Share

Bab 75

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-27 11:21:10

Rumah besar itu dipenuhi kesunyian pagi, hanya denting jam modern di ruang tengah yang sesekali memecah keheningan. Sonia berdiri di dekat gazebo, menatap taman luas yang disiram cahaya matahari. Tangannya mengelus perut yang semakin membesar. Hatinya terasa berat, bukan hanya karena beban fisik kehamilan, tetapi juga segala intrik yang terus menghantui kehidupannya.

Megan mengetuk pintu yang menghubungkan ruang tengah dan taman lalu masuk dengan hati-hati. Dia membawa sebuah map tebal berwarna cokelat yang terlihat usang.

“Aku menemukan ini tadi malam, Sonia,” ujar Megan sambil menunjukkan map tersebut.

Sonia mengernyit. “Apa isinya?”

Megan duduk di gazebo kayu yang terlihat cantik itu, membuka map itu dengan hati-hati. Di dalamnya, terselip beberapa dokumen yang tampak seperti salinan kontrak bisnis dan surat-surat pribadi yang ditulis dengan tangan. Salah satu surat itu menarik perhatian Sonia karena ditandatangani oleh Julian.

Megan menunjuk paragraf tertentu. “Lihat ini, Sonia. S
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 76

    Tidak seperti saat pertama datang ke rumah itu, mereka masih sering sarapan dan makan malam bersama meskipun sikap Albian tentu saja dingin atau bahkan menganggap Sonia tidak ada di sana. Sekarang mereka memang sering bertemu, tetapi untuk menciptakan konflik.Albian yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan terkadang merenung hampir sepanjang malam. Lelaki itu menatap langit-langit kamar seraya bertanya dalam hati, kapan semua akan selesai dengan semestinya tanpa menutupi kebenaran? Benarkah Jessica sudah berubah?Tidak ada lagi canda dan tawa, semua hanya ketegangan. Bahkan hari itu, langit sore mulai meredup, menyisakan semburat jingga di cakrawala. Megan yang duduk di tepi tempat tidur di kamar Sonia, menatap lantai dengan ekspresi yang sulit ditebak. Sonia yang sedang membaca salah satu dokumen rahasia Jessica melirik ke arah Megan.“Megan, kamu kenapa?” tanyanya pelan.Megan mengangkat wajahnya, tetapi tidak segera menjawab. Mata cokelatnya menyiratkan sesuatu yang dalam, sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 77

    Matahari menyinari halaman rumah megah keluarga Albian dengan lembut. Di ruang kerjanya, Albian duduk di balik meja besar yang penuh dengan dokumen. Sebagian besar adalah laporan keuangan perusahaan, tetapi di tengah tumpukan itu, sebuah amplop cokelat mencolok perhatian.Tangan Albian terhenti sejenak, matanya tertuju pada amplop itu. Amplop tersebut adalah bukti tambahan yang Megan dan Sonia temukan beberapa hari lalu. Awalnya, dia menolak mempercayai apa yang tertulis di dalamnya, tetapi sesuatu di dalam hatinya memaksanya membuka amplop itu lagi.Kertas di dalamnya kusut, seolah-olah telah digenggam terlalu erat oleh seseorang. Isinya adalah surat-surat rahasia antara Jessica dan Julian. Kalimat-kalimat di sana jelas mengindikasikan bahwa keduanya bersekongkol untuk menghancurkan perusahaan Albian. Namun, ada satu bagian yang benar-benar menghantam dirinya:“Julian, kita harus segera memastikan dokumen ini tidak jatuh ke tangan Albian. Jika tidak, dia akan tahu bahwa aku hanya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 78

    Angin berembus kencang, menggoyangkan ranting-ranting pohon di halaman rumah besar itu. Langit mendung seperti mencerminkan suasana hati Jessica yang gelisah. Dia berdiri di tepi jendela kamarnya, memandang ke luar dengan tatapan tajam. Wajahnya yang biasanya licik kini diliputi ketakutan dan frustrasi.Di meja samping tempat tidurnya, sebuah koper terbuka, terisi penuh dengan pakaian dan beberapa dokumen penting. Jessica melirik ke arah pintu, memastikan tidak ada yang mendengar lalu mengangkat ponselnya. Jari-jarinya gemetar saat dia menekan nomor Julian.“Julian,” bisiknya tegas begitu suara di ujung sana menjawab, “kita harus pergi malam ini. Aku nggak punya pilihan lain.”Suara Julian terdengar enggan. “Malam ini? Kamu yakin? Ini terlalu berisiko.”Jessica memutar bola matanya dengan frustrasi. “Berisiko atau tidak, aku nggak akan tinggal di sini lebih lama. Mas Al mulai mencurigai aku. Kalau aku tetap di sini, semuanya akan berakhir.”Julian terdiam sejenak sebelum akhirnya meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 79

