Home / Romansa / Terjebak Cinta Tuan Arogan / Bab. 4 Berusaha Mendapatkanmu

Share

Bab. 4 Berusaha Mendapatkanmu

Author: Guzel Lili
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Keesokan paginya, Andira bangun dengan perasaan yang tak menentu. Semalaman dia memikirkan perkataan Edgar yang menyatakan cinta padanya. Gadis cantik itu tidak habis pikir bagaimana mungkin seorang lelaki kaya raya seperti Edgar bisa jatuh cinta pada seorang gadis sederhana seperti dirinya sedangkan, di luar sana masih banyak wanita yang lebih segala-galanya dari dia.

“Dira, cepat bangun, Nak. Apa kamu mau terlambat bekerja hari ini?” teriak sang ibu dari dapur.

“Iya, Bu, Dira sudah bangun.” Gadis itu keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur, dia melihat apa yang sedang dimasak oleh ibunya. Gadis yang masih memakai baju tidur itu mengambil bakwan jagung dari piring dan memakannya. Sementara sang ibu menggelengkan kepala heran melihat tingkah anak gadisnya itu.

“Sudah siang cepat mandi sana lalu sarapan,” ucap Asih sambil mendorong tubuh anaknya ke kamar mandi agar segera membersihkan diri.

Gadis itu segera mandi dan kembali masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian.

“Dira mana, Bu? Apa belum bangun juga dari tadi?” tanya lelaki paruh baya yang tak lain adalah Danu, ayah Andira. Lelaki paruh baya itu berjalan dari arah depan dengan membawa koran di tangannya. Dia duduk di kursi meja makan dan membuka koran yang ia bawa tadi.

“Sudah, Yah. Dia kembali ke kamar, mungkin sedang ganti baju,” jawab Asih sambil menata makanan di meja makan.

Tak berselang lama Andira keluar dari kamar dengan mengenakan seragam kerjanya. Dia duduk di kursi sebelah sang ayah.

“Ayah nggak ke toko? Tumben jam segini masih belum berangkat?” tanya Andira lelaki paruh baya yang masih tampak segar bugar tersebut.

“Ayah nanti berangkatnya agak siang karena mau ada keperluan sebentar,” jawabnya.

“Bagaimana perkembangan toko sekarang, Yah?” tanya Andira.

“Masih tetap sama, Nak. Sepertinya Ayah harus menawarkan kain-kain Ayah pada butik,”

Gadis itu pun menganggukkan kepala mendengar perkataan ayahnya. “Nanti Dira bantu menawarkan kain-kainnya kalau pas libur kerja.”

Danu hanya mengangguk menanggapi perkataan sang putri.

“Sudah, sudah jangan ngobrol terus. Ayo cepat dimakan, nanti keburu dingin makanannya,” tandas bu Asih.

Mereka makan dengan tenang. Selesai makan Andira membantu ibunya membersihkan meja makan dan mencuci piring lalu beranjak menuju kamarnya untuk mengambil tas yang akan dia bawa bekerja. Namun, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba sang ayah menanyakan sesuatu yang selama ini mengganggu pikirannya.

“Nak, bagaimana hubunganmu dengan Randi sekarang? Apa kalian tidak punya rencana untuk menikah, mengingat hubungan kalian yang sudah berjalan bukan dalam waktu sebentar, ” tanya Danu pada sang putri. Walau bagaimanapun sebagai orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, dia ingin melihat sang putri bahagia dengan lelaki pilihannya. Akan tetapi, setelah sekian lama dia belum pernah mendengar sang putri mengatakan akan melanjutkan hubungan yang lebih serius dengan sang kekasih.

Andira menoleh dan tersenyum lembut, “Yah, kalau memang sudah saatnya Dira menikah, Dira pasti akan menikah. Ayah doakan saja yang terbaik untuk Dira,” ucapnya menenangkan sang ayah. Gadis itu mengerti kegelisahan sang ayah yang melihat dirinya belum berniat untuk menikah, dia hanya berpikir ingin membahagiakan orang tuanya dahulu sebelum kasih sayangnya akan terbagi dengan suaminya nanti.

“Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, tapi Ayah juga ingin melihat kamu bahagia, Nak,” ujarnya pada sang putri.

Andira hanya tersenyum menanggapi ucapan ayahnya. Dia melanjutkan langkahnya ke kamar dan mengambil tasnya. kemudian, dia berpamitan pada kedua orang tuanya lalu dia berjalan keluar rumah dan berniat memesan ojek langganannya. Namun, diurungkan karena di luar rumah dia melihat sebuah mobil porsche putih terparkir di depan pagar rumah.

Gadis berambut panjang sepunggung itu menautkan kedua alisnya, mencoba menerka siapa kira-kira yang sepagi ini memarkirkan mobil di depan pagar rumahnya. Padahal selama ini belum pernah ada yang melakukan hal itu, bahkan tetangganya pun tidak ada yang memiliki mobil. Lamunannya buyar ketika sang Ibu menepuk pundaknya dan berkata, “Dir, itu mobil siapa yang pagi-pagi begini ada di depan rumah? Apa itu teman kamu?” tanya sang Ibu.

Namun, sedetik kemudian gadis itu membulatkan mata saat melihat siapa yang turun dari mobil. Seorang lelaki tampan dengan kemeja putih lengkap dengan jas hitam itu berjalan ke arahnya.

“Selamat pagi, Dira, Bu,” sapa lelaki itu tersenyum ramah.

Bu Asih tersenyum menanggapi sapaan lelaki tersebut. Sedangkan, Andira menatap malas ke arah lelaki di depannya tersebut.

“Untuk apalagi dia datang kemari pagi-pagi begini,” batin Andira. Padahal dia sudah menolaknya mentah-mentah kemarin.

Bu Asih menatap putrinya seolah meminta penjelasan.

Tanpa peduli dengan tatapan sang ibu, gadis itu menarik tangan Edgar keluar dari halaman rumah dan menuju mobil lelaki itu. Mereka berhenti di samping mobil.

“Untuk apa, kamu datang kemari? Apa belum jelas yang saya katakan kemarin?” ketusnya jengkel dengan tindakan Edgar.

“Perkataan yang mana? Sepertinya saya belum mendengar jawaban apapun dari kamu,” balas Edgar tenang.

“Kau—.” Belum sempat Andira menjawab, lelaki itu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Andira, hanya sekilas karena sedetik kemudian lelaki itu membuka pintu lalu mendorong pelan tubuh Andira untuk masuk ke dalam mobil. Andira yang masih terkejut dengan apa yang terjadi hanya diam dan mengikuti dorongan tangan Edgar masuk ke dalam mobil.

Edgar pun masuk dan duduk di kursi kemudi, dia mulai melajukan mobilnya menjauh dari rumah Andira. Lelaki itu menoleh dan mendapati kalau gadis di sebelahnya masih diam mematung sambil memegangi tasnya.

“Apakah aku lelaki pertama yang menciummu?” tanya Edgar dengan senyum mengejek.

Andira yang mendengar pertanyaan Edgar pun tersipu malu karena yang dikatakan Edgar memang benar bahwa ini pertama kali ada lelaki yang menciumnya. Selama dia menjalin hubungan dengan Randi, lelaki itu sangat menghargainya dan tidak pernah meminta hal di luar batas wajar. Mereka hanya pernah bergandengan tangan dan berpelukan, tidak lebih dari itu.

“Sepertinya benar, kalau aku laki-laki pertama yang menciummu. Lalu bagaimana dengan laki-laki yang kau bilang kekasihmu itu? Apa itu hanya kebohonganmu untuk menjauhiku?” tanya Edgar.

“Tidak, itu tidak benar. Aku memang sudah memiliki kekasih dan kami saling mencintai,” tandas Andira berusaha meyakinkan lelaki di sampingnya.

Edgar hanya tersenyum sinis mendengar perkataan Andira dan kembali fokus mengemudikan mobilnya membelah jalanan ibukota. Namun, perhatiannya teralihkan saat melihat seorang lelaki paruh baya sedang menggandeng seorang wanita muda dan mengajaknya masuk ke sebuah mobil, Edgar menepikan mobil dan memperhatikan lelaki yang dilihatnya itu sampai naik ke dalam mobil. Dia tidak menduga, kalau dirinya harus melihat hal itu lagi setelah sekian lama berusaha melupakan kejadian yang sangat menyiksa batinnya.

