Glenn dan Isac saling pandang seolah memberikan isyarat lewat tatapan mata, lalu mereka menyeringai tipis yang nyaris tak terlihat. "Sepertinya penawaran itu menarik?" celetuk Isac memasang tampang serius. Dia terlihat mulai merespon ucapan Albert. Mendengar pernyataan itu, seketika mata Albert berbinar. Ia sangat percaya jika penawarannya kali ini ini sangat menggiurkan Glenn dan Isac. Albert yakin jika mereka berdua akan membebaskan dirinya saat ini juga. 'Dasar manusia serakah! Baru saja aku tawarin sesuatu, mereka langsung masuk perangkapku,' guman Albert terkekeh dalam hati. "Kalian tahu 'kan jika kekayaan yang aku memiliki hampir setara dengan Mateo?" ucap Albert mulai menyombongkan dirinya. "Well, we will see!" Glenn menanggapi perkataan Albert sambil berjalan memutari tubuh Albert. Tangannya menggaruk-garuk dagunya. "Aku akan memberikan setengah dari kekayaanku pada kalian berdua, asal kalian membebaskan aku dari sini." Albert berkata dengan sangat lantang, seolah me
“Yes! Kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit hari ini,” ucap Mateo penuh semangat. Dia hampir melompat kegirangan saking senangnya.“Serius?” tanya Chloe tak kalah kaget. Senyum merekah di bibirnya membuat yang indah membuat Mateo gemas melihatnya. Karena tidak tahan, dia mengulum bibir Chloe dengan rakus. Sudah hampir dua minggu dia merindukan sentuhan Chloe, dan ini benar-benar rekord baginya tidak bercinta selama dua minggu.Dengan intens dia meraup bibir bawah Chloe dan menggoda istrinya. “Hhmmppt,” ucap Chloe tidak jelas. Dia juga sangat merindukan sang suami, tapi dia harus menjaga kandungannya.Mateo buru-buru melepas ciumannya dengan napas terengah-engah. Jantungnya berdebar dengan kencang menahan asmara yang melanda. “Maaf, aku hanya merindukanmu,” ucap Mateo lirih. Dia hanya bisa membelai pinggiran bibir Chloe dengan penuh hasrat.“Sabar, sayang…, nanti kalau sudah boleh lagi, aku akan memberikan kejutan untukmu.”Mateo hanya bisa mengerang mendengar janji Chloe. Ingin
‘Hello, Glenn!’ sapa Mateo begitu pria yang diteleponnya itu menerima panggilannya. Mateo keluar dari kamar dan menutup pintu kamar pelan-pelan. Chloe yang sudah selesai makan dan minum vitamin, tertidur lelap. Perjalanan dari rumah sakit kembali ke mansion mereka, menguras tenaga ibu hamil muda itu. Apalagi bayi triple dalam rahimnya membuatnya mudah lelah dan mengantuk.‘Hello, Tuan. Bagaimana kabar Nyonya?’‘Istriku sudah mendingan sekarang. Bagaimana kabar kalian?’‘Syukurlah kalau begitu, Tuan. Saya senang mendengarnya.’'Bagaimana kabar kalian?’'Kami semua baik-baik saja, Boss.'‘Bagaimana dengan kondisi para tawanan?’‘Aman, Boss.’‘Pastikan tidak ada yang mengendus jejak mereka.’‘Siap, Boss. Kami terus berjaga-jaga selama dua puluh empat (24) jam.’‘Buat mereka menderita seperti yang dialami istriku.’‘Tenang, Boss. Bahkan Jonny pun hanya kami permainkan dengan segerombolan tikus. Tubuhnya sudah awut-awutan dicakar tikus.’‘Bagus! Telepon aku begitu ada kabar terbaru.’'Siap
“Good job! Aku percayakan semua transaksi ini padamu, Isac.”Klik! Mateo memutuskan panggilan telepon dan berbalik untuk mengambil sesuatu. Deg!Jantungnya hampir lepas dari tempatnya, saat melihat Chloe berdiri di depan pintu kamar mandi dengan wajah memerah sambil menatapnya tajam.“Chloe, honey…, What are you doing here?” tanya Mateo dengan suara bergetar. Mateo terlihat seperti maling tertangkap basah. Mungkin di depan orang lain, dia bisa saja santai. Tapi, di depan orang yang paling ia cintai, dia merasa gentar dan tidak tahu harus berbuat apa.“Bisnis apa yang selama ini kamu tekuni, Mateo Ryder?” tanya Chloe tajam.Glek! Mateo paham sekali saat istrinya marah, dia pasti akan memanggilnya dengan nama lengkap. “Jawab aku, Mateo!” Chloe menghapus air mata yang berlinang di wajahnya. Sebenarnya dia tidak perlu lagi untuk bertanya. Bukti-bukti sudah ada di depan matanya. Namun, dia ingin kejujuran dan pengakuan yang datang langsung dari bibir Mateo, suami yang sangat ia cintai.“
