"Jump into the car right now, before this cold weather kills you."
Tubuh Chloe langsung gemetar begitu melihat sosok itu. Ya, pria yang telah menghancurkan masa depannya hanya dalam dalam waktu satu malam.“Apa yang sedang kamu pikirkan?” teriak Mateo tidak sabar.Chloe berdiri di sana dalam bimbang. Dia lebih rela mati kedinginan di luar sana dari pada masuk ke dalam perangkap pria itu. Tetapi, bukankah dia masih terlalu muda untuk mati saat ini?“Kenapa lama sekali?! Cepat masuk. SEKARANG!!!”Chloe mendelikkan matanya yang indah dengan galak ketika mendengar nada perintah dari pria bengis itu.Dia paling anti dengan pria yang suka memerintah seenaknya. Sebagai balasannya, Chloe menunjukkan jari tengah dan berlalu dari hadapan pria itu.Whatever!!! Kalau memang takdirnya dia akan mati karena suhu dingin, dia rela, asalkan pria itu berhenti mengusik hidupnya.“Shit!!!” maki pria itu dengan kesal.Dia paling anti dengan gadis-gadis yang keras kepala. Gadis-gadis yang seperti itu, dan yang tidak mendengar perintahnya, nama mereka tidak tercatat dalam daftar pilihannya.Namun, ada yang berbeda kali ini. Kelakuan gadis itu seakan menantangnya untuk berusaha lebih keras lagi.Dengan kasar dia membuka pintu mobil sportnya dan menutupnya dengan keras. Beberapa pasang mata menatapnya dengan terpana. Walaupun terlihat kejam, tapi dia sangat tampan dan tinggi.Pria itu berlari dengan cepat ke arah Chloe, dan langsung menarik tangan Chloe.“Apa yang kamu mau dariku, hah?!” sentak Chloe kaget, tubuhnya yang sudah menggigil kedinginan, langsung merespon sentuhan pria itu.“Well, kamu akan masuk sendiri ke dalam mobil, atau aku gendong dan ditonton oleh orang banyak. Pilihan ada di tanganmu, Nona!” ancam pria itu dengan wajah serius.Pandangan matanya yang terlihat galak, tidak membuat Chloe takut dan gentar, tetapi membuatnya terpana sesaat. Dada Chloe berdebar kencang.Matanya yang berwarna biru, seperti perpaduan antara warna langit yang cerah dan birunya lautan yang tenang namun sanggup menenggelamkan siapa pun yang menatapnya.“Baiklah, Nona. Jangan salahkan aku karena melakukan ini.”Tanpa meminta izin, dengan entengnya pria itu memanggul Chloe di atas pundaknya bagaikan sekarung beras.“Kurang ajar! Lepaskan aku!!” geram Chloe dengan suara tertahan. Dia tidak berani untuk berteriak kencang-kencang karena tidak ingin menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.Sudah cukup jaket kebesaran dan dress mininya saja yang membuat orang-orang menatapnya dengan pandangan aneh.“Hello semuanya! Don’t worry! Dia ini istriku! Sepertinya dia membutuhkan sedikit drama romatis dariku hari ini!” seru pria itu.Tidak ada senyum di wajahnya yang macho. Dia terus berjalan ke arah mobilnya tanpa memperdulikan pandangan menyelidik dari orang-orang yang berlalu-lalang.Ada beberapa pasang mata yang memandangnya dengan curiga. Mungkin mereka mengira dia sedang menculik gadis muda itu.“Lepaskan aku, atau aku akan berteriak!” ancam Chloe emosi sambil meronta-ronta.