Beranda / Romansa / Terjebak Cinta Tuan Duda / 47. Adik untuk Narendra

Share

47. Adik untuk Narendra

Penulis: Bee TR
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Arnold merawat dengan sangat baik seolah Kezia adalah gadis yang sudah dicintainya selama berabad-abad. Dia menyuapkan makanan dengan sabar walaupun Kezia minta minum berkali-kali sebab ia bilang tenggorokannya sakit. Tingkah Arnold begitu lembut saat ini, sangat berbeda dengan caranya bermain di atas ranjang yang selalu memaksa Kezia menyesuaikan diri dengan tempo permainannya. 

"Terima kasih karena sudah bersedia merawatku," ucap Kezia di tengah lemahnya. Dia menerima botol minuman dari Arnold yang telah diberi sedotan. 

"Tak usah membesar-besarkan jasaku. Kau jatuh sakit juga karena salahku yang tidak memberimu waktu untuk beristirahat sejak pertama kali kita masuk kamar."

Kezia tersenyum samar. Dia ingat bagaimana Arnold yang begitu bernafsu memompanya banyak-banyak sampai tak memberinya waktu untuk bernapas. 

"Habis ini aku akan membawamu ke dokter. Bersiaplah dengan mengganti pakaianmu, tapi aku tak mengizinkanmu untuk mandi karena kau seda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   48. Nyonya Selalu Dimanja

    Satu bulan menjadi istri Arnold, Kezia mulai memikirkan siasat untuk menyusup ke perusahaan pria itu. Baginya, sudah cukup waktu satu bulan untuk membuat pria itu semakin jatuh cinta. Ia sangat yakin kalau Arnold sudah menaruh kepercayaan yang begitu besar padanya detik ini."Arnold, aku ngerasa bosan sekali karena setiap hari harus berada di rumah," ujarnya pada suatu pagi. Setelah satu bulan menikah, ia sudah terbiasa memanggil nama pria itu secara langsung, juga mengubah kata ganti saya-Anda menjadi aku-kamu.Di depan cermin, pria itu sedang menyisir. Setelan jas formal telah melekat di tubuhnya. Rambutnya terlihat mengikat oleh minyak mahal yang telah dioleskan. "Kamu pengin jalan-jalan ke luar negeri?" tanyanya tanpa menatap balik Kezia yang detik ini duduk di sudut ranjang."Kalau jalan-jalan, pasti bosannya cuma hilang sebentar. Setelah pulang, aku bakal bosan lagi.""Terus kamu pengin kita pindah ke luar negeri saja untuk selamanya? At

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   49- Berhasil Masuk ke Perusahaan

    Kezia sudah siap dengan setelan jas perempuan yang menambah nilai kecantikannya. Dia mengenakan kemeja dalam berwarna putih yang bagian dadanya terdapat banyak rempel. Rambutnya yang berwarna merah kecokelatan digerai sepunggung, sehingga warnanya tampak berbaur dengan jas yang cokelat tua."Nyonya Kezia cantik sekali," puji Arnold yang matanya langsung disuguhi oleh pemandangan cantik istrinya ketika ia baru keluar dari kamar mandi."Sebab suaminya juga sangat tampan macam Tuan Arnold," balas Kezia seraya memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat untuk menghadap sang suami. Dia berkacak pinggang seolah sengaja menyuruh Arnold memperhatikan lekuk di tubuhnya yang kian menawan dalam balutan jas itu."Yeah!" Arnold mengangkat jempol tangan kanannya, kemudian dia berjalan menuju ranjang untuk mengambil pakaian kerja yang telah disiapkan oleh Kezia. "Tunggu sebentar, aku akan berganti pakaian. Setelah ini, kita sarapan bersama, kemudian berangkat

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   50. Tuan Besar Dikepung Ancaman

    Sepanjang pagi itu, Arnold sibuk membawa Kezia bertamu dari satu ruang ke ruang lain. Dia telah mengorbankan beberapa pekerjaan demi menjelaskan banyak hal pada istrinya mengenai perusahaan ini."Jadi, perusahaan ini adalah warisan dari Papa kamu?" tanya Kezia setelah mereka berkeliling ruang staf-staf penting sambil Arnold terus bercerita tentang sejarah perusahaannya."Ya, maka dari namanya adalah perusahaan Permata Sanjaya. Sanjaya adalah nama papaku," jawab Arnold.Kezia manggut-manggut. Ia berhasil menyetel wajahnya seolah tak tahu apa-apa, padahal ia sangat paham siapa itu Tuan Sanjaya. Dia adalah musuh terbesar keluarganya di masa lalu."Kalau boleh tahu, apa yang menyebabkan Tuan dan Nyonya Sanjaya meninggal? Berdasarkan ceritamu tadi, kurasa mereka belum terlalu tua untuk pergi dari dunia. Seharusnya mereka bisa melihat anak semata wayangnya menikah dan memiliki cucu." Kezia bertanya lagi sambil tetap berlagak tak tahu apa-apa. Mereka

