Share

09. Pertarungan

Author: MyMelody
last update Last Updated: 2024-03-28 02:45:03

Mateo mengepalkan tangannya. Tanpa sepatah kata, dia melancarkan serangan pertamanya. 

Buk! Pukulan itu untuk membalas serangan Albert yang tadi, dan tepat mengenai sasaran.

Dia menghantam rahang bawah Albert sehingga wajah pria itu terdongak ke atas. Bunyi seperti tulang yang patah benar-benar membuat ngilu bagi siapa saja yang mendengarnya.

“Brengsek!” maki Albert kasar. Dia merasakan rahangnya seperti lepas dari tempatnya. Pria itu meringis kesakitan dan memaki-maki dengan kata-kata kotor.

Mateo tersenyum miring, dia mengambil ancang-ancang untuk memberikan pukulan selanjutnya.

“Rasakan pembalasanku,” teriak Albert menggelegar. Dia melompat ke depan, menyerang dan melayangkan satu tendangan tepat di perut Mateo, tetapi dengan sigap, pria menangkis tendangan Albert. Mateo meringis karena kaki Albert menghantam tulang kering di daerah lengannya.

Albert tersenyum senang melihat Mateo meringis kesakitan. Dia maju ke depan tanpa perhitungan, lalu kembali menyerang Mateo. 

Namun, Mateo mempergunakan kelengahan Albert dengan menonjok pria itu pada dagu bagian bawah lagi, di tempat yang sama. Terdengar bunyi gigi yang bergemeretak karena gigi bawah menghantam gigi atas. 

“Auuchh!” ringis Albert. Darah segar keluar dari mulutya. Dengan kasar pria itu membuang ludah yang telah bercampur darah ke atas lantai.

Kedua pria itu saling menatap dengan pandangan yang penuh dengan dendam dan ketegangan. Mereka telah menjadi musuh bebuyutan sejak lama, dan pertemuan hari ini akhirnya menyalakan semua emosi terpendam yang mereka rasakan selama ini.

“Sebenarnya aku tidak berniat untuk adu jotos denganmu,” ucap Mateo kalem. Pria itu tetap terlihat tenang, walaupun hatinya meletup-letup karena amarah.

“Ciiihhh!!! Jangan berlagak seolah-olah kamu sudah memenangkan pertandingan ini,” bentak Albert sambil kembali meludah dengan sembarangan.

“Kita lihat saja!” 

“Lepaskan tunanganku sekarang juga.”

“Seperti yang aku bilang tadi, ada syaratnya kalau aku ingin melepaskan dia dari sini.”

“Arrrggghh, banyak bacot kau,” teriak Albert dan kembali melancarkan serangannya. Dia menyerang membabi-buta. Namun, dengan lincah Mateo menghindari serangan-serangan itu dan membalas dengan serangan balik yang tak kalah mematikan.

Pertarungan mereka menjadi semakin intents. Pukulan dan tendangan terbang di udara dengan cepat dan tepat sasaran.

Albert melayangkan satu tendangan maut ke perut Mateo sehingga pria itu hampir terjungkal. 

Sambil memegang perutnya yang sakit, Mateo menenangkan dirinya sebentar. Tendangan itu mengaduk-ngaduk perutnya walaupun dia belum sempat makan dari pagi.

“Chloe! Chloe! Di mana kamu???” teriak Albert. Pria itu berlari ke arah tangga hendak ke lantai atas.

“Hentikan kaki-kaki kotormu itu sekarang juga.”

Mateo berlari sambil menahan perutnya yang sakit. Dia hendak menghalangi Albert yang akan menuju lantai atas.

“Aku bebas melakukan apa saja yang aku mau!” bentak Albert dan melompati anak tangga satu per satu. 

“Arrgghhh!” geram Mateo berusaha berlari lebih cepat dan melompat ke depan, lalu menabrak Albert sehingga mereka berdua kehilangan keseimbangan dan jatuh terguling-guling dari tangga. Untungnya Albert baru menaiki sepuluh anak tangga saja.

Mereka berdua jatuh dengan suara gedebuk yang cukup keras di ujung tangga.

Albert tidak peduli dengan rasa sakit yang menyerang sekujur tubuhnya, dia berusaha bangkit berdiri.