    Langit mulai beranjak gelap ketika Jessica duduk di sebuah sudut ruangan hotel kecil, jauh dari kemewahan rumah besar Albian yang selama ini menjadi tempatnya. Dia memandang keluar jendela, matanya kosong namun pikirannya penuh gejolak. Kopi yang baru saja dipesannya sudah dingin, sama seperti harapannya yang perlahan memudar.Julian duduk di hadapannya, memandang Jessica dengan campuran rasa simpati dan frustrasi. Dia meneguk kopinya, kemudian meletakkan cangkir itu dengan keras di atas meja, membuat Jessica tersentak.“Jessica,” katanya akhirnya, memecah keheningan, “kamu mau terus seperti ini? Lari tanpa tujuan? Kita sudah terlalu jauh dan ini sudah dua hari berlalu.”Jessica mendesah, wajahnya tampak lelah. “Apa lagi yang harus aku lakukan, Julian? Semua yang aku rencanakan hancur. Mas Al nggak percaya padaku lagi. Sonia ... dia berhasil memenangkan hatinya.”Nada Jessica terdengar pahit dan Julian mengerutkan dahi. “Ini semua tentang Sonia, ya? Selalu tentang Sonia. Sampai kapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 80

    Malam itu, angin membawa udara dingin yang menyelinap melalui celah-celah rumah besar keluarga Albian. Di ruang kerja Albian, lampu gantung berkilauan lembut, tetapi kehangatan ruangan itu tidak mampu menyamarkan suasana tegang yang memenuhi udara. Albian duduk di kursinya, tubuh tegapnya tampak goyah, seperti dihimpit beban berat yang tidak terlihat. Di hadapannya, meja kayu besar penuh dengan dokumen-dokumen penting yang berhasil diambil dari tangan Julian sepekan sebelumnya.Satu dokumen terbuka, memperlihatkan rencana yang sangat rinci—rencana Jessica untuk mengambil alih perusahaan Albian jika sesuatu terjadi padanya. Di pojok dokumen itu, ada catatan tangan Jessica yang begitu jelas hingga tidak bisa disangkal lagi."Hancurkan Sonia, ambil perusahaan."Albian mengusap wajahnya dengan kasar, mencoba mencerna apa yang selama ini dia abaikan. Sekarang semua terasa seperti pecahan kaca yang menancap di dadanya. Jessica, wanita yang dia pikir mencintainya, ternyata telah merencanakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 81

    Suara langkah Sonia menggema di lorong panjang yang penuh dengan ornamen mewah. Gaun birunya bergoyang lembut setiap kali dia melangkah, tetapi bukan keanggunannya yang menarik perhatian para pelayan yang lewat, melainkan tatapan tajam di wajahnya. Sonia telah memutuskan bahwa sekarang adalah waktunya. Waktu untuk menghadapi Jessica dan waktu untuk membongkar kebenaran yang telah lama disembunyikan di balik senyuman palsu dan manipulasi liciknya.Di depan pintu ruangan bernuansa putih itu, Sonia berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Di balik pintu itu, Jessica duduk dengan nyaman di sofa besar yang empuk, secangkir teh di tangannya. Dia mengenakan gaun merah marun dengan rambut disanggul rapi, tampak seperti seorang ratu yang sedang menikmati harinya. Akan tetapi, di mata Sonia, Jessica tidak lebih dari seorang pelaku yang sebentar lagi akan diadili.Sonia mendorong pintu dengan mantap, menyebabkan engsel berderit pelan. Jessica mendongak dan senyum

