Hari-hari berlalu seperti biasa bagi Starla. Di siang hari dia akan pergi ke toko bunga ibunya, menemani sang ibu sampai malam hari, lalu kemudian dia pergi ke Silverstone untuk bekerja.
Malam ini Starla tidak bekerja di Silverstone, dia memiliki pekerjaan lain untuk menjadi seorang DJ di pesta pemilik D Entertainment.
Starla tidak mengenal pemilik agensi itu. Asistennya dihubungi oleh pihak D Entertainment, dan menerima pekerjaan itu karena bayarannya yang tinggi.
Starla tidak akan menolak pekerjaan dengan bayaran tinggi, dia tahu bagaimana rasanya tidak memiliki uang. Setelah ibunya bercerai dengan ayahnya, mereka hidup sederhana dan bekerja keras untuk menghidupi diri mereka sendiri.
"Starla, semuanya sudah siap." Tamara memberitahu Starla, wanita berambut spiral berwarna cokelat gelap itu adalah asisten Starla yang sudah bekerja dengan Starla sejak Starla memulai karirnya sebagai DJ.
"Ok." Starla segera meninggalkan ruangan yang disiapkan untuknya. Ia pergi menuju ke tempat pesta yang berada di dekat kolam renang hotel mewah itu.
Karena ini adalah pesta kolam renang maka Starla tidak mengenakan pakaian yang biasa ia kenakan saat bekerja di club malam, wanita itu mengenakan bikini berwarna merah gelap yang hanya menutupi sedikit bagian dari tubuhnya.
Bikini top yang ia kenakan merupakan model triangle dengan tali yang diikat pada bagian leher dan juga punggungnya. Sementara bikini bottomnya dengan model string dengan tali yang diikat pada bagian pinggang wanita itu.
Tubuh Starla yang seperti jam pasir terlihat sangat sensual dan seksi.
Saat Starla memasuki kawasan pesta, puluhan pasang mata langung tertuju pada wanita cantik itu.
"Siapa wanita itu?" Seorang pria bertanya pada temannya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Starla ada di pesta.
Ia juga tidak pernah melihat Starla di majalah atau televisi, jika Starla adalah seorang model atau aktris dia pasti akan mengetahuinya karena dirinya juga berasal dari dunia hiburan.
"Apakah kau belum mendengar mengenai DJ baru di Silverstone?" Teman pria itu adalah salah satu anggota VIP di klub malam tempat Starla bekerja jadi dia sudah pasti mengenal DJ baru yang menjadi idola para lelaki di sana. "Dia adalah DJ Starla, primadona baru di Silverstone."
"Ah, jadi itu dia." Pria itu menganggukan kepalanya. Tatapannya tidak pernah lepas dari sosok Starla yang kini berada di stage. Wanita itu memeriksa sedikit peralatan yang akan dia gunakan.
Kehadiran Starla menyebabkan banyak keributan. Wanita itu membuat wanita lain iri dan cemburu melihat kesempurnaan fisiknya, sementara para pria mulai tergila-gila padanya.
Sang pemilik acara yang tadinya dikelilingi oleh para wanita kini menjauh dari kerumunan dan pergi mendekati Starla.
"DJ Starla?" Rafael bertanya dengan penuh minat.
"Ya, benar."
Rafael mengulurkan tangannya. "Rafael Dimitri."
Starla ingat nama ini, sama persis seperti yang disebutkan oleh Tamara. "Ah, rupanya Anda yang sedang berulang tahun hari ini. Selamat ulang tahun, Tuan Rafael."
"Terima kasih, Nona Starla." Rafael tersenyum memikat.
Pria ini mengumpati Blake, asistennya. Pria itu tidak memberitahunya sama sekali jika DJ Starla sangat cantik. Jika dia tahu dia akan menemui wanita ini untuk memberikan kesan yang baik padanya.
Hanya dengan sekali pandang ia sudah tertarik pada Starla. Bentuk tubuh yang seperti jam pasir dan berisi sesuai dengan tempatnya itu pasti sangat nikmat.
