susah payah lalu mendekat ke arah Riya. "Masa bodoh lah dengan pikiranmu itu!" gerundel Awan tak mau ambil pusing menyikapi sikap kekanakkan Nengsih."Riya, ini ulahmu sendiri yang selalu bermulut pedas. Kata-katamu sendirilah yang menghukum dirimu. Bahkan seandainya dokter pun, mungk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 4 l Pengakuan.

    "Siapa lagi kalo bukan kau!" seru Riya.Mendengar tuduhan kukuh sang ipar, Awan mendekatkan wajahnya ke arah Riya. Lalu berbisik. Hampir tak terdengar sama sekali jika saja Ayla tidak dengan sengaja menajamkan indra pendengarnya karena penasaran. "Ini ulah adikmu sendiri. Inilah karmamu," bisik Awan diakhiri tawa kecil lalu menutup mulutnya saat menyadari Ayla tengah memperhatikannya. "Tidak!" teriak Riya."Tidak mungkin! Rida sudah mati! Dia tak bisa membalaskan dendamnya padaku!" teriaknya lagi dengan ketakutan."Awan selamatkanlah aku! Kumohon Awan aku tahu kau dendam padaku, maafkanlah aku! Tolong aku Awan!" raung Riya sembari menggapai-gapai udara mencari Awan. "Paman, aku mohon bantulah ibu. Aku tak bisa melakukannya sendiri. Kumohon paman." Ayla memelas dengan suara yang teramat memilukan. Ia sungguh tak tahan melihat kondisi sang mertua yang mengkhawatirkan. "Ya, Ayla. Sebaiknya kita bawa ibu mertuamu ini ke rumah sakit sebelum anak bodohnya kembali. Ayo!" Setelah menghela

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 5 l Kilas balik.

    "Hati-hati Mas, semoga semuanya baik-baik saja," bisik Ayla menenangkan dirinya sendiri. Rasa hampa seketika muncul menyelinap masuk ke dalam hatinya yang tengah dirundung kegundahan. Kekosongan baginya ternyata lebih menakutkan dari pada rasa ngeri yang tadi ia rasakan saat menyaksikan apa yang menimpa Ibu mertuanya. Bersama suara deru mobil yang kian menjauh, kekhawatiran semakin membesar ia rasakan. Tentang apa yang kemungkinan terjadi nantinya. Ayla melangkahkan kakinya masuk perlahan ke dalam rumah yang sudah tak asing baginya itu. Rumah yang selama tiga tahun usia pernyakahannya itu sudah menjadi tempat bernaungnya. Atap yang menyelamatkannya dari terik dan hujan. Pada kenyatannya, rumah itu tidak lebih baik dibanding panti asuhan yang menyelamatkannya dari emperan toko saat ia masih kecil dulu. "Ayla! Nasi abis! Suami mau berangkat kerja malah diam aja!" Lengkingan suara Riya seketika membuat Ayla yang tengah melamun terkejut. Tubuhnya gemetar, ia yang terbiasa mendapat puk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 6 l Talak!

    "Aku ... Hah ...."Arta menggantung ucapannya lalu mengalihkan pandangannya ke sembarang arah sambil membuang nafas kasar. Seketika Ayla merasakan sesak di dadanya saat melihat sikap sang suami. 'Harusnya tidak seperti ini,' batin Ayla. 'Tapi kenapa ekspresinya terlihat begitu kacau?' batinnya lagi.'Tidak. Bukan soal ibu, aku tahu seperti apa pun masalah yang bersangkutan dengan ibu, Mas Arta selalu mencari solusi padaku. Tatapannya selalu lembut dan penuh harap. Tapi ini lain.' Ayla terus bermonolog di dalam hatinya. Pikirannya berkecamuk atas segala praduga yang dia kira-kira. "Ada apa Mas?" tanya Ayla pada akhirnya. Suaranya terdengar lembut, dan seolah penuh ketenangan. Berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya Ayla rasakan. Meski begitu, jemarinya yang tak henti bergerak-gerak, adalah sebuah kebiasaan jika ia merasa gugup dan gelisah. Hingga Arta membuka suara, barulah Ayla menatap sang suami yang ternyata tengah menatapinya sejak tadi."Sepertinya kita tidak bisa seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 7 l Perasaan Arta