“Nikmati saja permainan ini, Nona. Kau yang memaksaku untuk melakukan hal ini.”Chloe terdiam dan berhenti meronta saat dia merasa dress mininya semakin tertarik ke atas karena gendongan pria itu.Namun, pria itu seperti membaca pikirannya. Dia mempergunakan kedua telapak tangannya untuk menutupi paha mulus Chloe yang terekspos.Perhatian dari pria itu, membuat bulu roma Chloe berdiri. Kulitnya bisa merasakan hawa panas dari telapak tangan pria itu.'No! Ingat Chloe Adams, sebentar lagi kamu akan menjadi istri Albert,' bentaknya kepada dirinya sendiri.Namun, sekeras apa pun dia mencoba untuk memperingati dirinya, tubuhnya bereaksi saat mengingat kejadian semalam. Chloe menutup matanya untuk menghindari tatapan dari orang-orang yang lalu-lalang.Pria itu menurunkan Chloe dari bahunya, setelah dia membuka pintu mobilnya terlebih dahulu. Tindakannya seakan dia khawatir kalau-kalau Chloe akan kabur.“Don’t touch me! Aku bisa masuk sendiri,” ketus Chloe sambil mendorong pria itu menjauh darinya.“Tapi, aku hanya ingin mem….”Buk!!! Alhasil kepala Chloe menghantam atap pintu mobil sport yang cukup pendek itu.“Oucchhh,” ringis Chloe.Benturan itu membuatnya pusing sebentar. Kepalanya berdenyut-denyut. Namun, rasa malunya lebih besar dari rasa sakit yang dia alami.“Kenapa kamu tidak bilang kalau atap mobil ini pendek sekali?”“Aku sudah berusaha memperingatkanmu, tapi sepertinya kamu sendiri yang ingin mencium atap mobil itu.”Ucapan Mateo terdengar sangat sarkas dan dingin. Dia seperti manusia yang tidak punya hati nurani sama sekali.“Minggir!” ketus Chloe dengan gusar.Dia melindungi kepalanya dan segera memasuki mobil sport itu. Di dalamnya hanya terdapat dua seats, satu untuk penumpang dan satu untuk sopir.“Buang-buang uang saja,” dengus Chloe begitu menghenyakkan bokong indahnya di jok mobil.'Buat apa beli mobil mahal-mahal seperti ini, kalau penumpangnya cuma dua orang? Orang-orang kaya memang suka gila kadang-kadang.’Pria itu memasuki mobil dan mulai menyalakan mesin. Dia menatap wanita itu sebentar dan raut wajahnya yang bengis terlihat khawatir sekarang.“Kita akan cari pom bensin terdekat.”“Untuk apa? Bukannya ini mobil listrik?”“Pelipismu membengkak karena benturan tadi.”“Hah, Really?”Chloe yang tidak percaya dengan ucapan pria itu segera memeriksa pelipisnya, dan memang benar adanya, kulitnya memerah dan terasa sakit saat disentuh..Tanpa berkata apa-apa, pria itu meraih sekotak tissue basah.“Pakai ini! Mungkin tissue ini bisa membantumu mengurangi rasa sakit sebelum kita membeli krim pereda rasa sakit di pom bensin terdekat.”“Thanks.”“Kamu mau makan dulu?” tawar pria itu, sambil menjalankan mobilnya sesuai dengan angka batas kecepatan yang tertera di pinggir jalan.“Thank you for thinking of me, but unfortunately I will have to pass.”Kruk, kruk…Terdengar bunyi dari perut Chloe yang cukup keras.'Sialan! Kenapa tubuh ini selalu tidak bisa diajak kerja sama di saat keadaan darurat seperti ini?’“Aku sudah mendapatkan jawaban dari bunyi itu.”Walaupun ucapan pria itu terdengar seperti sedang bercanda, tapi tidak ada senyuman sedikit pun di wajahnya.Chloe membuang mukanya sambil menggerutu dalam hati. Dia segera mengalihkan perhatiannya dan melihat keluar jendela.Tiba-tiba tubuhnya tersentak kaget ketika melihat mobil Albert yang melaju dari samping kanan.Albert memberinya tatapan tajam singkat yang membuat tubuh Chloe bergetar ketakutan. Tak lama kemudian bunyi klakson panjang terdengar dari mobil Albert yang memaksa Mateo untuk menghentikan mobilnya.Bersambung….“Cinta tidak cukup jika tidak ada kepercayaan. Seseorang butuh waktu untuk menyembuhkan hatinya.” - Chloe Adams -