Related chapters

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 5 Ajakan Menikah

    “Sial …!” umpatnya sambil memukul setir kemudi. Kenapa dirinya harus melihat sang papa bersama wanita itu lagi? Wanita yang telah merenggut kebahagiaannya, wanita penyebab kematian mamanya. Edgar memejamkan mata dan mengembuskan napas berat, dia berusaha menenangkan hatinya. Setelah merasa lebih baik dia kembali melajukan mobilnya. Andira yang merasakan keanehan pada Edgar pun menautkan kedua alis, “Kamu kenapa?” tanya Andira heran dengan perubahan sikap lelaki di sebelahnya itu. “Bukan urusanmu,” ketus Edgar. Andira yang mendapat jawaban ketus dari Edgar hanya bisa diam, dia memalingkan wajah dan melihat keluar jendela mobil. Gadis itu memandangi orang yang sedang berlalu lalang di jalanan. Perjalanan yang mereka tempuh tidak terlalu lama karena jarak rumah Andira dan kafe tempatnya bekerja cukup dekat. Mobil berhenti di depan kafe dan Andira pun turun. Tanpa menunggu Andira berpamitan padanya, Edgar langsung melajukan mobilnya. Andira yang melihat itu hanya diam dan

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 6 Buket Bunga

    Lelaki yang duduk tak jauh dari pasangan itu hanya memandang dua orang yang sedang berpegangan tangan. Hatinya panas melihat kemesraan mereka, akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan restoran tersebut. Edgar mengepalkan tangan saat berjalan keluar. Lelaki bersetelan jas biru tua tersebut melajukan mobilnya menuju kawasan perumahan Elit di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Selang beberapa menit dia telah memasuki komplek perumahan tempat tinggalnya. Edgar memasukkan mobilnya ke dalam garasi kemudian turun dan masuk ke dalam rumah. Lelaki itu berjalan menaiki tangga menuju kamar, dia berjalan ke kamar mandi sambil melepas pakaiannya dan melemparnya asal. Lima belas menit kemudian lelaki itu telah berganti dengan pakaian tidur. Lelaki bertubuh kekar itu merebahkan tubuh di ranjang king size miliknya sembari menatap langit-langit kamar. Dia mulai memikirkan berbagai rencana untuk bisa memisahkan Andira dari kekasihnya. “Ini tidak bisa dibiarkan. bagaimanapun carany

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 7 Tamu tak Terduga

    “Randi, kenapa kamu datang sepagi ini?” tanya Andira terkejut dengan kedatangan sang kekasih. Lelaki itu tiba-tiba datang menenteng dua bungkusan yang entah apa isinya. Bahkan, lelaki itu datang tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Andira mengajak Randi masuk ke dalam rumah dan memintanya duduk di sofa ruang tamu. Lelaki itu mengikuti Andira masuk dan duduk di sofa, kemudian diikuti Andira yang duduk di sebelah pujaan hatinya itu. “Kamu kenapa datang pagi sekali?” tanyanya pada sang kekasih. Randi tersenyum kikuk mendengar pertanyaan sang kekasih. “Iya, Sayang. Aku sengaja bawain sarapan buat kamu, Ibu, sama Ayah.” Randi meletakkan bungkusan yang dia bawa di atas meja. “Kenapa repot-repot bawa makanan, kami baru saja selesai sarapan. Tapi nggak apa-apa, kita makan bareng, yuk. ” Andira menerima bungkusan tersebut dari tangan Randi. “Nggak usah, Sayang. Aku baru selesai makan,” tolak Randi. “Oh, iya, itu kenapa banyak bunga di depan? Kamu mau buka toko bunga?” tanya R