    "Jangan kembali ke panti asuhanmu dulu. Sewa lah tempat tinggal di tempat yang layak."Begitu isi catatan itu. Sebuah ungkapan halus untuk mengusir Ayla dari rumahnya. Ayla pun tersenyum kecut membacanya. "Apa yang sudah kuperbuat hingga menerima perlakuan seperti ini?" monolog Ayla."Permisi mba, restonya sudah mau tutup. Maaf," kata seorang pelayan tiba-tiba.Memang sejak tadi pun, sang pelayan terus memerhatikan wanita berparas anggun itu. Menerima senyuman tulus sang pelayan, Ayla mengangguk. Ia pun segera berdiri setelah mengemasi barang-barangnya, lalu memasukkannya ke dalam tas selempang kecil berwarna hitam. "Saya mau tutup karna gak ada pelanggan mbak, biasanya jam 5 tutupnya," tambah pelayan wanita itu seolah menghibur Ayla dan agar tak terkesan seperti tengah mengusir.Pelayan itu memang menyaksikan semuanya sejak awal. Melihat senyuman miris sang pelayan yang terlihat kasihan pada Ayla. Ayla pun menanggapinya kembali dengan senyuman lantas melengos pergi. Dengan gontai

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 8 l Pertemuan tak terduga.

    Ayla menutup mulutnya dengan telapak tangan saat melihat sosok tak terduga di hadapannya. "Z-Zael?" gagap Ayla. Pria berperawakan tinggi itu menampilkan senyum terbaiknya saat mendengar sapaan Ayla. Deretan geliginya yang bergingsul membuatnya tampak lebih manis saat tersenyum. Lelaki yang tak lain adalah sahabat lama Ayla itu, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat bertemu kembali dengan Ayla. "Hehe. Hai Ayla, ngapain ujan-ujan gini bengong di luar kafe? Abis diusir suami ya?" kelakar Zael membuat Ayla tersentak kaget. Deg!"Ap-apa?" gagap Ayla lagi dengan wajah panik. "Ya ampun Ayla kamu ini ngga berubah ya. Aku bercanda kali!" kekeh Zael sambil menepuk bahu Ayla. Zael melangkah maju lalu menaruh payung yang ia genggam di sampingnya. Sedangkan Ayla menghela nafas lega saat menyadari bahwa apa yang Zael katakan hanya sekedar gurauan. Dalam hati ia merasa takut bahwa apa yang menimpanya diketahui pria yang k

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 9 l Mantan Calon Mantu.

    “Sebenernya aku balik ke Indo karna suami mama meninggal. Jadi aku mau nemenin mama dulu sampe mama baikan,” ungkap Zael tak tiba-tiba.Ayla tersentak kaget mendengar ungkapan tak terduga dari Zael tersebut. Namun ia tak memperlihatkan ekspresi apapun. Ayla tahu, bahwa hubungan Zael dengan sang ayah tak baik lantaran ayah Zael pernah menduakan ibunya.“Kalo begitu sedang apa kau di sini? Bukankah seharusnya kamu menemani Mamah? Mamah pasti sangat terpukul.”“Hahaha, harusnya sih begitu. Tapi tadi Mama usir aku karna aku marahin mamah yang nangis terus. “ Zael tertawa renyah mengingat nasib dirinya yang ironi. Ayla mengulas senyum tanda merespons. “Trus gimana dong?”tanyanya prihatin.“Alah, bentaran lagi juga mama telpon,” hibur Zael pada dirinya sendiri. Meski begitu, ada kekhawatiran tersirat di wajahnya. Namun benar saja. Tak lama kemudain ponselnya berdering. Tertera nama Mom di layar ponselnya. Ia pun segera mengangkatnya. [Kamu dimana?] Suara lembut

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16

Bab terbaru

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 10 l Tak bisa mengelak!

