Home / Romansa / Terjebak Cinta dan Obsesi / 3. Feromon Berjalan

Share

3. Feromon Berjalan

Hari-hari berlalu seperti biasa bagi Starla. Di siang hari dia akan pergi ke toko bunga ibunya, menemani sang ibu sampai malam hari, lalu kemudian dia pergi ke Silverstone untuk bekerja.

Malam ini Starla tidak bekerja di Silverstone, dia memiliki pekerjaan lain untuk menjadi seorang DJ di pesta pemilik D Entertainment.

Starla tidak mengenal pemilik agensi itu. Asistennya dihubungi oleh pihak D Entertainment, dan menerima pekerjaan itu karena bayarannya yang tinggi.

Starla tidak akan menolak pekerjaan dengan bayaran tinggi, dia tahu bagaimana rasanya tidak memiliki uang. Setelah ibunya bercerai dengan ayahnya, mereka hidup sederhana dan bekerja keras untuk menghidupi diri mereka sendiri.

"Starla, semuanya sudah siap." Tamara memberitahu Starla, wanita berambut spiral berwarna cokelat gelap itu adalah asisten Starla yang sudah bekerja dengan Starla sejak Starla memulai karirnya sebagai DJ.

"Ok." Starla segera meninggalkan ruangan yang disiapkan untuknya. Ia pergi menuju ke tempat pesta yang berada di dekat kolam renang hotel mewah itu.

Karena ini adalah pesta kolam renang maka Starla tidak mengenakan pakaian yang biasa ia kenakan saat bekerja di club malam, wanita itu mengenakan bikini berwarna merah gelap yang hanya menutupi sedikit bagian dari tubuhnya.

Bikini top yang ia kenakan merupakan model triangle dengan tali yang diikat pada bagian leher dan juga punggungnya. Sementara bikini bottomnya dengan model string dengan tali yang diikat pada bagian pinggang wanita itu.

Tubuh Starla yang seperti jam pasir terlihat sangat sensual dan seksi.

Saat Starla memasuki kawasan pesta, puluhan pasang mata langung tertuju pada wanita cantik itu.

"Siapa wanita itu?" Seorang pria bertanya pada temannya. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Starla ada di pesta.

Ia juga tidak pernah melihat Starla di majalah atau televisi, jika Starla adalah seorang model atau aktris dia pasti akan mengetahuinya karena dirinya juga berasal dari dunia hiburan.

"Apakah kau belum mendengar mengenai DJ baru di Silverstone?" Teman pria itu adalah salah satu anggota VIP di klub malam tempat Starla bekerja jadi dia sudah pasti mengenal DJ baru yang menjadi idola para lelaki di sana. "Dia adalah DJ Starla, primadona baru di Silverstone."

"Ah, jadi itu dia." Pria itu menganggukan kepalanya. Tatapannya tidak pernah lepas dari sosok Starla yang kini berada di stage. Wanita itu memeriksa sedikit peralatan yang akan dia gunakan.

Kehadiran Starla menyebabkan banyak keributan. Wanita itu membuat wanita lain iri dan cemburu melihat kesempurnaan fisiknya, sementara para pria mulai tergila-gila padanya.

Sang pemilik acara yang tadinya dikelilingi oleh para wanita kini menjauh dari kerumunan dan pergi mendekati Starla.

"DJ Starla?" Rafael bertanya dengan penuh minat.

"Ya, benar."

Rafael mengulurkan tangannya. "Rafael Dimitri."

Starla ingat nama ini, sama persis seperti yang disebutkan oleh Tamara. "Ah, rupanya Anda yang sedang berulang tahun hari ini. Selamat ulang tahun, Tuan Rafael."

"Terima kasih, Nona Starla." Rafael tersenyum memikat.

Pria ini mengumpati Blake, asistennya. Pria itu tidak memberitahunya sama sekali jika DJ Starla sangat cantik. Jika dia tahu dia akan menemui wanita ini untuk memberikan kesan yang baik padanya.

Hanya dengan sekali pandang ia sudah tertarik pada Starla. Bentuk tubuh yang seperti jam pasir dan berisi sesuai dengan tempatnya itu pasti sangat nikmat.

Pikiran mesum sudah memenuhi otak Rafael. Pria ini tidak tahu sama sekali bahwa wanita di depannya adalah satu-satunya wanita yang pernah tidur dengan Sylvester, sahabatnya.