“Aku mohon, kalau kamu mencintaiku dengan tulus, berhentilah melakukan pekerjaan kotor ini,” ucap Chloe dengan nada tenang dan tidak menyalahkan.“Aku juga sudah berniat untuk berhenti, tapi semua perlu proses. Itu semudah yang kita bayangkan.”“Aku tahu, Mateo, tapi lakukan itu demi aku, demi anak-anak kita.”“Aku akan mencoba, Chloe. Aku janji!”Chloe berjinjit dan mengecup bibir Mateo dengan mesra. Perubahan hormon dalam tubuhnya membuat emosinya tidak stabil. Kadar hCG yang tinggi membuat dia selalu merasa mual pagi-pagi. Morning sickness itu benar-benar mempengaruhi selera makannya. Dia bahkan hanya makan telur rebus dan buah-buah setiap hari.“Kamu mau ‘kan, memaafkan aku?” pinta Mateo dengan wajah sendu. Tangannya membelai dagu Chloe dengan lembut.“Aku memaafkanmu, tapi aku punya satu permintaan, transaksi kamu hari ini adalah transaksi terakhir yang kamu lakukan. Aku tidak mau kamu terkena hal buruk suatu hari nanti.”Mateo menatap netra Chloe. Dia ingin sekali menjelaskan ke
“Kenapa kamu melakukan semua ini? Jangan membuat aku berharap,” ujar Freya tiba-tiba. “Freya, mungkin ini salahku karena aku tidak mengungkap semua rasa yang aku miliki untukmu. Aku sudah menyukaimu sejak pertama kali aku bertemu denganmu. Sejak saat itu, kamu mulai mengisi mimpi-mimpi indahku.”Wanita muda itu menatap Magnus lekat-lekat. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Haruskah dia bersyukur untuk cinta yang Magnus berikan padanya? Di sini lain, dia kasihan pada pria itu. Magnus layak mendapatkan yang terbaik, bukan dirinya yang sakit-sakitan seperti ini.“Izinkan aku untuk mencintai dan menjagamu, Freya.” Magnus menatapnya dalam. Polisi tampan itu sudah tidak bisa memendam hasratnya untuk menyatakan perasaannya pada wanita pujaan hatinya itu.Freya meremas tangan Magnus pelan.“Aku sedang sekarat, Magnus. Tidakkah kamu melihat hal ini?” dengus Freya pelan. Dia memalingkan wajahnya. Memandang Magnus yang sangat tampan, membuatnya tidak bisa berkonsentrasi untuk menolak cinta pri
Suasana makan malam di rumah keluarga Ryder terasa begitu menyenangkan. Samuel terlihat begitu bahagia, apalagi dengan kehadiran Noah, anak dari Joseph.‘Ternyata begini rasanya memiliki keluarga yang utuh,’ pikir Samuel sambil menatap satu per satu orang yang ada di sana. Senyum bahagia seakan tidak pernah lepas dari sudut bibirnya.Chloe dan Mrs. Ryder juga terlihat sangat akrab. Mereka berdua bercanda dan bercerita satu sama lain. Tidak ada kecanggungan sama sekali di antara mereka berdua.Sedangkan Mateo, dia sibuk memeriksa makanan apa saja yang akan terhidang di atas meja. Trauma akan Chloe yang pernah sekarat karena alerginya, membuat Mateo belajar dari pengalaman. Setelah merasa semuanya aman dan bergizi untuk ibu hamil, Mateo duduk di samping Chloe dan ikut nimbrung dalam percakapan yang terjadi di sekitar meja makan itu.Joseph mendentingkan sebuah gelas kosong dengan sebatang garpu di tangannya.“Good evening everyone! Sebentar lagi, kita akan segera menikmati hidangan yang
“Sekarang giliran-ku,” ucap Mrs. Ryder tiba-tiba. Wanita yang sedari tadi asik menikmati masakan Joseph, bangkit berdiri dari kursinya dan tersenyum lebar.Perhatian semua orang dalam ruangan itu langsung tertuju pada wanita yang sudah berusia di atas enam puluh tahun itu.Mrs. Ryder menarik napas berusaha keras untuk mengingat apa yang akan dia ucapkan kepada orang-orang di depannya itu.“Aku ingin sampaikan bahwa aku sangat berterima kasih kepada menantuku, Chloe yang telah mencintai dan menerima Mateo apa adanya.”Chloe berdiri dan menghampiri wanita yang sudah dia anggap seperti mommynya sendiri. Dipeluknya wanita itu dengan haru.“Aku juga berterima kasih, Mommy.”“Selamat datang dan semoga rumah tangga kalian langgeng sampai kalian menua nanti."Mateo ikut berdiri dan memeluk sang bunda. “Hal yang kedua yang ingin aku sampaikan yaitu, terima kasih kepada Mateo anakku dan Chloe, yang kini sudah menjadi anakku juga. Mereka akan memberikan tiga cucu kembar bagi keluarga ini.”Sem