“Albert?” gumam Mateo terkejut saat melirik lewat kaca spion. Dia langsung mengenal mobil yang sedang membunyikan klakson dengan sangat nyaring itu. “Dari mana kamu mengenal Albert?” tanya Chloe dengan mata membelalak. “Nanti aku ceritakan, sekarang kita balap-balapan dulu dengannya.” Mateo menyeringai kejam. Walaupun dia tidak mengerti dengan maksud Albert membunyikan klakson, tapi Mateo tidak bisa melupakan senyum sinis Albert semalam, saat mereka merayakan kesuksesannya. Mobil Mateo dan Albert terus melaju dengan kecepatan mematikan, menimbulkan suara gemuruh yang menggetarkan jalanan kota. Kini mobil Albert berada tepat di belakang mobil Mateo. Jika Mateo menginjak rem saat itu, pasti akan terjadi kecelakaan maut yang tak bisa dihindarkan. “Kamu gila! Hentikan mobilnya! Aaaaa!!” Chloe menjerit ketakutan dan menatap jalanan dengan wajah ngeri ketika Mateo menginjak pedal gas lebih dalam lagi. Kecepatan mobil bertambah dan sudah di luar batas kecepatan mengemudi. Terdengar
"Apa hubunganmu dengan pria itu?" Mateo menatap Chloe dengan tajam sehingga membuat gadis itu semakin gugup. Ingin rasanya dia meremas-remas ujung jaket yang dia kenakan untuk mengusir kepanikan yang menyerangnya. “Jawab!” desak Mateo dengan suara beratnya. Chloe memejamkan matanya, berusaha untuk tidak menatap wajah tampan yang diselimuti kemarahan itu. “Dia tunanganku.” Buk! Mateo memukul setir mobil di depannya berulang kaki. Pria itu menatap lurus ke depan. ‘Apakah mereka berdua telah bekerja sama untuk menjebakku? Awas saja! Kalau benar adanya, maka gadis ini akan menjadi tawananku. Tidak akan kubiarkan Albert memenangkan pertarungan ini.’ “Kami akan menikah seminggu lagi. Jadi aku mohon, lupakanlah peristiwa semalam.” “Hmm,” guman Mateo menanggapi perkataan Chloe, seolah-olah gadis hanyalah seorang gadis kecil yang sedang merengek mencari perhatiannya. Chloe kebingungan dengan respon Mateo yang singkat dan tidak jelas. Kesunyian yang mencekam dalam mobil itu membuat Chlo
“Aku baru saja mengetahui kalau Chloe berselingkuh,” ucap Albert pelan. “Apa? Berselingkuh? K-kamu yakin?” Mr. Steven terdengar begitu terkejut ketika mendengar perkataan calon anak menantunya itu. Dia mengenal anak perempuannya dengan baik. Tidak mungkin gadis yang selama ini memegang prinsip hidupnya dengan kuat, bisa melakukan perbuatan terlarang itu. “Albert, jawab pertanyaanku.” Albert mengangguk, tapi dia segera sadar kalau Mr. Steven tidak melihat anggukan kepalanya. “Benar, Chloe telah mengkhianatiku dan itu benar-benar menyakitiku.” “No, no, no… Ini tidak mungkin terjadi. Di mana Chloe sekarang? Daddy mau bicara langsung dengannya." “Tadi dia bersama denganku, tapi kami bertengkar. Lalu aku menurunkannya di tengah jalann. Aku marah saat dia mengakui hal itu ketika aku memintanya untuk bicara jujur.” “Apa? Kamu menurunkan putriku di jalanan dalam keadaan cuaca seperti ini?” “Aku marah karena mendengar pengakuannya,” dalih Albert. “Kamu sadar dengan apa yang sudah kamu
Setelah kepergian Mateo, Chloe berjalan mondar-mandir di dalam kamar yang berukuran sangat luas itu. “Aku harus mencari cara untuk pergi dari sini.” Dia mengedarkan pandangannya dan melihat sekeliling. Luas kamar itu lima kali lipat lebih luas dari ruang tamu apartemennya. Terdapat sebuah ranjang berukuran king. Walaupun dia lelah dan cacing-cacing di dalam perutnya sudah membunyikan genderang perang, tapi niatnya untuk melarikan diri dari sana lebih kuat. “Hmm, ada sebuah jendela yang sepertinya bisa aku pergunakan untuk kabur dari sini. Dan aku juga membutuhkan seutas tali.” Bergegas dia mendekati jendela-jendela tersebut. Tapi sialnya, jendela-jendela itu tertutup rapat dan hanya bisa dibuka dengan kunci khusus. “Arrgghh, ini benar-benar menyebalkan,” gerutu Chloe Dia mengerjap-ngerjapkan matanya. Air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya. Kenangan atas kejadian semalam kembali datang memenuhi pikirannya. 'Apa yang harus aku lakukan sekarang?‘ Gadis itu bersandar di de