"Nona Starla, saya akan menyapa tamu-tamu saya kembali. Kita bisa bicara lagi nanti setelah pesta usai." Rafael memiliki banyak waktu, saat ini dia harus menyapa para tamu undangannya dulu.

"Ya, silahkan, Tuan Rafael." Starla membalas dengan senyuman manis tercetak di wajahnya.

Rafael pergi, Starla kembali ke pekerjaannya. Wanita itu mulai memainkan musiknya ketika waktunya sudah tiba.

Starla memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, lalu kemudian wanita itu mengajak semua tamu undangan untuk menikmati pesta dengan ditemani oleh musiknya.

Pria dan wanita yang mengenakan pakaian renang memegang masing-masing minuman di tangan mereka. Sejenak mereka mengalihkan pandangan dari Starla dan mulai menikmati pesta. Menggoyangkan tubuh dengan bebas sesuai dengan hentakan musik.

Beberapa orang berada di dalam kolam renang, asyik bergurau dengan teman-teman mereka. Ada juga banyak pasangan yang saat ini sedang berciuman.

Lucian datang dengan mengenakan celana dalam berwarna hitam. Tubuh bagian atas pria itu tidak jauh berbeda dengan milik Rafael. Otot-otot perutnya terlihat sangat kokoh begitu juga dengan otot-otot pahanya.

Para wanita yang melihat tubuh sempurna Lucian hampir meneteskan air liur mereka.

Hari ini benar-benar hari keberuntungan mereka karena bisa melihat pria-pria tampan yang hanya mengenakan celana dalam saja.

Lucian segera mendekati Rafael yang di kedua lengannya terdapat dua wanita cantik.

"Selamat ulang tahun, Rafael!" Lucian mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh Rafael, kedua pria itu kemudian berpelukan.

Rafael memerintahkan dua wanita yang berada di dekatnya untuk segera menjauh darinya. Pria itu kini hanya tinggal berdua saja dengan Lucian.

"Kau datang sendirian?" tanya Rafael.

"Ya." Lucian tidak membawa pasangan. Dia akan menemukan segera pasangannya di pesta Rafael. Banyak wanita cantik di pesta ini, Lucian hanya perlu menunjuk satu dan dia akan segera memiliki teman bersenang-senang. "Apakah Sylvester sudah datang?"

"Belum. Bajingan itu selalu absen setiap aku mengadakan pesta." Rafael mengumpat kesal. "Jika dia tidak datang kali ini maka aku pasti akan membuat perhitungan dengannya."

"Dia pasti akan datang, tapi mungkin saat pesta akan berakhir." Lucian mengenal Sylvester, pria itu tidak menyukai pesta yang tidak penting seperti ini. Dia mungkin akan menunjukan wajahnya dengan datang tepat waktu jika itu adalah pesta yang bersangkutan dengan pekerjaannya.

"Pria itu masih sama membosankannya seperti dulu. Dia terlalu gila bekerja. Aku yakin 'adik'nya pasti sudah berkarat."

"Kau salah, Rafael." Lucian mulai hendak bergosip dengan Rafael. "Baru-baru ini Sylvester membawa pulang seorang wanita ke villa miliknya."

"Apa!" Rafael bersuara keras, tapi suaranya masih teredam oleh musik yang dimainkan oleh Starla.

"Itu benar."

"Siapa wanita itu?"

"Dj di Silverstone. DJ Starla."

"Maksudmu adalah dia?" Rafael mengarahkan pandangannya pada Starla yang sedang menggoyangkan tubuh seksinya.

"Sial! Itu benar dia," umpat Lucian. "Demi Tuhan, dia benar-benar panas dan seksi." Lucian bergairah hanya dengan melihat lekuk tubuh dan wajah indah Starla.

"Bajingan Sylvester itu! Dia memiliki selera yang sangat tinggi. Aku baru berencana untuk menghabiskan malam dengan wanita itu, tapi ternyata dia telah melakukannya lebih dahulu." Rafael mendengkus kasar.

"Enyahkan angan-angan ingin mencicipi tubuh wanita itu, Rafael. Wanita itu sulit untuk ditaklukan." Lucian sudah mencoba mendekati Starla, tapi wanita itu menolak untuk menerima ajakan kencan dengannya.

Ia bahkan telah menyebutkan harga yang luar biasa untuk memesan Starla, tapi masih saja ditolak. Lucian tidak tahu berapa banyak uang yang digunakan Sylvester untuk membeli Starla.