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   51. Perempuan Tua yang Memohon

    "Sayang, katakan padaku jabatan apa yang kau inginkan di perusahaanku?" tanya Arnold saat pertama kali ia masuk kamar setelah pulang dari kantor sore itu.Kezia sedang duduk di depan cermin rias sambil menyisir rambut panjangnya. Dia langsung membalikkan tubuh demi mendengar pertanyaan suaminya. "Apa kau benar-benar serius kalau aku boleh memilihnya sendiri?"Arnold berjalan mendekat, kemudian menaikkan satu pundak. "Tentu saja. Jangan pernah kau ragukan tentang cintaku," jawabnya. Dia menundukkan tubuh, sehingga posisi wajahnya sejajar dengan Kezia yang masih duduk.Dengan tanpa izin, Kezia mencium pipi Arnold begitu saja. "Terima kasih, Sayang. Aku sungguh beruntung bisa menjadi istri dari seorang Tuan yang sangat baik."Arnold membalas dengan ciuman di bibir, tapi ia tak sampai hati untuk melakukan semua terlalu brutal karena sadar kalau belum mandi. Meskipun ingin terus-menerus dipuaskan oleh istrinya, tapi Arnold selalu memastikan dirinya sudah

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   52. Kita Akan Punya Banyak Bayi

    Arnold menarik dompet dari saku celananya, kemudian melempar beberapa lembar uang ke atas meja. "Itu uang buat Anda. Sekarang lepaskan istriku dan jangan pernah mengganggu hidup kami lagi," serunya seraya menepis tangan Patmi dari lengan Kezia.Menit berikutnya, Arnold langsung membawa Kezia pergi sebelum perempuan tua itu mengganggu lagi. Wajahnya sangat marah sebab teringat beberapa peristiwa dari masa yang telah lalu. Dahulu Patmi dan suaminya pernah jadi orang yang sangat dihormati oleh Arnold, tapi semua itu tak akan terjadi lagi setelah pengkhianatan yang ia dapat."Apa perempuan tadi adalah ibu kandung Rebecca?" tanya Kezia setelah mereka tiba di mobil. Ia memang sudah bisa menyimpulkan dengan sendirinya, tapi mendapat kepastian dengan jelas akan jadi sesuatu yang lebih menenangkan."Iya, benar," jawab Arnold. Dia duduk di depan setir dengan wajah datar dan tanpa memandang.Kezia tak berani untuk mengajukan pertanyaan lebih banyak

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   53. Memantau dalam Diam

    Selepas dari dokter, Arnold menyempatkan untuk mengantar Kezia dan Narendra pulang dulu. Khusus hari ini ia tidak keberatan jika harus terlambat sampai di kantor. Yang penting, anak dan istrinya tiba di rumah dengan selamat sesuai pengawasannya.Setibanya di kantor, Arnold langsung memanggil Gabriel ke ruang kerjanya. Ada beberapa masalah yang sangat mendesak untuk segera dibicarakan."Apakah istriku sudah belajar banyak darimu?" tanya Arnold sambil menatap tajam ke arah Gabriel dari atas kursi kebesarannya."Bu Kezia sudah cukup pandai tentang keuangan. Dia bilang kalau itu jurusan kuliahnya. Hanya saja, karena dia baru beberapa hari bergabung, saya belum sempat memberi tahunya tentang banyak hal."Arnold manggut-manggut, kemudian memberi tahu kalau hari ini Kezia tidak bisa datang ke kantor sampai waktu yang belum ditentukan. Tergantung sampai kondisi Narendra memungkinkan untuk ditinggalkan.Kemudian, Arnold juga memanggil Sherin

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   54. Berhasil Membuat Adik

