Share

111. Mimpi Buruk

Penulis: Nathanegara
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-19 11:13:00

Radith menemuiku di suatu tempat, dengan berani ya dia mengatakan kalau dia tidak bisa bertanggung jawab terhadap kehamilan Rani.

“Om.. apa yang bisa saya pertanggungjawabkan dari kehamilan Rani? Itu kan sebuah kecelakaan!!?” dengan lantangnya dia katakan itu.

“Kecelakaan itu kamu penyebabnya Radith!! Apa kamu merasa tidak bersalah atas semua itu!!? aku membentak Radith.

Seakan tanpa merasa berdosa dan tanpa adab seorang mahasiswa terpelajar, Radith menantangku,

“Terserah om mau bilang apa! Saya tidak akan bertanggung jawab!! Titik!!” jawaban Radith itu membuatku murka, sambil berteriak aku ingin mengajar Radith yang ada dihadapanku.

“Kurang ajar kamu!!.. Bajingan!! Kamu Radith!!” Aku tampar Radith dengan penuh emosi, sehingga aku benar-benar kehilangan kewarasan karena tidak mampu menahan amarah.

Tiba-tiba aku terbangun karena kepalaku menghantam nakas yang ada di sisi tempat tidur, dan gelas air putih yang ada diatasnya terjatuh. Sehingga memancing keingintahuan isteriku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Gairah ABG   112. Pertemuan dengan Radith

    Mimpi Buruk tentang Radith, lelaki yang menghamili anakku masih terus menghantuiku. Aku belum tahu bagaimana mengatur pertemuan dengan Radith. Aku tidak ingin dalam kondisi batin yang penuh amarah saat bertemu Radith. Pertemuan ini akan menentukan bagaimana nasib Rani kedepan. Aku sangat tidak rela kalau Rani bernasib buruk seperti Widarti saat aku tinggalkan begitu saja. Sehingga sampai sekarang hidup Widarti masih belum tenang. Aku harus hargai keberanian Radith mau bertemu denganku, setidaknya dengan demikian dia sudah menunjukkan tanggung jawabnya. Aku menelepon Rani untuk menanyakan di mana Radith ingin bertemu, “Hallo Ran.. kamu atur di mana Radith mau ketemu Papa. Kapan dia bisa ketemu Papa.”“Radith sih siap kapan pun Papa mau bertemu, dia serahkan semuanya pada Papa.” sahut Rani. Aku merasa kalau Radith cukup ‘gentleman’ dan sangat terbuka untuk berunding. Aku harus hargai keseriusannya, namun mimpi buruk itu terus membayangi dan menghantuiku. Aku tidak ingin apa yang ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-20
  • Terjebak Gairah ABG   113. Adriana Marah

    Keesokan harinya setelah satu masalah terselesaikan, aku menunaikan janji untuk bertemu dengan Adriana. Tadinya Adriana mengajakku untuk bertemu di apartemen, tapi aku keberatan. Aku tidak ingin pertemuan tersebut diketahui pak Anggoro. Menurut pertimbanganku, apartemen itu wilayah privat pak Anggoro dan Adriana. Akhirnya disepakati pertemuan tersebut dilakukan disebuah hotel. Adriana terlebih dahulu check in di hotel tersebut, dan aku menemuinya. Aku mengetuk pintu kamarnya, saat pintu kamar terbuka Adriana yang hanya mengenakan ‘lingerie,’ dia menyambut dengan pelukan hangat. “Sampai kangen sama Om.. “ ujar Adriana sembari mengajakku ke tempat tidur. Adriana terus memelukku sampai ke tempat tidur. Aroma wangi parfum khas Adriana membangkitkan kerinduanku padanya. “Kamu gak ada janjikan dengan pak Anggoro hari ini?”“Ada om.. tapi nanti malam, sekarang sih aman.”Aku bersandar di kepala tempat tidur, dan Adrian duduk di sisi kananku sambil bersandar di dadaku. “Noni gimana kabarn

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Terjebak Gairah ABG   114. Pelampiasan Amarah.