    Sepatu yang Zael gunakan melesat karena lantai yang licin. Sayangnya Zael cukup sigap untuk terjatuh. Ia segera menahan dirinya dengan menumpukkan lututnya ke besi pegangan tangga. Alhasil Zael dan Ayla masih terselamatkan."See? Gerak dikit aja ampir jatoh kan?" bisik Zael sambil menahan nafas lantaran kini wajah mereka terlalu dekat. Glek!Ayla segera memalingkan wajahnya karena malu. Zha ... El ....!" teriaknya frustrasi. ***Ayla menghela nafas panjang sembari memejamkan kelopak matanya. Ia mencoba menenangkan diri atas semua rentetan kejadian yang begitu tiba-tiba baginya itu. Mulai dari sang mertua yang tetiba dilarikan ke rumah sakit, hingga perpisahannya dengan Arta yang begitu menyakitkan baginya. Lalu kini, ia duduk di kursi belakang mobil Zael. "Berat banget ya hidupnya mba?" canda Zael yang ternyata sedari tadi meliriknya dari kaca spion depan mobil."Udah tau, ngapain nanyak!" cibir Ayla sambil mengerucutkan bibirnya lalu mendengus."Dih malah marah. Enak dianterin. an

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 9 l Mantan Calon Mantu.

    “Sebenernya aku balik ke Indo karna suami mama meninggal. Jadi aku mau nemenin mama dulu sampe mama baikan,” ungkap Zael tak tiba-tiba.Ayla tersentak kaget mendengar ungkapan tak terduga dari Zael tersebut. Namun ia tak memperlihatkan ekspresi apapun. Ayla tahu, bahwa hubungan Zael dengan sang ayah tak baik lantaran ayah Zael pernah menduakan ibunya.“Kalo begitu sedang apa kau di sini? Bukankah seharusnya kamu menemani Mamah? Mamah pasti sangat terpukul.”“Hahaha, harusnya sih begitu. Tapi tadi Mama usir aku karna aku marahin mamah yang nangis terus. “ Zael tertawa renyah mengingat nasib dirinya yang ironi. Ayla mengulas senyum tanda merespons. “Trus gimana dong?”tanyanya prihatin.“Alah, bentaran lagi juga mama telpon,” hibur Zael pada dirinya sendiri. Meski begitu, ada kekhawatiran tersirat di wajahnya. Namun benar saja. Tak lama kemudain ponselnya berdering. Tertera nama Mom di layar ponselnya. Ia pun segera mengangkatnya. [Kamu dimana?] Suara lembut

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 8 l Pertemuan tak terduga.

    Ayla menutup mulutnya dengan telapak tangan saat melihat sosok tak terduga di hadapannya. "Z-Zael?" gagap Ayla. Pria berperawakan tinggi itu menampilkan senyum terbaiknya saat mendengar sapaan Ayla. Deretan geliginya yang bergingsul membuatnya tampak lebih manis saat tersenyum. Lelaki yang tak lain adalah sahabat lama Ayla itu, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat bertemu kembali dengan Ayla. "Hehe. Hai Ayla, ngapain ujan-ujan gini bengong di luar kafe? Abis diusir suami ya?" kelakar Zael membuat Ayla tersentak kaget. Deg!"Ap-apa?" gagap Ayla lagi dengan wajah panik. "Ya ampun Ayla kamu ini ngga berubah ya. Aku bercanda kali!" kekeh Zael sambil menepuk bahu Ayla. Zael melangkah maju lalu menaruh payung yang ia genggam di sampingnya. Sedangkan Ayla menghela nafas lega saat menyadari bahwa apa yang Zael katakan hanya sekedar gurauan. Dalam hati ia merasa takut bahwa apa yang menimpanya diketahui pria yang k

