“Mama!”Zihan berlari menghampiri Ana begitu melihat mamanya itu keluar dari dapur. Ana langsung merentangkan kedua tangannya untuk menyambut sang putra dan membiarkannya berada dalam pelukannya.“Mama kok sudah ada di rumah? Zihan senang Mama di rumah!”“Syukurlah kalau Zihan senang, mama memang sengaja kasih kejutan ke Zihan agar Zihan senang,” kata Ana, “tapi sayang, kok kamu sama papa baru pulang? habis dari mana?”“Zihan ikut Papa ke rumah sakit, Ma, jenguk nenek buyut.”“Sayang, kamu kok ikut ke rumah sakit, sih!” protes Ana.“Kenapa, Ma? kan, jenguk nenek buyut,” ucap Zihan polos.Ana tahu jika bukan putranya yang harus ia ajak bicara mengenai hal itu. Sehingga, Ana pun mengajak Zihan ke kamar untuk mandi.“Ya sudah, kalau begitu Zihan mandi dulu, supaya tidak ada kuman rumah sakit yang menempel di badan Zihan!""Mandi sama Mama?” tanya Zihan.Ana menjawab, "Iya, mandi sama mama."Zihan bersorak kegirangan—“Yeay, mandi sama mama!”Ana bangkit berdiri dan menggandeng putranya te
Lucas tengah memeriksa dokumen di ruang kerja kantornya saat ponselnya bergetar dan menunjukkan nomor telepon rumah yang dikenalinya. Itu ialah nomor telepon rumah adik sepupunya, Ana. Lucas sedikit heran melihatnya karena memang sang adik dan suaminya jarang menggunakan telepon rumah. Jika Ana dan Changyi mau menghubunginya, mereka akan lebih memilih menggunakan ponsel masing-masing.Kenyataan tersebut membuat Lucas menjadi sedikit khawatir. Dia berpikir bahwa mungkin ada masalah di rumah adik sepupunya.Lucas mengangkat telepon tersebut—“Halo!”Sapaan Lucas dibalas oleh suara tangisan seorang anak kecil. “Om ... hiks ...hiks ....”Lucas mengerutkan keningnya—“Zihan?” tebaknya.“Om Lucas,”—anak berusia lima tahun itupun susah payah menjelaskan—“mama ....”“Kenapa mamamu?”—Lucas sedikit tidak sabar.“Ma—ma, Pa—pa ... hiks ... bertengkar.”Lucas yang sejak tadi sampai menahan napas untuk mendengarkan penjelasan Zihan, kini mulai menghela napas. Dia lantas bangkit dari kursinya—“Zihan
Siang itu Lucas makan siang bersama dengan Natasha dan Zihan. Tidak ada anggota keluarga lain di meja makan, hanya ada mereka bertiga.Semua anggota keluarga Li selalu sibuk di jam-jam itu. Jiang, Suzhi, dan Anming berada di kantor, Mei Rui pergi mengurusi outlet serta galerinya, Najia, Shishi, dan Duan masih di sekolah dan juga universitas, sedangkan Lin, dia menunggu Nenek An di rumah sakit.“Di mana Tante Mayleen? kenapa dia tidak ikut makan siang?” tanya Lucas kepada pelayan.“Nyonya Mayleen sudah pergi tidak lama setelah Anda sampai, Tuan. Katanya, beliau ada urusan dan sekaligus akan makan siang di luar,” jawab pelayan.Mendengar Mayleen ada urusan di luar, Lucas pun hanya tersenyum sarkas. “Apakah urusan yang dimaksud ialah shoping, judi, dan main gila dengan lelaki muda?” batin Lucas.“Zihan sayang, kamu mau tambah lauknya?” tanya Natasha kepada Zihan, yang mana langsung menarik perhatian Lucas.Zihan mengangguk dan Natasha pun mengambilkan lauk sosis yang memang menjadi kesuk
Lucas menuju ruangan Lian dengan tergesa-gesa. Dia murka karena Lian secara sepihak memutus kontrak bisnis dengan salah satu klien mereka. “Apa maksudmu?” tanya Lucas setelah ia menutup pintu ruangan Lian dengan keras.“Kenapa? kamu mau menyalahkanku karena memutus kontrak kerja dengan Tuan Nakamoto?” sahut Lian.“Kamu sudah gila, Lian? kenapa kamu memutus kontrak kita dengan beliau? kamu sudah lupa berapa nilai kontrak itu?” “Aku tidak lupa, Kak Lucas tenang saja, biaya penaltinya akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab keluarga Wu.”Lucas kehabisan kata-kata, bukan itu maksudnya. Lucas sama sekali tidak mempermasalahkan tentang uang penalti, dia hanya menyayangkan semua kerja keras dan waktu yang sudah diberikan tim mereka. Terlebih lagi, Tuan Nakamoto sangat diperlukan oleh Grup Shanzi. Jika mereka ditinggalkan Tuan Nakamoto, mereka bisa saja kehilangan pasar di Jepang.Lucas tidak mengerti, tidak biasanya Lian seemosional ini dalam menghadapi klien. Lucas mencoba menarik napas d