    Kalau biasanya Adriana minta aku perlakukan seperti Noni, kali ini Adriana kembali seperti aslinya yang buas dan garang di atas ranjang. Adriana memegang kendali penuh, aku seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Hanya mengikuti keinginannya yang sedang terbakar gairah dan amarah. Gerakan-gerakan Adriana begitu liar meliuk-liukkan tubuhnya di atas tubuhku. Tubuhnya yang bersimbah keringat bak butiran mutiara yang menaburi tubuhnya. “Kok kamu seperti kesurupan gitu, Dri..” ucapku disela-sela nafas yang tersengal. “Bodo deh om.. aku harus beringas om..”Seakan tidak memberikan kesempatan bagiku untuk jeda sejenak, Adriana mempercepat ritme liukannya. Aku merasa kalau dia sudah ingin mencapai puncak pelepasan, aku biarkan dia tetap pada posisi di atas. “Om.. ayo!!” Aku pun meresponnya dan memacu gairah yang hampir tumpah. Sejenak kemudian Adriana terkulai dan merebahkan diri di sisi tubuhku. “Aku.. puaaas om, semua terlampiaskan.. “ ujarnya dengan nafas masih tersengalSekujur tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • Terjebak Gairah ABG   115. Merindu Noni

    Aku buru-buru meninggalkan apartemen Adriana begitu tahu pak Anggoro akan menemui Adriana. Aku takut berpapasan dengan pak Anggoro saat keluar dari apartemen Adriana. Saat aku keluar dari lift, sekilas terlihat pak Anggoro baru turun dari mobilnya di depan lobby. Aku menghindar dengan buru-buru menuju ke toilet dan masuk ke dalam bilik toilet sejenak. Setelah merasa aman, barulah aku keluar dari toilet dan menuju pintu keluar. Hatiku begitu lega setelah menjauh dari apartemen dan segera kembali ke kantor. Sebelum masuk ke kantor, aku mampir di Cafe yang ada didekat kantor. Saat itu suasana di Cafe itu sangat sepi, hanya ada dua orang tamu di dalam Cafe. Di sudut Cafe aku melihat seorang gadis seumuran Noni sedang sibuk dengan laptopnya. Di sudut lain, ada seorang bapak-bapak seusiaku yang sedang asyik dengan ponselnya. Kadang dia tersenyum sendiri sambil menatap ponsel yang ada di tangannya. Aku memilih duduk di dekat jendela agar bisa memandang keluar. Aku membuka ponselku dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • Terjebak Gairah ABG   116. Dipanggil Pak Anggoro

    Sinyal yang diberikan Anya untuk kencan sangatlah nyata, hanya tinggal waktu untuk eksekusinya. Aku sudah berencana untuk mengajaknya ckeck in di hotel dan Anya sendiri tidak keberatan. Baru saja aku dan Anya ingin meninggalkan Cafe, tiba-tiba ponselku ada nada sambung masuk. Tertera nama pak Anggoro di layar ponselku, aku berdebar ingin mengangkatnya. Ada ketakutan menyelinap di hatiku, aku khawatir pak Anggoro tahu kalau aku baru saja ketemu Adriana. “Ya pak.. ada yang bisa saya bantu pak?”“Pak Danu di mana? Bisa ketemu sekarang gak?”“Saya lagi ngopi di Cafe sebelah kantor pak... Bisa pak, saya segera ke kantor.” Aku menyudahi pembicaraan dengan pak Anggoro. Kencanku dengan Anya terpaksa aku batalkan. “Anya.. lain waktu aja ya kita ketemu, om harus balik ke kantor.”“Okey om.. gak masalah kok. Nanti aku telepon om kalau aku mau ketemu.” Ujar Anya. Dengan tergesa-gesa aku tinggalkan Anya, aku beranjak menuju ke kantor. Di dalam ruang kerja pak Anggoro, beliau sedang melamun sen

