"Sylvester, berhenti memasang wajah mengerikan seperti itu. Kau akan menakut-nakuti tamu undanganku!" Rafael mengeluh pada Sylvester yang sejak tadi memasang wajah muram.
Sylvester tidak mungkin langsung datang ke Starla dan menghentikan wanita itu. Orang-orang yang ada di pesta pasti akan menatap mereka dengan heran dan mulai bertanya-tanya apa hubungan mereka berdua.
"Cari cara untuk menghentikan Starla sekarang juga!" Sylvester menatap Rafael mengancam.
"Sylvester, kenapa kau begitu marah? Starla di sana bermain musik bukan sedang melakukan hal yang lain." Lucian berdecak.
"Aku tidak akan bicara dua kali, Rafael. Cari cara untuk menghentikan Starla atau aku akan merusak pestamu!"
"Sylvester, tidak bisakah kau memilih hari lain? Ini hari ulang tahunku."
"Persetan!" Sylvester menjawab bengis.
"Baiklah, baiklah, aku akan meminta orangku untuk mencari ganti. Kau benar-benar merusak pestaku!" Rafael berdecak kesal. Pria itu kini mengarah pada Lucian. "Ini semua gara-gara kau!"
"Kenapa aku?" Lucian memasang wajah tidak bersalah. "Sylvester kau benar-benar pelit. Kau seharusnya berbagi keindahan seperti itu lebih lama lagi."
Sylvester memberikan tatapan membunuh pada Lucian.
Lucian segera menutup mulutnya. Dia benar-benar tidak tahan dengan tempramental Sylvester yang makin mengerikan sekarang. Dia tidak menyangka jika Sylvester akan sampai seperti ini karena seorang wanita. Namunm, seharusnya dia tidak terlalu heran karena Sylvester selalu tidak suka berbagi miliknya dengan siapapun.
Setengah jam kemudian asisten Rafael memberitahu Starla bahwa wanita itu akan digantikan.
Starla mengerutkan keningnya, tapi dia tidak bertanya. Wanita itu segera turun dari stage. Ia bisa meminta penjelasan pada pria di depannya nanti.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku tiba-tiba digantikan?" tanya Starla pada asisten Rafael yang saat ini berjalan di depannya.
"Nona akan mendapatkan penjelasan langsung dari Tuan."
Starla merasa tidak senang karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan kesepakatan. Tidak ada kata-kata bahwa dia akan digantikan oleh DJ lain. Namun, Starla sekali lagi bersedia menunggu penjelasan.
"Silahkan masuk, Nona." Asisten Rafael membukakan pintu untuk Starla.
Starla masuk ke dalam dengan pikiran di otaknya. Apakah mungkin Rafael menghentikannya karena pria itu ingin ditemani olehnya? Ia melihat sekilas bahwa Rafael adalah tipe pria pencinta wanita. Dia bisa memiliki dua wanita di kedua lengannya.
Hal seperti ini tidak heran karena Rafael memiliki kemampuan untuk itu. Ia memiliki wajah tampan dan uang. Dua hal ini sangat diminati oleh banyak wanita, tapi tidak termasuk dirinya.
Jujur saja ia tidak tertarik pada Rafael. Pria itu tidak bisa memberikan sensasi berdebar seperti yang Sylvester berikan padanya.
Namun, yang Starla temui di dalam sana bukan hanya Rafael, tapi juga dua pria lain yang tidak asing di matanya. Satu adalah Sylvester Axelton yang tidak akan mungkin bisa dia lupakan, dan yang lainnya adalah Lucian Carlyx, pria yang selama beberapa hari ini merayunya agar tidur dengannya.
Starla baru berada satu bulan di kota ini, jadi dia tidak terlalu tahu banyak mengenai dua pria yang sepertinya kenalan Sylvester.
"Nona Starla, apakah kau masih ingat aku?" Lucian menyapa Starla dengan senyuman di wajahnya. Jika itu wanita lain yang melihatnya maka saat ini wanita itu pasti akan meleleh dan langsung melemparkan dirinya ke Lucian.
Akan tetapi, tidak dengan Starla. Dia sudah bertemu banyak pria tampan dan kaya. Dia sudah kebal menghadapi senyuman seperti itu.
"Kalian berdua keluar dari sini!" Sylvester geram melihat apa yang dikenakan oleh Starla saat ini. Wanita itu hampir seperti tidak berpakaian.