Saat baru menginjakkan kaki di rumah utama, Suzhi terkejut mendengar cucunya memanggil. “Grand Ma!” panggil Zihan sambil berlari ke arah Suzhi.“Zihan?”—Suzhi merentangkan tangan untuk menyambut cucunya itu—“Grand Ma kaget Zihan di sini, kenapa mamamu tidak bilang kalau kalian berkunjung? Apa kalian mau menginap?”Zihan menggeleng—“Zihan tidak sama mama.”Suzhi mengerutkan keningnya—“Lalu?”“Kak Lucas yang membawa Zihan ke sini, Tante,” sahut Natasha yang tiba-tiba muncul. Suzhi semakin tidak mengerti—“Kenapa tiba-tiba?” batinnya.Natasha menangkap ekspresi bingung pada wajah wanita paruh baya di hadapannya. “Kata Kak Lucas, panjang ceritanya, Tante, tapi nanti dia akan menjelaskannya setelah makan malam,” jelas Natasha tanpa diminta.Benar saja, ketika semua anggota keluarga Li sedang berkumpul di ruang makan untuk makan malam. Lucas akhirnya mulai bersuara dan membahas tentang Zihan. Namun, alih-alih menjelaskan situasi yang terjadi terhadap keluarga Ana saat ini, Lucas justru memb
Setelah menyelesaikan masalahnya dengan Ana, Changyi menyimpan rokoknya. “Sudah tidak mau merokok lagi?” sindir Ana.“Tidak, aku ingin melakukan sesuatu yang lain,” ucap Changyi.Ana memicingkan matanya—“Apa?”Mata keduanya saling menatap dan sama-sama mengirimkan pesan terselubung. “Ana, kita sudah lama tidak melakukannya.”Satu kalimat yang dilontarkan Changyi langsung bisa ditangkap maksudnya oleh Ana. Sebab, kini dia juga sedang memikirkan dan mempertimbangkan untuk melakukannya.Changyi lantas meraih leher Ana dan mengusap rahang Ana dengan ibu jarinya. “Ana, untuk kesekian kalinya aku jatuh cinta padamu!” ucap Changyi.Ana mengusap lengan bawah Changyi “Kamu tahu, kan, kalau aku adalah orang yang jatuh lebih dalam padamu? orang yang dengan berani mengajakmu untuk menikah karena taku
Jantung Natasha berdegup cepat. Saat ini wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari Lucas. TOK! 3x Kedekatan antara Lucas dan Natasha itupun berakhir. Atensi keduanya kini tertuju pada pintu masuk ruang gym, di mana saat ini tengah berdiri seorang Lian di sana. “Maaf mengganggu!” ucap Lian. Sambil mengangkat bungkusan yang dibawa, Lian berkata, “Sarapan bersama?” Lucas kembali memakai kaosnya dan berjalan menjauh dari Natasha. “Aku akan mandi lebih dulu,” ucap Lucas yang entah untuk siapa pesan itu ditujukan. Natasha berjalan mengikuti sang suami. Namun, sebelum pergi dia terlebih dulu berpesan kepada Lian. “Lain kali, kamu bisa langsung ke ruang makan atau menunggu di depan, bukankah akan jauh menyakitkan kalau kamu tidak sengaja melihat yang lebih dari tadi?”—Natasha menepuk pundak Lian—“aku pergi dulu, aku harus menyiapkan pakaian suamiku.” Perkataan Natasha berhasil menyalakan api cemburu di hati Lian. Padahal, sudah sejak tadi dia susah payah berusaha menahannya. Sesampa