Pikiran mesum sudah memenuhi otak Rafael. Pria ini tidak tahu sama sekali bahwa wanita di depannya adalah satu-satunya wanita yang pernah tidur dengan Sylvester, sahabatnya.
"Nona Starla, saya akan menyapa tamu-tamu saya kembali. Kita bisa bicara lagi nanti setelah pesta usai." Rafael memiliki banyak waktu, saat ini dia harus menyapa para tamu undangannya dulu.
"Ya, silahkan, Tuan Rafael." Starla membalas dengan senyuman manis tercetak di wajahnya.
Rafael pergi, Starla kembali ke pekerjaannya. Wanita itu mulai memainkan musiknya ketika waktunya sudah tiba.
Starla memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, lalu kemudian wanita itu mengajak semua tamu undangan untuk menikmati pesta dengan ditemani oleh musiknya.
Pria dan wanita yang mengenakan pakaian renang memegang masing-masing minuman di tangan mereka. Sejenak mereka mengalihkan pandangan dari Starla dan mulai menikmati pesta. Menggoyangkan tubuh dengan bebas sesuai dengan hentakan musik.
Beberapa orang berada di dalam kolam renang, asyik bergurau dengan teman-teman mereka. Ada juga banyak pasangan yang saat ini sedang berciuman.
Lucian datang dengan mengenakan celana dalam berwarna hitam. Tubuh bagian atas pria itu tidak jauh berbeda dengan milik Rafael. Otot-otot perutnya terlihat sangat kokoh begitu juga dengan otot-otot pahanya.
Para wanita yang melihat tubuh sempurna Lucian hampir meneteskan air liur mereka.
Hari ini benar-benar hari keberuntungan mereka karena bisa melihat pria-pria tampan yang hanya mengenakan celana dalam saja.
Lucian segera mendekati Rafael yang di kedua lengannya terdapat dua wanita cantik.
"Selamat ulang tahun, Rafael!" Lucian mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh Rafael, kedua pria itu kemudian berpelukan.
Rafael memerintahkan dua wanita yang berada di dekatnya untuk segera menjauh darinya. Pria itu kini hanya tinggal berdua saja dengan Lucian.
"Kau datang sendirian?" tanya Rafael.
"Ya." Lucian tidak membawa pasangan. Dia akan menemukan segera pasangannya di pesta Rafael. Banyak wanita cantik di pesta ini, Lucian hanya perlu menunjuk satu dan dia akan segera memiliki teman bersenang-senang. "Apakah Sylvester sudah datang?"
"Belum. Bajingan itu selalu absen setiap aku mengadakan pesta." Rafael mengumpat kesal. "Jika dia tidak datang kali ini maka aku pasti akan membuat perhitungan dengannya."
"Dia pasti akan datang, tapi mungkin saat pesta akan berakhir." Lucian mengenal Sylvester, pria itu tidak menyukai pesta yang tidak penting seperti ini. Dia mungkin akan menunjukan wajahnya dengan datang tepat waktu jika itu adalah pesta yang bersangkutan dengan pekerjaannya.
"Pria itu masih sama membosankannya seperti dulu. Dia terlalu gila bekerja. Aku yakin 'adik'nya pasti sudah berkarat."
"Kau salah, Rafael." Lucian mulai hendak bergosip dengan Rafael. "Baru-baru ini Sylvester membawa pulang seorang wanita ke villa miliknya."
"Apa!" Rafael bersuara keras, tapi suaranya masih teredam oleh musik yang dimainkan oleh Starla.
"Itu benar."
"Siapa wanita itu?"
"Dj di Silverstone. DJ Starla."
"Maksudmu adalah dia?" Rafael mengarahkan pandangannya pada Starla yang sedang menggoyangkan tubuh seksinya.
"Sial! Itu benar dia," umpat Lucian. "Demi Tuhan, dia benar-benar panas dan seksi." Lucian bergairah hanya dengan melihat lekuk tubuh dan wajah indah Starla.
"Bajingan Sylvester itu! Dia memiliki selera yang sangat tinggi. Aku baru berencana untuk menghabiskan malam dengan wanita itu, tapi ternyata dia telah melakukannya lebih dahulu." Rafael mendengkus kasar.