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 8 Awal Pertemuan

    Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa tiba-tiba ada dua lelaki yang menginginkan putri kesayangannya. Apakah sang putri merahasiakan sesuatu darinya? Lalu bunga-bunga itu siapa pengirimnya? Semua pemikiran itu mulai berkecamuk di kepala pria paruh baya itu. Andira yang mendengar perkataan Edgar mulai geram. Bagaimana bisa dengan mudahnya lelaki itu mengatakan ingin menikahinya, padahal dia telah berulangkali menolak pernyataan cinta lelaki di depannya tersebut. “Astaga, Ede. Apa yang kau bicarakan. Jangan bercanda, ini tidak lucu sama sekali,” ucapnya berusaha menyangkal pernyataan lelaki tersebut. “Aku sedang tidak bercanda, Andira. Aku memang sangat mencintaimu,” Edgar berkata dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tidak ada senyum yang terlihat dari sudut bibirnya. Lelaki itu menampilkan ekspresi datar di depan gadis yang dia cintai. “Tunggu, tunggu, apa yang sebenarnya terjadi di sini. Kenapa bisa ada dua lelaki yang menikahimu, Andira?” tanya Danu pada sang putri. Lelak

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 9 Waitress Cantik

    “Tuan.” Gadis itu mengibaskan tangan, tetapi tidak ada respon dari lelaki di depannya. Aldi yang menyadari hal itu menepuk bahu sang bos, membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya. “Eem … iya, kenapa?” tanya Edgar gelagapan. “Mari ikut saya ke belakang, Tuan. Biar saya bersihkan pakaian Anda, mari,” ajak Andira pada lelaki berjas coklat tersebut. Gadis berambut hitam panjang tersebut me mempersilakan Edgar untuk berjalan mengikutinya, tetapi lelaki itu menolak. “Tidak perlu.” Lelaki itu berkata sembari mengibas-ngibaskan tangan pada pakaiannya. “Tapi—.” Andira baru akan melanjutkan ucapannya, tiba-tiba manajer kafe datang menghampiri mereka. Hal itu membuat nyali Andira menciut karena takut jika atasannya itu akan memecat dirinya. “Apa yang terjadi di sini, apa kau yang menumpahkan minuman di pakaian pelanggan kita?” tanya sang manajer pada gadis itu. Andira hanya bisa menunduk dengan kaki gemetaran. “Ma-maaf, Pak. Saya tidak sengaja,” jawabnya dengan bibir ber

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 10 Rasa yang Aneh

    Aldi menoleh. “Apa yang Anda ingin saya lakukan, Tuan?” tanyanya pada sang bos. “Jangan biarkan Cindy kesini lagi, perintahkan petugas keamanan untuk melarang wanita jalang itu masuk,” perintah Edgar pada sang asisten. “Baik, Tuan. Saya akan memberitahu petugas keamanan sekarang,” jawab Aldi. Lelaki itu menutup pintu dan meninggalkan ruangan bosnya. Setelah asistennya pergi, Edgar menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Dia menghela napas berat memikirkan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Entah kenapa, wajah gadis pelayan kafe itu selalu memenuhi isi kepalanya. Ada perasaan hangat saat melihat senyum gadis itu, apalagi setelah melihat kepeduliannya pada orang lain. Seorang gadis sederhana yang mampu menggetarkan hatinya. Edgar berusaha menyangkal sebuah perasaan aneh yang tiba-tiba singgah di hatinya, dia menegakkan tubuh dan mulai berkutat dengan laptop dan tumpukan dokumen di meja. Jari-jemarinya terlihat menari-nari di atas keyboard. Saat sedang serius bekerja,

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 11 Mulai Mencari Tahu

    “Ya, Tuan.” Aldi memutar badan kembali mendekat ke arah bosnya. “Cari tahu juga tentang gadis pelayan kafe itu. Aku mau hasilnya, secepatnya! ” perintah Edgar pada Aldi. “Akan saya usahakan, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu.” Aldi menutup pintu dan pergi meninggalkan ruangan bosnya. Setelah Aldi pergi, Edgar menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi sembari mengembuskan napas berat. Di saat hatinya sedang resah, kenapa tiba-tiba muncul masalah berat seperti sekarang. Dia memijat kening, kepalanya terasa sakit saat memikirkan masalah yang terjadi. Namun, dia tetap memaksakan diri untuk melanjutkan pekerjaannya, kembali berkutat dengan laptop dan tumpukan dokumen di meja kerja. Tanpa terasa pagi telah berganti siang, Edgar melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan sudah saatnya jam makan siang. Awalnya dia sedikit enggan untuk beranjak dari ruangannya, tetapi ada seseorang yang ingin ditemuinya. Dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruang

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 12 Perjodohan

    Setelah menyelesaikan pekerjaan, Edgar melihat pesan yang dikirimkan sang papa. “Restoran Jepang, apa seleranya telah berubah sekarang? Tapi, baiklah. Mari kita lihat apa yang diinginkan lelaki tua itu,” gumam Edgar. Lelaki itu heran dengan sang papa yang tiba-tiba memintanya datang ke restoran Jepang. Padahal yang dia tahu papanya tidak menyukai masakan Jepang, lalu untuk apa sang papa meminta dia datang ke restoran yang dirinya sendiri tidak menyukai masakan di tempat itu. Dia mulai curiga dengan tujuan sang papa, tetapi itu tidak mengurungkan niat Edgar untuk pergi ke restoran yang papanya pesan. Akhirnya Edgar keluar dari perusahaan dan melajukan mobilnya menuju restoran. Setelah 50 menit berkendara, Edgar tiba di depan restoran, lalu kemudian dia memarkirkan mobilnya. Lelaki itu turun kemudian, masuk ke restoran. Kedatangannya disambut oleh seorang pelayan, lalu mengantarnya ke meja tempat papanya berada. Dia melihat papanya sedang berbicara dengan beberapa yang dikenalnya

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 46 Dua Kejutan

    Edgar berlari menuju meja resepsionis. Lelaki itu terburu-buru menuju rumah sakit saat mendengar kabar Andira pingsan. “Sus, pasien atas nama Andira Hutama ada di mana?” tanya lelaki yang memiliki bibir tipis itu. Dia masih berusaha mengatur napas yang masih memburu setelah berlari. “Tunggu sebentar, Pak.” Suster melihat layar monitor di hadapannya. “Nyonya Andira Hutama masih di ruang IGD, Pak. Silakan lewat sebelah sana,” jelasnya menunjuk ke lorong yang terhubung dengan IGD. Edgar berlari melewati lorong tersebut menuju ke ruang IGD. Dia membuka satu persatu tirai mencari keberadaan sang istri. Saat melihat istrinya terbaring lemah, hatinya terasa sakit. Lelaki itu belum pernah melihat sang istri dalam keadaan selemah itu. Dia berjalan menghampiri wanita yang dicintainya. “Sayang ….” Tanpa terasa air mata menetes di pipi lelaki berambut hitam itu. Edgar menoleh pada asisten rumah tangganya yang saat ini berada di samping brankar sang istri. “Apa yang terjadi, Bi?”

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 45 Balasan Untuk Cindy

    Keesokan paginya, Edgar terbangun saat merasakan sentuhan di pipinya. Dia perlahan membuka mata, melihat sang istri menatapnya dengan raut khawatir tampak jelas di wajahnya. “Sudah bangun, Sayang. Apa yang kamu rasakan sekarang? Apa perlu memanggil dokter?” tanya Andira beruntun. Dia takut kalau sang suami masih merasa tidak nyaman pada tubuhnya. Edgar tersenyum melihat kekhawatiran sang istri. Dia tidak menyangka kalau wanita yang sempat membencinya ini bisa sekhawatir itu padanya. “Aku baik-baik saja, Sayang. Jangan terlalu khawatir, suamimu ini sangat kuat. Lihatlah otot yang melekat di perutku ini.” Edgar menarik tangan Andira dan menempelkan di bagian bawah perutnya. Andira membulatkan mata dengan kejahilan sang suami. Bagaimana bisa lelaki di depannya sesantai itu setelah apa yang dialaminya semalam. Andira mencubit otot liat di perut suaminya itu, dia kesal melihat tingkah kekanakan suaminya. Namun, tetap saja wanita cantik itu tidak bisa mengabaikan lelaki di