"Tentu saja dia akan sulit ditaklukan. Dia adalah satu-satunya yang berhasil memikat Sylvester." Rafael sangat ingin mencicipi tubuh Starla, tapi pria itu sadar bahwa dia tidak bisa dibandingkan dengan Sylvester. Starla pasti akan menolaknya karena wanita itu sudah menetapkan standar yang sangat tinggi.

"Apa yang ingin kau lakukan?" Rafael mengerutkan keningnya saat melihat Lucian mengambil video Starla.

"Mengirimnya pada Sylvester. Bajingan itu mungkin akan segera datang ke sini jika dia melihat Starla ada di sini." Lucian tersenyum licik.

"Apakah kau berpikir Sylvester sangat tertarik pada wanita itu?" seru Rafael.

"Mari kita lihat setelah aku mengiriminya pesan. Jika dia datang lebih cepat maka dia sangat tertarik pada Dj Starla." Lucian mengedipkan sebelah matanya.

Di tempat lain saat ini Sylvester sedang bekerja. Pria itu melihat ponselnya yang berbunyi. Ia melihat siapa yang mengirim pesan lalu membukanya dengan malas.

Pesan apa yang dikirimkan oleh manusia mesum Lucian.

Wajah Sylvester mengeras ketika ia melihat Starla dengan bikini muncul di layar ponselnya.

Mata Sylvester beralih ke pesan singkat yang dikirim bersamaan dengan video itu.

Lihat siapa yang aku temukan di pesta Rafael.

Sylvester segera berdiri. Pria itu meninggalkan pekerjaannya. "Bawa aku ke pesta Rafael!" Ia memberi perintah pada Grey.

"Baik, Tuan."

Wajah Sylvester terlihat sangat bengis, Grey sedikit penasaran apa penyebab kemarahan atasannya.

Di dalam mobil udara seperti menipis. Grey bisa merasakan ia berkeringat meski ia telah menyalakan pendingin.

Sementara itu di kursi bagian belakang, Sylvester masih memasang wajah muram. Ia telah dihantui oleh bayang-bayang Starla selama beberapa hari setelah mereka bercinta.

Sylvester tidak menyangka jika tubuhnya akan merindukan tubuh Starla. Wajah puas wanita itu ketika berada di bawahnya terus muncul ketika dia menutup matanya barang satu detik saja.

Malam ini dia berencana untuk datang ke Silverstone untuk membuat penawaran dengan Starla, tapi siapa yang menyangka jika Starla akan berpenampilan seperti itu di depan banyak laki-laki.

Berani-beraninya wanita itu memperlihatkan yang seharusnya hanya dilihat olehnya pada orang lain. Ia pasti akan mengajari wanita itu dengan baik setelah ini.

Dalam kurang dari lima belas menit, Sylvester sampai ke tempat pesta Rafael. Pria itu seperti manusia yang berasal dari planet lain. Saat orang-orang hanya mengenakan bikini dan celana dalam dia masih mengenakan setelan lengkap.

Pria berambut hitam legam itu melangkah menuju ke Rafael dan Lucian, tapi matanya mengarah tajam pada Starla yang tidak menyadari kedatangannya.

"Lihat, kau sudah dapat jawabannya, bukan?" Lucian menyenggol bahu Rafael.

Rafael akan segera menyembah Starla, wanita itu benar-benar berhasil membuat Sylvester datang lebih cepat.

Saat Sylvester memasuki area pesta, pria itu menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita sampai menumpahkan cairan di gelas mereka karena terpesona pada sosok bermanik biru cerah itu.

Sylvester dijuluki 'feromon berjalan' oleh orang-orang di sekitarnya. Pria itu tampan, menarik dan berkuasa. Dia adalah impian semua wanita.

Namun, Sylvester bukan seseorang yang bisa didekati dengan mudah oleh sebab itu untuk memiliki pria itu hanya bisa ada dalam pikiran saja karena Sylvester merupakan sosok yang dingin dan jauh, dia juga sedikit kasar dan jika dia marah maka dia akan menunjukan kemarahannya dengan baik.

Oleh karena itu, dari tiga bersahabat para wanita lebih suka melemparkan diri mereka pada Lucian si CEO perusahaan pertambangan atau Rafael si CEO D Entertainment. Dua playboy yang sangat suka bermain-main dengan wanita.

tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status