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23
  • Terjebak Gairah ABG   117. Rahasia Ayah Biologis Noni

    Dengan terpaksa aku pun harus jelaskan pada pak Anggoro, bahwa Noni bukanlah anak kandungku, “Adriana bukan keponakan saya pak.. Ternyata Noni bukan anak kandung saya. Ini semua saya ketahui dari Mamanya Noni.”Aku jelaskan seperti apa cerita masa lalu antara aku dan Widarti, Mamanya Noni. Masih ada tabir rahasia yang belum terungkap, siapa ayah biologis Noni yang sebenarnya. “Wah! Bisa begitu ya pak? Tapi Noni tidak tahu kalau pak Danu bukan ayahnya?”“Iya pak, Mamanya Noni menginginkan agar saya tetap merahasiakan itu pada Noni. Tapi, pada Adriana sudah saya jelaskan.”Pak Anggoro senang dengan semua pengakuanku, di mata beliau aku tetaplah dianggap sebagai orang yang jujur. Sebagai atasan, tidak ada yang aku rahasiakan pada pak Anggoro. Selama bekerja diperusuhaannya pun aku selalu bersikap jujur. Itulah yang membuat beliau tetap mempertahankan aku, meskipun aku sudah masuk masa pensiun. Hubungan aku dengan pak Anggoro sangat baik, beliau tidak segan-segan menceritakan urusan pr

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-24
  • Terjebak Gairah ABG   118. Melampiaskan Kerinduan

    Aku terangkat pada pak Supriatna, bahwa aku tidak berhak menjadi wali nikah Noni. “Pak Supriatna gak usah khawatir, dalam waktu dekat Mamanya Noni akan pulang ke Indonesia. Siapa ayah biologis Noni, dialah yang tahu.”Aku memang perlu jelaskan itu pada pak Supriatna, karena aku tidak ingin sikapnya terhadapku ada kaitannya dengan Noni. “Baik pak.. sekarang saya jadi lebih tahu, saya terima kasih pada pak Danu yang sudah menjelaskan masalah ini.”“Saya juga akan jelaskan soal ini pada Noni pak, supaya dia tidak terus beranggapan saya adalah Papanya.”***Saat istirahat makan siang, aku ajak Noni berbicara di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor. Sambil makan siang, aku katakan apa yang barusan aku jelaskan pada pak Supriatna, “Non.. kamu harus tahu soal rahasia ini, Papa gak ingin masalah ini berlarut-larut. Meskipun Mama belum boleh mengatakannya.” aku katakan itu dengan sangat hati-hati pada Noni. Noni menatapku dengan mengernyitkan dahinya, “Rahasia apa lagi Pa? Noni jadi

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Terjebak Gairah ABG   119. Susah Melupakan Noni

    Noni memang mempunyai magnet tersendiri yang tidak dimiliki oleh gadis lain yang pernah aku kencani. Aku sendiri tidak tahu apa yang membuat aku selalu tenggelam dan hanyut dalam cintanya. “Aku tidak akan mengubah panggilanku pada Papa, meskipun Papa bukanlah ayahku.” Itu diucapkan Noni sambil berbaring dan memelukku. “Kenapa kamu tidak mengubahnya? Kamu nyaman dengan panggilan itu?”“Entahlah Pa.. aku selalu merasa nyaman dengan Papa.”Aku cerita pada Noni tentang pertemuanku dengan Adriana. Aku katakan juga kalau Adriana masih sangat cemburu pada dirinya. Noni masih belum bisa menerima aku kencan dengan Adriana, dia sangat cemburu. “Kenapa Papa ceritakan itu sama aku! Papa kan tahu aku gak suka!!” Noni bangun dan duduk menatap tajam kearahku. Aku sadar kalau aku sudah melakukan kesalahan, “Maafkan Papa Non.. Papa gak tahu kalau kamu masih cemburu pada Adriana.”“Adriana itu lebih segalanya dibandingkan aku Pa! Hidup jauh lebih enak dibandingkan aku!!”Aku bangun dan duduk di sis