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 7 l Perasaan Arta

    "Jangan kembali ke panti asuhanmu dulu. Sewa lah tempat tinggal di tempat yang layak."Begitu isi catatan itu. Sebuah ungkapan halus untuk mengusir Ayla dari rumahnya. Ayla pun tersenyum kecut membacanya. "Apa yang sudah kuperbuat hingga menerima perlakuan seperti ini?" monolog Ayla."Permisi mba, restonya sudah mau tutup. Maaf," kata seorang pelayan tiba-tiba.Memang sejak tadi pun, sang pelayan terus memerhatikan wanita berparas anggun itu. Menerima senyuman tulus sang pelayan, Ayla mengangguk. Ia pun segera berdiri setelah mengemasi barang-barangnya, lalu memasukkannya ke dalam tas selempang kecil berwarna hitam. "Saya mau tutup karna gak ada pelanggan mbak, biasanya jam 5 tutupnya," tambah pelayan wanita itu seolah menghibur Ayla dan agar tak terkesan seperti tengah mengusir.Pelayan itu memang menyaksikan semuanya sejak awal. Melihat senyuman miris sang pelayan yang terlihat kasihan pada Ayla. Ayla pun menanggapinya kembali dengan senyuman lantas melengos pergi. Dengan gontai

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 6 l Talak!

    "Aku ... Hah ...."Arta menggantung ucapannya lalu mengalihkan pandangannya ke sembarang arah sambil membuang nafas kasar. Seketika Ayla merasakan sesak di dadanya saat melihat sikap sang suami. 'Harusnya tidak seperti ini,' batin Ayla. 'Tapi kenapa ekspresinya terlihat begitu kacau?' batinnya lagi.'Tidak. Bukan soal ibu, aku tahu seperti apa pun masalah yang bersangkutan dengan ibu, Mas Arta selalu mencari solusi padaku. Tatapannya selalu lembut dan penuh harap. Tapi ini lain.' Ayla terus bermonolog di dalam hatinya. Pikirannya berkecamuk atas segala praduga yang dia kira-kira. "Ada apa Mas?" tanya Ayla pada akhirnya. Suaranya terdengar lembut, dan seolah penuh ketenangan. Berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya Ayla rasakan. Meski begitu, jemarinya yang tak henti bergerak-gerak, adalah sebuah kebiasaan jika ia merasa gugup dan gelisah. Hingga Arta membuka suara, barulah Ayla menatap sang suami yang ternyata tengah menatapinya sejak tadi."Sepertinya kita tidak bisa seperti

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 5 l Kilas balik.

    "Hati-hati Mas, semoga semuanya baik-baik saja," bisik Ayla menenangkan dirinya sendiri. Rasa hampa seketika muncul menyelinap masuk ke dalam hatinya yang tengah dirundung kegundahan. Kekosongan baginya ternyata lebih menakutkan dari pada rasa ngeri yang tadi ia rasakan saat menyaksikan apa yang menimpa Ibu mertuanya. Bersama suara deru mobil yang kian menjauh, kekhawatiran semakin membesar ia rasakan. Tentang apa yang kemungkinan terjadi nantinya. Ayla melangkahkan kakinya masuk perlahan ke dalam rumah yang sudah tak asing baginya itu. Rumah yang selama tiga tahun usia pernyakahannya itu sudah menjadi tempat bernaungnya. Atap yang menyelamatkannya dari terik dan hujan. Pada kenyatannya, rumah itu tidak lebih baik dibanding panti asuhan yang menyelamatkannya dari emperan toko saat ia masih kecil dulu. "Ayla! Nasi abis! Suami mau berangkat kerja malah diam aja!" Lengkingan suara Riya seketika membuat Ayla yang tengah melamun terkejut. Tubuhnya gemetar, ia yang terbiasa mendapat puk

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 4 l Pengakuan.