"Enyahkan angan-angan ingin mencicipi tubuh wanita itu, Rafael. Wanita itu sulit untuk ditaklukan." Lucian sudah mencoba mendekati Starla, tapi wanita itu menolak untuk menerima ajakan kencan dengannya.
Ia bahkan telah menyebutkan harga yang luar biasa untuk memesan Starla, tapi masih saja ditolak. Lucian tidak tahu berapa banyak uang yang digunakan Sylvester untuk membeli Starla.
"Tentu saja dia akan sulit ditaklukan. Dia adalah satu-satunya yang berhasil memikat Sylvester." Rafael sangat ingin mencicipi tubuh Starla, tapi pria itu sadar bahwa dia tidak bisa dibandingkan dengan Sylvester. Starla pasti akan menolaknya karena wanita itu sudah menetapkan standar yang sangat tinggi.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Rafael mengerutkan keningnya saat melihat Lucian mengambil video Starla.
"Mengirimnya pada Sylvester. Bajingan itu mungkin akan segera datang ke sini jika dia melihat Starla ada di sini." Lucian tersenyum licik.
"Apakah kau berpikir Sylvester sangat tertarik pada wanita itu?" seru Rafael.
"Mari kita lihat setelah aku mengiriminya pesan. Jika dia datang lebih cepat maka dia sangat tertarik pada Dj Starla." Lucian mengedipkan sebelah matanya.
Di tempat lain saat ini Sylvester sedang bekerja. Pria itu melihat ponselnya yang berbunyi. Ia melihat siapa yang mengirim pesan lalu membukanya dengan malas.
Pesan apa yang dikirimkan oleh manusia mesum Lucian.
Wajah Sylvester mengeras ketika ia melihat Starla dengan bikini muncul di layar ponselnya.
Mata Sylvester beralih ke pesan singkat yang dikirim bersamaan dengan video itu.
Lihat siapa yang aku temukan di pesta Rafael.
Sylvester segera berdiri. Pria itu meninggalkan pekerjaannya. "Bawa aku ke pesta Rafael!" Ia memberi perintah pada Grey.
"Baik, Tuan."
Wajah Sylvester terlihat sangat bengis, Grey sedikit penasaran apa penyebab kemarahan atasannya.
Di dalam mobil udara seperti menipis. Grey bisa merasakan ia berkeringat meski ia telah menyalakan pendingin.
Sementara itu di kursi bagian belakang, Sylvester masih memasang wajah muram. Ia telah dihantui oleh bayang-bayang Starla selama beberapa hari setelah mereka bercinta.
Sylvester tidak menyangka jika tubuhnya akan merindukan tubuh Starla. Wajah puas wanita itu ketika berada di bawahnya terus muncul ketika dia menutup matanya barang satu detik saja.
Malam ini dia berencana untuk datang ke Silverstone untuk membuat penawaran dengan Starla, tapi siapa yang menyangka jika Starla akan berpenampilan seperti itu di depan banyak laki-laki.
Berani-beraninya wanita itu memperlihatkan yang seharusnya hanya dilihat olehnya pada orang lain. Ia pasti akan mengajari wanita itu dengan baik setelah ini.
Dalam kurang dari lima belas menit, Sylvester sampai ke tempat pesta Rafael. Pria itu seperti manusia yang berasal dari planet lain. Saat orang-orang hanya mengenakan bikini dan celana dalam dia masih mengenakan setelan lengkap.
Pria berambut hitam legam itu melangkah menuju ke Rafael dan Lucian, tapi matanya mengarah tajam pada Starla yang tidak menyadari kedatangannya.
"Lihat, kau sudah dapat jawabannya, bukan?" Lucian menyenggol bahu Rafael.
Rafael akan segera menyembah Starla, wanita itu benar-benar berhasil membuat Sylvester datang lebih cepat.
Saat Sylvester memasuki area pesta, pria itu menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita sampai menumpahkan cairan di gelas mereka karena terpesona pada sosok bermanik biru cerah itu.