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 82

    Langit malam menampakkan kesenduan, awan-awan gelap menggantung tanpa arah seakan-akan mencerminkan kekacauan di dalam hati Jessica. Di balkon kamarnya, wanita licik itu berdiri dengan napas yang berat, memandang ke arah taman luas yang dulu selalu membuatnya merasa menjadi pemilik dunia. Namun kini, pemandangan itu tak lebih dari pengingat bahwa semua yang dia miliki perlahan-lahan terlepas dari genggamannya.Jessica mengepalkan tangannya. dia tahu waktunya hampir habis. Albian sudah memiliki bukti yang cukup untuk menceraikannya. Bahkan Sonia, wanita yang dulu dianggapnya lemah, telah berdiri tegak melawannya. Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah melarikan diri sebelum semuanya runtuh.Dan untuk itu, dia membutuhkan Rey. Rey yang sudah mengundurkan diri agar hidup lebih tenang.Keesokan harinya, Jessica berdiri di sudut kafe kecil di pusat kota. Tempat itu jauh dari kemewahan yang biasa dia datangi, tetapi cukup sepi untuk rencananya. Wanita yang selalu memakai lipstick merah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 83

    “Aku harus ...,” kata Jessica lagi setelah menerima ultimatum, “bertahan.”Malam yang gelap tanpa bintang, seperti layar hitam yang menggantung di atas rumah besar milik Albian. Di ruang kerja yang luas dengan dinding berlapis kayu mahoni, suasana terasa tegang. Lampu gantung yang biasanya memancarkan kilauan hangat kini tampak suram, membentuk bayangan di wajah Albian yang berdiri dengan postur tegap di belakang meja kerjanya.Di seberang meja, Jessica duduk dengan dagu terangkat tinggi, mencoba mempertahankan harga dirinya. Namun, jemarinya yang mencengkeram ujung kursi menunjukkan kegelisahan yang tak mampu dia sembunyikan. Di sebelahnya, Julian duduk lebih santai, tetapi pandangan matanya menyapu ruangan, mencari tanda-tanda apa pun yang bisa memberinya kendali atas situasi ini.Benar, mereka berdua semakin tersudut, bahkan Julian diseret paksa oleh orang-orang Albian.Albian menatap mereka berdua dengan dingin, diam seolah sedang menakar berat dosa-dosa mereka. Suara detik jam di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 103

    “Semuanya sudah siap.” Sonia mengumumkan dengan percaya diri di hadapan tim proyeknya. Mata mereka bersinar penuh harapan meskipun minggu-minggu sebelumnya mereka diliputi keraguan. Strategi baru yang dirancang Sonia berhasil menarik perhatian beberapa perusahaan besar yang bersedia mendanai proyek pembangunan sekolah tersebut. Tantangan terakhir adalah menyampaikan presentasi kepada dewan direksi dan para mitra. Jika Sonia gagal di tahap ini, seluruh proyek bisa runtuh. Hari presentasi tiba. Sonia bangun lebih awal, mengenakan setelan sederhana nan elegan yang mencerminkan profesionalisme. Di depan cermin, dia menarik napas panjang. “Kamu bisa melakukannya,” bisiknya pada dirinya sendiri. Albian menghampiri dari belakang, meletakkan tangannya di pundaknya. “Aku percaya padamu,” katanya dengan suara lembut. “Ingat, ini bukan hanya tentang membuktikan diri kepada keluargaku. Ini tentang memberikan dampak nyata pada hidup orang lain.” Wanita itu tersenyum kecil, merasakan duku

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 102

    Malam itu, Bu Laura duduk di ruang kerjanya, tangannya menopang dagu sambil memikirkan rencana baru. Sejak Tania pergi, Sonia terlihat lebih tegar. Hubungannya dengan Albian semakin kuat dan keluarga besar mulai memberikan dukungan kepada Sonia. Bu Laura tidak bisa membiarkan hal itu terus terjadi."Jika aku tidak melakukan sesuatu, wanita itu akan benar-benar menguasai keluarga ini," gumamnya. Dia membuka map di depannya yang penuh dokumen proyek amal keluarga mereka—sebuah proyek besar yang diinisiasi oleh keluarga besar Adikusumo sejak dulu.Matanya menyipit saat ide mulai terbentuk. Dia memutuskan untuk memberikan Sonia tanggung jawab besar—sebuah ujian yang, menurutnya, akan membuktikan apakah Sonia benar-benar layak menjadi bagian dari keluarga mereka.Setelah beberapa harinya, Bu Laura memanggil Sonia untuk bertemu di ruang tamu. Sonia datang dengan sedikit canggung, tidak terbiasa diajak berbicara langsung oleh mertuanya.“Ibu mau ketemu aku?” tanya Sonia dengan sopan begitu d