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 44 Bertemu Andro

    “Tuan, para tamu undangan sudah datang. Mereka sedang mencari Anda di luar,” ucap pria bertubuh ceking itu. Pria itu tak lain adalah asisten Roni, sebenarnya dari tadi dia sudah memperhatikan apa yang dilakukan atasannya itu. Akan tetapi, ragu untuk menghentikan tindakan mesum atasannya itu. Namun, saat dia melihat pria bertubuh tambun itu mulai melancarkan aksinya, hati kecilnya menjerit dan menuntunnya untuk menghentikan kelakuan mesum atasannya itu. “Sialan! Mereka mengganggu kesenanganku saja.” Roni menoleh ke arah Cindy. “Tunggu aku cantik, kita akan bersenang-senang nanti,” ucap pria itu sebelum dia pergi meninggalkan wanita cantik di depannya. Roni masih sempat mencuri ciuman di bibir wanita cantik di depannya. Cindy mengepalkan tangan, dia jijik karena sudah disentuh pria tua seperti Roni. Dia sama sekali tidak tertarik dengan pria tua bertubuh gemuk seperti pria mesum itu. Wanita bergidik ngeri membayangkan jika dirinya harus berhubungan intim dengan pria itu. Wani

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 43 Jebakan Cindy

    Satu jam sebelum pesta dimulai. Terlihat seorang wanita cantik mengenakan gaun berwarna merah, berjalan masuk ke sebuah rumah mewah di Taman Indah Kapuk daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Tempat itu memang terkenal dengan hiburan malamnya yang populer karena terletak di pesisir pantai. Banyak wisatawan yang mengunjungi tempat itu hanya untuk bisa menikmati suasana keindahan langit malam. Akan tetapi, niatnya kali ini bukanlah untuk menikmati keindahan malam di tempat itu, melainkan untuk menjalankan rencana yang sudah disusun dengan matang. Sayangnya, wanita itu tidak menyadari bahwa selama ini gerak-geriknya sudah diawasi. Wanita itu berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu tanpa menimbulkan kecurigaan bagi orang-orang yang berlalu-lalang di sana. Dia menghampiri seorang pelayanan yang sedang sendirian dan sibuk meletakkan gelas di meja. “Maaf, apa kami bisa membantuku?” tanya wanita berambut pendek sebahu itu. Dia mengeluarkan sebuah amplop coklat tebal dari dalam tas

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 42 Libido yang Menyiksa

    “Aldi, bereskan semua kekacauan ini. Jangan biarkan seorang pun tahu masalah ini,” perintah Edgar pada asistennya. Aldi meminta para pengawal membawa pria yang sudah babak belur di lantai ke markas mereka. Dia yakin ini adalah ulah seseorang yang sengaja ingin merusak reputasi istri atasannya. Hanya satu orang yang saat ini Aldi curigai. “Saya permisi dulu, Tuan. Kami akan menunggu Anda di luar.” Aldi menundukkan badan, kemudian keluar dari tempat itu. “Sayang, ini aku. Buka matamu.” Edgar perlahan menurunkan tangan sang istri dari wajahnya. Dia melihat sang istri masih ketakutan dengan tubuh yang bergetar. Dia tidak akan melepaskan siapa pun yang sudah mengganggu sang istri. Bukan Edgar namanya jika dia tidak bisa menemukan pelaku utama yang mendalangi semua ini. Perlahan Andira membuka mata, melihat sang suami berada di hadapannya. Sontak wanita cantik itu langsung memeluk lelaki di hadapannya. Dia menangis tersedu di pelukan sang suami. “Ede, maaf. Pria jahat itu—,

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 41 Jebakan

    Edgar baru saja memasuki sebuah rumah mewah milik Roni Ankara, pemilik Ankara group. Pesta itu diadakan di rumah utama pemilik Ankara group itu. Pesta itu bernuansa outdoor, terletak di taman samping rumah mewah bergaya Eropa. Tampak sudah banyak para tamu undangan yang datang. Roni berjalan menghampiri Edgar yang terlihat baru datang bersama seorang wanita cantik dan asistennya. Lelaki bertubuh tambun itu terpana melihat kecantikan Andira. “Selamat datang Tuan Edgar. Rupanya Anda yang dikenal tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita, tiba-tiba bisa tertarik dengan wanita cantik ini.” Roni menjabat tangan Edgar, kemudian beralih pada Andira. Namun, saat tangannya berusaha menyentuh tangan Andira, Edgar buru-buru menepisnya. “Maaf, Tuan Roni. Wanita cantik ini adalah istri saya,” ucap Edgar singkat. Dia melingkarkan lengannya di pinggang Andira, ingin menunjukkan pada semua orang bahwa dirinya sudah memiliki istri. Semua itu dia lakukan agar para rekan bisnisn