    Hingga bulan berikutnya, tetap tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kezia datang dengan rutin setiap pagi sampai siang. Dia mengerjakan banyak hal dengan sangat baik tanpa sedikit pun membuat Arnold kecewa atas hasil kerjanya. Yang dibebankan kepadanya memang tak seberat milik karyawan lain, tapi kini Arnold bisa mengupas dengan semakin terang menuju watak terdalam Kezia. Pria itu sengaja tidak membebankan terlalu banyak pekerjaan bukan karena tak percaya, tapi karena kasihan sebab istrinya masih harus mengurus seorang bayi yang kadang-kadang berubah jadi sangat rewel.Suatu sore menjelang magrib, ketika Arnold belum pulang dari kantor, Kezia sedang bermain-main bersama Narendra di ruang tamu. Bayi itu sudah tumbuh dua giginya di bagian bawah. Dia juga sudah bisa berjalan dengan berpegangan pada sesuatu, misalnya merayap di sepanjang tembok rumahnya."Ayo, Sayang, berjalan lebih jauh lagi," tantang Kezia sembari merentangkan tangannya untuk menyambut Narendra yang s

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   55. Gaya Menempel di Dinding

    Keesokan harinya, Arnold langsung membawa Kezia ke dokter kandungan untuk mengetahui dengan pasti berapa usia bayi yang ada di perut istrinya. Ia menyetir sendiri setelah minta izin pada Andrew untuk datang ke kantor telat hari ini.Setibanya di rumah sakit, Arnold langsung menggandeng Kezia dengan begitu romantis untuk menyusuri lorong-lorong menuju ruangan dokter kandungan. Ia sudah membuat janji dengan dokter yang dulu menjadi langganannya sewaktu Rebecca sedang hamil Narendra."Wah, senang sekali karena Tuan Arnold kembali datang ke sini bersama sosok baru," seru dokter perempuan berambut pirang itu. Senyumnya mengembang dengan ramah."Ya, Dokter. Kenalkan, ini istri baru saya. Namanya Kezia. Dia sedang mengandung anak saya," balas Arnold. Ia mempersilakan istrinya saling berjabatan dengan dokter muda itu.Setelah Kezia dan dokter itu saling berkenalan, proses pemeriksaan dimulai. Kezia dipersilakan rebahan di atas ranjang periksa un

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   87. Perang Hati dan Logika

    Kezia terbelalak ketika menyaksikan betapa pintarnya Gabriel memperbaiki laporan keuangan itu. Matanya bergerak naik-turun seolah sedang menantang layar komputer. Dan, jantungnya berdetak lebih cepat saat menyadari nominal yang telah dirampasnya secara diam-diam dari perusahaan Arnold. Sebuah angka yang menakjubkan, tapi telah hancur menjadi kesia-siaan sebab Eva sama sekali tak pandai merawatnya."Dari sinilah kecurigaanku pada Gabriel tergerus. Tapi, aku belum menentukan siapa kandidat selanjutnya yang pantas kujatuhi kecurigaan dengan sangat banyak," terang Arnold.Lampu kamar menyala terang. Angeline berada di kasur dengan tubuh tertutup selimut sampai ke lehernya. Sementara itu, Kezia masih menatap tidak percaya ke layar laptop yang terparkir di meja kerja suaminya. Perempuan itu tak sadar kalau sejak tadi Arnold terus mencuri lirik, kemudian menyalin ekspresi wajahnya ke kepala untuk diterjemahkan.Demi menetralkan kegugupan dalam geriknya ag

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   86. Dialog Senja

    "Kau duluan saja yang bicara." Suara Arnold berpadu dengan lembutnya angin balkon. Rambut basahnya yang baru terkecup air mandi bergerak-gerak pelan.Mereka duduk di kursi balkon yang berbahan kayu. Meja bundar menjadi pemisah keduanya. Tak ada apa pun di meja itu selain handphone Arnold yang diletakkan dalam posisi terbalik.Di atas pangkuan Kezia, Angeline tertidur pulas. Arnold sudah menyarankan agar bayi itu diletakkan saja di ranjang agar bisa beristirahat dengan lebih nyaman. Namun, Kezia menjawab kalau Angeline baru terpejam dalam waktu yang belum lama, sehingga masih besar kemungkinan dia akan bangun kapan pun."Kurasa kau saja yang lebih dulu bercerita. Aku yakin sesuatu yang hendak kau sampaikan jauh lebih penting dibandingkan milikku," jawab Kezia. Matanya menyorot lurus ke arah Arnold. Dalam diamnya, ada sekeping kecemasan yang memantik keringat merembes di pelipisnya. Dia khawatir Arnold akan menyinggung tentang kecurigaannya tentang p