Mateo mengepalkan tangannya. Tanpa sepatah kata, dia melancarkan serangan pertamanya. Buk! Pukulan itu untuk membalas serangan Albert yang tadi, dan tepat mengenai sasaran. Dia menghantam rahang bawah Albert sehingga wajah pria itu terdongak ke atas. Bunyi seperti tulang yang patah benar-benar membuat ngilu bagi siapa saja yang mendengarnya. “Brengsek!” maki Albert kasar. Dia merasakan rahangnya seperti lepas dari tempatnya. Pria itu meringis kesakitan dan memaki-maki dengan kata-kata kotor. Mateo tersenyum miring, dia mengambil ancang-ancang untuk memberikan pukulan selanjutnya. “Rasakan pembalasanku,” teriak Albert menggelegar. Dia melompat ke depan, menyerang dan melayangkan satu tendangan tepat di perut Mateo, tetapi dengan sigap, pria menangkis tendangan Albert. Mateo meringis karena kaki Albert menghantam tulang kering di daerah lengannya. Albert tersenyum senang melihat Mateo meringis kesakitan. Dia maju ke depan tanpa perhitungan, lalu kembali menyerang Mateo. Namun,
Begitu Mateo membuka pintu kamar itu, matanya terbelalak menatap pandangan di depannya. “Shiit!!!” teriaknya dengan keras dan panik. Chloe tergeletak di atas lantai dengan tubuh mengejang. Rupanya gadis itu memiliki alergi terhadap semua jenis makanan yang mengandung kacang-kacangan, apalagi kacang tanah. “Chloe!!!” teriak Mateo lagi. Dia mendekati Chloe dan mengangkat gadis itu ke atas ranjang. Untuk pertama kalinya, Mateo, seorang mafia yang dingin dan bengis, panik karena seorang gadis yang bahkan belum dikenalnya sama sekali. Albert yang menunggu di bawah segera berlari ke atas begitu mendengar teriakkan Mateo “What the heck!?” seru Albert sambil mendorong Mateo menjauh dari kekasihnya. “Cepat cari kan Epinefrin auto-injector!!!” perintah Albert dengan gugup. Dia sudah pernah melihat Chloe mengalami hal tersebut saat tanpa sengaja seorang karyawan hotel menggunakan pisau pengoles selai kacang pada selai strawberry kesukaan Chloe. Namun, saat itu kedua orang tua Chloe ada
Mr. Steven dan istri, Mrs. Kirana masih terus berkeliling mencari keberadaan Chloe. Mereka tidak putus-putusnya memanjatkan doa agar anak perempuan mereka satu-satunya berada dalam keadaan baik-baik saja. “Aku masih marah dengan perbuatan Albert yang sangat tidak bertanggung jawab,” gumam Mrs. Kirana sambil mencari-cari ponselnya di dalam tas kecil miliknya. Mr. Steven sudah menceritakan semua yang terjadi, tentang perselingkuhan Chloe. Tetapi menurut Mrs. Kirana, itu tidak bisa dijadikan alasan oleh Albert untuk menelantarkan anak mereka begitu saja. “Aku juga masih marah, tapi sekarang yang terpenting adalah, kita harus menemukan Chloe terlebih dahulu.” Mrs. Kirana mendengus kesal. Walaupun dia sangat menyayangi Albert, tapi perbuatannya tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Kamu percaya kalau Chloe selingkuh, honey?” “No! Aku sama sekali tidak mempercayai ucapan pria itu. Tapi kita akan segera mendapatkan kebenarannya begitu kita menemukan Chloe.” “Hubby, mungkin sebaiknya aku m