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 40 Sentuhan Kasar

    Andira membulatkan mata melihat siapa yang baru datang ke butik tempatnya berada saat ini. Bagaimana wanita itu bisa ada di sini? Apa dia membuat janji dengan suaminya? Wanita cantik yang awalnya akan masuk untuk dirias, tiba-tiba berbalik dan menghampiri sang suami. Andira memicingkan mata, seolah meminta penjelasan dari laki-laki yang kini sudah di hadapannya. Namun, sayangnya sang suami tidak peka dan tidak bereaksi. Dasar lelaki. L “Kalian janji ketemu di sini, ya?” tanya Andira setengah berbisik, mendekatkan bibirnya ke telinga sang suami. “Mana mungkin,” jawab Edgar spontan. Dia membulatkan mata, heran dengan pemikiran istrinya. Bagaimana bisa sang istri menuduhnya, apa mungkin Andira masih cemburu dengan Cindy? “Kamu jangan bicara hal yang mustahil aku lakukan, Sayang,” lanjut Edgar berusaha meyakinkan sang istri. Bisa-bisanya Andira berpikiran aneh seperti itu. Jangankan janji bertemu, melihatnya saja sudah membuat laki-laki itu jijik. Dia sudah lama tahu bagaim

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 39 Kecurigaan Aldi

    Mereka berdua baru sampai di depan pintu restoran. Aldi membukakan pintu untuk sang bos. Dia berjalan mengikuti di belakang atasannya itu. Ada dua orang pelayanan yang menyambut kedatangan mereka. Para pelayanan itu mengarahkan mereka berdua ke sebuah ruangan VVIP. Saat pintu ruangan terbuka, ada satu hal yang membuat Edgar enggan untuk melanjutkan langkahnya. Ada beberapa wanita berpakaian minim sedang duduk di antara para koleganya. Kalau saja pertemuan ini tidak penting, mungkin laki-laki itu sudah langsung pergi dari sana. Meski enggan, tetapi Edgar memutuskan untuk masuk dan duduk menjauh dari koleganya. Dia merasa risi dengan kehadiran para wanita itu. Seorang pria bertubuh tambun menyambut kedatangannya, dia berjalan ke arah Edgar. “Selamat datang Tuan Edgar. Maaf kalau saya tidak menyambut Anda di luar.” Pria itu mengulurkan tangan, menjabat tangan Edgar. Dia adalah CEO grup Ankara, pria itu adalah penerus generasi ketiga dari perusahaan yang bergerak di bidan

  • Terjebak Cinta Tuan Arogan   Bab. 38 Alex dan Cindy

    “Tuan Edgar mencari Anda, Tuan.” Salah satu anak buah Aldi menyampaikan pesan. Aldi sengaja membiarkan dua orang anak buahnya tetap berjaga di depan kamar hotel. Dia ingin memastikan keselamatan Intan. Sat Aldi tahu niat jahat Johan Ayah tiri Intan. Dirinya menjadi sangat khawatir dengan keselamatan gadis itu. Mau tidak mau, dia harus menyiapkan beberapa orang untuk menjaganya saat dirinya pergi. Meski dia telah meminta anak buahnya untuk menjebloskan Johan ke penjara, tetapi tidak menutup kemungkinan laki-laki itu bisa cepat bebas. Aldi kembali masuk dan mengenakan pakaian. “Aku keluar dulu, ya. Tuan Edgar memanggilku, mungkin ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Kamu jangan keluar dari kamar sebelum Aku kembali.” Laki-laki itu melangkahkan kaki menuju ke arah pintu. Namun, dia berhenti tepat di depan pintu dan menoleh kembali ke arah Intan. “Ingat! Jangan keluar sebelum Aku kembali. Ada Orang-orang yang berjaga di luar, jadi kamu jangan takut,” ujar Aldi. Dia keluar da

DMCA.com Protection Status