Mateo terlihat begitu tenang, dibandingkan dengan Albert yang begitu bernafsu dan menggebu-gebu.

“Bangsat kamu!” raung Albert dan menerjang Mateo dengan kalap. Dia menindih tubuh Mateo yang masih dalam posisi terlentang.

Dengan kalap, Albert mencekik leher Mateo sehingga membuat pria itu hampir kehabisan napas.

Mateo mempergunakan tangannya untuk mendorong tubuh Albert, tapi tindakannya itu ternyata semakin membuat dia merasa tercekik. Dengan kekuatan terakhir, Mateo mengayunkan kakinya dan menendang bagian belakang Albert.

Pria itu tersentak kaget sehingga tangannya merenggang. Kesempatan itu dipergunakan Mateo untuk melepaskan tangan Albert dari lehernya. Dia mendorong Albert sehingga pria itu terjatuh ke samping. 

Tidak ada kata-kata yang diucapkan lagi selanjutnya, hanya suara benturan fisik yang memenuhi udara dalam raungan itu. Kedua pria itu saling baku hantam, dengan keinginan kuat untuk menang dan mematahkan satu sama lain.

Akhirnya, kelelahan mulai menyergap mereka, dan mereka berdua berdiri terengah-engah di bawah tangga.

“Di mana kamu menyembunyikan gadis-ku?” tanya Albert dengan napas tersengal-sengal.

“Jawab dulu pertanyaanku. Apa yang telah kamu lakukan di malam saat kami merayakan keberhasilan proyek itu?”

Albert menatap Mateo dengan tajam dan berusaha menutupi keterkejutannya.

“Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.”

“Sudahlah Albert. Aku tahu sepak terjangmu selama ini. Lebih baik kamu ceritakan hal ini sekarang, dari pada aku yang akan mencari tahunya sendiri.”

“Aku tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang kamu hadapi saat ini,” ketus Albert sambil melangkah kembali menuju anak tangga.

Dia berusaha menghindar dengan berpura-pura mencari Chloe.

'Aku harus membawa pulang gadis itu sekarang juga.'

“Jadi kamu tidak mau mengakuinya?”

“Apa yang harus aku akui kalau aku sendiri tidak tahu apa yang kamu sedang bicarakan?” dengus Albert sambil terus melangkah.

‘Brengsek, pintar sekali dia bersandiwara di depanku.’

“Baiklah. Kalau kau memilih untuk diam, maka aku akan mencari tahu sendiri.”

“Terserah! Aku tidak peduli. Sekarang lepaskan tunanganku.”

“Apakah kau sedang mengibarkan bendera perang?”

“Hah? Apa katamu? Bukankah kita berdua memang sudah mengibarkan bendera perang dari dulu?” ejek Albert sambil terus melangkah. Dia tidak mempedulikan kemarahan Mateo.

“Turun dari tangga itu. Aku tidak mau kaki kotormu mengotori rumahku.”

“Aku akan turun dari tangga ini kalau kamu menjemput calon istriku sekarang juga.”

Mateo memandangnya sinis dan tanpa berkata apa-apa, dia segera menuju ke lantai atas. Dikeluarkan sebuah kunci dari kantong celananya dan membuka pintu kamar Chloe.

“Shit!!!” teriaknya dengan keras saat melihat pemandangan di depan.

Bersambung....

MyMelody

"Keberanian dan pengendalian diri dalam menghadapi masalah adalah kunci dalam memenangkan setiap pertempuran." - Mateo Ryder -

| 38
Comments (126)
goodnovel comment avatar
Hestibae
apa yg terjadi dengan Chloe?
goodnovel comment avatar
fhᥱrrᥲ7
.ada pemandangan apa di depan sana,smpe Mateo mengumpat?
goodnovel comment avatar
Su Windah
kenapa mateo kayak kaget gitu yah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   10. EpiPen