    "Siapa lagi kalo bukan kau!" seru Riya.Mendengar tuduhan kukuh sang ipar, Awan mendekatkan wajahnya ke arah Riya. Lalu berbisik. Hampir tak terdengar sama sekali jika saja Ayla tidak dengan sengaja menajamkan indra pendengarnya karena penasaran. "Ini ulah adikmu sendiri. Inilah karmamu," bisik Awan diakhiri tawa kecil lalu menutup mulutnya saat menyadari Ayla tengah memperhatikannya. "Tidak!" teriak Riya."Tidak mungkin! Rida sudah mati! Dia tak bisa membalaskan dendamnya padaku!" teriaknya lagi dengan ketakutan."Awan selamatkanlah aku! Kumohon Awan aku tahu kau dendam padaku, maafkanlah aku! Tolong aku Awan!" raung Riya sembari menggapai-gapai udara mencari Awan. "Paman, aku mohon bantulah ibu. Aku tak bisa melakukannya sendiri. Kumohon paman." Ayla memelas dengan suara yang teramat memilukan. Ia sungguh tak tahan melihat kondisi sang mertua yang mengkhawatirkan. "Ya, Ayla. Sebaiknya kita bawa ibu mertuamu ini ke rumah sakit sebelum anak bodohnya kembali. Ayo!" Setelah menghela

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 3 l Karma sendiri!

    "Apa maksud Paman bilang gitu?" tanya Nengsih dengan suara bergetar. Namun Awan malah melirik ke arah Ayla tanpa mengatakan apapun. "Oh ... Gitu ya. Lu hasut Paman ternyata!" tuduh Nengsih.Sembari mengangguk-anggukkan wajahnya, Nengsih melotot ke arah Ayla. Namun Ayla seolah tak paham apa yang Nengsih maksudkan. Ayla justru malah melirik Awan seolah ingin tahu apa maksudnya. Awan yang mengerti kebingungan Ayla, segera membuka suara. "Tutup mulutmu Nengsih!" sergah Awan."Pikiran busukmu itu sudah mendarah daging! Bahkan disaat seperti ini kau tidak belajar. Padahal hanya Kakak iparmu ini yang selalu ada, tapi ...." Awan menggantung ucapannya lantas menghela nafas lemah seolah meredam emosinya dengan susah payah lalu mendekat ke arah Riya. "Masa bodoh lah dengan pikiranmu itu!" gerundel Awan tak mau ambil pusing menyikapi sikap kekanakkan Nengsih."Riya, ini ulahmu sendiri yang selalu bermulut pedas. Kata-katamu sendirilah yang menghukum dirimu. Bahkan seandainya dokter pun, mungk

  • Terjebak Karma Mertua akibat fitnah sang Ipar   Bab 2 l Tak dihargai.

    "Ibu!" teriak Nengsih yang lalu berhambur merangkul sang Ibu yang masih mengejang hendak memuntahkan lagi isi perutnya. Ayla yang berada di dekat pintu, ikut mendekat lalu hendak membantu Nengsih meraih Riya yang meringkuk di atas lantai. Namun secepat kilat Nengsih menepis tangan Ayla.Plak!"Liat kan? Apa lagi kalau bukan santet?" pekik Nengsih sambil menatap Ayla dengki, lalu berbalik menatapi wajah sang Ibu dengan penuh kekhawatiran disertai rasa takut, jijik dan ngeri. "Percayalah dik. Yang Ibu butuh itu rumah sakit. Ayo papah Ibu, biar kakak yang bawa motor," lirih Ayla memelas. Seolah mengetahui penyebab yang diderita sang mertua, Ayla kukuh meyakinkan Nengsih untuk segera membawa Riya ke rumah sakit. Tersirat jelas kekhawatiran dan kecemasan di wajah Ayla. Tanpa ia sadari, bulir basah yang hangat pun terjatuh di sudut matanya. Ia merasa tak sanggup lagi melihat wanita yang melahirkan suaminya itu tak berdaya merintih kesakitan. "Tolong pergi aja kalo lu gak mau bantu! Bia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status