Share

Bab 19. Rasa Bersalah

Author: Pwati
last update Last Updated: 2023-08-24 18:55:50

Mobil berhenti tepat di halaman rumah Zayden, tampak Zayden yang langsung keluar saat Sam membukakan pintu mobil untuknya.

“Keluar!” titahnya kemudian pada Aara.

Aara melihat takut kepada Zayden, dia sebenarnya tidak mau turun. Tapi keinginan itu sia-sia, karena hal itu tidak akan terjadi. Karena perintah dari Zayden adalah perintah yang mutlak bagi siapa pun yang berada di rumah ini, karena itulah tidak ada keinginan orang lain yang akan terkabul di rumah ini kecuali atas keinginan Zayden.

Aara perlahan-lahan mulai menggeser tubuhnya sampai ke dekat pintu mobil yang terbuka, dia mengeluarkan sebelah kakinya terlebih dahulu lalu kakinya yang lain dengan perlahan. Sebenarnya Aara sangat tidak tahan dengan rasa sakit yang saat ini dia rasakan. Sungguh saat ini dia membutuhkan seorang dokter, jika tidak entah apa yang akan terjadi padanya setelah ini.

“Apa kau tidak bisa cepat sedikit!” Zayden memerintah dengan tidak sabarnya.

“I-iya,” jawab Aara dengan terbata. ‘Sakit, sakit sekal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ummu Kaltsum
apa zion sekejam itu? kok anaknya mengerikan...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 20. Ini Bahkan Belum Seberapa

    Aara menangis dengan arah pandangannya yang terus menatap kepada Feni dan dua bodyguard yang sedang berusaha keras berjalan keluar dari ruangan Lucas.“Maafkan aku,” gumamnya.“Tidak ada gunanya Nyonya,” ucap seseorang yang merupakan Lucas. Dia datang dari arah luar ruangannya dan masuk menghampiri Aara.Aara tersentak dan melihat ke arah Lucas, dia baru menyadari bahwa Lucas tadi tidak ada di sini. Dimana dia berada sejak tadi, Aara juga tidak tahu. Mungkinkah dia juga menerima hukuman dari Zayden karena memperbolehkannya untuk keluar dari rumah ini.“Tidak ada gunanya lagi meminta maaf Nyonya, karena mereka sudah menanggung semua yang Anda lakukan. Mereka menderita karena kesalahan Anda, Anda hampir saja membuat nyawa mereka yang berharga melayang. Apa Nyonya tidak menyadarinya?”Aara menunduk, dia sepenuhnya merasa bersalah. Dia hanya memikirkan dirinya saja yang ingin keluar dari tempat ini. Tanpa memikirkan nasib dari orang-orang yang terakhir bersamanya, kenapa dia bisa tid

    Last Updated : 2023-08-25
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 21. Tidak Berperasaan

    Aara tampak membuka matanya, dia baru saja terbangun dari pingsannya. Perlahan dia menggerakkan tangannya seraya melihat ke sana ke mari setelah benar-benar membuka matanya. “Ahh sakit,” ringisnya saat dia berusaha untuk duduk di atas tempat tidur.Keadaan kamarnya begitu gelap, arah pandangnya itu melihat jendela kaca yang masih terbuka gordennya dan menunjukkan bulan yang begitu bersinar dengan terangnya. Aara menunduk, melihat pada dirinya sendiri, rasa hancur pada dirinya tidak bisa dia sembunyikan kala melogat tubuh polosnya yang penuh dengan bekas merah, akibat ulah Zayden.Dia bahkan tidak memedulikan dirinya yang pingsan akibat aksi brutalnya itu dalam menyiksanya.“Sudah berapa lama aku tidak sadar,” gumamnya kemudian.Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa di tubuhnya, Aara mencoba untuk berjalan ke arah lemari pakaian, dia mengambil pakaiannya dan memakainya dengan terus merintih kesakitan.Tok tok.Aara mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Dia me

    Last Updated : 2023-08-25
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 22. Begitu Kejam

    “Lihat ke sana!” serunya.Aara pun menurut, dia mengikuti arah pandang Zayden. Dan seketika, matanya pun melebar. Ketika melihat video yang ada di layar itu.“Ayah,” ujarnya dengan langkah kaki yang refleks maju ke depan.Air mata Aara seketika menetes, ketika mendengar rintihan sakit ayahnya yang dicambuk oleh seseorang yang tidak dikenal.“Apa yang kau lakukan pada ayahku?! Di mana kau menyekapnya! Kenapa kau lakukan ini padaku, kenapa kau begitu kejam! Apa alasan melakukan ini, apa salahku?!”“Berhenti berbicara dengan suara keras padaku! Apa kau tidak takut aku memotong lidahmu!” ancam Zayden.Mendengar ancaman Zayden, Aara justru dengan beraninya melangkah mendekat ke arahnya dan saat ini tepat berada di hadapan Zayden. “Aku tidak takut, jika kau membunuhku saat ini pun. Aku tidak takut!” jawabnya, Aara sepertinya sudah lelah dengan semua sikap Zayden padanya. Karena sampai sekarang pun, dia masih tidak mengerti kenapa Zayden melakukan semua ini padanya dan juga keluargan

