Grey mengunjungi penjara selagi Sylvester bersama dengan Starla. Orang-orangnya sudah mendapatkan istri dan anak sopir yang menabrak mobil Starla.Sopir itu dibawa ke kantor kepala polisi dan ditinggalkan berdua saja dengan Grey di sana.“Tuan, kenapa Anda ingin bertemu dengan saya?” Julius bertanya dengan sedikit gugup.Grey mengarahkan layar laptop pada Julius. “Lihat ini.”Mata Julius terbelalak ketika melihat anak dan istrinya yang terikat dengan mulut tersumpal. “A-apa yang kau lakukan pada istri dan anakku?”“Mereka akan mati jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya.” Grey berkata dengan wajah datar.Hati Julius dipenuhi oleh rasa teror saat ini. “Tuan, tolong lepaskan anak dan istriku. Jangan sakiti mereka.” Terlihat sekali bahwa Julius adalah kepala keluarga yang menyayangi anak dan istrinya.“Kau menyentuh seseorang yang tidak seharusnya kau sentuh, dan kau meminta untuk tidak menyakiti anak dan istrimu?” Grey mendengkus sinis. “Bagaimana dengan perasaan ibu dari wanita yan
Hari-hari berlalu, Starla sudah tidak lagi berada di rumah sakit. Bekas luka di wajah Starla juga sudah memudar, hanya dengan sedikit olesan tipis maka wajahnya akan kembali seperti semula.Setelah cukup lama tidak mengunjungi toko bunga ibunya, Starla akhirnya bisa pergi ke sana. Ia ditemani oleh pengawal baru yang menggantikan Nick.“Lihat betapa jalangnya putrimu. Ckck, dia telah menjadi penggoda sepertimu untuk menikmati hidup mewah!”Suara sinis seorang wanita terdengar di telinga Starla. Ia mempercepat langkah kakinya dan menemukan ibunya saat ini sedang berhadapan dengan Clarisa.“Apa yang kau lakukan di sini, Nyonya Clarisa?!” Starla mendekat dengan wajah marah.“Ah, akhirnya kau datang, Starla.” Clarisa tersenyum jijik. “Kita bertemu lagi.”“Tidak ada yang menerima kau di sini, cepat pergi!” Starla bersuara sinis.“Sekarang aku sudah tahu dari mana asal kesombonganmu, Starla.” Clarisa bersuara licik. “Bagaimana perasaanmu menjadi wanita simpanan Sylvester? Apakah kau merasa s
“Bu, Ibu sudah bangun.” Starla bersuara pelan. Ia tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari jemari sang ibu.Dokter mengatakan bahwa syok yang menyerang ibunya cukup berbahaya, jika saja ibunya terlambat ditangani maka ibunya mungkin tidak akan bisa diselamatkan.“Starla.” Fleur membalas lemah.“Apakah Ibu haus?” Starla bertanya dengan cepat. Ia berdiri untuk menekan tombol memanggil dokter.“Ya.”Starla mengambilkan minum untuk ibunya lalu membantu ibunya untuk duduk dengan lembut.“Apakah sudah cukup, Bu?”“Ya.”Starla membaringkan kembali tubuh ibunya. “Apakah Ibu merasa tidak nyaman?”“Ibu merasa pusing.”“Tunggu sebentar, dokter akan segera datang untuk memeriksa Ibu.”Fleur menganggukan kepalanya. Ia menatap putrinya dengan perasaan bersalah. Putrinya pasti telah banyak sekali menangis karena mencemaskannya.Dokter datang beberapa saat kemudian dan memeriksa kondisi Fleur, untuk saat ini Fleur masih harus dirawat di rumah sakit untuk pemulihan.“Starla, beritahu Ibu apa y
“Ayo buka mulutmu.” Starla membujuk Sylvester untuk mengisi perutnya. Di tangannya ada semangkuk bubur yang ia siapkan secara khusus untuk Sylvester.“Aku tidak lapar.”“Kau belum makan apapun, perutmu kosong.” Starla bersuara lembut. Ia benar-benar mengkhawatirkan Sylvester, seperti yang dikatakan oleh Carter, pria itu benar-benar mengabaikan kesehatannya padahal dia sudah jatuh pingsan.“Untuk apa kau peduli pada bajingan sepertiku, Starla? Pergi, aku tidak membutuhkanmu!” Sylvester bersuara dingin.Starla merasa tertusuk lagi, tampaknya kata-kata dan tindakannya dua hari lalu benar-benar membuat Sylvester tersinggung.“Aku akan pergi setelah kau menghabiskan makananmu,” balas Starla. “Ayo makanlah sedikit saja.” Ia mengarahkan sendok ke mulut Sylvester, tapi Sylvester menepis tangan Starla sehingga menyebabkan mangkuk yang Starla pegang jatuh. Bubur yang cukup panas di dalam mangkuk jatuh ke lutut dan mengalir ke kaki Starla.Starla meringis, ia segera mengambil tisu dan membersih