Sylvester dijuluki 'feromon berjalan' oleh orang-orang di sekitarnya. Pria itu tampan, menarik dan berkuasa. Dia adalah impian semua wanita.
Namun, Sylvester bukan seseorang yang bisa didekati dengan mudah oleh sebab itu untuk memiliki pria itu hanya bisa ada dalam pikiran saja karena Sylvester merupakan sosok yang dingin dan jauh, dia juga sedikit kasar dan jika dia marah maka dia akan menunjukan kemarahannya dengan baik.
Oleh karena itu, dari tiga bersahabat para wanita lebih suka melemparkan diri mereka pada Lucian si CEO perusahaan pertambangan atau Rafael si CEO D Entertainment. Dua playboy yang sangat suka bermain-main dengan wanita.
tbc
"Sylvester, berhenti memasang wajah mengerikan seperti itu. Kau akan menakut-nakuti tamu undanganku!" Rafael mengeluh pada Sylvester yang sejak tadi memasang wajah muram.Sylvester tidak mungkin langsung datang ke Starla dan menghentikan wanita itu. Orang-orang yang ada di pesta pasti akan menatap mereka dengan heran dan mulai bertanya-tanya apa hubungan mereka berdua."Cari cara untuk menghentikan Starla sekarang juga!" Sylvester menatap Rafael mengancam."Sylvester, kenapa kau begitu marah? Starla di sana bermain musik bukan sedang melakukan hal yang lain." Lucian berdecak."Aku tidak akan bicara dua kali, Rafael. Cari cara untuk menghentikan Starla atau aku akan merusak pestamu!""Sylvester, tidak bisakah kau memilih hari lain? Ini hari ulang tahunku.""Persetan!" Sylvester menjawab bengis."Baiklah, baiklah, aku akan meminta orangku untuk mencari ganti. Kau benar-benar merusak pestaku!" Rafael berdecak kesal. Pria itu kini mengarah pada Lucian. "Ini semua gara-gara kau!""Kenapa a
Terhitung sudah satu minggu Starla berada di sangkar emas Sylvester, tapi sampai detik ini ia belum melihat batang hidung Sylvester sama sekali.Seperti yang Sylvester katakan, pria itu memberikan semua yang ia butuhkan. Pria itu membanjiri hidupnya dengan barang-barang mewah.Starla bukan penikmat barang mewah, tapi dia dibuat terperangah atas kemurahan hati Sylvester. Starla bukan wanita pemboros, dia tidak membelanjakan uangnya untuk banyak barang-barang mewah, dia lebih memilih untuk menabungnya karena dia berjaga-jaga untuk penyakit ibunya.Namun, sekarang dia telah mengenakan dari bawah hingga atas pakaian yang didesign oleh perancang terkenal yang harga keseluruhannya bisa setara dengan beberapa bulan gajinya.Belum lagi ditambah tas, sepatu dan perhiasan yang ada di ruang ganti. Itu benar-benar menyilaukan mata Starla.Bagi wanita yang tergila-gila pada kehidupan yang mewah, menjadi penghangat ranjang Sylvester adalah jalan pintas yang bisa memenuhi semua khayalan mereka.Sela
"Tuan Marvell Reynald?" Starla berdiri di sebelah seorang pria yang saat ini tengah duduk dengan tenang."Benar, saya Marvel," balas pria itu sopan sembari mengulurkan tangannya. "Apakah Anda Nona Starla?"Senyum manis tampak di wajah Starla. "Ya. Maaf aku datang sedikit terlambat.""Tidak apa-apa, Nona Starla. Silahkan duduk." Marvell membalas senyuman Starla. Matanya menilai wanita yang kini duduk berseberangan dengannya.Starla datang dengan mengenakan dress selutut dengan potongan rumit. Satu bagian tangan gaunnya menutup sampai ke pergelangan tangan, sementara yang lainnya tidak memiliki lengan.Kulit halus Starla tampak segar dan terawat. Marvell yakin jika disentuh pasti rasanya sangat lembut.Wanita di depannya itu memiliki wajah yang cantik, dia bahkan lebih cantik dari foto yang ditunjukan oleh ibunya.Kesan pertamanya tentang Starla adalah wanita cantik, elegan dan menarik.Ia biasanya tidak tertarik pada kencan buta yang diatur oleh ibunya, tapi saat ia melihat foto Starla
Saat Sylvester kembali dari ruang kerjanya ia menemukan Starla sudah terlelap. Sylvester tidak pernah terobsesi pada wanita sebelumnya, tapi ketika ia melihat Starla di Silverstone malam itu, dia langsung menginginkan tubuh Starla.Dia pikir itu hanya rasa penasarannya saja, tapi ia jelas salah karena setelah ia mencicipi tubuh Starla ia tidak bisa melupakan bayang-bayang percintaan panas mereka.Hasratnya semakin menjadi-jadi, dan hanya bisa terobati ketika ia sudah menyentuh tubuh Starla.Dia tidak hanya terobsesi pada Starla, tapi juga posesif. Dia tidak suka Starla bersama dengan laki-laki lain, bahkan hanya berbicara saja sudah membuatnya ingin menyingkirkan lawan bicara Starla.
