Hello semua pembaca Chloe dan Mateo. Saya mau minta tolong untuk mendukung buku kedua saya yang sedang mengikuti lomba di Good Novel. Tolong didukung, likes, kasih ulasan dan gems, ya. Judul novelnya: Cinta dalam Rahim Sang Madu. Bebas kasih ulasan sebanyak-banyaknya. Makasih semuanya.
“Kami pulang dulu ya, Nak Mateo, kami titip Chloe.”“Siap, Mom, Dad. Aku akan menjaga Chloe dengan baik.”Mr. Steven mencium kening putri semata wayangnya. Mereka berdua pun segera berlalu dari sana. Tinggallah Mateo dan Chloe yang akan membicarakan rencana masa depan yang ada di depan mereka.Begitu pintu tertutup, Mateo langsung menggenggam tangan Chloe dan mengecup punggung tangan wanita itu dengan penuh kelembutan.“Katakan padaku kalau ini bukanlah sebuah mimpi,” ucap Mateo pelan dengan wajah menggemaskan.“Mau aku cubit lagi?” goda Chloe sambil bersiap-siap untuk mencubit sang suami. “Sayang, kamu tidak sedang bermimpi. Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua yang luar biasa untuk anak-anak ini.”Chloe menyingkap selimutnya dan mengelus perutnya dengan pelan. “Chloe,” bisik Mateo lembut.“Hmm?”“Terima kasih karena kamu sudah membuka hatimu untukku. Terima kasih untuk cinta dan perhatianmu selama ini.”“Aku juga berterima kasih, suamiku. Cinta, perhatian, perlindungan dan kasi
“Silahkan duduk, Nona Audrey,” ucap Detektif Rodriguez mempersilahkan wanita bertubuh langsing dan tinggi itu untuk duduk.“Kenapa aku diinterogasi lagi? Bukankah waktu itu aku sudah menjawab semua pertanyaan kalian dan memberikan kesaksianku?”“Betul, Nona Audrey. Kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Namun, ada beberapa bukti baru yang kami dapatkan.”Magnus menatap Audrey yang mulai duduk gelisah seperti cacing kepanasan. Dia terlihat begitu gugup. Ia pun berinisiatif untuk memberikan gadis itu segelas air.“Silahkan diminum dulu, Nona.”“Thanks!” Tanpa menunggu lama, Audrey langsung menandaskan minumannya.“Bisa kita mulai sekarang?” tanya Magnus pelan tapi menuntut.“Yes, please.”“Kita langsung saja ke pertanyaan inti,” ucap Detektif Rodriguez sambil membuka buku catatan kecil yang selalu menemaninya selama ini.“Nona Audrey, apa hubungan Nona dengan korban pembunuhan di Sky pub and hotel?”“Bukannya sudah pernah aku katakan sebelumnya kalau aku tidak punya hubungan apa-apa d
Setelah Magnus dan Detektif Rodriguez sepakat untuk membuat perjanjian dengan Audrey, dengan cepat mereka memasuki ruang interogasi. Mereka siap untuk mendapatkan informasi dari Audrey.“Sebelum Nona Audrey menyampaikan informasi penting itu, maka kami perlu memberitahukan beberapa hal.”Audrey mengangguk setuju dan menatap mereka dengan serius.Detektif Rodriguez pun mulai menjabarkan apa saja keuntungan dan hak yang Audrey akan peroleh jika dia bekerja sama dengan pihak berwajib. Audrey mendengarkan dengan seksama dan sesekali menyela saat dia tidak mengerti beberapa hal.“Bagaimana pendapat Nona Audrey setelah mendengar semua hak dan keuntungan yang akan Nona dapatkan?” tanya Detektif Rodriguez.“Aku setuju.”“Baik. Kami akan siapkan surat perjanjian ini sekarang.”Setelah menunggu sebentar, surat perjanjian itu segera ditandatangani oleh Audrey.“Sekarang, kita bisa lanjutkan proses interogasi ini, Nona.”Audrey pun mulai membeberkan semua yang dia ketahui. Petunjuk-petunjuk dan
Glenn dan Isac saling pandang seolah memberikan isyarat lewat tatapan mata, lalu mereka menyeringai tipis yang nyaris tak terlihat. "Sepertinya penawaran itu menarik?" celetuk Isac memasang tampang serius. Dia terlihat mulai merespon ucapan Albert. Mendengar pernyataan itu, seketika mata Albert berbinar. Ia sangat percaya jika penawarannya kali ini ini sangat menggiurkan Glenn dan Isac. Albert yakin jika mereka berdua akan membebaskan dirinya saat ini juga. 'Dasar manusia serakah! Baru saja aku tawarin sesuatu, mereka langsung masuk perangkapku,' guman Albert terkekeh dalam hati. "Kalian tahu 'kan jika kekayaan yang aku memiliki hampir setara dengan Mateo?" ucap Albert mulai menyombongkan dirinya. "Well, we will see!" Glenn menanggapi perkataan Albert sambil berjalan memutari tubuh Albert. Tangannya menggaruk-garuk dagunya. "Aku akan memberikan setengah dari kekayaanku pada kalian berdua, asal kalian membebaskan aku dari sini." Albert berkata dengan sangat lantang, seolah me
