Bintang sudah tidak sabar untuk mendapatkan makanan yang akan dibawa oleh Dasha. Tentu Bintang merasa ini adalah perhatian yang cukup besar yang ditunjukkan oleh Dasha pada dirinya. Bintang pun semakin yakin, akan Dasha yang memiliki rasa pada dirinya. Sehingga permintaan dia untuk dibuatkan makan siang oleh Dasha, dituruti dengan sepenuh hati. Ini adalah bagian dari rencana Dasha berikutnya. Bukan tidak mungkin, jika Dasha akan semakin membuat Bintang jatuh ke dalam pelukannya. Rasanya membuat Bintang jatuh cinta, begitu mudah. Dia begitu gampang untuk terpesona pada orang baru. Tidak salah, jika Bintang berselingkuh dengan Irina saat masih menjadi suami Dasha. Ternyata Bintang memang seorang pria mata keranjang. Dasha hapal betul bagaimana Bintang menyukai ayam rica-rica yang sering dibuat oleh Dasha. Menu itu pun menjadi menu yang dibawa oleh Dasha untuk makan siang bersama dengan Bintang. Dasha siap membuat Bintang semakin terpesona pada dirinya dengan ayam rica-rica yang dibuat
Makan siang kali ini, benar-benar membuat Oscar merasa tidak bersemangat. Entah mengapa, dia kurang suka dengan keputusan dari Dasha untuk membawakan makanan untuk Bintang. Sementara Oscar hanya makan dari apa yang disediakan oleh rumah sakit. Oscar sedikit khawatir dengan Dasha yang mungkin saja sedang bermesraan dengan Bintang di ruang kerja Bintang. Satu hal yang begitu dibenci oleh Oscar akan Dasha dan Bintang. Apalagi Oscar tahu, bagaimana Dasha memiliki maksud tersendiri untuk membuat Bintang luluh pada dirinya. Tentu berbagai cara akan Dasha lakukan untuk membuat Bintang jatuh ke pelukannya kembali. Oscar melempar sendok makannya, dia mulai tidak bisa konsentrasi untuk makan kembali. Selera makan dari Oscar perlahan hilang begitu saja. Padahal menu yang dibuat oleh koki rumah sakit adalah menu yang Oscar sukai. Tetapi entah mengapa Oscar begitu tidak bernafsu seperti biasanya. "Apa yang salah denganku, mengapa aku terus memikirkan Dasha. Apa yang harus aku khawatirkan. Dia t
Satu pesan dari Oscar, seketika membuat Dasha begitu sedih. Makan malam yang sudah dia buat di hari ini. Kini terancam dibuang. Oscar mengatakan jika dirinya tidak bisa pulang cepat di malam ini. Dia harus membantu operasi salah satu pasien dari korban kecelakaan. Dasha duduk dengan wajah lesuh di depan meja makan. Ia sama sekali tidak memiliki energi untuk bisa bangkit kembali. Wajahnya benar-benar lelah dengan kenyataan hidup yang harus dia hadapi saat ini. Kerja keras dia untuk masak semua masakan kesukaan dari Oscar. Berujung sia-sia dengan lembur yang harus dilakukan oleh Oscar. Dasha menyalakan handphone-nya, melihat beberapa video yang dirasa bisa menghibur dirinya. Tetapi dari semua video yang lewat di beranda sosial medianya. Tidak ada satu pun yang membuat Dasha terkesan. Semua video itu dirasa biasa saja. Apalagi kebanyakan dari video itu hanya cover lagu saja. Sepertinya itu hal yang sudah sering Dasha lihat di sosial medianya. Di kesendirian yang hampir membuat Dasha m
Elisa masih bingung dengan Dasha yang memiliki wajah yang serupa dengan Rena. Ia kembali datang ke rumah Oscar untuk bertemu dengan Dasha. Mungkin kali ini, dia akan bertanya beberapa pertanyaan penting pada Dasha. Sehingga ia harus bisa bersikap santun pada Dasha. Tidak hanya datang dengan tangan kosong saja, Elisa juga membawa sebuah kotak berisi makanan yang sudah di siapkan untuk Dasha. Mungkin saja Dasha akan suka dengan apa yang diberikan oleh Elisa padanya. Obrolan itu pun akan jadi obrolan yang cukup baik bagi Dasha dan Elisa. Kedatangan dari Elisa di sambut dengan cukup baik oleh Dasha. Tidak ada penolakan dari Dasha untuk Elisa. Dia juga sepertinya penasaran dengan sosok Elisa yang begitu dibenci oleh Oscar. "Kamu ingin bertemu dengan Oscar?" tanya Dasha. "Tidak, aku hanya ingin berbicara beberapa hal dengan dirimu. Apa kamu bersedia untuk berbicara denganku?" jawab Elisa dengan penuh harap. "Tidak ada masalah, silakan masuk." Elisa masuk ke dalam rumah Oscar dengan di