"Sylvester, aku bahkan belum menjelaskan kenapa Dj Starla digantikan oleh Dj lain." Rafael mengeluh.
"Aku benci mengulang kata-kata dua kali!"
"Aih, emosimu itu benar-benar mengerikan." Lucian segera menyingkir. "Nona Starla, berhati-hatilah, Sylvester mungkin akan menerkammu." Dia menakut-nakuti Starla.
Rafael menyusul. "Nona Starla, sahabatku yang akan memberikan penjelasan padamu. Jika kau tidak kuat dengan tempramentalnya, kau bisa meminta bantuan."
Sylvester mendengkus, siapa yang berani melawannya di sini? Jika dia melakukan sesuatu terhadap Starla, tidak akan ada yang berani membantu Starla.
Sekarang ruangan itu sunyi, hanya ada Sylvester dan Starla.
Tatapan dingin Sylvester langsung membuat sekujur tubuh Starla kedinginan. Ia merasa ada yang salah dengan Sylvester.
"Apakah kau sangat menikmati menunjukan tubuhmu pada banyak orang, Nona Starla?" suara Sylvester terdengar menusuk.
Starla tersenyum kecil. "Saya rasa itu bukan urusan Anda, Tuan Sylvester."
"Mulai sekarang itu menjadi urusanku." Sylvester membuat keputusan sepihak.
Starla tertawa geli. Sejak kapan hidupnya diatur oleh orang lain. "Tuan Sylvester, omong kosong apa yang sedang Anda bicarakan saat ini."
"Bukankah kau menginginkan uang? Jadilah penghangat ranjangku dan aku akan memberikan sebanyak yang kau inginkan."
Starla sudah mendapatkan banyak tawaran seperti ini dari pria-pria kaya lain sebelumnya, tapi dia tidak menyangka jika dia akan mendapatkan tawaran ini dari Sylvester Axelton.
Ia pikir pria itu tidak akan lagi tertarik pada tubuhnya setelah malam itu. Ia pikir mereka tidak akan berhubungan lagi setelah pria itu memberinya cek dengan jumlah besar.
"Bagaimana jika saya menolak." Starla menjawab dengan tenang. Dia sangat ingin menjadi wanita Sylvester, tapi bukan hanya sebagai penghangat ranjang pria itu. Dunia pun tahu betapa dia menginginkan pria ini. Fantasi liarnya semakin menjadi-jadi setelah ia berbagi kehangatan dengan Sylvester beberapa waktu lalu.
"Tidak akan ada tempat bagimu di negara ini." Sylvester menunjukan sikap tirannya. "Karirmu akan hancur."
Starla kehabisan kata-kata untuk sejenak. Sylvester, pria ini tahu cara menggunakan kekuasaannya dengan baik. Dia bahkan tidak segan mengancam seorang wanita.
"Jadi tidak ada pilihan lain."
Sylvester mendengkus, apakah Starla benar-benar bermaksud menolaknya? Itu jelas sandiwara wanita itu saja. Ia tahu bahwa Starla sengaja menolak uangnya agar membuat dirinya tertarik pada wanita itu. Dan trik wanita itu memang berhasil.
"Jadilah cerdas, terima tawaran dariku dan aku akan memenuhi semua keinginanmu."
"Hanya sebatas penghangat ranjang?" Starla menaikan sebelah alisnya.
"Apakah kau berpikir untuk menjadi pasangan resmiku?" Sylvester menatap Starla mencela. "Kau tidak layak."
Bohong jika Starla tidak terluka karena kata-kata Sylvester, tapi dia cukup sadar diri bahwa dengan status sosialnya saat ini serta perkara yang menimpa ayahnya, mana mungkin pria itu mau memberinya status yang resmi.
Dia hanya sedikit beruntung karena Sylvester tampaknya menyukai tubuhnya.
"Karena Tuan Sylvester tidak memberikan pilihan lain, maka tidak ada gunanya persetujuan dari saya." Starla mengetahui kekuatan seorang Axelton. Mereka bahkan bisa membuat seorang yang menyinggung mereka bunuh diri dengan melompat dari gedung karena putus asa oleh tekanan yang terlalu besar.
Starla hanya ingin hidup dengan damai bersama ibunya, jadi ia tidak perlu membuat Sylvester tersinggung atau memaksa dirinya ke sudut.
