Saat ini Natasha tengah berbincang ramah dengan beberapa orang tamu yang mendatanginya untuk memberi selamat. Hal itu kemudian digunakan oleh Lucas untuk berbincang dengan Daniel.“Jadi, dalam rangka apa kamu di Beijing? tidak mungkin, ‘kan, jika hanya untuk datang ke pesta ini?” tanya Lucas ke Daniel.“Benar, alasanku ke Beijing memang untuk urusan lain, ... urusan pribadi,” jelas Daniel, “aku datang ke pesta karena sebelum ini aku tidak sengaja bertemu Natasha di hotel tempatku menginap, and than dia mengundangku untuk datang.”Lucas hanya bisa mengangguk-angguk. Dia tidak bisa maju lagi karena Daniel sudah menghentikannya dengan membawa kalimat ‘urusan pribadi’. Akan terkesan tidak sopan jika Lucas terus mencecarnya, lagipula dia tidak benar-benar membutuhkan jawaban jujur keluar dari mulut Daniel, sebab dia sudah tahu kebenarannya. Suasana hening pun menyelimuti keduanya untuk beberapa saat. Baik Lucas maupun Daniel, kini hanya menatap satu sosok yang sama, Natasha.Tidak lama ke
Mei Rui berdiri di depan tong dengan api menyala di dalamnya. Dia memasukka satu per satu isi dari amplop coklat yang ditemukannya di ruang kerja Jiang. Mei Rui berpikir bahwa dengan membakar semua bukti itu kebenaran juga akan ikut hilang sehingga dirinya aman. Namun, tidak, karena nyatanya sang pengirim bukti tidak bodoh dan sudah menyiapkan rencana cadangan.“Apa yang kamu bakar?” Mei Rui kaget mendengar suara laki-laki yang sangat ia kenal menginterupsi aktivitasnya. “S-su-amiku, kamu kembali? Jiang mengabaikan pertanyaan istrinya dan melirik ke dalam tong berisi api yang menyala. “Apa yang kamu bakar, Mei Rui?” tanya Jiang sekali dengan penuh penegasan. “A-a-ku, hanya membakar sampah,” jawab Mei Rui gelagapan.“Benarkah?”Jiang mendekati Mei Rui lalu menarik tangan sang istri yang sejak tadi disembunyikan di balik badannya. Mei Rui hanya bisa mengumpat dalam hati ketika tangannya terangkat dan menampakkan selembar kertas dari lab. yang belum sempat ia bakar dan juga gelang em
Leo berjalan mendekati pria yang saat ini berdiri di bawah jembatan menatap sungai yang tenang mengalir. Dia lantas berdiri di sisi pria itu.“Bagaimana, Kak? kamu sudah puas?” tanya Leo.“Apa maksudmu?” balas si pria yang tidak lain ialah Lucas.Leo tersenyum miring, dia tahu kakaknya itu tahu apa yang ia maksud. “Aku heran ada orang yang ingin menghancurkan keluarganya sendiri.”“Sudah bertahun-tahun dan kamu masih heran?” tanya Lucas, “Lagipula, sejak awal keluarga itu juga sudah berantakan menuju kehancuran, aku hanya menjalankan peran sebagai mediator kehancurannya saja,” jelas Lucas.Leo menaikkan sebelah alisnya—“Dan aku sebagai penontonnya.”Keduanya saling menatap lalu tersenyum bersama. Sejak awal Leo memang sudah tahu semuanya, terkait apa yang dilakukan Lucas, tapi dia diam dan hanya melihat saja. Orang pertama di Keluarga Li yang tahu Sishi bukan anak kandung Anming sebenarnya ialah Leo. Saat itu Leo tidak sengaja mendengarnya sendiri dari mulut Mayleen ketika usianya ma
“... Aku tidak bisa memberi Lucas keturunan.”Mendengar hal itu, seoalah ada sengatan listrik di dada Mei Rui. Kata ‘keturunan’ bagi Mei Rui sudah menjadi sebuah kata traumatis. Dia benci mendengarnya, dia benci dengan yang mengingatkannya pada luka masa lalu.Natasha menarik napas lalu menatap Mei Rui dengan mata berkaca-kaca. “Jadi, ayo Ma, kita makan!” ajak Natasha lagi.Kali ini kaki Mei Rui seperti tergerak sendiri. Dia beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Natasha yang duduk di sofa. Sementara itu, Natasha dalam batinnya bersorak, “Gotcha!”Tidak ada lagi cara paling ampuh untuk menundukkan seseorang selain memanfaatkan emosinya. Sekali harga diri perempuan terluka, luka itu akan sulit disembuhkan. Sekali luka itu tersentuh, maka ego yang akan memimpin gerak tubuhnya. Setelah siang itu, hubungan Natasha dan Mei Rui jadi semakin dekat. Natasha jadi lebih sering berkunjung ke galeri Mei Rui. Hal itu pada akhirnya sampai kepada Lucas. Dia penasaran Natasha bisa tiba-ti
