Starla tahu, meyakinkan Saga memang bukanlah perkara yang mudah. Kakaknya itu pasti akan memiliki segudang kecurigaan yang akan muncul jika ia sampai salah berbicara barang satu kata saja. Starla berbohong kepada Saga kalau ia memiliki banyak pekerjaan hari ini. Dan karena tidak ingin merepotkan Saga jadi Starla meminta Kakaknya itu untuk tidak menjemputnya ke kantor.Namun, sepertinya Saga masih belum bisa percaya. Dan yang lebih menjengkelkan lagi, Saga justru meledek Starla.“Ih, kak Saga. Aku serius! Aku nggak ingin merepotkanmu.” Starla berujar dengan nada kesal. Setiap yang di katakan Saga itu memang benar. Tapi kebanyakan selalu terdengar menyebalkan. Dan Starla benci dengan hal itu.“Starla—““Pokoknya nggak usah menjemputku. Aku ingin tidur di apartemenku saja malam ini. Titik!” Starla kembali membentak kesal.Di sisi lain Revanno yang sejak tadi mendengarkan obrolan Starla dan juga Saga hanya bisa terkekeh
Hari ini Revanno menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah besar milik sahabatnya—Daniel. Revanno akui, ia memang sudah jarang sekali datang ke rumah Daniel. Apalagi saat ini Revanno sudah memiliki kesibukan sendiri bersama dengan orang yang ia cintai. Jadi ia tidak sempat untuk pergi dan menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya. Dan ini adalah momen pertama kali Revanno kembali menginjakkan kaki di halaman rumah Daniel.“Sebenarnya aku malas sekali menerima tamu yang nggak tahu diri sepertimu, Rev,” celetuk Daniel yang memang sudah sengaja menunggu kedatangan Revanno di depan rumahnya.“Nggak tahu diri?” Nathan yang kebetulan berdiri di samping Daniel langsung menyahut. Ya, pria itu tentu juga tidak ingin ketinggalan untuk berkumpul di rumah Daniel.“Ya kamu tahu sendirilah. Orang yang suka menghilang ketika sedang senang, lalu tiba-tiba datang ketika sedang membutuhkan. Bukankah itu namanya nggak tahu diri?” Kata Daniel yang langsung berhasil membuat Nathan terkekeh.Seme
Revanno, Nathan dan Daniel segera melangkah keluar dari mobil begitu mereka sampai di halaman parkir sebuah restoran. Tadinya Revanno dan kedua temannya ingin mendekati dan mencari tahu siapa orang yang ada di dalam mobil hitam yang sejak tadi terus mengikuti mereka. Tapi ternyata begitu sampai di restoran mobil hitam itu sudah tidak terlihat mengikuti Revanno lagi. Bahkan saat Daniel berusaha memeriksa keadaan di sekitar jalanpun tetap saja ia tidak menemukan keberadaan mobil hitam tadi.“Sial! Sepertinya dia kabur.” Kata Daniel seraya melangkah mendekati Revanno.“Ya sudah kalau begitu. Kita masuk saja. Siapa tahu mobil tadi hanya nggak sengaja mengikuti kita,” sahut Revanno yang masih berusaha berpikir positif.“Nggak mungkin, Rev. Aku benar-benar melihat saat mobil tadi mengikuti kita. Buktinya selama perjalanan mobil tadi juga nggak menyalip mobilmu. Padahal jalanan sepi sejak tadi,” ujar Nathan menjelaskan.“Masuk akal juga. Sepertin
Semua pasti percaya jika mukjizat itu ada dan nyata. Asal terus berdoa dan berusaha niscaya Tuhan akan mengabulkan apa yang di minta oleh setiap hamba-Nya. Dan mukjizat itu juga yang di harapkan oleh sepasang orang tua yang sedang menanti anaknya terbangun dari koma. Selama sebulan lebih kedua orang tua itu menunggu dan berdoa, akhirnya Tuhan memberikan mukjizat-Nya. Anak semata wayang mereka akhirnya bisa terbangun dari komanya. Sonia—Mami Cheryl tidak berhentinya menangis ketika melihat anaknya yang kini sudah kembali membuka kedua matanya.“Cheryl.” Sonia langsung memeluk putrinya.Sonia terisak sembari mengusap punggung sang putri. Oh, bahkan rasanya tubuh sang putri terlihat lebih kurus dari sebulan yang lalu. Belum lagi wajahnya yang juga tampak pucat dan kehilangan cahaya. Benar-benar membuat Sonia semakin terisak di pelukan sang putri.“Cheryl, Mami merindukanmu.” Sonia kembali bersuara. Namun, sang putri sejak tadi belum merespon