Setelah papa dan pamannya berangkat lebih dulu ke kantor, kini giliran Lucas yang beranjak dari kursinya. “Aku sudah selesai, aku berangkat sekarang!” pamit Lucas kepada Natasha.“Aku antar ke depan!” kata Natasha.“Aku berangkat bersamamu!” kata Lian.Tidak hanya sama-sama berdiri mengikuti Lucas, Natasha dan Lian bahkan juga mengucapkannya secara bersamaan. Natasha yang mendengar Lian akan menumpang pada suaminya pun segera menyahut.“Nona Lian, bukankah Anda memiliki mobil dan supir Anda sendiri?”“Iya, tapi aku sudah menyuruh supirku untuk ke kantor lebih dulu,” jawab Lian. Dia lantas berjalan mendekati Lucas dan menggandeng lengannya. “Lucas, kamu tidak lupa, kan, kalau pagi ini kita akan sama-sama bertemu dengan Tuan Nakamoto?” tanya Lian dengan wajah sendunya.Lucas tentu tidak lup
Setelah membicarakan semuanya, Lucas bersama Ana, Duan, dan Muchen akhirnya sepakat bahwa mereka tidak akan melibatkan polisi dalam hal ini. Posisi Song Zi yang hanya hidup sendiri membuat semuanya lebih mudah untuk mereka melakukan pemakaman. Sementara anak-anak buah Song Zi, mereka diserahkan kepada Muchen. Lucas membiarkan Muchen melakukan apapun pada mereka. “Karena kalian ada di sini, mampirlah dulu ke rumah, mama dan tante pasti sangat senang bisa melihat kalian, apalagi Ashana, cucu cantik mereka,” ucap Ana seusai pemakaman tuan Song. Lucas dan Natasha saling menatap. Mereka tidak keberatan mengenai hal itu. Natasha sendiri sejak kembali ke Indonesia belum pernah bertemu lagi dengan keluarga Lucas. “Bagaimana, Sayang, kamu mau bertemu dengan tante dan yang lain?" tanya Lucas kepada istrinya. Natasha mengangguk--“Mau!” jawab Natasha dengan senang hati. Keluarga Li itupun lantas berkumpul kembali. Namun, pertemuan mereka kali ini bukanlah di kediaman Li, melainkan r
Lucas mengambil kembali ponselnya dan melacak lokasi keberadaan ponsel Natasha serta mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Mobil yang mereka sewa masih ada di depan kediaman Li. Namun, lokasi ponsel Natasha saat ini....“Tidak, ini bukan mengarah ke bandara,” ucap Lucas.“Cepat kejar mereka, Lucas!” perintah Daniel.Lucas melihat kondisi Daniel yang sudah tidak baik-baik saja. Daniel sudah kehilangan banyak darah.“Jangan hiraukan aku! tolong selamatkan saja Natasha, Ashana, dan Alexa!” ucap Daniel sekali lagi.Lucas tidak punya pilihan. Dia mengambil tiga pistol milik anak buah Song Zi dan mengisi penuh pelurunya. Dua pistol dia bawa, sementara satu sisanya dia berikan pada Daniel untuk berjaga-jaga.“Bertahanlah, sebentar lagi adik-adikku akan sampai di sini untuk mengurus semua yang ada di sini!” pesan Lucas pada Daniel.Setelah mendapat anggukan dari Daniel, Lucas bergegas meninggalkan kediaman Li. Dia meng
Keluarnya Daniel dari mobil untuk memasuki kediaman Li dilihat oleh Tuan Song melalui jendela. “Anda membawa teman, Tuan?” tanyanya pada Lucas.Lucas yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepala. Matanya ikut melihat ke arah luar dan mendapati Daniel menuju pintu utama.Lucas sontak bangkit berdiri. Namun, tiba-tiba ....KLIK!Dia merasakan sesuatu menyentuh kepala belakangnya. Lucas ditodong senjata api oleh anak buah Song Zi.“Sedikit saja kau bergerak, kupastikan kau tidak akan pernah melihat putrimu, Tuan,” ucap Song Zi.Lucas tahu orang tua di depannya saat ini tidak main-main dengan ucapannya. Sehingga, hal tersebut membuat Lucas tidak bisa berkutik.Sementara itu di ruang depan, Daniel tengah berhadapan dengan beberapa orang bermasker yang tiba-tiba menyerangnya. Jumlah yang tidak seimbang cukup membuat Daniel kesusahan. Namun, pada akhirnya dia berhasil mengalahkan mereka.“Lucas!” panggil Daniel begitu dia sampai di ruang keluarga. Namun, tidak lama setelahnya ....DOR!