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 101

    Pagi itu, Sonia sedang menyiapkan sarapan ketika Tania masuk ke dapur dengan raut wajah yang tak biasa. Matanya bersinar dan senyumnya tidak dapat disembunyikan.“Kak Sonia, aku punya kabar baik!” seru Tania, suaranya penuh semangat.Sonia menoleh, meletakkan panci di atas meja. “Apa itu? Cepat ceritain!”Tania mengeluarkan amplop dari tasnya dan menyerahkannya kepada Sonia. “Ini ... aku diterima di program beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri!”Sonia membuka amplop itu dengan tangan sedikit gemetar. Mata bulatnya membelalak ketika membaca isi surat tersebut. “Tania! Ini luar biasa!” serunya sambil memeluk adiknya erat.Beasiswa itu adalah impian Tania selama bertahun-tahun, tetapi selama ini tampak mustahil karena keterbatasan finansial. Namun, berkat dukungan Albian yang membantu memfasilitasi aplikasi dan memperkenalkan Tania ke orang-orang yang tepat, kesempatan ini akhirnya menjadi nyata.“Aku nggak percaya ini benar-benar terjadi,” kata Tania, duduk di meja makan deng

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 100

    "Pastikan semuanya sempurna," perintah Laura kepada salah satu pelayan saat mereka menata meja-meja besar di taman belakang rumah keluarga Adikusumo. Malam itu, pesta keluarga besar akan diadakan untuk merayakan keberhasilan perusahaan yang baru saja pulih dari krisis.Para tamu mulai berdatangan, semuanya dari kalangan terpandang. Laki-laki dengan setelan jas mewah dan perempuan mengenakan gaun elegan memenuhi halaman, bercakap-cakap sambil memegang gelas anggur. Albian dan Sonia tiba sedikit terlambat, bergandengan tangan dengan senyuman di wajah mereka.Bu Laura memandang keduanya dari kejauhan. Meski dia tidak sepenuhnya puas, dia sadar bahwa malam ini harus menjaga citra keluarga di depan kerabat dan rekan bisnis.“Sonia,” suara lembut, tetapi dingin Bu Laura menyapa ketika Sonia sedang berbicara dengan seorang tamu.Sonia berbalik dan mendapati Laura berdiri di depannya, wajahnya tidak menampakkan emosi.“Ya, Bu?”“Aku mau kamu menemani beberapa tamu penting kita malam ini,” kat

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 99

    Hari itu dimulai dengan suasana yang mencekam di Kantor Pusat Adikusumo Corporation. Albian menerima laporan dari tim manajemen bahwa ada ancaman serius terhadap stabilitas perusahaan. Salah satu pesaing utama mereka, Silver Apex Group, melakukan serangan pasar yang sangat agresif, mengklaim telah menemukan cara baru untuk memproduksi produk dengan biaya lebih murah.“Ini tidak masuk akal.” Albian bergumam sambil membaca laporan keuangan di mejanya. “Bagaimana mereka bisa menurunkan biaya produksi sebanyak ini dalam waktu singkat?”Rekan kerjanya, Adrian, yang menjabat sebagai Kepala Keuangan, berdiri di depan meja Albian dengan ekspresi cemas. “Kami menduga mereka mendapatkan akses ke salah satu teknologi eksklusif kita. Entah bagaimana, dokumen rahasia kita bocor.”Kata-kata itu menghantam Albian seperti petir. “Apa kamu yakin?”“Kami belum punya bukti, tapi pola mereka terlalu mencurigakan. Jika ini terus berlanjut, kita akan kehilangan pasar dalam beberapa bulan ke depan.”Albian