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah ABG   197. Ending

    196. EndingTiga bulan kemudian Noni yang pada awalnya tidak tertarik dengan Nara, menjalin hubungan hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Lambat laun cintanya berlabuh juga pada Nara, “Mas.. Kok kamu sabar sekali menghadapi aku?” itu dikatakan Noni satu hari sebelum akad nikahnya dengan Nara padaku. “Non, aku sangat yakin dengan kekuatan cinta, mencintai itu seperti titik air di atas batu. Harus intens dan serius, itulah yang akhirnya aku dapatkan.” jawab Nara penuh keyakinan Noni memeluk Nara sangat erat, “Kamu hebat, mas, kesabaran kamulah yang membuat aku jatuh cinta pada akhirnya.” bisik Noni. Nara jelaskan pada Noni, bukan hanya dalam mencintai harus yakin pada perasaan. Tapi, dalam segala hal manusia harus serius pada tujuan hidupnya. Bagi Nara, cukuplah penderitaan sudah menjadi bagian hidupnya. Sekarang dia ingin menghiasi cintanya pada Noni penuh dengan kebahagiaan. “Aku sangat berharap Papa besok hadir pada pernikahanku, tanpa ada Papa hidupku belumlah lengkap.

  • Terjebak Gairah ABG   196. Pernikahan Adriana

    Satu bulan kemudianPernikahan pak Anggoro dan Adriana tidaklah dirayakan secara meriah, mengingat isteri pak Anggoro juga belum lama meninggal. Sebuah pernikahan yang sangat sederhana, yang dirayakan di villa pak Anggoro di puncak. Aku hadir bersama isteriku, sengaja aku minta Sri untuk menemaniku. Tadinya Sri tidak ingin pergi, karena dia tahu di acara itu pasti ada Widarti Mama Noni, yang merupakan mantanku sebelum menikahi Sri. “Mas.. biarlah aku di rumah saja, aku tidak ingin nanti Widarti malah tidak menerima kehadiranku.” ucap Sri saat itu“Sri.. mas justeru ingin perlihatkan pada Widarti, bahwa aku bahagia bersama kamu. Aku ingin semua orang tahu, bahwa aku bangga sama kamu, Sri.”Akhirnya Sri bersedia menemaniku malam itu. Sri terlihat cantik sekali, karena memang dia tidak pernah berdandan seperti itu. Kami berangkat dari rumah dengan menggunakan mobil kantor yang dipinjamkan pak Anggoro. Sampai di Villa kami agak terlambat, sehingga kedatangan kami menjadi perhatian bany

  • Terjebak Gairah ABG   195. Pujian Virna

    “Dalam keadaan habis sakit aja stamina om masih okey, gimana sebelumnya ya?” puji Virna “Om cuma bisanya seperti tadi itu, Virna, maaf ya performa om kurang bagus.” aku sedikit merendahkan diriVirna memelukku, “Om.. apa yang aku rasakan tadi sudah lebih dari cukup. Makanya aku membayangkan om saat masih sehat.”Aku jelaskan pada Virna, bahwa sesuai dengan usiaku saat ini performaku sudah jauh menurun. Namun, Virna menganggap kalau aku masih mampu mengimbangi durasinya dalam bercinta. Selama ini Virna bisa merasakan seperti itu jika berhubungan dengan lelaki seusianya. Baginya apa yang aku suguhkan padanya sudah lebih dari cukup. “Ada yang istimewa dari om, cara om memperlakukan aku. Om benar-benar pakai perasaan saat melakukannya.”“Kalau itu soal kebiasaan aja, Vir, om selalu menganggap pasangan bercinta itu adalah kekasih. Om tidak akan bercinta dengan wanita yang tidak om sukai.”Virna mempererat pelukannya, “Terima kasih om sudah perlakukan aku dengan penuh cinta.” ucap Virna