Selain itu tawaran dari Sylvester cukup menarik untuk ia terima. Ia bisa menjadi wanita itu meski tanpa status yang jelas.
Saat ini ia tahu bahwa Sylvester tidak memiliki kekasih atau wanita yang berhubungan resmi dengannya. Jadi, artinya dia tidak menjadi pihak ketiga untuk hubungan siapapun. Itu tidak melanggar prinsipnya.
"Ingat ini baik-baik, mulai sekarang kau tidak diizinkan memasuki tempat hiburan lagi. Jangan membuat kontak fisik dengan laki-laki lain karena aku tidak suka apa yang aku miliki dicemari oleh orang lain! Selain itu jangan pernah memperlihatkan apa yang hanya boleh dilihat olehku kepada orang lain atau kau akan menanggung konsekuensinya." Sylvester memperingati Starla dengan tegas. Pria ini benar-benar posesif terhadap apa yang ia klaim sebagai miliknya.
"Tuan Sylvester, Anda jangan bercanda. Saya adalah seorang DJ, jika saya tidak pergi ke tempat hiburan lalu di mana saya akan bekerja?"
"Kau tidak perlu bekerja. Kau hanya perlu melayaniku saja."
"Aku mencintai pekerjaanku."
"Aku bisa membuatmu kehilangan pekerjaanmu untuk selama-lamanya."
Starla tidak bisa bernegosiasi dengan Sylvester. Pria ini terlalu dominan untuk ia bantah. "Baiklah, aku mengerti."
"Kau akan pindah ke tempatku."
"Kau tidak berencana memenjarakan aku di kediamanmu, bukan?"
"Selama kau tidak pergi ke tempat hiburan malam kau bisa pergi ke mana pun."
"Baik, aku mengerti." Starla tidak memiliki banyak tempat yang ingin ia kunjungi, hanya toko bunga dan kediaman ibunya.
"Rahasiakan dari siapapun bahwa kau adalah penghangat ranjangku."
"Baik, Tuan Sylvester." Starla berkata dengan patuh. Tidak ada guna baginya membicarakan mengenai hubungannya dengan Sylvester pada orang-orang, terlebih dia hanya seorang penghangat ranjang.
"Grey akan mengantarmu ke kediamanku, tidak perlu mengambil barang dari kediamanmu karena kebutuhanmu akan disediakan oleh kepala pelayan."
"Tidak perlu. Aku akan pergi sendiri. Aku masih harus berbicara dengan asistenku."
"Kau bisa menghubunginya melalui ponselmu."
"Tuan Sylvester, Anda sudah terlalu banyak membatasi gerakan saya." Starla memberitahu Sylvester.
"Kau hanya perlu mengikuti semua kata-kataku."
Starla menahan amarahnya, tidak ada gunanya berdebat dengan Sylvester karena pada akhirnya ia akan kalah.
"Tuan Grey, bisa kita pergi sekarang?" Starla beralih pada asisten Sylvester yang tampak seperti patung sejak tadi.
Grey melihat ke arah Sylvester, ketika atasannya memberi isyarat setuju baru Grey membawa Starla pergi.
"Kenakan ini!" Sylvester melepaskan jas yang ia kenakan lalu memberikannya pada Starla.
Starla menerima jas Sylvester lalu memakainya. Ia segera meninggalkan pria itu tanpa mengatakan apapun.
Sylvester tidak menyukai tingkah Starla, wanita itu seharusnya bersikap manis padanya bukan memasang wajah tidak menyenangkan seperti itu.
Di dunia ini banyak wanita yang ingin menjadi penghangat ranjangnya, itu adalah sebuah keberuntungan bagi Starla karena dia menyukai tubuh wanita itu.