Setelah melakukan panggilan, Starla kembali menyimpan ponselnya. “Apa yang kau tunggu?! Cepat jebloskan wanita tidak bermoral itu ke penjara!” Suami Clarisa memerintah petugas polisi dengan arogan. Starla yang sejak tadi hanya terlihat dari fitur sampingnya saja kini mengalihkan pandangannya ke suami Clarisa, wanita itu kemudian tersenyum mengejek. “Tuan, apakah Anda salah satu laki-laki yang meninggalkan keluarga Anda demi wanita simpanan ini?” “Tutup mulutmu, Pelacur!” Clarisa kembali tersulut ketika ia direndahkan. Ia sudah memiliki status tinggi sekarang, tidak ada yang boleh menghina atau merendahkannya lagi. Sementara itu suami Clarisa yang tadinya tidak terlalu memperhatikan dengan siapa istrinya bersiteru kini terpana oleh wajah cantik Starla. Pria ini seperti yang ditebak oleh Starla sebelumnya, dia telah mencampakan istrinya demi Clarisa yang jauh lebih cantik dan tidak membosankan seperti istrinya. Namun, sekarang setelah melihat kecantikan yang ada di d
Selama empat hari Starla menginap di kediaman ibunya. Ia merayakan ulang tahun ibunya bersama dengan asisten ibunya.Starla merasa hatinya sangat hangat ketika melihat ibunya menyukai hadiah yang ia berikan. Setiap tahun Starla tidak pernah melewatkan ulang tahun ibunya, dia akan mengambil libur di hari itu agar bisa menemani ibunya.Bagi sebagian orang ulang tahun merupakan hari yang istimewa, begitu juga dengan ibunya, tapi sejak tujuh tahun lalu hari ulang tahun itu membawa kenangan buruk bagi ibunya.Clarisa, wanita simpanan ayahnya memberikan kejutan di hari ulang tahun ibunya. Hari yang seharusnya menjadi indah itu berubah menjadi suram dan penuh luka. Sejak saat itu ibunya selalu merasa buruk ketika ulang tahunnya tiba.Oleh sebab itu Starla selalu berada di sisi ibunya, dan setelah tahun-tahun berlalu ibunya mulai kembali bahagia di hari ulang tahunnya.Starla kembali ke kediaman Sylvester. Kepala pelayan langsung menyapa Starla, yang hanya dibalas dengang anggukan kecil oleh
Sejak pertengkaran hari itu dengan Sylvester, Starla belum bertemu lagi dengan pria itu. Starla merasa jauh lebih baik, ia tidak harus menghadapi pria yang terus menerus merendahkannya itu.Starla telah mengenakan gaun panjang berwarna hijau tanpa lengan. Rambut indah wanita itu sudah diikat menjadi satu sehingga lehernya yang indah tampak dengan jelas. Hari ini dia akan datang ke acara reuni sekolahnya.“Nyonya Starla, Anda mau pergi ke mana?” Kepala pelayan bertanya pada Starla.Seperti inilah hidupnya di kediaman Sylvester, untuk keluar dia harus memberitahu ke mana dia akan pergi pada kepala pelayan.“Aku akan menghadiri acara reuni sekolahanku,” jawab Starla.“Apakah Anda sudah memberitahu Tuan Sylvester?”“Dia tidak akan peduli.” Starla menjawab acuh tak acuh. “Aku akan pergi sekarang.”“Nona, harap pulang sebelum Tuan Sylvester pulang.”Starla jengkel, ia tidak menjawab kata-kata kepala pelayan itu dan terus melangkah pergi.Reuni sekolah diadakan di sebuah ballroom hotel binta