  • Terjebak Gairah ABG   194. Kencan dengan Virna

    Keesokan harinya Pulang dari Bandung aku semakin percaya diri, terlebih lagi setelah kencan dengan Noni. Ternyata aku memang harus membebaskan diri dari berbagai ketakutan, aku harus lebih santai menghadapi keadaan. Virna memang tidak mungkin telepon aku, karena dia hanya memasukkan nomor ponselnya di daftar kontakku. Aku sangat yakin kalau dia mau menguji aku, apakah aku bersedia untuk meneleponnya. Saat aku berada di taman perumahan aku telepon Virna, “Hai Vir.. kok kamu gak kelihatan di taman?” tanyaku Virna katakan pagi itu dia tidak di rumah, dia sedang berada di luar rumah. Virna mengajakku untuk bertemu, “Di mana Virna?” tanyaku lagiVirna katakan kalau dia sedang staycation di sebuah hotel dan dia memberikan nama hotelnya, juga nomor kamarnya. Aku tidak buang kesempatan itu, aku segera pulang ke rumah untuk segera mandi. Saat aku sedang berpakaian, Sri masuk ke kamar, “Tuh kan! Kalau sudah sehat aja gak betah di rumah, mas mau kemana rapi gitu?” tanya Sri penuh kecurig

  • Terjebak Gairah ABG   193. Rencana Pernikahan

    Di kantor, aku, Nara dan Noni membicarakan rencana pernikahan Noni dan Nara. Keluarga Noni menginginkan pernikahan dilaksanakan enam bulan lagi. Berbeda dengan keinginan Noni dan Nara, yang menginginkan pernikahan dilaksanakan tahun depan. Noni dan Nara butuh masukan dariku, “Pernikahan itu bisa dilaksanakan tergantung kesiapan kalian, karena yang akan menikah adalah kalian,” itu yang bisa aku katakan“Iya Pa, aku dan mas Nara siapnya tahun depan, tapi Papa dan Mama maunya lebih cepat dari itu.” ujar NoniNara pun menjelaskan, secara finansial dia baru bisa melaksanakan tahun depan. Namun, menurut Nara Jatimin menyanggupi untuk menutupi seluruh biaya. Alasan Jatimin, karena Noni anaknya satu-satunya. “Jadi, sebetulnya alasan kalian menunda juga terlalu prinsip, ya. Ikuti saja keinginan Papa kamu, Non, itulah yang paling baik. Aku jelaskan juga alasan Nara menunda bisa ditanggulangi Jatimin, jadi alasan Nara tidaklah menjadi halangan bagi keluarga Noni. Keluarga Noni tidak terlalu

  • Terjebak Gairah ABG   192. Berdua Noni

    Satu minggu kemudian Aku dijemput Noni dan Nara, alasannya Noni dan Nara banyak yang ingin dibicarakan di Bandung terkait rencana pernikahan mereka. Di Bandung aku nginap di rumah Nara, rumah yang pernah aku tempati sebagai kepala cabang. Saat aku di kantor menemani Nara dan bertemu dengan karyawan, Noni mengajakku keluar. Alasannya, dia ingin memberikan kejutan padaku. Aku minta izin pada Nara, “Nara.. om izin jalan sama Noni ya, Noni mau kasih kejutan pada om.”“Iya mas.. gak lama kok, aku mau perlihatkan sesuatu pada Papa.”“Okey.. Gak apa-apa kok, silahkan aja Pa.. saya belum bisa menemani karena lagi padat hari ini.” ucap Nara. Noni menyetir mobilnya, aku mendampinginya di depan. Noni cerita, bahwa rumah nenek sudah di renovasi, itulah yang ingin diperlihatkannya padaku. “Rumahnya sudah bagus Pa, yang renovasi Papa Jatimin.”“Jadi kamu mau kasih lihat rumah nenek sama Papa?”“Iya Pa, biar gimanapun rumah itu banyak kenangan kita, Pa. Papa senang gak aku ajak ke sana?”Aku me