    Last Updated : 2023-08-25
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 23. Takdir yang Tidak Akan Putus

    Zayden melihat ke arah tangan Aara yang memegang tangannya, dia seperti tidak berdaya dengan sentuhan Aara. Bibirnya ingin menolak permintaan dari Aara, tapi hatinya menolak keras apa yang ingin diucapkan oleh bibirnya.“Baiklah,” ucapnya kemudian.Aara terlihat tersenyum saat mendengar kata persetujuan dari Zayden, dia merasa lega karena itu artinya ayahnya akan baik-baik saja. Dan Zayden tidak akan membunuhnya.“Tapi kau harus menepati kata-katamu, jika kembali melanggarnya dan berusaha untuk kabur lagi dariku. Aku akan langsung mencari ayahmu dan membunuhnya saat itu juga!” lanjutnya.Glek!Seperti biasa ancaman Zayden terdengar sangat mengerikan di telinga Aara. Dan Zayden adalah tipe orang yang selalu melakukan apa yang dia katakan, ucapannya bukan hanya sekedar gurauan atau ancaman yang hanya keluar dari mulut. Tapi dia akan benar-benar melakukannya, jika orang yang membuat janji dengannya telah mengingkari perkataannya.“Aku sudah berjanji, aku pasti akan menepatinya,” ja

    Last Updated : 2023-08-26
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 24. Ikut Denganku!

    “Bangun!” titah seseorang pada seorang wanita yang masih terlelap dalam tidurnya. Wanita itu pun terbangun dengan perlahan, dia tersentak setelah mendengar suara seseorang yang dingin dan berat itu sedang membangunkannya. Dia mengucek-ngucek matanya, agar matanya itu mau terbuka dan melihat sosok pria yang saat ini sedang membangunkannya.“Tu-tuan Zayden,” kagetnya, setelah matanya itu terbuka dengan sempurna dan melihat sosok yang saat ini tengah membangunkannya.“Cihh, kau masih bisa tidur dengan lelap?” tanya Zayden dengan dinginnya.Aara menunduk, kepalanya terasa sakit. Dia juga merasa kondisi badannya tidak enak. Hal ini mungkin karena setiap harinya dia selalu tidur di lantai tanpa selimut atau alas apa pun.‘Kepalaku sakit sekali,’ batinnya.“Kenapa kau malah diam? Aku membangunkanmu bukan untuk diam seperti itu!” ucap Zayden dengan suara kerasnya, membuat Aara yang memang sedang terdiam karena merasa tidak enak badan itu sampai terkejut.“Maaf,” katanya masih dengan men

    Last Updated : 2023-08-26
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 25. Pekerjaan Dadakan

    Satu jam berlalu, akhirnya mobil yang ditumpangi Aara dan Zayden pun berhenti.Tampak Sam yang turun lebih dulu, dan membukakan pintu mobil bagian belakangnya untuk Zayden.Sebelum turun, Zayden menoleh terlebih dulu pada Aara yang terlihat kebingungan.“Turun!” serunya.Aara menoleh, lantas mengangguk. “Baik,” jawabnya.Dia pun turun, begitu pun dengan Zayden. Dia terus menatap Aara yang berdiri di depan mobil seraya melihat ke arah depannya masih dengan tatapan bingung.“Tuan, Anda membawa saya ke mana?” tanyanya.“Apa kau buta, ini kantor!” jawabnya dingin.“Saya tahu, tapi ini kantor siapa?”“Tentu saja kantorku! Ayo!” ajaknya kemudian yang melangkah lebih dulu.“Mari Nyonya,” ujar Sam yang membuat Aara sadar dan akhirnya mulai melangkah mengikuti Zayden.Mereka melewati pintu putar dari perusahaan yang besar dan mewah itu. Saat masuk ke lobby, Aara tak bisa diam. Kepalanya terus melihat ke sana kemari.Selain karena kagum dengan kemewahan kantor ini, dia juga terus me

    Last Updated : 2023-08-27
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 26. Diabaikan dan Menakutkan

