“Good morning!” sapa Mateo sambil mengecup lembut kening Chloe. Wanita itu merespon ciuman sang pujaan hati sambil meraup wajah Mateo dan mengecup bibir pria itu dengan lembut.“Bagaimana tidurmu semalam? Apakah si kembar tiga telah membuatmu kelelahan?”Chloe tidak menjawab, dia merenggangkan tubuhnya yang indah. Kehamilannya yang sudah memasuki usia tiga bulan lebih, kini mulai membuatnya beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. Morning sickness, rasa mual karena aroma makanan, dan rasa mual saat menikmati makanan tertentu, sudah tidak mengganggunya lagi.Karena tidak ada jawaban dari Chloe, Mateo mengecup leher wanita itu dan meninggalkan jejak basah yang menggoda.“Aaahh,” rintih Chloe pelan. Tubuhnya langsung merespon sentuhan dan ciuman sang suami.Mateo menatap Chloe dengan penuh damba. Irama detak jantungnya seakan berpacu dengan bunyi jam dinding di kamar itu.“Aku sangat mencintaimu, Chloe.” Dia meraih wajah Chloe dengan lembut.“Harus berapa lama menunggu agar aku b
Kita kembali di malam saat Magnus sedang mengunjungi Freya dan ada seseorang yang mengetuk pintu kamar inap Freya. "Kamu tunggu di sini, aku akan memeriksa sebentar." "Hati-hati," ucap Freya cepat sambil berdoa agar tidak terjadi apa-apa dengan pria yang sudah merebut hatinya itu.Dengan pelan, Magnus membuka pintu kamar. "Siapa kamu???" bentak Magnus.Lelaki yang tidak lain adalah Jason, tertegun dan tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan berlari dengan cepat di sepanjang lorong rumah sakit. Dia menyangka kalau Freya sedang sendirian, tapi ternyata tidak. "Hei!!! Berhenti!!!" teriak Magnus. "Jaga Nona Freya. Aku akan menangkap pria itu," lanjut Magnus memberi perintah kepada polisi yang sedang bertugas menjaga Freya malam itu. Tanpa menunggu lama, Magnus mengejar pria misterius itu, kali ini dia tidak akan melepaskan pria itu dari tangannya. 'Sepertinya, aku mengenal lelaki itu,' gumam Magnus dalam hati. Dari kejauhan, dia melihat punggung pria yang sedang dikejarnya itu.
Albert menatap Magnus dan Detektif Rodriguez yang duduk di depannya dengan raut muka penuh kebencian. Sudah dua kali dia masuk penjara karena kelihaian mereka berdua dalam menangkapnya. Albert sangat marah, baru saja dia menghirup udara bebas dari penjara bawah tanah milik Mateo, sekarang dia harus berada di tempat ini. Ibaratnya seperti, keluar mulut harimau, masuk mulut buaya. “Tolong ceritakan kembali kepada kami, apa yang Anda lakukan di malam bridal shower tunangan kamu?” tanya Detektif Rodriguez tajam. Entah sudah yang ke sekian kali dia mengajukan pertanyaan itu, tapi Albert sama sekali tidak menjawab, atau lebih tepatnya Albert hanya menjawab ‘no comment.’”Albert hanya terdiam seolah-olah menganggap mereka berdua tidak ada di depannya, bahkan sesekali dia melemparkan senyum ejekan salah satu sudut bibirnya.“Baiklah kalau itu pilihan Tuan Albert sendiri. Kalau Tuan Albert tidak bekerja sama dengan kami, maka kami akan langsung mengajukan kasus ini ke hakim untuk menentukan j
Glenn segera menelpon Mateo begitu selesai berbicara dengan Isac. Dengan wajah tegang, dia menunggu panggilan teleponnya dijawab oleh Sang Boss Mafia.“Hello?” terdengar suara bass Mateo yang membuat Glenn menahan napas karena kepanikan yang tiba-tiba melandanya.“Hello, Boss. A-ada masalah di s-sini,” ucap Glenn gagap.“Kalian baik-baik saja ‘kan?” Suara Mateo kini terdengar khawatir.“K-kmi baik-baik saja, Boss, t-tapi tidak dengan Olav dan salah satu tahanan.”“Tarik napas tiga kali, biar kamu tidak gugup seperti itu,” anjur Mateo.Glenn menarik napas beberapa kali dan setelah merasa cukup tenang, dia pun kembali angkat bicara.“Albert berhasil melarikan diri, Tuan.”Terdengar helaan napas berat di ujung telepon. “Kenapa dia bisa lolos dari sana?” tanya Mateo sambil menahan emosi.Dengan gugup, Glenn menjelaskan rincian kejadiannya seperti apa.“Aku benar-benar minta maaf, Boss, dan aku siap dihukum atas keteledoranku ini.”“Itu kita bisa bicarakan nanti karena aku harus meningkatka