Ting-tong! Terdengar bunyi bel dari pintu depan. “Akhirnya Celine, babysitter kamu datang juga! Sebentar ya, mommy mau buka pintu dulu untuk Celine,” ucap Freya lega. Dengan bergegas gadis itu membuka pintu depan. Begitu pintu terbuka, Freya berdiri mematung melihat sosok yang berdiri di depannya. “Selamat sore, Nona Freya!” Seorang polisi yang telah mengintrogasinya semalam, berdiri di depannya. Freya menemukan sosok mayat di Sky pub and hotel tempat mereka merayakan malam pesta lajang untuk sahabatnya, Chloe. “S-selamat sore, Mr. Magnus.. Ada yang bisa aku bantu?” Mr. Magnus menyerahkan sebuah amplop kepadanya, dan saat melihat tulisan pada amplop itu, Freya langsung tahu bahwa itu adalah surat pemanggilan interogasi. “Ini mengenai tragedi yang terjadi semalam. Kami ingin memanggil ulang Nona Freya untuk memberikan keterangan dan kesaksian.” Freya berusaha menahan kegundahannya. Masih teringat dengan jelas di benaknya peristiwa semalam. saat dia sibuk mencari Chloe. yang me
“Ssst,” bisik Chloe begitu melihat Mateo yang masuk ke dalam kamar bayi. Rupanya si kembar tiga baru saja mulai tertidur setelah rewel karena rebutan ASI. Chloe bertekad untuk memberikan asi kepada ketiga junior tercintanya. Dia menolak dengan tegas untuk memberikan susu formula.“Kamu terlihat sangat lelah, sayang,” bisik Mateo yang tiba-tiba menggendong istrinya dan membawanya keluar dari kamar bayi. Chloe hampir saja memekik karena kaget, tapi akhirnya dia merangkul leher suaminya dan menikmati perlakuan mesra darinya.“Aku harus memompa air susuku dulu sayang, karena kalau tidak, maka mereka akan rewel lagi saat bangun nanti.”“Tenang saja, aku akan menemanimu memompa susu untuk bayi-bayi kita.”Chloe mengangguk riang. Sudah beberapa malam dia tidak bisa tertidur lelap. Mengurus satu bayi saja sudah sangat melelahkan, apalagi tiga bayi sekaligus. Kadang dia sampai kelelahan dan bisa ketiduran saat sedang makan atau menyusui si kembar.Setelah tiba di kamar, Mateo segera meminta be
“Bolehkah aku meminta selembar kertas lagi?” pinta Jason begitu menyerahkan surat yang sudah dia tulis untuk Samuel.“Untuk apa?” tanya petugas penjara dengan alis bertaut itu sambil menerima surat dari tangan Jason. Baginya, memberikan selembar kertas kepada seorang tahanan adalah ide yang paling buruk. Sudah kejadian beberapa kali para tahanan memakai hal itu untuk melukai tubuh mereka. Bahkan ada yang bisa memotong urat nadi mereka dengan sebuah pulpen atau selembar kertas.“Aku akan menulis sebuah surat lagi,” ucap Jason dengan wajah memelas. Dia sudah capek bermain sandiwara sekarang. Semua usahanya sia-sia.“Hmm, kamu boleh mendapat selembar kertas lagi tapi, tapi dengan satu syarat.”“Apa syaratnya?”“Kamu tulis di sel khusus saja karena aku tidak mengizinkan kamu untuk sendirian di dalam sel-mu.”“Baiklah,” balas Jason pasrah. Dia sudah tidak punya energi lagi untuk berdebat dengan petugas penjara.“Di mana aku akan menulis surat ini?” tanya Jason.“Ikut aku.”Jason mengikuti