    Di mejanya, Aara tampak hanya duduk diam. Tidak ada satu pun pekerjaan yang datang padanya. Jadi, apakah yang Zayden katakan itu benar. Jika dia tidak akan melakukan apa-apa di sini.Dia pikir, Zayden mengatakan itu hanya untuk mengejeknya. Karena dia bilang tidak memiliki pengalaman menjadi sekretaris. Tapi dia tidak menyangka, jika ternyata ucapannya itu benar-benar terjadi.Aara menaruh satu siku tangannya itu di atas meja dengan telapak tangannya yang dia gunakan untuk memangku wajahnya.Dia benar-benar merasa bosan. Sudah setengah hari berlalu, tapi dia hanya diam seperti ini saja. Apakah mulai sekarang, setiap hari hidupnya akan seperti ini?Bola mata Aara bergerak, melirik pada Sam yang keluar dari meja kerjanya dan melangkah memasuki ruangan Zayden.Matanya yang mulai menyayu itu, tampak fokus menatap Sam yang berdiri berhadapan dengan Zayden.“Tuan, waktu meeting dengan tim Direktur Denis sudah tiba. Mereka semua sudah menunggu Anda di ruang meeting sekarang.”“Apa pap

    Last Updated : 2023-08-28
  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 27. Jatuh Pingsan

    “Tuan,” ucap Aara masih menatap Zayden dengan wajah terkejutnya.“Siapa yang mengizinkanmu menerima panggilan di sini?”“Ya? Tapi—““Aku bilang hanya duduk diam, tanpa melakukan apa pun!” bentaknya dan membuat Aara semakin ketakutan.“Kau sengaja membantah perintahku? Kau ingin melanggar janjimu?!”Aara menggeleng, mengelak apa yang Zayden tuduhkan padanya.“Tidak, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya pikir—““Jika sekali lagi kau melakukan sesuatu tanpa izinku, aku pastikan kau akan melihat mayat ayahmu!”Jederrr!Tentu saja hal yang Zayden katakan itu, tidak bisa membuat Aara menyembunyikan rasa terkejutnya.Detak jantungnya bahkan sudah berpacu dua kali lipat sekarang. Hanya karena dia menerima panggilan telepon, Zayden bisa semarah ini bahkan menganggapnya melanggar janji?“Maafkan saya, saya tidak akan mengulanginya lagi,” ujarnya kemudian seraya menunduk.Aara mengepalkan tangannya yang bergetar. Dia takut Zayden tidak memaafkannya dan tetap melakukan apa yang tadi

    Last Updated : 2023-08-29

Latest chapter

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 186. Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan (The End)

    Aara sudah berada di ruang perawatan VVIP sekarang. Di sana juga sudah ada Zayden, Alya dan Zion yang menemaninya. Setelah 3 jam tertidur, akhirnya Aara membuka matanya. Dan sekarang dia tengah memakan makanan yang disiapkan rumah sakit untuknya.Tampak Zayden dengan telatennya menyuapi makanan itu pada Aara. Walaupun Aara terus menolaknya, namun Zayden tetap memaksanya untuk memakan makanan itu.Aara terus menolak karena makanan rumah sakit itu tidak enak menurutnya. Rasanya hambar dan membuatnya mual.“Sayang sudah cukup, aku tidak mau makan lagi,” ucap Aara.“Sedikit lagi, lihat. Sebentar lagi makanannya habis. Ayo paksakan sedikit lagi ya,” jawab Zayden.Dengan bibir cemberutnya, Aara pun membuka mulutnya dan memakan yang terus Zayden sodorkan ke bibirnya itu.“Kamu memang anak yang baik,” puji Zayden.“Besok kita sudah bisa pulang, kan?“ tanya Aara.“Iya sayang, sekarang kau perlu dirawat dulu karena kelelahan.”“Apa putra dan putri kita baik-baik saja? Aku belum melihat

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 185. Melahirkan dengan Selamat

    Ketika sampai di rumah sakit, Zayden langsung bergegas keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Dia berlari dengan tergesa-gesa menuju ruang persalinan. Hingga sampai di ruang persalinan itu, mereka melihat Alya dan juga Zion yang sudah berada di sana dengan raut gelisah yang terlihat jelas di wajah mereka. “Mama, Papa,” panggilnya.Sontak, Alya dan juga Zion langsung melihat ke asal suara. “Zay,” jawab Alya.Tampak Zayden terus berlari menghampiri Alya dengan keringat yang sudah bercucuran di keningnya. “Bagaimana hah hah keadaannya, Ma? Apa hah bayinya sudah lahir?” tanyanya dengan nafasnya yang terengah-engah.“Belum sayang, dari tadi Aara terus memanggil-manggil kamu. Tapi kamu masih belum datang. Masuklah, dia membutuhkanmu,” ujar Alya.Zayden pun mengangguk, dia berjalan ke arah pintu ruang persalinan. Glek! Zayden menelan salivanya, tidak bisa dia ungkiri saat ini dia merasa gugup dan juga takut. Menemani istrinya melahirkan adalah suatu impiannya. Tapi, saat hari