  • Terjebak Gairah ABG   191. Virna yang Hangat

    Virna belum tahu situasi di kompleks perumahan, dengan entengnya dia mengajakku mampir ke rumahnya, “Om keberatan gak kalau aku ajak mampir ke rumah?”“Keberatan sih gak, Virna, masalahnya kompleks perumahan ini bukanlah seperti perumahan pondok indah. Apa kata warga entar lihat om ke rumah kamu.” aku menolak dengan halus. “Om.. aku mau tanya, sekarang performa om gimana?”Sepertinya Virna mau menguji staminaku, “Performa sih lumayan dibandingkan beberapa bulan yang lalu.”Virna pembicaraannya sudah mulai rada panas, dia menanyakan vitalitasku sudah kembali normal atau belum. Dari gestur tubuhnya Virna terlihat sangat gelisah, seperti ada yang ingin buru-buru dia tuntaskan. Virna mengulurkan tangannya, “Om pegang deh telapak tangan aku..” Aku ambil telapak tangannya, “Lho? Kok basah gini, Vir? Kenapa tuh?” tanyaku pura-pura polos“Aku gitu om.. kalau sudah ketemu yang aku inginkan, aku jadi nervous kalau tidak aku dapatkan.”Aku sebetulnya tahu apa yang Virna sedang alami dan ras

  • Terjebak Gairah ABG   190. Kembali Tergoda

    Kesehatanku sudah berangsur pulih, setiap pagi aku mulai melakukan olah raga ringan dengan gerak jalan. Selain itu aku juga mengubah penampilan, yang tadinya lebih klimis, sekarang wajahku mulai ditumbuhi kumis dan brewok tipis. Di taman komplek perumahan aku berlari-lari kecil untuk jarak pendek, sekadar menggerakkan tubuh agar berkeringat. Banyak juga penduduk disekitarnya yang ikut berolahraga. Saat sedang melepas lelah di bangku taman, seorang gadis menghampiriku, “Pagi om.. maaf om warga disekitar komplek ini ya?” tanya gadis itu“Iya dik.. adik juga warga sini ya? Kok om baru lihat kamu?” aku berusaha bersikap seramah mungkin“Kenalin om.. Virna, aku warga baru di sini, baru dua bulan pindah ke sini.” Dia mengulurukan tangan dan memperkenalkan diriAku pun membalas jabatan tangannya sambil memperkenalkan diri, “Danu.. om warga pertama di komplek ini.”Virna yang memakai outfit sport yang ketat dengan belahan depan rendah, sehingga memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang men

  • Terjebak Gairah ABG   189. Bertemu Yosi

    Yosi pada akhirnya datang ke rumahku, dia kaget saat tahu aku lagi sakit, “Ya Tuhan, om.. aku benar-benar gak tahu kalau om sakit. Emang Maura tahu dari mana om sakit, tante?”“Tante juga gahu Yosi, yang jelas dia datang ke rumah saat om lagi sakit. Dia bawa anaknya yang berusia hampir satu tahun.”Yosi ceritakan pada isteriku kenapa dia kenalkan Maura padaku, alasan dia semata-mata karena aku sering menolong orang lain. Yosi katakan kalau dia kasihan pada Maura yang sedang hamil, tapi cowoknya kabur. Saat itu aku hanya diminta mencari solusinya, dan aku memberikan solusinya. “Yang aku tahu gitu tante, Maura juga bilang sama aku kalau om Danu baik dan tidak macam-macam.”“Kamu sering menemui om ya?”“Gak sering tante, baru sekali itu aja.. benar kan om?”“Ya Sri.. Yosi ketemu aku baru kali itu aja.”“Emang Maura cerita apa sama tante soal om?”Sri katakan pada Yosi, bahwa Maura tidak banyak bicara. Maura hanya prihatin melihat keadaanku, dia belum sudah lama tidak bertemu denganku.

DMCA.com Protection Status