Albert duduk terpekur menunggu sang pengacara menghampirinya. Sidang keputusan akhir yang dijadwalkan hari ini, menentukan berapa lama ia akan mendekam dalam penjara.“Ke mana daddy dan mommy?” tanya Albert begitu Mr. Edward, pengacara keluarganya muncul dari balik pintu.Mr. Edward menarik napas panjang, lalu dengan wajah sedih, dia menceritakan tragedi yang telah terjadi di mansion keluarganya. Albert hanya bisa mencengkram pinggiran meja mendengar penuturan pengacaranya.“Sampai saat ini, kami masih terus mencari jejak Mr. Ragnar. Semoga beliau segera ditemukan.”“Siapa yang telah melakukan perbuatan terkutuk itu?” dengus Albert dengan wajah memerah. Selama beberapa hari dia menantikan kabar dari kedua orang tuanya, tapi ternyata mereka sendiri sedang mengalami musibah.“Kami belum tahu siapa yang melakukan penyerangan tersebut, Tuan.”“Bukankah ada kamera CCTV di setiap sudut mansion milik daddy?”“Benar, Tuan, tapi malam itu, semua CCTV telah dikuasai oleh pihak lawan.”Albert m
“Silahkan tanda tangan di sini, Tuan Jason,” ucap notaris Jason setelah pria itu menulis semua total kekayaan Jason. Semua miliknya akan jatuh ke tangan Samuel saat anak itu berusia delapan belas tahun. “Sebentar, aku akan membaca ulang semuanya terlebih dahulu.” Jason pun membaca surat tersebut dengan serius.“Masih ada satu yang kurang,” cetus Jason sambil mengetuk-ngetuk jari-jarinya di atas meja. “Harta yang mana lagi, Tuan?” tanya sang Notaris yang bernama Mr. Jon“Aku masih mempunyai satu harta lagi yang belum tertera di sini.”Mr. Jon menautkan alisnya dan kembali memeriksa total kekayaan Jason baik harta bergerak maupun tidak bergerak.“Aku masih mempunyai satu rumah di jalan Karl Johan, itu ingin aku wariskan pada Samuel.”“Baiklah, akan saya masukkan ke dalam daftar ini, tapi saya butuh waktu untuk membuat surat wasiat yang baru.”“Bisa selesai besok?”“Bisa, Tuan.”“Hmm, kalau begitu kita buat jadwal untuk besok. Aku juga mau menulis surat untuk anak itu.”Mr. Jon mengangg
“Apa ada apa dengannya?” jerit Chloe semakin panik. Dia sudah tidak memperdulikan lagi dengan perawat dan jarum yang sedang menjahit bagian intimnya yang sudah dilewati tiga kepala bayi beberapa menit yang lalu. Hatinya terasa sakit seperti akan kehilangan sesuatu yang berharga dari hidupnya.Mateo menyerahkan bayi laki-laki yang terlihat seperti tertidur itu, ke dalam gendongan Chloe. “Darling, kamu kenapa? Selamat datang di dunia ini," ucap Chloe lembut. Dia mendekap bayi itu dan mengecup keningnya dengan lembut. Tidak ada reaksi dari bayi itu, bibirnya semakin membiru.“Tolong!” jerit Chloe histeris. “Lakukan sesuatu!” Dia memeluk bayi itu lembut dan menggosok punggung bayi dengan lembut untuk merangsang pernapasan sang bayi. Sambil melakukan hal itu, tak henti-hentinya Chloe menaikkan doa untuk kesembuhan sang putra.“Sepertinya ada sesuatu yang menyumbat hidung dan mulutnya,” celetuk Chloe. Saat hendak membuka mulut sang bayi untuk memberikan napas bantuan, Chloe melihat begitu
Mateo menatap bayi itu dengan mata penuh haru. Namun, kebahagiaannya tertahan oleh kenyataan bahwa Chloe masih dalam proses melahirkan dua bayi lagi. "Sayang, kamu sangat luar biasa …, tapi masih ada dua bayi mungil kita yang bersiap untuk keluar!" bisiknya penuh kekaguman dan ketegangan.Chloe hanya bisa mengangguk lemah, tubuhnya masih bergulat dengan kontraksi berikutnya."T-tolong ..., aku tak tahu bisa berapa lama lagi," ujarnya dengan napas tersengal.“Kamu pasti bisa, sayang. Aku akan berjuang bersamamu.”“Aaaaa, kamu cerewet sekali,” teriak Chloe frustasi. “Coba aja kamu hamil dan melahirkan, biar kamu tahu rasakan sendiri,” tambahnya dengan emosi. Benar juga apa yang dikatakan orang-orang, kalau terlalu cerewet dengan orang hamil yang sedang berjuang untuk melahirkan, yang ada malah didamprat kembali. Mateo hanya bisa nyengir menerima omelan ChloeDengan cepat, Linda membersihkan bayi pertama Chloe dan Mateo, lalu meminta salah satu perawat untuk menyerahkan bayi itu kepada