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 184. Detik-detik Melahirkan

    Sejak Aara memaafkan Zayden dan melupakan semua perbuatan yang telah Zayden lakukan padanya, kehidupan mereka berubah. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi perasaan tertekan. Mereka seperti mendapatkan kehidupan baru dan memulai semuanya dari awal.Zayden semakin memperhatikan Aara, begitu pun dengan Alya dan Zion. Mereka juga sangat menyayangi Aara layaknya putri mereka sendiri, saat ini mereka semua sangat menantikan lahirnya penerus keluarga Tan yang tak lain adalah Zevan Rionard Tan dan Zayna Audrey Tan, yang tak lama lagi akan segera hadir ke dunia ini.Waktu terus berjalan, kebahagiaan demi kebahagiaan terus Aara dan keluarga Tan rasakan. Seperti semuanya berjalan dengan lancarnya tanpa hambatan apa pun. Sepertinya saat ini Tuhan sedang berbaik hati kepada mereka, setelah banyak cobaan dan ujian yang diberikannya, akhirnya semua itu bisa mereka lewati dan mereka bisa menikmati yang namanya kebahagiaan. Hingga 1 bulan pun berlalu, kandungan Aara sudah menginjak 9 bulan se

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 183. Sebuah Permohonan dan Suasana Penuh Canda Tawa

    Zayden saat ini telah dipindahkan ke atas ranjangnya, tampak di sana sudah ada Alya, Zion, Aara dan juga dokter David.Ekspresi wajah Alya dan Zion tampak begitu tegang, karena sudah 2 jam berlalu tapi Zayden tak kunjung sadar.“David sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Zayden bisa tiba-tiba pingsan seperti ini. Katamu kondisinya sudah semakin membaik, tapi apa ini?” tanya Zion.“Sepertinya ini memang disebabkan oleh luka di kepalanya, mungkin ada sesuatu yang membuat luka itu kembali terasa sakit,” jawabnya.“Apa itu berbahaya, apa Zayden akan baik-baik saja?” kali ini giliran Alya yang bertanya. Suaranya begitu bergetar, karena rasa kekhawatiran yang begitu besar pada putranya itu.“Saya rasa ini tidak akan berdampak buruk, wajar bagi pasien yang memiliki luka cukup parah di kepala untuk sesekali merasakan sakit kepala. Tapi, jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Tentu saja harus ada penanganan,” jawab David.Mendengar semua penjelasan David, Aara semakin merasa bersa

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 182. Kau Akan Pergi?

    Zayden kembali melepaskan paksa pelukan yang Naura lakukan padanya. Dia lalu memegang kedua bahu Naura, dan menatapnya dengan begitu dingin.“Tidak ada, aku tidak merasakan apa pun lagi. Karena seperti yang kubilang, itu hanyalah masa lalu. Jadi tolong pergilah!”Air mata Naura turun semakin deras, dia sungguh tidak menyangka jika Zayden akan melupakan seperti ini.Dia menunduk. “Baiklah, maafkan aku Zay. Karena aku telah menggangguku, dan membuatmu tidak nyaman. Tapi, aku merasa senang karena kita bisa bertemu lagi. Karena dengan begitu, aku bisa meminta maaf padamu.” Naura tersenyum, dan senyum itu tampak tulus.“Aku akan pergi, semoga kau selalu bahagia,” lanjutnya. Seraya menyeka air matanya, Naura pun melangkah keluar.Tampak Zayden yang langsung menarik nafasnya, dia lalu memegangi keningnya. Tapi syukurlah, masalah ini sudah selesai. Dan Naura tidak akan menemuinya lagi.Ya, ini semua sudah selesai. ‘Sekarang fokusku hanya kepada Aara dan calon anak kami. Aku akan berusah