    Begitu Mateo membuka pintu kamar itu, matanya terbelalak menatap pandangan di depannya. “Shiit!!!” teriaknya dengan keras dan panik. Chloe tergeletak di atas lantai dengan tubuh mengejang. Rupanya gadis itu memiliki alergi terhadap semua jenis makanan yang mengandung kacang-kacangan, apalagi kacang tanah. “Chloe!!!” teriak Mateo lagi. Dia mendekati Chloe dan mengangkat gadis itu ke atas ranjang. Untuk pertama kalinya, Mateo, seorang mafia yang dingin dan bengis, panik karena seorang gadis yang bahkan belum dikenalnya sama sekali. Albert yang menunggu di bawah segera berlari ke atas begitu mendengar teriakkan Mateo “What the heck!?” seru Albert sambil mendorong Mateo menjauh dari kekasihnya. “Cepat cari kan Epinefrin auto-injector!!!” perintah Albert dengan gugup. Dia sudah pernah melihat Chloe mengalami hal tersebut saat tanpa sengaja seorang karyawan hotel menggunakan pisau pengoles selai kacang pada selai strawberry kesukaan Chloe. Namun, saat itu kedua orang tua Chloe ada

    Last Updated : 2024-03-28
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   11. Kecemasan

    Mr. Steven dan istri, Mrs. Kirana masih terus berkeliling mencari keberadaan Chloe. Mereka tidak putus-putusnya memanjatkan doa agar anak perempuan mereka satu-satunya berada dalam keadaan baik-baik saja. “Aku masih marah dengan perbuatan Albert yang sangat tidak bertanggung jawab,” gumam Mrs. Kirana sambil mencari-cari ponselnya di dalam tas kecil miliknya. Mr. Steven sudah menceritakan semua yang terjadi, tentang perselingkuhan Chloe. Tetapi menurut Mrs. Kirana, itu tidak bisa dijadikan alasan oleh Albert untuk menelantarkan anak mereka begitu saja. “Aku juga masih marah, tapi sekarang yang terpenting adalah, kita harus menemukan Chloe terlebih dahulu.” Mrs. Kirana mendengus kesal. Walaupun dia sangat menyayangi Albert, tapi perbuatannya tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Kamu percaya kalau Chloe selingkuh, honey?” “No! Aku sama sekali tidak mempercayai ucapan pria itu. Tapi kita akan segera mendapatkan kebenarannya begitu kita menemukan Chloe.” “Hubby, mungkin sebaiknya aku m

    Last Updated : 2024-03-28
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   12. Mencari Jawaban

    Ting-tong! Terdengar bunyi bel dari pintu depan. “Akhirnya Celine, babysitter kamu datang juga! Sebentar ya, mommy mau buka pintu dulu untuk Celine,” ucap Freya lega. Dengan bergegas gadis itu membuka pintu depan. Begitu pintu terbuka, Freya berdiri mematung melihat sosok yang berdiri di depannya. “Selamat sore, Nona Freya!” Seorang polisi yang telah mengintrogasinya semalam, berdiri di depannya. Freya menemukan sosok mayat di Sky pub and hotel tempat mereka merayakan malam pesta lajang untuk sahabatnya, Chloe. “S-selamat sore, Mr. Magnus.. Ada yang bisa aku bantu?” Mr. Magnus menyerahkan sebuah amplop kepadanya, dan saat melihat tulisan pada amplop itu, Freya langsung tahu bahwa itu adalah surat pemanggilan interogasi. “Ini mengenai tragedi yang terjadi semalam. Kami ingin memanggil ulang Nona Freya untuk memberikan keterangan dan kesaksian.” Freya berusaha menahan kegundahannya. Masih teringat dengan jelas di benaknya peristiwa semalam. saat dia sibuk mencari Chloe. yang me

    Last Updated : 2024-03-29
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   13. Kebenaran yang Tersembunyi

    Mateo terus menonton rekaman itu, seakan tidak mengenal lelah untuk mencari tahu kebenarannya. Namun, kali ini dia duduk tertegun ketika melihat sosok Chloe yang berjalan sambil dipapah oleh seorang gadis lain menuju ke sebuah kamar hotel. Mateo menyipitkan matanya begitu melihat Chloe yang berjalan sempoyongan. “Apakah dia juga mabuk berat?” bisik Mateo. Mateo menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia tidak tahu pasti, apakah itu akibat dari Chloe sedang mabuk atau karena ada hal lain. Mateo segera mencatat timeline dari rekaman itu. Tak lupa dia mengambil foto dari gadis yang bersama Chloe. Setelah berpikir sebentar, dia kembali menekan tombol play pada layar komputer. Sekarang kedua gadis itu berhenti di sebuah kamar yang bersebelahan dengan kamar yang ditempati oleh wanita yang berpakaian seksi tadi. “Itu kan bukan kamar yang Isac pesan untukku? Lalu kenapa aku bisa berakhir di kamar yang sama dengan gadis itu? Lalu, apakah itu suatu kebetulan mereka bersebelahan kamar dengan