Setelah sekian lama akhirnya Lucas kembali menginjakkan kaki di rumah besar yang selama lebih dari tiga puluh tahun ia tinggali. Kabar terakhir yang ia dapat, rumah itu dilelang oleh pihak pemerintah China. Namun, siapa sangka jika yang memiliki rumah itu sekarang adalah Tuan Song.TUK! ... TUK! ... TUK!Suara langkah kaki Lucas sampai ke telinga Tuan Song yang saat ini sedang duduk di kursi rodanya di ruang keluarga. “Oh, Tuan Lucas, Anda sudah datang?” Tuan Song berbalik menghadap Lucas dan membungkuk memberi hormat padanya. “Selamat datang kembali di kediaman Li, Tuan!”“Hentikan omong kosong ini, Tuan Song! cepat katakan di mana Ashana!”“Bersantailah dulu, Tuan, Nona Muda baik-baik saja. Dia sedang tidur di kamar Anda.”Lucas tentu masing sangat ingat di mana letak kamarnya itu. Di lantai dua paling ujung sebelah kanan. “Hah ...!”—Tuan Song menghela napas seolah merasa sangat lega.“Duduklah, Tuan Lucas! memangnya Anda tidak tertarik untuk mengenang masa lalu bersama saya?” Lu
Setelah mendapat perintah dari Lucas, Kai dan Dania segera menuju Swiss. Setelah seharian menunggu di sekitar bandara kedatangan luar negeri pada akhirnya mereka menemukan apa yang mereka tunggu.Nurmala, perempuan berusia tiga puluhan awal itu menginjakkan kakinya di Swiss bersama dengan seorang laki-laki. Berdasarkan informasi yang didapat oleh Kai, laki-laki itu adalah suami Nurmala yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah operasi jantung.Kai menyamar sebagai orang yang menjemput Nurmala. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu dan suaminya.Baik Nurmala maupun suaminya sama sekali tidak ada yang curiga. Sampai pada akhirnya, Nurmala merasa ada yang aneh.“Kenapa jauh sekali? bukankah Tuan Song bilang aku akan bekerja di perkotaan? tapi ini ....”Kai mengernyitkan dahinya—“Tuan Song?” tanyanya dalam batin. “Tuan Song ingin kalian menikmati liburan terlebih dahulu,” jawab Kai kemudian.“Oh, jadi begitu, baiklah.”“Sayang, bosmu baik sekali!” ucap suami Nurmala,
Setelah selesai semua proses hukum terkait tuduhan wanprestasi yang dilakukan Scienic Tech. terhadap Grepes, Daniel dan Alexa pikir mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah sampai di Indonesia. Namun, siapa sangka ketika baru turun dari pesawat mereka justru mendapat kabar tidak bagus tentang Ashana.“Apa yang tejadi, Lucas?” Daniel dan Alexa yang baru saja tiba di rumah Lucas itupun langsung menuntut penjelasan. “Apa maksudmu Ashana diculik? siapa yang menculiknya?” imbuh Alexa.“Masih belum jelas siapa yang menculiknya, penculik itu dengan suara samaran mengatakan kalau mereka tidak mengiginkan apapun. Mereka hanya ingin membuatku menderita dengan kehilangan anak.”“Shit!”—Daniel begitu frustasi mendengarnya.“Jika demikian, bukankah itu berarti bisa jadi mereka adalah musuh-musuhmu yang menyimpan dendam?” tanya Alexa.“Hem, kurasa begitu.”“Lalu, di mana Natasha sekarang?” tanya Daniel kemudian.“Dia ada di kamar, dia masih sangat terpukul.” Daniel ingin sekali menghampiri