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 181. Tidak Sanggup Lagi

    “Zay,” ucap Naura yang baru saja dipersilakan masuk ke ruangan Zayden setelah mendapat izin darinya.Zayden pun mengangkat wajahnya, dia melihat Naura yang berdiri di depan pintu ruangannya.Entah kenapa, penampilan Naura saat ini mengingatkannya pada 10 tahun lalu. Dia tidak menyangka setelah selama itu, mereka akan bertemu lagi.Zayden lalu berdiri, keluar dari meja kerjanya menuju sofa. “Masuk dan duduklah,” ucapnya.“Silakan Nona,” ucap Sam yang kemudian memandu Naura untuk masuk dan duduk di sana.Sam kemudian membungkuk, dia keluar dari sana, memberi ruang untuk tuannya berbicara dengan tamunya ini.Tampak Zayden kemudian duduk, dia menatap Naura sebentar sebelum akhirnya dia pun membuka mulutnya.“Apa yang ingin kau sampaikan?” tanyanya.Naura yang tadi hanya menunduk, akhirnya mengangkat wajahnya itu. Kedua tangannya tampak saling meremas satu sama lain. Dia menelan salivanya, dengan air matanya yang tampak menetes.“Aku ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, tidak

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 180. Kisah Masa Lalu

    Zayden baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Tampak dia yang hanya memakai jubah mandinya, dengan handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Zayden melirik Aara yang saat ini kembali duduk di sofa, dia menatapnya kesal. Karena merasa jika Aara sama sekali tidak peduli padanya.Hal itu semakin membuatnya ragu, jika mereka memang benar-benar suami istri.‘Aku tahu hubungan kami mungkin buruk, tapi sebagai suami istri. Harusnya dia kan punya rasa penasaran. Tapi, dia justru hanya diam saja seakan tidak peduli. Apa dia benar-benar tidak marah?’ batinnya.“Hei!” panggilnya yang sontak membuat Aara menoleh.“I-iya Tuan?” jawab Aara.Zayden lalu melempar handuk kecil itu pada Aara, sedangkan dia duduk di samping Aara.“Keringkan rambutku!” serunya.Aara yang memang sudah mengerti pun lantas berdiri dan berjalan ke belakang Zayden.Dengan telatennya, dia lalu mengeringkan rambut basah Zayden. Dia melakukannya selembut mungkin, agar Zayden merasa nyaman.

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 179. Rasa Kesal Zayden!

    Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 19.15. malam. Zayden yang awalnya hendak pulang itu akhirnya ter-urung kala dia melihat papanya yang datang ke ruangannya.“Zay,” ucapnya.Zayden pun keluar dari meja kerjanya dan berjalan ke arah sofa. “Duduklah Pa,” ujarnya.Dengan senang hati, Zion pun menghampiri dan duduk di sana. Begitu pun dengan Zayden, kini posisi mereka saling berhadapan satu sama lain dan hanya terhalang oleh meja yang ada di depan mereka.“Apa yang mau Papa bicarakan?” tanyanya to the point.“Kau ingat, Aland yang sudah menyerangmu saat di rumah sakit?” tanya balik Zion.Mendengar itu, Zayden pun mengangguk. “Kenapa? Bukankah sekarang dia sudah di penjara?”Kali ini, giliran Zion yang mengangguk. Namun, ekspresi wajahnya itu masih terlihat janggal. Tampak jelas, sesuatu yang saat ini sangat ingin dia katakan.“Benar, Aland sudah mendapatkan hukumannya sekarang. Tapi meskipun begitu, perasaan papa masih tetap tidak merasa tenang.”Alis Zayden mengerut, dia mas

  • Terjebak Dendam sang Pewaris Kejam   Bab 178. Siapa Wanita Itu Sebenarnya

    Zayden yang awalnya marah pun ikut terdiam saat melihat siapa pelayan itu.“Kau ....” pekiknya.Dia seketika berdiri, lalu menatap lekat pelayan wanita di depannya itu yang kini juga terus menatapnya.Di sana, Aara yang sebenarnya juga terkejut juga ikut berdiri. Dia memandang dengan bingung Zayden juga pelayan itu yang saling menatap satu sama lain.Seketika, Aara pun terdiam. Kini, tatapannya itu hanya fokus pada Zayden. Ekspresi wajahnya berubah, dan kenapa tiba-tiba bertanya ini memanas.Kenapa hatinya berdebar keras, hingga terasa begitu sakit. Perasaan khawatir apa ini.“Naura,” ujar Zayden.“Ternyata benar, itu kau Zay.” Bruk! Tiba-tiba Naura memeluk Zayden, dan berhasil membuat Aara terkejut begitu pun dengan Zayden.Dia mematung, tanpa membalas pelukan Naura padanya.“Hiks, aku tidak menyangka jika kita akan bertemu lagi.” Naura semakin mengeratkan pelukannya, dia bahkan seperti tidak peduli bahwa ada banyak orang yang saat ini melihatnya.Clakkk! Di sisi lain, air

DMCA.com Protection Status