“Patahkan tangan pria bernama Marcus!” seru Sylvester kejam. Dia tidak pernah menyukai siapa saja yang mencoba menyentuh apa yang sudah dia klaim menjadi miliknya. “Dan biarkan wanita bernama Celine merasakan obatnya sendiri!”“Baik, Tuan,” balas Grey. “Kau bisa pergi!”“Ya, Tuan.” Grey mundur satu langkah lalu kemudian berbalik dan pergi dari hadapan Sylvester.Di sisi lain, saat ini Laura sedang kesal karena saat dia datang ke ruang istirahat, tidak ada siapa-siapa di sana.Tidak hanya Laura yang kesal, tapi Celine juga. Ia benar-benar bersemangat untuk melihat Starla dilecehkan oleh Marcus.“Apa yang terjadi?” seru Celine bingung. Dia dan yang lainnya jelas tidak mungkin datang terlambat. Dengan kondisi Starla yang sudah dibius, wanita itu seharusnya masih berada di sana dengan Marcus.Dia sendiri adalah salah satu wanita yang pernah tidur dengan Marcus, pria itu adalah binatang ganas yang bisa bercinta dalam waktu yang sangat lama. Marcus adalah maniak seks. Tidak terhitung juml
Suara tangisan bayi terdengar, Starla telah melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Sylvester dan Starla sepakat memberikan nama pada Maevia Axelton pada putri mereka. Bayi mungil itu akan dipanggil Eve.Sylvester mengucapkan terima kasih yang sangat tulus pada Starla karena telah memberikannya putri yang begitu cantik.Eve mengambil seluruh wajah Sylvester, Starla tidak mengerti bagaimana bisa putri kecilnya yang berada dalam kandungannya selama sembilan bulan lebih tidak mengambil sedikit pun bagian dari wajahnya.Setelah beberapa hari dirumah sakit, Starla diperbolehkan pulang bersama dengan bayi kecilnya.Sejak menikah, Starla sudah kembali tinggal di kediaman Sylvester. Tidak ada lagi yang meragukan posisi Starla, karena Sylvester mengumumkan pernikahannya dengan Starla.Keluarga Axelton menentang pernikahan itu, kakek Sylvester mengatakan bahwa Starla tidak akan diterima di keluarga Axelton, lalu Sylvester menjawab bahwa j
“Bisakah kau tidak pergi?” Starla menatap Sylvester memohon. Hari ini Sylvester akan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri selama satu minggu.Starla merasa waktu itu terlalu lama. Ia tidak bisa berada jauh dari Sylvester.“Sayang, aku akan segera kembali jika pekerjaanku selesai. Jadilah baik dan tunggu aku.” Sylvester membujuk Starla.Starla masih ingin menahan Sylvester, tapi karena tampaknya Sylvester sangat tidak bisa meninggalkan pekerjaannya maka Starla harus mengalah.“Baiklah, selesaikan dengan cepat.”“Ya, aku berjanji padamu.”Starla memeluk tubuh Sylvester, dia pasti akan merindukan bau tubuh pria ini. Starla menghela napasnya, ketergantungannya terhadap Sylvester sudah sampai ke tahap sulit untuk ditangani.Keesokan paginya Sylvester berangkat bersama dengan Grey. Starla mengantar pria itu ke bandara, ia segera kembali bersama dengan Daniel.Hari-hari berikutnya