Kini Cheryl tengah terlelap setelah Dokter memberikan obat penenang untuk meredakan sakit kepalanya. Sedangkan kedua orang tua Cheryl hanya bisa diam sampai Dokter menyelesaikan pemeriksaan.“Bagaimana, Dok?” Sonia bertanya cepat.Dokter itu tersenyum tipis. “Sepertinya memang benar. Sebagian memori yang hilang adalah kejadian beberapa waktu sebelum terjadinya kecelakaan. Tapi jangan khawatir. Itu tidak akan bersifat permanen. Seiring berjalannya waktu, dan dengan di bantu oleh penanganan yang tepat pasti Nona Cheryl bisa segera sembuh.”“Tapi, Dok. Untuk sementara ini apa yang harus kami lakukan? Kami tidak bisa memaksa anak kami untuk mengingat kejadian itu secara paksa kan, Dok?” Kali ini giliran Ramos yang bertanya.“Benar, Pak. Kita memang tidak boleh memaksa pasien untuk mengingat memori yang hilang tersebut secara paksa. Harus bertahap agar tidak menyakiti si pasien. Jika kita paksakan imbasnya akan mengenai pada sarafnya. Dan jika
Ramos segera masuk ke sebuah mobil hitam yang sudah menunggunya di depan rumah sakit. Mobil itu berisi dua anak buahnya yang tadi ia suruh untuk memata-matai Revanno. Tanpa banyak bicara, begitu Ramos masuk, anak buah yang bertugas menyetir kemudi itu langsung kembali melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit.“Sekarang Revanno sedang ada di dimana?” Ramos mulai membuka suara.“Sebentar, Bos.” Anak buahnya yang duduk di sebelah kursi kemudi langsung mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor seseorang. “Bos menanyakan posisi target,” ujarnya begitu sambungan terhubung.“ .... “Anak buah Ramos itu hanya mengangguk-angguk sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon. Pria itu lalu menoleh ke belakang, dimana Ramos tengah duduk sembari menatap jalanan.“Target tampaknya sedang menuju ke jalan Jenderal Sudirman , Bos,” jawab anak buahnya. “Jalan ke sebuah kawasan apartemen.”“Apartemen?” Ramos mengernyit.“Iya, Bos.”Ramos terdiam. Tampaknya Revanno sedang menuju ke apartemennya s
“Cheryl ingin bertemu denganmu.”Revanno hanya diam ketika Ramos mengatakan hal itu padanya. Ia merasa bingung reaksi seperti apa yang harus Revanno tunjukkan di hadapan Papi Cheryl sekarang? Jika tadi Revanno masih bisa bersikap biasa. Namun, kali ini tampaknya sudah tidak lagi. Revanno benar-benar menganggap kalau ia dan Cheryl sudah tidak memiliki urusan apa-apa. Lalu kenapa Ramos rela menemuinya hanya untuk mengatakan kalau Cheryl sudah terbangun dari koma? Dan yang lebih anehnya lagi kini wanita itu ingin bertemu dengannya. Oh, lelucon macam apa ini? Apa setelahnya nanti Papi Cheryl juga akan mengatakan kalau anaknya sudah menjadi gila? Ck! Revanno benar-benar ingin tertawa. ‘Dasar keluarga nggak tahu malu,' gumam Revanno dalam hati.“Ternyata Om punya selera humor yang lumayan juga, ya,” ujar Revanno sambil terkekeh.“Apa maksud kamu?” Ramos bertanya bingung.Revanno tersenyum. “Seharusnya Om tahu, kan? Kalau
Selama perjalanan pulang Starla terus berusaha menghubungi nomor Revanno. Namun, hasilnya sama saja. Nomor Revanno tetap tidak bisa ia hubungi. Kemana Revanno? Berbagai pertanyaan mulai muncul dalam benak Starla. Kenapa di saat seperti ini pria itu suka sekali menghilang? Hal ini mengingatkan Starla dengan kejadian pahit yang dulu pernah ia rasakan. Pahitnya berharap dan pahitnya menunggu.Tidak.Starla segera menyadarkan dirinya. Efek membaiknya hubungan Starla dengan Revanno belum lama ini benar-benar berhasil membuat Starla menjadi sedikit berlebihan. Ah, bukan berlebihan lebih tepatnya ketakutan. Starla benar-benar takut akan hal yang tidak ia inginkan kembali terulang ... Lagi.“Kamu kemana sih, Revanno?” Gumam Starla sembari menggigit ibu jari tangannya.“Masih belum tersambung juga?” Saga yang sejak tadi fokus mengemudi langsung menoleh ke arah Starla.Starla menggeleng. “Aku takut, Kak. Aku