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   85. Meminta Waktu untuk Bicara

    Sejak lahirnya Angeline, Eva belum pernah menginap di rumah Arnold. Perempuan itu selalu membuat kesibukan pura-pura yang harus diselesaikannya di luar rumah. Padahal, alasan utamanya enggan menginap adalah karena tidak mau direpotkan malam-malam oleh Kezia kalau bayi itu rewel.Pagi ini menjadi kali pertama Eva datang lagi setelah acara peresmian nama Angeline dua hari yang lalu. Kedatangan Eva pun atas permintaan dari Kezia yang mengiriminya pesan kalau ada hal mendesak yang harus mereka bicarakan."Memangnya ada apa?" tanya Eva saat pertama kali tiba di kamar Kezia. Angeline masih terlalu kecil untuk dibuatkan kamar sendiri. Arnold baru menyewa seorang arsitek untuk mendesain kamar bayi perempuan yang nyaman untuk ditinggali Angeline kala usianya sudah masuk beberapa bulan nanti.Kezia memutar jarinya sebagai isyarat agar Eva mengunci pintu dari dalam. Arnold sudah berangkat ke kantor sejak satu jam lalu, tapi masih ada tiga pembantu yang mungkin saja

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   84. Peretas Tak Lebih Pintar

    Untuk beberapa saat, Andrew cuma bisa mengerjapkan mata tak percaya. Wajahnya mencipta garis lurus seolah kabar yang usai didengarnya telah merampas seluruh kewarasan dari kepala."Jadi, pelakunya bukan Gabriel?" tanya Andrew. Kentara sekali mulutnya yang bergetar. Jiwanya seolah diacak-acak kenyataan. Keyakinan yang terpatri begitu kuat dalam hati kalau Kezia tak mungkin terlibat dalam masalah ini, kini jatuh berluruhan seperti rintik hujan yang membasuh bumi."Kau tahu kalau aku begitu mencintai istriku. Tidak mungkin aku membuat tuduhan padanya kalau tak memiliki bukti yang benar-benar nyata," jawab Arnold yang lebih berhasil menampilkan raut santainya. Dia sudah bisa menebak bagaimana reaksi yang akan ditunjukkan Andrew saat pertama kali mendengar kabar ini.Andrew mengangguk lemah. Wajahnya mendadak pucat seperti langit mendung. "Saya benar-benar tidak menyangka akan seperti ini.""Aku pun demikian. Sejak awal, aku memang telah meninggalk

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   83. Peresmian Nama

    Satu minggu setelah suara tangisan bayi perempuan itu merobek semesta, Arnold mengadakan pesta di rumahnya untuk merayakan kelahiran sang bayi, sekaligus peresmian nama untuk bayi tersebut. Banyak keluarga yang datang dari luar kota untuk menengok si bayi serta memberikan hadiah. Para karyawan diundang, juga tetangga-tetangga."Putri Tuan Arnold cantik sekali." Begitulah pujian yang mengalir sederas hujan dari mulut para tamu undangan. Mereka mencicipi aneka hidangan sambil tak henti melirik ke arah bayi yang ditidurkan di atas ranjang mungil. Bayi itu dipakaikan setelan berwarna merah muda, lengkap dengan bando dan sepatu yang terlihat kebesaran di kaki tujuh harinya.Sementara itu, Kezia mengenakan dress berwarna merah cerah yang longgar. Ia masih terlalu malu untuk memakai dress ketat karena belum memiliki waktu untuk mengembalikan bentuk tubuh seindah dahulu. Arnold sendiri mengenakan setelan jas berwarna abu-abu. Dasi bermotif garis-garis meruncing seolah hend

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   82. Kelahiran Bayi Perempuan