Dasha terlihat sudah begitu cantik dengan sebuah gaun berwarna hijau. Ia pun merasa sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Bintang. Sepertinya pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang akan membuat Bintang merasa kagum pada dirinya. Apalagi Dasha memiliki sebuah penampilan yang memukau di hari ini. Dia tersenyum saat kembali bercermin, melihat penampilannya yang sudah sangat cantik. Dasha benar-benar merasa berbeda, entah apa yang dirasa. Tetapi ada perasaan cukup signifikan dirasakan oleh Dasha. "Apa? Aku juga tidak tahu dengan perasaanku. Tetapi aku merasa berbeda saja. Tetapi hari ini aku merasa begitu cantik. Ah, mungkin ini perasaan gilaku saja. Ingat Dasha, tidak boleh terlalu tinggi memuji. Jangan Dasha, jangan!"Tanpa di duga oleh Dasha, Oscar berdiri tepat di depan pintu kamar yang terbuka. Dia menyenderkan tubuh ke pintu kamar. Sembari melipat kedua tangannya di atas perut. Posisi cantik yang dilakukan oleh Oscar saat memperhatikan Dasha dari kejauhan. "Kamu cantik
Dasha masih terus memikirkan bagaimana ekspresi wajah Oscar yang begitu kecewa pada dirinya. Dia melihat raut wajah Oscar yang begitu marah akan penolakan yang dilakukan olehnya. Dasha sama sekali tidak menyangka Oscar akan begitu kecewa dengan apa yang dilakukan olehnya. Bagaimana pun juga, itu adalah hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Dasha sebelumnya. Saat Bintang mulai bercerita tentang rumah tangganya yang begitu membosankan. Dasha sama sekali tidak menyimak dengan ucapan yang dilontarkan oleh Bintang. Sama sekali tidak ada yang Dasha tangkap dari setiap ucapan Bintang. Dasha tidak menangkap apapun dari ucapan Bintang tersebut. Ia justru terlihat begitu sedih dengan sikap dari Oscar yang terlihat kecewa akan dirinya. Dasha pun tidak bisa menjawab pertanyaan dari Bintang, saat ditanya perihal pendapat dari Dasha akan rumah tangga Bintang. Dasha dengan wajah bingung, mencoba mencerna apa yang disampaikan oleh Bintang. Tetapi Dasha yang sama sekali tidak menyimak apa yang disa
Sampai di rumah, Dasha segera berlari masuk. Dia mencari keberadaan dari Oscar, mulai dari kamar. Sampai ke ruang kerja yang biasanya digunakan oleh Oscar untuk rehat. Tidak ada keberadaan dari Oscar di kedua ruangan itu. Dasha pun segera mencari ke ruang lainnya. Tidak jauh dari kamar mandi, Dasha mendengar bagaimana suara seseorang terdengar dengan begitu jelasnya. Suara desahan itu semakin kuat terdengar oleh telinga Dasha. Bagaimana ia pun semakin yakin jika orang yang ada di dalam kamar mandi itu adalah Oscar. Dasha tidak ragu membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci tersebut. Dasha yang membuka pintu kamar mandi dengan begitu kerasnya. Cukup membuat kaget Oscar yang sedang melakukan kegiatan olahraga tangan dengan sabun mandi. Oscar sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan dari Dasha, ia terlihat santai saat Dasha melihat dirinya sedang berolahraga dengan sebuah sabun yang dipegangnya. Dasha sendiri tidak terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Oscar. Mungkin itu ada
Dasha memberikan pelayanan yang cukup optimal bagi Bintang. Sebuah kesan yang cukup baik diberikan oleh Dasha padanya. Bintang pun merasa apa yang dilakukan oleh Dasha, sesuatu yang cukup istimewa untuk dia ingat selalu. Bintang mengingat setiap adegan yang terjadi di mobil tadi. Sayang, Bintang tidak dapat klimaks yang dia inginkan. Dasha memilih pergi, sebelum Bintang menghujam Dasha dengan rudal besarnya. Tentu itu adalah hal yang membuat Bintang merasa sedikit kecewa. Kekecewaan Bintang tidak terlalu dalam, mungkin suatu hari nanti. Dasha tidak akan malu-malu lagi. Dia akan bisa melakukan apa yang Bintang inginkan. Dasha akan memberikan klimaks yang sempurna untuk Bintang. Sesuai dengan apa yang Bintang harapkan. Bintang yang terus memikirkan Dasha, lupa mengambil air minum yang diminta oleh Irina. Suara keras dari Irina pun langsung menghujam telinga Bintang. Dia segera bergegas ke dapur untuk mengambil air minum yang diminta oleh Irina. Bintang bingung saat sudah berada di da