Lucas mencoba memeriksa rekaman CCTV yang ada di rumahnya untuk mencari petunjuk mengenai hilangnya Ashana. Namun, ternyata semua kamera pengawas yang ada di sana sudah mati sebelum kejadian penculikan. “Argh! sial!” umpat Lucas sambil mengusak kasar rambutnya. Dia kembali ke dalam rumah dan menghampiri Natasha yang tengah duduk menangis di sofa dan ditenangkan oleh pelayan perempuan rumah mereka. “Bagaimana, Lucas?” “Tidak ada petunjuk,” jawab Lucas. “Ah, bagaimana ini? Ashana ....” “Tenanglah, Natasha!” Semua orang yang bekerja di rumah Natasha saat ini berkumpul mengelilingi mereka. Lucas memperhatikan wajah para pegawainya satu per satu. “Seperti ada yang kurang,” batin Lucas. Dia lantas bertanya kepada para pelayannya. “Di mana satu rekan kalian yang belum datang?” Semua pelayan langsung memeriksa orang-orang di samping mereka. Barulah saat itu mereka sadar bahwa masih ada satu orang yang belum terlihat. “Oh, Nurmala!” sahut salah satu orang yang bert
Setelah bergabungnya Dania, kini semua pihak memiliki lawannya masing-masing. Organisasi intelijen, Grepes, Alexander dan Ring Fire, semuanya telah memiliki lawan yang seimbang. Perjanjian Lucas dengan Adolf berhasil membuat Ring Fire kesulitan. Mereka menjadi saingan di pasar gelap. Semenatar itu, Scienic Farm. dengan dibantu oleh Dania tengah menghimpun bukti-bukti keterlibatan pihak internal perusahaan dan juga para pejabat bermasalah. Serta, bukti-bukti hubungan mereka dengan Ring Fire dan Alexander sebagai penjembatan. Sedangkan Scienic Tech. yang kini berubah nama menjadi Bite Inc., mereka tengah menyiapkan ‘bom bunuh diri’ untuk Grepes. Ketika semua sudah dirasa cukup, mereka akan pun akan menekan tombol ‘ledak’. “Kak, rusa buruan sudah lumpuh.” Pesan tersebut merupakan kode dari Kai kepada Lucas untuk memberitahukan keadaan Ring Fire yang telah berhasil dibekukan. Lucas mematikan sambungan teleponnya dengan Kai dan langsung menghubungi Alexa. Sambil terus melu
Di hari pameran ....Dania memasuki galeri dan menunjukkan kartu undangan dari Lucas kepada salah seorang pegawai.“Oh, silakan lewat sini, Nona!”Dania diajak ke sebuah ruangan yang ternyata terdapat sebuah lorong rahasia di dalamnya. Sesampainya di pintu lorong, pegawai tadi mempersilakan Dania untuk memasuki lorong itu sendiri. Hanya perlu mengikuti jalur lorong maka nanti dia akan sampai ke aula tempat pelelangan.“Kamu tidak mengantarku?” tanya Dania ke pegawai tersebut.“Maaf, Nona, saya tidak bisa. Tuan Lucas hanya mengizinkan kami untuk mengantar sampai sini.”“Oh, baiklah.”Pada akhirnya Dania menelusuri lorong sendirian dengan diterangi cahaya lampu yang temaram. Sesampainya di ujung lorong dia menjumpai hanya ada satu pintu di sana. Dania membukanya ....“Dania!” panggil Kai yang berdiri tidak jauh dari pintu. “Kai ....”“Jangan hanya berdiri di sana saja, masuklah!”Menerima undangan tersebut, Dania langsung melangkahkan kakinya memasuki aula. Mata Dania mindai sekitar.