Hari-hari berlalu, Sylvester sudah tinggal di apartemen Starla selama kurang lebih dua minggu. Pria itu selalu pulang tepat waktu jika ia tidak berada dalam perjalanan bisnis.Setiap hari ia akan menyiapkan sarapan dan makan malam untuk setiap orang yang tinggal di apartemen itu. Untuk sementara waktu Alice tidak tinggal bersama dengan Starla dan Fleur karena ia harus kembali untuk merawat neneknya yang sedang sakit.Jadi yang tersisa di apartemen Starla saat ini hanya Starla, Fleur dan Sylvester. Saat Sylvester tidak ada maka Fleur yang akan menjaga Starla. Wanita itu telah mengetahui bahwa saat ini putrinya sedang mengandung.Selama dua minggu ini ada beberapa hal yang terjadi. Keluarga Taylor terus menerus menjadi perbincangan hangat publik.Martin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai seorang presiden. Pria itu tidak akan mungkin bisa mengatur negaranya lagi setelah apa yang terjadi pada dirinya.Dua hari setelah pengunduran dirinya, Martin
“Aku akan meletakan pengawal untuk menjagamu agar tetap aman.” Sylvester tidak akan memberi kesempatan bagi orang-orang yang sakit hati padanya untuk menyakiti Starla.“Lakukan sesuai keinginanmu.”“Aku ingin istirahat sebentar, biarkan aku masuk.”“Silahkan masuk.” Starla membuka pintu apartemennya dan membiarkan Sylvester masuk.Sylvester mengamati tempat tinggal Starla, jelas tidak akan bisa dibandingkan dengan kediamannya yang mewah, tapi tempat ini bersih dan rapi. Tidak apa-apa bagi Starla tinggal sementara di sini sebelum akhirnya wanita itu kembali lagi ke kediamannya dengan status sebagai istrinya.“Di mana kamarmu?” tanya Sylvester.“Yang itu.”“Aku akan beristirahat di sana.” Sylvester pergi menuju ke kamar Starla dengan santai seolah tempat ini adalah miliknya.Saat Sylvester sedang beristirahat, Fleur dan Alice tiba kembali di apart
Starla sudah bersiap untuk pergi, kemarin ia telah berpamitan pada ayahnya. Ia tidak akan menunggu Sylvester kembali dari pesta pertunangannya karena mungkin pria itu tidak akan kembali hari ini.Perasaan Starla sangat berat untuk pergi dari Sylvester, tapi dia tidak bisa tetap tinggal di kediaman itu karena pemilik asli kediaman itu akan segera mengisi tempatnya.Starla menyentuh perutnya. Ia berjanji pada janin di dalam kandungannya bahwa ia akan menjaga dan melindunginya dengan baik.Starla pergi dari kediaman Sylvester dengan diantar oleh Daniel tanpa membawa apapun, ia bahkan meninggalkan kalung dan cincin yang dipasangkan oleh Sylvester padanya.Tidak ada pengawal yang berani menghalangi Starla karena wanita itu memiliki rekaman yang sangat jelas di mana Sylvester akan membiarkannya pergi hari ini.Sylvester kembali ke kediamannya setengah jam kemudian. Pria itu pergi ke kamarnya dan dia tidak menemukan apapun selain cincin, kalung dan surat
Hari pertunangan Sylvester dan Ruby tiba, acara itu diadakan di hotel bintang enam milik keluarga Axelton. Aula pesta telah didekorasi dengan indah, semua wanita iri melihat dekorasi impian yang luar biasa ini.Sebuah layar besar di disisi kiri sudah menampilkan foto-foto Sylvester dan Ruby yang diambil tiga hari lalu. Di sana Ruby tersenyum begitu indah, sementara Sylvester, pria itu hanya memasang wajah tenang seperti biasanya.Seluruh keluarga besar kedua belah pihak telah hadir. Sylvester juga sudah ada di aula itu, ia mengenakan setelan hitam yang membungkus tubuhnya dengan sempurna.Orangtua Sylvester tampak bahagia, begitu juga dengan kakek Sylvester. Akhirnya mereka melihat Sylvester bertunangan. Usia Sylvester baru memasuki dua puluh enam tahun, tapi mereka sudah mengkhawatirkan Sylvester tidak akan menikah karena pria itu terlalu sibuk bekerja.Sekarang semua kekhawatiran mereka telah lenyap. Sylvester memiliki pendamping seperti Ruby yang sudah