    Sepulang dari kantor sore itu, Arnold mendapati Kezia sedang meringkuk di bawah selimut dalam kasurnya. Tubuhnya hanya kelihatan bagian kepala sampai leher. Dia terus meracau seperti orang tidak sehat."Apa yang terjadi padamu, Sayang?" Arnold buru-buru mendekat. Dia mengambil posisi duduk di pinggiran kasur. Tangannya membelai-belai rambut Kezia penuh kasih. Walaupun kesal parah setelah mengetahui kalau perempuan itu dan mamanya yang telah mencipta drama masalah di Permata Sanjaya, tapi Arnold tak pernah bisa bohong pada rasa cintanya.Kezia menggeliat sedikit. Dia menggelengkan kepala dalam lemah. "Perutku terasa sakit sekali," jawabnya seraya menekan-nekan perut dari balik selimut.Detik itu juga, Arnold langsung menyingkap selimut yang menutupi tubuh istrinya. Dia mengecek tubuh Kezia seperti dokter yang sedang memeriksa. "Sebelah mana yang sakit?" tanyanya panik."Aku tak tahu. Rasanya sakit semua."Arnold jadi makin panik. Ia

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   81. Kejahatan Telah Terbongkar

    Arnold mengundang Gabi ke kantornya bukan tanpa alasan. Perempuan itu didandani bukan layaknya seorang pembantu, tapi lebih terkesan sebagai seorang tamu. Salah satu karyawan menunjukkan jalan menuju ruangan Arnold kepada Gabi dengan sabar."Terima kasih, Tuan," ucap Gabi dengan sopan pada seorang karyawan pria yang telah mengantarkannya sampai di depan ruangan Arnold.Setelahnya, Gabi langsung memencet bel. Pintu dibukakan oleh Arnold yang sejak tadi memang sudah menunggu kedatangan Gabi."Bagaimana?" tanya Arnold tanpa basa-basi setelah mempersilakan pembantunya duduk di sofa ruang kerjanya.Walaupun sudah bertahun-tahun mengabdi pada keluarga Tuan Sanjaya, tapi ini adalah kali pertama Gabi berkesempatan menginjakkan kaki di ruangan Arnold. Dia hanya pernah berkunjung ke kantor sebatas sampai di lantai bawah. Tidak pernah terpikirkan olehnya betapa luas dan nyamannya ruang kerja Arnold di kantor ini."Saya sudah melakukan se

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   80. Menyelidiki Nama Baru

    Sore harinya ketika sebagian besar karyawan telah meninggalkan kantor, Gabriel datang ke ruangan Arnold. Dia membawa tas berisi laptop, juga beberapa kertas berisi tulisan-tulisan hasil penyelidikan pribadinya seharian ini. Sejak mendapat kabar dari Arnold kalau namanya diduga kuat sebagai orang tertuduh, semangat dalam diri Gabriel meledak begitu banyak untuk membuktikan kalau ia tidak bersalah."Mohon maaf, Pak Arnold. Mungkin saya akan menyita sedikit waktu Anda, sehingga Anda akan sampai rumah lebih lambat dari biasanya," tutur Gabriel lembut.Arnold mengangguk, kemudian mempersilakan Gabriel duduk di sofa. Setiap memandang wajah ketua bagian keuangan itu, ada keyakinan yang bergema dalam diri Arnold kalau bukan Gabriel pelakunya.Setelah Arnold mengambil posisi duduk di hadapannya, Gabriel segera bertutur, "Saya punya saran untuk Pak Arnold agar mengganti seluruh kata sandi akun perusahaan tanpa memberi tahu pihak mana pun, termasuk orang-oran

  • Terjebak Cinta Tuan Duda   79. Jangan Sampai Salah Tuduh

    "Mulai besok, kamu istirahat di rumah saja, ya." Arnold berucap pelan ketika masih dalam perjalanan menuju kantor. Kezia yang duduk di sampingnya langsung memutar leher. Ia menatap janggal ke arah sang suami yang detik ini tengah duduk di belakang setir. Hari ini mereka tidak membawa sopir."Kenapa aku kau suruh di rumah saja? Kau tak suka aku ikut ke kantor?" tanya Kezia. Mukanya berubah jadi tersinggung.Arnold menimpali dengan cepat. "Bukan begitu." Matanya melirik beberapa kali ke arah Kezia, tapi lebih banyak difokuskan ke jalanan. "Dalam beberapa hari, usia kandunganmu akan memasuki bulan kesembilan. Gerakmu makin terbatas. Aku tak suka melihat kau kepayahan.""Tapi aku masih punya cukup tenaga. Jangan menyepelekanku."Arnold tak menjawab apa pun lagi. Dia kembali mencuri lirik sampai tiga kali. Dalam benaknya sedang berlangsung peperangan yang tak mampu ia kendalikan. Sejak membaca pesan dari Eva tadi, caranya menatap Kezia jadi penuh selidik

DMCA.com Protection Status