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 98

    Malam itu, rumah besar keluarga Adikusumo diliputi keheningan yang mencekam. Sonia berdiri di kamar yang dia dan Albian gunakan selama kunjungan mereka. Kepalanya bersandar pada jendela besar yang menghadap taman belakang, pikirannya dipenuhi keraguan.Albian duduk di sofa di belakangnya, memandangi istrinya dengan cemas. "Sonia," panggilnya lembut.Sonia berbalik, matanya berkilat dengan emosi. "Aku nggak tahu harus bagaimana lagi, Mas. Aku merasa ... nggak cukup baik untuk keluarga ini. Apa yang ibumu lakukan tadi membuatku sadar kalau aku mungkin nggak akan pernah diterima di sini."Albian berdiri dan berjalan mendekatinya. Dia menggenggam tangan Sonia, mencoba meyakinkannya. "Kamu cukup, Sonia. Kamu lebih dari cukup. Jangan biarkan kata-kata Ibu ngebuat kamu ragu pada dirimu sendiri."Namun, kata-kata Albian tidak mampu menghilangkan rasa sakit yang Sonia rasakan. Wanita itu tahu bahwa selama Bu Laura masih memiliki prasangka terhadapnya, hidup mereka tidak akan pernah tenang.Kee

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 97

    "Sudah cukup, Bu!" Suara Albian menggema di ruang tengah rumah besar itu, tajam dan penuh amarah. Matanya menatap ibunya dengan tajam, sesuatu yang jarang sekali terjadi. Sonia berdiri di belakangnya, mencoba menyembunyikan rasa gugup di balik ketenangannya.Di seberangnya, Bu Laura berdiri dengan wajah dingin dan penuh harga diri. Di tangannya, ada dokumen yang baru saja dia tunjukkan kepada keluarga besar. Dokumen itu berisi informasi masa lalu Sonia, lengkap dengan beberapa tambahan manipulatif yang sengaja dibuat untuk memperburuk citra menantunya."Kenapa Ibu harus berhenti, Albian?" Suara Bu Laura rendah, tetapi penuh otoritas. "Aku hanya melindungi keluarga kita dari wanita yang tak layak. Apakah kamu benar-benar ingin menghabiskan hidupmu dengan seseorang yang punya masa lalu seperti ini?"Sonia menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh. Dia tahu hari ini akan datang, tetapi tidak menyangka akan secepat ini—dan

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 96

    "Apa? Seseorang mencariku?" Sonia menatap Indah dengan alis berkerut. Tangannya yang menggenggam cangkir teh sedikit gemetar dan rasa hangat dari cairan teh yang biasa menenangkannya terasa tidak cukup kali ini. Indah, yang duduk di seberangnya di ruang tamu rumah besar itu, tampak ragu. "Ada seorang pria yang datang bertamu pagi tadi, Bu," katanya pelan, "dia menyebut namamu. Dia bilang dia teman lama dari tempat tinggal sebelumnya." Wajah Sonia memucat. Dia meletakkan cangkirnya dengan hati-hati di meja, berusaha tetap tenang. "Dia bilang apa?" "Dia nggak banyak bicara," jawab Indah, "tapi ... nada bicaranya aneh, Bu. Seperti dia menyembunyikan sesuatu. Aku bilang aku nggak tahu siapa Bu Sonia dan di mana dia tinggal sekarang, tapi dia bilang dia akan menemuiku lagi." Sonia menggigit bibir bawahnya, pikirannya mulai berpacu. Siapa pria itu? Dan apa yang dia inginkan? Malamnya, Sonia duduk sendirian di ruang tengah. Anak mereka telah tertidur di kamar bayi dan Albian masih di ka

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 95

    Hari itu, Albian berada di ruang kerjanya, memeriksa laporan keuangan perusahaan. Sinar matahari masuk melalui jendela besar di belakangnya, menciptakan bayangan panjang di lantai marmer. Namun, pikirannya tak sepenuhnya fokus pada angka-angka di depannya. Ada perasaan ganjil yang terus mengusiknya sejak beberapa hari terakhir. Sonia, istrinya, tampak gelisah belakangan ini meskipun dia berusaha keras menyembunyikannya. Ketukan di pintu membuyarkan pikirannya. "Masuk," katanya dengan suara tegas. Seorang asisten masuk membawa sebuah amplop. "Pak Albian, ini ada laporan yang harus Anda lihat," katanya sebelum keluar dengan cepat. Albian membuka amplop itu dan menemukan beberapa dokumen serta catatan kecil dari seseorang yang tak dia kenal. Lelaki itu membaca dengan teliti dan menemukan sesuatu yang mengejutkan; laporan penyelidikan pribadi tentang Sonia. Semua detail tentang masa lalu istrinya tercantum di sana, termasuk dugaan skandal kecil yang konon melibatkan Sonia saat masih ti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status