“Hello, Isac! Cari tahu di mana keberadaan Albert sekarang!” ucap Mateo sambil mengedit beberapa laporan yang akan ia setor hari ini untuk mengakhiri bisnis gelapnya. Dia sudah berjanji pada Chloe untuk mengakhiri semua ini, dan baginya, janji adalah hutang.“Baik, Boss. Saya akan mencari tahu masalah ini sekarang juga.”“Bagus! Berikan laporan padaku secepat mungkin.”“Siap, Boss!”Mateo langsung menutup panggilan telepon dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Tiga puluh menit kemudian, Isac telah mengirimnya sebuah video saat pihak berwajib meringkus Albert di mansionnya sendiri. Mateo sendiri hampir tidak mengenali Albert karena bonyoknya wajah pria itu.“Hmm, ternyata si Albert, setelah lolos dari anak buahku, malah masuk penjara,” gumam Mateo puas. Kini dia bisa bernapas lega seperti biasanya. Keamanan Chloe dan ketiga bayi kembarnya adalah segala-galanya. Dia bahkan rela mengorbankan apa pun termasuk nyawanya demi orang-orang yang dia sayangi dan cintai.Setelah menyelesaikan sem
Magnus tertidur dengan nyenyak sambil menyandarkan kepalanya pada pinggiran tempat tidur Freya. Hari ini, Freya telah menjalani proses operasi yang kedua. Walaupun dia sangat ketakutan sebelum operasi, tapi berkat dukungan dari kedua orang tuanya, Chloe, Mateo, Magnus, dan sahabat-sahabatnya, dia berhasil melewati meja operasi dengan baik.Sekarang dia tertidur lelap dan belum sadar dari pengaruh obat bius. Suara alat monitor detak jantung Freya dalam ruangan itu, seakan berlomba dengan detak jantung milik orang-orang yang sedang menunggunya dengan resahDi sudut ruangan, terlihat Chloe dan Mateo yang sedang duduk sambil berpelukan di atas sofa.Magnus juga hari ini telah berkenalan dengan kedua orang tua Freya dan mereka sangat menyukainya dan menghargai ketulusannya dalam menerima Freya apa adanya.“Kamu lelah, sayang?” bisik Mateo sambil tangannya memijat pinggang bagian belakang Chloe.“Aku lelah, tapi aku mau memastikan Freya baik-baik saja. Dan saat dia membuka matanya, aku ingi
Mateo menatap Chloe dengan pilu. Dia ikut terpukul melihat air mata Chloe yang berlinang tanpa henti.“Freya adalah wanita yang kuat, dia pasti akan bertahan.”“Aku sangat menyayanginya. Dia berhak untuk bahagia.”“Iya, aku mengerti.”Mateo berusaha sekuat mungkin untuk menenangkan Chloe. Dielus-elusnya rambut Chloe dengan lembut."Makasih, sayang. Kamu sudah menemani aku di sini.""Sshhh... Kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih. Aku akan selalu ada untukmu."Mateo menarik tangan Chloe dan mengecupnya lembut."Kita duduk di sana, yuk, sambil menunggu kabar tentang kondisi Freya."“Tidak! Aku mau di sini saja, biar gampang mendengar kalau terjadi apa-apa di dalam sana.”“Sayang, Magnus pasti akan memanggil kita kalau terjadi sesuatu. Lagi pula, kamu pasti akan lelah kalau berdiri seperti ini.”Chloe masih ingin menolak, tapi akhirnya dia menyerah juga dan menuruti nasehat sang suami. Mereka berdua pun duduk di sebuah bangku yang panjang dan menunggu dengan gelisah.*****"Suster, t
Beep…beep… beep…Suasana di kamar inap Freya yang tadinya menegangkan, kini berubah ketika monitor jantung mulai menunjukkan aktivitas yang lebih stabil.“Yes! Detak jantungnya kembali, Dokter! Kita berhasil!”Kalau tidak ingat bahwa dia sedang ada di rumah sakit, mungkin suster itu sudah menari-nari dengan riang.Para team medis menghembuskan napas lega. Mereka saling berjabat tangan untuk memberi semangat satu sama lain.***“Sayang, apa yang telah terjadi???” tanya Chloe saat melihat tim medis berlarian ke dalam kamar Freya.“Aku juga tidak tahu, babe. Mungkin mereka hendak memeriksa pasien?”“Tuhan, aku mohon, tolonglah Freya.”“Semoga dia baik-baik saja, Tuhan,” balas Mateo.Chloe yang tadinya sudah mulai tenang, kini kembali terguncang hatinya. Dia mondar-mandir di depan pintu kamar Freya. “Sayang, aku tahu kamu sangat khawatir saat ini, tapi tolong jaga kandunganmu. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu.”Chloe akhirnya mencoba menenangkan diri begitu menyadari kebenaran dari