Tbc
Terhitung sudah satu minggu Starla berada di sangkar emas Sylvester, tapi sampai detik ini ia belum melihat batang hidung Sylvester sama sekali.Seperti yang Sylvester katakan, pria itu memberikan semua yang ia butuhkan. Pria itu membanjiri hidupnya dengan barang-barang mewah.Starla bukan penikmat barang mewah, tapi dia dibuat terperangah atas kemurahan hati Sylvester. Starla bukan wanita pemboros, dia tidak membelanjakan uangnya untuk banyak barang-barang mewah, dia lebih memilih untuk menabungnya karena dia berjaga-jaga untuk penyakit ibunya.Namun, sekarang dia telah mengenakan dari bawah hingga atas pakaian yang didesign oleh perancang terkenal yang harga keseluruhannya bisa setara dengan beberapa bulan gajinya.Belum lagi ditambah tas, sepatu dan perhiasan yang ada di ruang ganti. Itu benar-benar menyilaukan mata Starla.Bagi wanita yang tergila-gila pada kehidupan yang mewah, menjadi penghangat ranjang Sylvester adalah jalan pintas yang bisa memenuhi semua khayalan mereka.Sela
"Tuan Marvell Reynald?" Starla berdiri di sebelah seorang pria yang saat ini tengah duduk dengan tenang."Benar, saya Marvel," balas pria itu sopan sembari mengulurkan tangannya. "Apakah Anda Nona Starla?"Senyum manis tampak di wajah Starla. "Ya. Maaf aku datang sedikit terlambat.""Tidak apa-apa, Nona Starla. Silahkan duduk." Marvell membalas senyuman Starla. Matanya menilai wanita yang kini duduk berseberangan dengannya.Starla datang dengan mengenakan dress selutut dengan potongan rumit. Satu bagian tangan gaunnya menutup sampai ke pergelangan tangan, sementara yang lainnya tidak memiliki lengan.Kulit halus Starla tampak segar dan terawat. Marvell yakin jika disentuh pasti rasanya sangat lembut.Wanita di depannya itu memiliki wajah yang cantik, dia bahkan lebih cantik dari foto yang ditunjukan oleh ibunya.Kesan pertamanya tentang Starla adalah wanita cantik, elegan dan menarik.Ia biasanya tidak tertarik pada kencan buta yang diatur oleh ibunya, tapi saat ia melihat foto Starla
Saat Sylvester kembali dari ruang kerjanya ia menemukan Starla sudah terlelap. Sylvester tidak pernah terobsesi pada wanita sebelumnya, tapi ketika ia melihat Starla di Silverstone malam itu, dia langsung menginginkan tubuh Starla.Dia pikir itu hanya rasa penasarannya saja, tapi ia jelas salah karena setelah ia mencicipi tubuh Starla ia tidak bisa melupakan bayang-bayang percintaan panas mereka.Hasratnya semakin menjadi-jadi, dan hanya bisa terobati ketika ia sudah menyentuh tubuh Starla.Dia tidak hanya terobsesi pada Starla, tapi juga posesif. Dia tidak suka Starla bersama dengan laki-laki lain, bahkan hanya berbicara saja sudah membuatnya ingin menyingkirkan lawan bicara Starla.
Setelah melakukan panggilan, Starla kembali menyimpan ponselnya. “Apa yang kau tunggu?! Cepat jebloskan wanita tidak bermoral itu ke penjara!” Suami Clarisa memerintah petugas polisi dengan arogan. Starla yang sejak tadi hanya terlihat dari fitur sampingnya saja kini mengalihkan pandangannya ke suami Clarisa, wanita itu kemudian tersenyum mengejek. “Tuan, apakah Anda salah satu laki-laki yang meninggalkan keluarga Anda demi wanita simpanan ini?” “Tutup mulutmu, Pelacur!” Clarisa kembali tersulut ketika ia direndahkan. Ia sudah memiliki status tinggi sekarang, tidak ada yang boleh menghina atau merendahkannya lagi. Sementara itu suami Clarisa yang tadinya tidak terlalu memperhatikan dengan siapa istrinya bersiteru kini terpana oleh wajah cantik Starla. Pria ini seperti yang ditebak oleh Starla sebelumnya, dia telah mencampakan istrinya demi Clarisa yang jauh lebih cantik dan tidak membosankan seperti istrinya. Namun, sekarang setelah melihat kecantikan yang ada di d