    Last Updated : 2024-03-29
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   14. Hambar

    Dokter itu menatap Chloe dan tersenyum lebar. “Cepat sembuh ya, Chloe. Kalau ada apa-apa, segera hubungi pihak rumah sakit.” “Terima kasih dokter.” “Oh ya, siapa yang menyuntikan EpiPen padamu?” Chloe terdiam karena dia sendiri tidak tahu dan tidak bisa mengingat dengan jelas peristiwa itu. Semua terjadi begitu cepat. Dia dalam keadaan setengah sadar, kejang dan sekarat saat itu terjadi. Namun, dari alam bawah sadarnya, dia seperti mendengar suara dua orang pria yang saling berteriak panik. “Albert, menantuku! Ya, dia yang telah memberikan suntikan itu,” jawab Mr. Steven sambil merangkul bahu Albert dengan hangat. "Tanpa pria ini, entah apa yang akan terjadi dengan anakku," lanjutnya. Chloe mengerutkan keningnya berusaha untuk memutar memori yang ada dalam pikirannya, tapi dia tidak mampu mengingatnya. “Albert, cara kamu menyuntikkan EpiPen pada Chloe, sangat benar dan tepat sasaran. Hal itu yang membuat tubuh Chloe merespon dengan cepat." Albert tersenyum lebar. "Kalau sa

    Last Updated : 2024-03-29
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   15. Bridal Shower

    Suara musik yang keras di Sky pub and hotel tidak mempengaruhi kehebohan bridal shower atau pesta lajang yang sedang dirayakan oleh sekelompok gadis-gadis muda, berusia sekitar dua puluh dua tahun ke atas. Bagi calon pengantin perempuan, Chloe Adams, hari ini merupakan momen spesial baginya, untuk melepas masa lajangnya sebelum hari pernikahannya, yang akan diadakan satu minggu lagi. Mereka asik bersulang minuman dan bercanda ria. Beberapa dari mereka sudah mulai mabuk. Hal itu bisa dilihat dari cara berjalan merekayang sempoyongan. Salah satu sahabat Chloe, yaitu Yvonne, mendentingkan sebuah gelas dengan menggunakan kuku-kukunya yang di-manikur dengan baik. Teman-temannya yang melihatnya melakukan hal itu, hanya bisa menahan napas. Mereka ngeri kalau-kalau kukunya bisa patah atau lecet. Yvonne melengkungkan sebuah senyum dan mengangkat gelas kristal di tangannya untuk ber-cheers. “Selamat atas pernikahanmu, Chloe Adams! Akhirnya masa lajang-mu akan berakhir sebentar lagi. Chee

    Last Updated : 2024-03-30
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   16. Masih Tentang Bridal Shower

    “Wanita itu adalah milikmu malam ini. Lakukan apa saja yang kamu mau, tapi jangan lupa bayar kenikmatanmu dengan video terpanas-mu bersamanya malam ini.” “Jangan khawatir, kamu akan menerima hasilnya sebentar lagi.” Klik.. Sambungan pun terputus. Setelah selesai menelpon laki-laki suruhannya tadi, gadis itu, Audrey, kembali bergabung dengan teman-temannya yang lain. Dia menggoyang-goyangkan tubuhnya yang semampai mengikuti alunan suara musik. Dia menutup matanya sambil menikmati alunan musik yang ada. Audrey adalah seorang seorang photo model yang bernaung di bawah Agency Modeling Heartbreak, milik keluarga Albert Wesley. 'Aku tidak sabar lagi untuk mendapatkan kiriman video panas mereka. Tidak akan kubiarkan dia menikah dengan Albert semudah itu,' batin- nya penuh kebencian. “Siapa yang kamu telpon barusan?” tanya Freya penasaran. Dia sedikit curiga ketika melihat Audrey berbicara di telepon sambil melirik-lirik ke arah Chloe. “Oh, bukan urusanmu, tapi kalau kamu memang ing