Galeri masih sangat sepi ketika Mei Rui memasuki aulanya. Kemarin dia mendapat kabar dari sekretarisnya bahwa karya baru untuk koleksi yang akan dilelang dua bulan lagi telah sampai dan selesai dipajang. Mei Rui penasaran dan ingin memeriksa lukisan-lukisan itu, mengingat nilai transaksinya yang cukup fantastis dan sulitnya sang kreator melepaskannya. Namun, ketika melihat semua lukisan itu, reaksi Mei Rui sangat jauh dari apa yang dia bayangkan sendiri. Mata Mei Rui membelalak—“A-apa ini?”Semua lukisan itu, Mei Rui sangat mengenalnya bahkan hanya dari goresan catnya saja. Semua lukisan yang saat ini terpajang di dinding galerinya ialah lukisan-lukisan Linda.Mei Rui menggila setelah melihatnya. Diturunkannya dan dihempaskannya semua lukisan itu ke lantai sambil berteriak. “A! ... ha! ... bahkan setelah mati pun kau masih terus mengusikku! ... dasar jalang sialan!” Teriakan dan tangisan Mei Rui memenuhi galeri. Para karayawan yang saat ini mulai berdatangan pun pada akhirnya meli
Setelah apa yang terjadi hari ini di kantor Lucas, Mei Rui kembali ke kediaman Li dengan murung. Setelah sekian lama, kini untuk pertama kalinya Mei Rui membenci rumah besar itu.Setibanya di kediaman Li, Mei Rui langsung mengurung diri di kamarnya. Beberapa hari lalu setelah bertengkar dengan Jiang, Jiang memilih untuk pisah ranjang dari Mei Rui, sehingga kini kamar luas itu kini hanya berisi Mei Rui dan barang-barangnya saja.Mei Rui berdiri di depan cermin dan meraba lehernya yang memerah akibat cekikan Lucas. “Jauh lebih baik jika kamu sungguh menghabisiku, Lucas.” TOK! 3xLagi-lagi Mei Rui mendengar pintu kamarnya diketuk untuk kesekian kalinya. “Pergilah, Liu! jangan hiraukan aku!”—Mei Rui mengira itu Bibi Liu, kepala pelayan.“Ma, ini aku, Natasha.”Suara dari balik pintu itupun mengejutkan Mei Rui. Dia tidak pernah membayangkan Natasha akan mengetuk pintu kamarnya.“Pergilah! aku tidak mau diganggu
Lucas terdiam, kini dia tahu alasan Natasha tiba-tiba marah dan menamparnya. Ternyata, itu semua karena Natasha sudah tahu bahwa yang membawanya ke rumah pelacuran di Macau ialah dirinya.“Kenapa kamu melakukan hal ini, Lucas? kenapa kamu harus membawaku ke tempat seperti itu? kenapa kamu membohongiku? kamu senang sudah mempermainkanku? kamu sama jahatnya dengan Om Adam! kamu ... kamu membuatku kehilangan diriku sendiri!” racau Natasha.Lucas berusaha meraih tangan Natasha yang sejak tadi memukuli dada bidangnya. “Natasha!” panggil Lucas, tapi Natasha enggan berhenti. “Natasha!” panggil Lucas lagi, tapi kali ini dengan intonasi membentak, “stop!” perintahnya.Kedua mata Lucas dan Natasha saling bertemu, terkunci satu sama lain. Natasha mencoba menyelam ke dalam sorot mata itu.Hati Natasha bertanya-tanya, “Orang seperti apa kamu sebenarnya? jahat, atau baik? apa kamu sungguh bersalah dalam hal ini? kenapa kamu membohongiku untuk ini semua? dan, kenapa aku masih begitu menyukaimu di sa
Baru kali ini Lucas merasa kesulitan menjawab pertanyaan. Jika boleh jujur, sebenarnya sudah sejak awal pertemuan ia tertarik pada Natasha. Jauh sebelum Adam mengirim orang untuk mencelakai Natasha di rumah sakit. Waktu itu, merupakan pertama kalinya Lucas datang ke Indonesia, yaitu ketika ia hendak mencari seorang laki-laki bernama Sentanu. Namun, karena terjadi suatu hal yang tidak terduga, Lucas jadi harus rela duduk di depan mini market untuk menunggu mobilnya datang. Karena Kai sedang menerima telepon, maka Lucas berinisiatif masuk sendiri ke mini market untuk membeli minuman. Lagipula di luar panas, akan lebih baik kalau ia menunggu di dalam mini market yang ber-AC.Siapa sangka, ketika Lucas tengah memilih minuman, dia melihat seorang anak berlarian dan menjatuhkan beberapa barang di rak etalase. Seorang ibu lantas menarik anaknya pergi sambil sedikit memarahinya tanpa bertanggung jawab atas apa yang dilakukan si anak.Pelayan akhirnya datang dan mulai memungut serta mengemba