Selama empat hari Starla menginap di kediaman ibunya. Ia merayakan ulang tahun ibunya bersama dengan asisten ibunya.Starla merasa hatinya sangat hangat ketika melihat ibunya menyukai hadiah yang ia berikan. Setiap tahun Starla tidak pernah melewatkan ulang tahun ibunya, dia akan mengambil libur di hari itu agar bisa menemani ibunya.Bagi sebagian orang ulang tahun merupakan hari yang istimewa, begitu juga dengan ibunya, tapi sejak tujuh tahun lalu hari ulang tahun itu membawa kenangan buruk bagi ibunya.Clarisa, wanita simpanan ayahnya memberikan kejutan di hari ulang tahun ibunya. Hari yang seharusnya menjadi indah itu berubah menjadi suram dan penuh luka. Sejak saat itu ibunya selalu merasa buruk ketika ulang tahunnya tiba.Oleh sebab itu Starla selalu berada di sisi ibunya, dan setelah tahun-tahun berlalu ibunya mulai kembali bahagia di hari ulang tahunnya.Starla kembali ke kediaman Sylvester. Kepala pelayan langsung menyapa Starla, yang hanya dibalas dengang anggukan kecil oleh
Sejak pertengkaran hari itu dengan Sylvester, Starla belum bertemu lagi dengan pria itu. Starla merasa jauh lebih baik, ia tidak harus menghadapi pria yang terus menerus merendahkannya itu.Starla telah mengenakan gaun panjang berwarna hijau tanpa lengan. Rambut indah wanita itu sudah diikat menjadi satu sehingga lehernya yang indah tampak dengan jelas. Hari ini dia akan datang ke acara reuni sekolahnya.“Nyonya Starla, Anda mau pergi ke mana?” Kepala pelayan bertanya pada Starla.Seperti inilah hidupnya di kediaman Sylvester, untuk keluar dia harus memberitahu ke mana dia akan pergi pada kepala pelayan.“Aku akan menghadiri acara reuni sekolahanku,” jawab Starla.“Apakah Anda sudah memberitahu Tuan Sylvester?”“Dia tidak akan peduli.” Starla menjawab acuh tak acuh. “Aku akan pergi sekarang.”“Nona, harap pulang sebelum Tuan Sylvester pulang.”Starla jengkel, ia tidak menjawab kata-kata kepala pelayan itu dan terus melangkah pergi.Reuni sekolah diadakan di sebuah ballroom hotel binta
“Patahkan tangan pria bernama Marcus!” seru Sylvester kejam. Dia tidak pernah menyukai siapa saja yang mencoba menyentuh apa yang sudah dia klaim menjadi miliknya. “Dan biarkan wanita bernama Celine merasakan obatnya sendiri!”“Baik, Tuan,” balas Grey. “Kau bisa pergi!”“Ya, Tuan.” Grey mundur satu langkah lalu kemudian berbalik dan pergi dari hadapan Sylvester.Di sisi lain, saat ini Laura sedang kesal karena saat dia datang ke ruang istirahat, tidak ada siapa-siapa di sana.Tidak hanya Laura yang kesal, tapi Celine juga. Ia benar-benar bersemangat untuk melihat Starla dilecehkan oleh Marcus.“Apa yang terjadi?” seru Celine bingung. Dia dan yang lainnya jelas tidak mungkin datang terlambat. Dengan kondisi Starla yang sudah dibius, wanita itu seharusnya masih berada di sana dengan Marcus.Dia sendiri adalah salah satu wanita yang pernah tidur dengan Marcus, pria itu adalah binatang ganas yang bisa bercinta dalam waktu yang sangat lama. Marcus adalah maniak seks. Tidak terhitung juml
“Bu, Ibu baik-baik saja?” Starla segera bergegas menuju ke ibunya. Dia tidak memedulikan hal lain selain ibunya.“Starla, toko bunga kita hancur.” Fleur bicara dengan perlahan. Tubuh wanita itu bergetar dan wajahnya sangat pucat.“Tidak apa-apa, jangan khawatirkan tentang toko bunga,” seru Starla menenangkan. “Apakah Ibu merasa tidak baik? Ayo pergi ke rumah sakit.”“Ibu baik-baik saja.” Fleur hanya merasa sedikit lemah. Dia tidak pernah menghadapi keributan seperti ini sebelumnya.“Ibu istirahatlah, biar aku dan Alice yang mengurus tempat ini.” Starla membujuk ibunya. “Ayo aku antar naik.”Toko bunga ibu Starla memiliki dua lantai, lantai atas merupakan tempatyang dipakai untuk istirahat dan keperluan lainnya.“Biarkan Ibu membantu di sini.” Fleur melihat ke kekacauan di depannya, di mana kaca berhamburan di lantai begitu juga dnegan tanah dan tanaman.“Ibu terlihat sangat lelah, lebih baik Ibu istirahat. Ayo.”Fleur tidak bisa berkeras. Dia akhirnya mengikuti kemauan putrinya dan p