    Last Updated : 2024-03-30
  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   17. Menemukan Bukti

    Baru sebentar saja Freya berbalik, tiba-tiba dia mendengar jeritan dari arah pintu keluar darurat. “Help! Somebody please help me!!!” Tanpa berpikir panjang, Freya langsung berlari dan mencari sumber suara tadi. Dia melihat karyawan itu sedang jongkok di depan tubuh seorang pria yang terbujur kaku di atas lantai. “Tolong! Telepon ambulance sekarang juga,” ucap karyawan itu sambil tangannya terulur menyentuh tubuh pria itu. “Jangan sentuh dia!” teriak Freya tegas walaupun dia sendiri dalam keadaan panik. Freya berlari mendekati karyawan itu. “Aku harap kamu tidak menyentuhnya sama sekali tadi.” Karyawan itu mengusap wajahnya dengan gugup. “A-aku tidak tahu apakah aku tadi sempat menyentuhnya atau tidak.” “Kalau kamu tadi menyentuhnya, maka sidik jarimu akan ada di tubuh pria itu.” “L-lalu?” ucapnya tergagap. “Kalau pria ini sudah tewas, maka kamu bisa dijadikan tersangka.” Karyawan itu terlihat bingung dan semakin panik. Keringat dingin membanjiri keningnya. Dia menatap Frey

    Last Updated : 2024-03-30

Latest chapter

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   291. Triple C

    “Ssst,” bisik Chloe begitu melihat Mateo yang masuk ke dalam kamar bayi. Rupanya si kembar tiga baru saja mulai tertidur setelah rewel karena rebutan ASI. Chloe bertekad untuk memberikan asi kepada ketiga junior tercintanya. Dia menolak dengan tegas untuk memberikan susu formula.“Kamu terlihat sangat lelah, sayang,” bisik Mateo yang tiba-tiba menggendong istrinya dan membawanya keluar dari kamar bayi. Chloe hampir saja memekik karena kaget, tapi akhirnya dia merangkul leher suaminya dan menikmati perlakuan mesra darinya.“Aku harus memompa air susuku dulu sayang, karena kalau tidak, maka mereka akan rewel lagi saat bangun nanti.”“Tenang saja, aku akan menemanimu memompa susu untuk bayi-bayi kita.”Chloe mengangguk riang. Sudah beberapa malam dia tidak bisa tertidur lelap. Mengurus satu bayi saja sudah sangat melelahkan, apalagi tiga bayi sekaligus. Kadang dia sampai kelelahan dan bisa ketiduran saat sedang makan atau menyusui si kembar.Setelah tiba di kamar, Mateo segera meminta be

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   290. Surat untuk Freya

    “Bolehkah aku meminta selembar kertas lagi?” pinta Jason begitu menyerahkan surat yang sudah dia tulis untuk Samuel.“Untuk apa?” tanya petugas penjara dengan alis bertaut itu sambil menerima surat dari tangan Jason. Baginya, memberikan selembar kertas kepada seorang tahanan adalah ide yang paling buruk. Sudah kejadian beberapa kali para tahanan memakai hal itu untuk melukai tubuh mereka. Bahkan ada yang bisa memotong urat nadi mereka dengan sebuah pulpen atau selembar kertas.“Aku akan menulis sebuah surat lagi,” ucap Jason dengan wajah memelas. Dia sudah capek bermain sandiwara sekarang. Semua usahanya sia-sia.“Hmm, kamu boleh mendapat selembar kertas lagi tapi, tapi dengan satu syarat.”“Apa syaratnya?”“Kamu tulis di sel khusus saja karena aku tidak mengizinkan kamu untuk sendirian di dalam sel-mu.”“Baiklah,” balas Jason pasrah. Dia sudah tidak punya energi lagi untuk berdebat dengan petugas penjara.“Di mana aku akan menulis surat ini?” tanya Jason.“Ikut aku.”Jason mengikuti