Starla menatap dua garis merah yang tertera di alat tes kehamilan. Dia tidak mempercayai apa yang dia lihat, tapi dia sudah menggunakan lima alat tes dan semua hasilnya sama.Bagaimana bisa?Dia bahkan telah menggunakan alat kontrasepsi, bagaimana mungkin dia masih positif hamil.Starla harus memastikannya, dia ingin pergi ke dokter kandungan, tapi bagaimana dengan Daniel? Pria itu selalu mengikutinya. Jika ia benar-benar hamil dan Sylvester tahu, pria itu mungkin akan memerintahkannya untuk menggugurkan janin itu. Dia tahu bahwa Sylvester kejam. Selain itu Ruby juga sedang mengandung, Sylvester tidak akan mengizinkan dia melahirkan anaknya.Starla akhirnya menahan dirinya, dia akan melakukan pemeriksaan nanti setelah pertunangan Sylvester dan Ruby, itu hanya tinggal beberapa hari lagi.Sekarang yang perlu ia lakukan hanyalah berhati-hati, ia harus menyembunyikan gejala kehamilan yang terjadi padanya dari Sylvester.Starla menyentuh perutnya
“Apa yang sedang kau pikirkan, Sayang?” Fleur menanyai putrinya yang saat ini sedang melamun.Starla segera tersadar dari lamunannya tentang apa yang dikatakan oleh Ruby tadi. “Tidak ada, Bu.”“Starla, Ibu telah menemukan seseorang yang ingin membeli rumah kita.”“Benarkah?” Starla mulai fokus pada pembicaraan ibunya. “Itu bagus, Bu.”“Ya, Ibu akan bertemu dengan calon pembelinya hari ini. Setelah rumah kita terjual Ibu akan menginap di apartemenmu untuk beberapa hari, lalu setelah hal lain diselesaikan baru kita meninggalkan kota ini.”“Baik, Bu.”“Apakah kau tidak ingin mengunjungi ayahmu sebelum kita pergi?”“Aku akan mengunjungi ayah nanti, Bu.”“Baiklah kalau begitu. Ibu akan mengurus hal lain sekarang. Ada yang ingin membeli peralatan di toko bunga kita nanti.”“Ya, Bu.”Fleur meninggalkan putrinya. Pikiran wanita itu untuk pindah ke luar negeri kembali sudah sangat bulat. Ia akui bahwa ia pengecut, ia akan baik-baik saja jika hanya dirinya yang akan terluka, tapi dia tidak bisa
Berita kematian Laura yang disebabkan oleh bunuh diri menyebar di kalangan sosial kelas atas. Mereka tidak heran lagi jika Laura mengambil tindakan itu, apa yang terjadi pada Laura dan keluarganya akhir-akhir ini terlalu mengerikan.Mereka jelas tahu bahwa Laura pasti telah menyinggung seseorang yang berkuasa, ketika ayah dan kakek Laura meminta bantuan ke sana ke mari tidak ada sama sekali yang mau membantu mereka.Dan mereka yang sudah dimintai bantuan sebelumnya telah dihubungi oleh Grey, mereka tahu siapa dalang dibalik kehancuran Laura dan keluarganya, tapi mereka tidak mengatakan apapun. Siapa yang tahu jika setelah ini mereka yang akan menjadi target selanjutnya.Beberapa jam lalu Lucian telah sadarkan diri, pria itu berjuang keras untuk melawan kematiannya. Saat itu ia mendengarkan suara Reverie, wanita itu memintanya untuk menyatakan cinta dalam keadaan sadar. Hal itu telah membuat keinginannya untuk hidup semakin kuat.Saat ia membuka mata ia melihat Reverie menangis untukny