“Nyonya Chloe akan melahirkan sekarang!” cicit Linda dengan wajah sedikit panik. Tapi dia berusaha menyembunyikan kepanikan-nya agar Mateo tidak ikut-ikutan tegangnya.“Hah? A-aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan bathup,” gagap Mateo. Dari awal kehamilan, Chloe memang sudah merencanakan akan melahirkan di dalam air (water birth). Wanita itu ingin merasakan bagaimana melahirkan secara normal, tapi di dalam air.Sebenarnya, bathup yang Mateo adalah sejenis kolam karena besar yang sudah di siapkan beberapa hari yang lalu. Dia meminta pelayan untuk mengisi kolam itu itu dengan air hangat.Malam itu, langit di luar jendela terasa gelap lebih dari biasanya, seolah turut merasakan ketegangan di dalam mansion Chloe dan Mateo. Cahaya lampu-lampu kecil di ruang kamar mereka yang luas, memberikan penerangan lembut. Namun, suasana di sana jauh dari kata tenang. Beberapa pelayan sibuk membantu dengan menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Tak lama kemudian, kolam karet besar sudah terisi
Jason terbaring lemas di ranjang tidurnya yang semakin hari semakin terasa sempit. Dia sudah putus asa karena semua usahanya tidak ada yang berhasil. Dari mulai dengan menipu para sipir penjara dengan pura-pura sakit dan sesak napas, sampai meminta simpati dari dokter penjara. Namun, semua tidak ada yang berjalan sesuai dengan rencana yang telah dia susun dengan matang. Belum lagi dengan tindakannya mengancam Freya di rumah sakit, kini dia terkena pasal baru dan hukumannya diperpanjang karena dianggap sebagai tahanan yang membahayakan orang-orang sekitar. Hak cutinya pun diambil kembali oleh pihak hukum.“Apa yang harus aku lakukan?” bisik Jason dalam kesendiriannya. Dia kesepian, tiba-tiba, dia merindukan wajah Samuel, bocah tampan yang mirip sekali dengannya.“Aku harus melakukan sesuatu,” cetus Jason sambil melompat dari tempat tidurnya, lalu ia berjalan ke arah jeruji penjara, mencoba untuk memanggil seorang petugas yang sedang berjaga-jaga.“Bisakah Anda ke sini sebentar? Ada se
Chloe duduk di sofa bersama teman-temannya. Wajahnya terlihat begitu cantik dan bersinar setelah didandani oleh Hilde.“Coba rasakan ini,” ucap Chloe sambil menarik tangan Freya dan meletakkannya di atas perutnya yang sudah semakin membesar. “Oh, aku merindukan masa-masa seperti ini,” bisik Freya sambil menikmati pergerakan dan tendangan tiga bayi kembar di kulit perut Chloe.“Ini sangat luar biasa, tapi tidak ketika kamu harus bolak-balik kamar mandi karena tendangan mereka,” keluh Chloe dengan wajah konyol.“Hahaha, aku ingat itu,” celetuk Freya. Chloe pun tersenyum lebar, tangan lembutnya mengelus perutnya yang sudah sangat besar. Matanya berbinar melihat tamu-tamu yang berdatangan, membawa kado-kado berwarna pastel. Baby shower kali ini berbeda dari yang ia bayangkan. Tidak hanya karena kehamilannya yang luar biasa dengan tiga bayi kembar. Tetapi juga karena Mateo, suaminya, yang memutuskan untuk mengambil alih semua persiapan acara gender reveal.Mateo, seperti biasa, terlihat