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   289. Keadilan Ditegakkan

    Albert duduk terpekur menunggu sang pengacara menghampirinya. Sidang keputusan akhir yang dijadwalkan hari ini, menentukan berapa lama ia akan mendekam dalam penjara.“Ke mana daddy dan mommy?” tanya Albert begitu Mr. Edward, pengacara keluarganya muncul dari balik pintu.Mr. Edward menarik napas panjang, lalu dengan wajah sedih, dia menceritakan tragedi yang telah terjadi di mansion keluarganya. Albert hanya bisa mencengkram pinggiran meja mendengar penuturan pengacaranya.“Sampai saat ini, kami masih terus mencari jejak Mr. Ragnar. Semoga beliau segera ditemukan.”“Siapa yang telah melakukan perbuatan terkutuk itu?” dengus Albert dengan wajah memerah. Selama beberapa hari dia menantikan kabar dari kedua orang tuanya, tapi ternyata mereka sendiri sedang mengalami musibah.“Kami belum tahu siapa yang melakukan penyerangan tersebut, Tuan.”“Bukankah ada kamera CCTV di setiap sudut mansion milik daddy?”“Benar, Tuan, tapi malam itu, semua CCTV telah dikuasai oleh pihak lawan.”Albert m

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   288. Surat untuk Samuel

    “Silahkan tanda tangan di sini, Tuan Jason,” ucap notaris Jason setelah pria itu menulis semua total kekayaan Jason. Semua miliknya akan jatuh ke tangan Samuel saat anak itu berusia delapan belas tahun. “Sebentar, aku akan membaca ulang semuanya terlebih dahulu.” Jason pun membaca surat tersebut dengan serius.“Masih ada satu yang kurang,” cetus Jason sambil mengetuk-ngetuk jari-jarinya di atas meja. “Harta yang mana lagi, Tuan?” tanya sang Notaris yang bernama Mr. Jon“Aku masih mempunyai satu harta lagi yang belum tertera di sini.”Mr. Jon menautkan alisnya dan kembali memeriksa total kekayaan Jason baik harta bergerak maupun tidak bergerak.“Aku masih mempunyai satu rumah di jalan Karl Johan, itu ingin aku wariskan pada Samuel.”“Baiklah, akan saya masukkan ke dalam daftar ini, tapi saya butuh waktu untuk membuat surat wasiat yang baru.”“Bisa selesai besok?”“Bisa, Tuan.”“Hmm, kalau begitu kita buat jadwal untuk besok. Aku juga mau menulis surat untuk anak itu.”Mr. Jon mengangg

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   287. Kembalilah pada Mommy dan Daddy

    “Apa ada apa dengannya?” jerit Chloe semakin panik. Dia sudah tidak memperdulikan lagi dengan perawat dan jarum yang sedang menjahit bagian intimnya yang sudah dilewati tiga kepala bayi beberapa menit yang lalu. Hatinya terasa sakit seperti akan kehilangan sesuatu yang berharga dari hidupnya.Mateo menyerahkan bayi laki-laki yang terlihat seperti tertidur itu, ke dalam gendongan Chloe. “Darling, kamu kenapa? Selamat datang di dunia ini," ucap Chloe lembut. Dia mendekap bayi itu dan mengecup keningnya dengan lembut. Tidak ada reaksi dari bayi itu, bibirnya semakin membiru.“Tolong!” jerit Chloe histeris. “Lakukan sesuatu!” Dia memeluk bayi itu lembut dan menggosok punggung bayi dengan lembut untuk merangsang pernapasan sang bayi. Sambil melakukan hal itu, tak henti-hentinya Chloe menaikkan doa untuk kesembuhan sang putra.“Sepertinya ada sesuatu yang menyumbat hidung dan mulutnya,” celetuk Chloe. Saat hendak membuka mulut sang bayi untuk memberikan napas bantuan, Chloe melihat begitu

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   286. Lakukan Sesuatu!

    Mateo menatap bayi itu dengan mata penuh haru. Namun, kebahagiaannya tertahan oleh kenyataan bahwa Chloe masih dalam proses melahirkan dua bayi lagi. "Sayang, kamu sangat luar biasa …, tapi masih ada dua bayi mungil kita yang bersiap untuk keluar!" bisiknya penuh kekaguman dan ketegangan.Chloe hanya bisa mengangguk lemah, tubuhnya masih bergulat dengan kontraksi berikutnya."T-tolong ..., aku tak tahu bisa berapa lama lagi," ujarnya dengan napas tersengal.“Kamu pasti bisa, sayang. Aku akan berjuang bersamamu.”“Aaaaa, kamu cerewet sekali,” teriak Chloe frustasi. “Coba aja kamu hamil dan melahirkan, biar kamu tahu rasakan sendiri,” tambahnya dengan emosi. Benar juga apa yang dikatakan orang-orang, kalau terlalu cerewet dengan orang hamil yang sedang berjuang untuk melahirkan, yang ada malah didamprat kembali. Mateo hanya bisa nyengir menerima omelan ChloeDengan cepat, Linda membersihkan bayi pertama Chloe dan Mateo, lalu meminta salah satu perawat untuk menyerahkan bayi itu kepada