Setelah selesai mandi, Sylvester kembali berbaring di atas ranjang. Pria itu dilarang oleh Starla untuk menyentuh pekerjaan. Seperti yang dikatakan oleh Carter, ia harus beristirahat dengan baik.“Apa yang ingin kau makan untuk makan malam? Aku akan memasakannya untukmu.”“Tidak perlu.” Sylvester tidak ingin Starla mengalami kecelakaan di dapur. “Biarkan koki yang menyiapkan makan malam.”“Apakah masakanku sangat buruk?” Starla pikir itu karena rasa masakannya buruk, tapi tadi Sylvester menghabiskan bubur yang ia buat.“Aku hanya tidak ingin kau terluka.”“Aku akan lebih berhati-hati.” Starla tidak menyangka jika alasan Sylvester tidak ingin dia yang memasak makan malam adalah karena pria itu mengkhawatirkannya.“Baiklah, lakukan saja.”Senyum cerah tampak di wajah Starla. “Jadi, apa yang ingin kau makan untuk makan malam?”“Ap
“Tinggalkan aku sendirian.” Reverie berkata pada Gilbert yang mengikutinya sampai ke apartemennya. Reverie menghabiskan waktu cukup lama melintasi jalanan tanpa arah.“Biarkan aku menemanimu, Reverie.”“Gilbert, tolong. Aku ingin sendiri.” Reverie butuh ketenangan. Ia tidak bisa membiarkan orang lain melihatnya dalam keadaan rapuh seperti ini.“Baiklah, aku akan pergi. Jika kau membutuhkanku segera hubungi aku. Reverie, jangan lakukan sesuatu yang bodoh.”“Aku tahu.” Reverie tadi memang berpikir tentang kematian, tapi jika dia mati maka orangtuanya akan hidup dalam penyesalan. Reverie tidak bisa melakukan hal kejam seperti itu pada orangtuanya, jadi seberat apapun jalan hidupnya dia harus tetap hidup, demi orangtuanya.Gilbert membiarkan Reverie masuk ke dalam apartemennya, pria itu baru meninggalkan pintu setelah beberapa saat.Ia tidak langsung kembali ke rumahnya, tapi pergi ke k
Demam Sylvester sudah sepenuhnya hilang, saat ini pria itu sudag kembali seperti semula. Ia bersiap untuk kembali bekerja setelah satu hari libur.Pagi ini Starla secara khusus menyiapkan sarapan untuk Sylvester. Ia memastikan bahwa Sylvester tidak akan melewatkan makanannya lagi.“Apakah kau akan pergi ke rumah sakit hari ini?” Sylvester sudah selesai sarapan.“Ya.”“Mobilmu masih diperbaiki, jadi kau harus menggunakan salah satu mobilku.”Starla tidak punya pilihan lain selain menggunakan salah satu mobil Sylvester. “Baik.”“Kabari aku jika kau sudah sampai di rumah sakit.”“Ya.”“Aku akan pergi bekerja sekarang.” Sylvester berdiri dari tempat duduknya, begitu juga dengan Starla. Sebelum pergi Sylvester memeluk tubuh Starla sebentar lalu mencium bibir Starla lembut. Setelah puas ia melepaskan bibir Starla dan mengelusnya perlahan.&ldqu
Reverie terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di kepalanya. Ia menekan kepalanya dengan kedua tangannya, mencoba mengusir rasa sakit itu.Ia minum terlalu banyak lagi semalam. Ia mungkin akan benar-benar menjadi pecandu jika dia terus mempertahankan gaya hidup seperti ini.Reverie melihat ke sekelilingnya, ia berada di kamarnya sendiri. Bagaimana cara dirinya kembali ke kamar ini? Bukankah kemarin ia berada di dapur?Reverie tidak mengingat apapun semalam, dia pikir dia mungkin berjalan sendiri menuju kamarnya.Setelah menyesuaikan dirinya, Reverie turun dari ranjangnya. Ia pergi membasuh wajahnya dan menatap dirinya di cermin. Ia tampak sangat kacau. Matanya terlihat sembab, ia terlalu banyak menangis kemarin.Perut Reverie terasa tidak nyaman. Wanita itu merasa mual dan akhirnya memuntahkan isi perutnya. Efek mabuknya kali ini benar-benar parah.Usai berurusan dengan perutnya yang tidak nyaman, Reverie pergi ke dapur. Alangkah baiknya jika ada Starla, sahabatnya itu akan membu