“Yes! Kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit hari ini,” ucap Mateo penuh semangat. Dia hampir melompat kegirangan saking senangnya.“Serius?” tanya Chloe tak kalah kaget. Senyum merekah di bibirnya membuat yang indah membuat Mateo gemas melihatnya. Karena tidak tahan, dia mengulum bibir Chloe dengan rakus. Sudah hampir dua minggu dia merindukan sentuhan Chloe, dan ini benar-benar rekord baginya tidak bercinta selama dua minggu.Dengan intens dia meraup bibir bawah Chloe dan menggoda istrinya. “Hhmmppt,” ucap Chloe tidak jelas. Dia juga sangat merindukan sang suami, tapi dia harus menjaga kandungannya.Mateo buru-buru melepas ciumannya dengan napas terengah-engah. Jantungnya berdebar dengan kencang menahan asmara yang melanda. “Maaf, aku hanya merindukanmu,” ucap Mateo lirih. Dia hanya bisa membelai pinggiran bibir Chloe dengan penuh hasrat.“Sabar, sayang…, nanti kalau sudah boleh lagi, aku akan memberikan kejutan untukmu.”Mateo hanya bisa mengerang mendengar janji Chloe. Ingin
‘Hello, Glenn!’ sapa Mateo begitu pria yang diteleponnya itu menerima panggilannya. Mateo keluar dari kamar dan menutup pintu kamar pelan-pelan. Chloe yang sudah selesai makan dan minum vitamin, tertidur lelap. Perjalanan dari rumah sakit kembali ke mansion mereka, menguras tenaga ibu hamil muda itu. Apalagi bayi triple dalam rahimnya membuatnya mudah lelah dan mengantuk.‘Hello, Tuan. Bagaimana kabar Nyonya?’‘Istriku sudah mendingan sekarang. Bagaimana kabar kalian?’‘Syukurlah kalau begitu, Tuan. Saya senang mendengarnya.’'Bagaimana kabar kalian?’'Kami semua baik-baik saja, Boss.'‘Bagaimana dengan kondisi para tawanan?’‘Aman, Boss.’‘Pastikan tidak ada yang mengendus jejak mereka.’‘Siap, Boss. Kami terus berjaga-jaga selama dua puluh empat (24) jam.’‘Buat mereka menderita seperti yang dialami istriku.’‘Tenang, Boss. Bahkan Jonny pun hanya kami permainkan dengan segerombolan tikus. Tubuhnya sudah awut-awutan dicakar tikus.’‘Bagus! Telepon aku begitu ada kabar terbaru.’'Siap
“Good job! Aku percayakan semua transaksi ini padamu, Isac.”Klik! Mateo memutuskan panggilan telepon dan berbalik untuk mengambil sesuatu. Deg!Jantungnya hampir lepas dari tempatnya, saat melihat Chloe berdiri di depan pintu kamar mandi dengan wajah memerah sambil menatapnya tajam.“Chloe, honey…, What are you doing here?” tanya Mateo dengan suara bergetar. Mateo terlihat seperti maling tertangkap basah. Mungkin di depan orang lain, dia bisa saja santai. Tapi, di depan orang yang paling ia cintai, dia merasa gentar dan tidak tahu harus berbuat apa.“Bisnis apa yang selama ini kamu tekuni, Mateo Ryder?” tanya Chloe tajam.Glek! Mateo paham sekali saat istrinya marah, dia pasti akan memanggilnya dengan nama lengkap. “Jawab aku, Mateo!” Chloe menghapus air mata yang berlinang di wajahnya. Sebenarnya dia tidak perlu lagi untuk bertanya. Bukti-bukti sudah ada di depan matanya. Namun, dia ingin kejujuran dan pengakuan yang datang langsung dari bibir Mateo, suami yang sangat ia cintai.“
“Aku mohon, kalau kamu mencintaiku dengan tulus, berhentilah melakukan pekerjaan kotor ini,” ucap Chloe dengan nada tenang dan tidak menyalahkan.“Aku juga sudah berniat untuk berhenti, tapi semua perlu proses. Itu semudah yang kita bayangkan.”“Aku tahu, Mateo, tapi lakukan itu demi aku, demi anak-anak kita.”“Aku akan mencoba, Chloe. Aku janji!”Chloe berjinjit dan mengecup bibir Mateo dengan mesra. Perubahan hormon dalam tubuhnya membuat emosinya tidak stabil. Kadar hCG yang tinggi membuat dia selalu merasa mual pagi-pagi. Morning sickness itu benar-benar mempengaruhi selera makannya. Dia bahkan hanya makan telur rebus dan buah-buah setiap hari.“Kamu mau ‘kan, memaafkan aku?” pinta Mateo dengan wajah sendu. Tangannya membelai dagu Chloe dengan lembut.“Aku memaafkanmu, tapi aku punya satu permintaan, transaksi kamu hari ini adalah transaksi terakhir yang kamu lakukan. Aku tidak mau kamu terkena hal buruk suatu hari nanti.”Mateo menatap netra Chloe. Dia ingin sekali menjelaskan ke