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   285. Dorong yang Kuat

    “Nyonya Chloe akan melahirkan sekarang!” cicit Linda dengan wajah sedikit panik. Tapi dia berusaha menyembunyikan kepanikan-nya agar Mateo tidak ikut-ikutan tegangnya.“Hah? A-aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkan bathup,” gagap Mateo. Dari awal kehamilan, Chloe memang sudah merencanakan akan melahirkan di dalam air (water birth). Wanita itu ingin merasakan bagaimana melahirkan secara normal, tapi di dalam air.Sebenarnya, bathup yang Mateo adalah sejenis kolam karena besar yang sudah di siapkan beberapa hari yang lalu. Dia meminta pelayan untuk mengisi kolam itu itu dengan air hangat.Malam itu, langit di luar jendela terasa gelap lebih dari biasanya, seolah turut merasakan ketegangan di dalam mansion Chloe dan Mateo. Cahaya lampu-lampu kecil di ruang kamar mereka yang luas, memberikan penerangan lembut. Namun, suasana di sana jauh dari kata tenang. Beberapa pelayan sibuk membantu dengan menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Tak lama kemudian, kolam karet besar sudah terisi

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   284. Kontraksi

    Jason terbaring lemas di ranjang tidurnya yang semakin hari semakin terasa sempit. Dia sudah putus asa karena semua usahanya tidak ada yang berhasil. Dari mulai dengan menipu para sipir penjara dengan pura-pura sakit dan sesak napas, sampai meminta simpati dari dokter penjara. Namun, semua tidak ada yang berjalan sesuai dengan rencana yang telah dia susun dengan matang. Belum lagi dengan tindakannya mengancam Freya di rumah sakit, kini dia terkena pasal baru dan hukumannya diperpanjang karena dianggap sebagai tahanan yang membahayakan orang-orang sekitar. Hak cutinya pun diambil kembali oleh pihak hukum.“Apa yang harus aku lakukan?” bisik Jason dalam kesendiriannya. Dia kesepian, tiba-tiba, dia merindukan wajah Samuel, bocah tampan yang mirip sekali dengannya.“Aku harus melakukan sesuatu,” cetus Jason sambil melompat dari tempat tidurnya, lalu ia berjalan ke arah jeruji penjara, mencoba untuk memanggil seorang petugas yang sedang berjaga-jaga.“Bisakah Anda ke sini sebentar? Ada se

  • Terjebak Hasrat Mafia Bengis   283. Baby Shower

    Chloe duduk di sofa bersama teman-temannya. Wajahnya terlihat begitu cantik dan bersinar setelah didandani oleh Hilde.“Coba rasakan ini,” ucap Chloe sambil menarik tangan Freya dan meletakkannya di atas perutnya yang sudah semakin membesar. “Oh, aku merindukan masa-masa seperti ini,” bisik Freya sambil menikmati pergerakan dan tendangan tiga bayi kembar di kulit perut Chloe.“Ini sangat luar biasa, tapi tidak ketika kamu harus bolak-balik kamar mandi karena tendangan mereka,” keluh Chloe dengan wajah konyol.“Hahaha, aku ingat itu,” celetuk Freya. Chloe pun tersenyum lebar, tangan lembutnya mengelus perutnya yang sudah sangat besar. Matanya berbinar melihat tamu-tamu yang berdatangan, membawa kado-kado berwarna pastel. Baby shower kali ini berbeda dari yang ia bayangkan. Tidak hanya karena kehamilannya yang luar biasa dengan tiga bayi kembar. Tetapi juga karena Mateo, suaminya, yang memutuskan untuk mengambil alih semua persiapan acara gender reveal.Mateo, seperti biasa, terlihat

DMCA.com Protection Status