Share

06. Mari Bicara Sebentar

Author: Shine
last update Last Updated: 2023-11-27 21:26:03

Jantung Elina berdebar-debar tak karuan saat dokter memeriksanya dengan telaten. Di mulai dari mengecek denyut nadi hingga melakukan USG.

Akhir-akhir ini ia sering kali merasa keram pada perutnya sehingga Ricky memaksa untuk pergi ke dokter, takutnya ia sakit yang tidak biasa.

Awalnya Elina menolak untuk diperiksa. Sebab sudah dua bulan sejak insiden malam itu dan Elina sadar jika jadwal datang bulannya terlambat. Awalnya ia mencoba berpikir positif karena bisa saja ini faktor stres. Tapi kondisi tubuhnya yang akhir-akhir ini menjadi lebih sering lelah, mual yang datangnya tak tau tempat dan juga perutnya yang keram membuatnya agak khawatir.

"Gak papa kok ini, gak perlu terlalu khawatir. Keram perut memang umum terjadi pas kehamilan," ucap dokter setelah selesai memeriksa.

Elina memejamkan matanya mendengar hal tersebut. Kan, apa yang ia khawatirkan menjadi nyata. Sedikit menghela napas, tak menyangka kesalahan malam itu membuahkan hasil. Sial sekali,.padahal ia hanya melakukannya sekali.

"Hamil??" Suara Ricky terdengar. Elina tebak pria itu pasti terkejut.

"Iya betul, Mas sama Mbaknya belum tau, ya?"

"Saya gak tahu." Nada bicara Ricky berubah datar. Elina semakin takut untuk menatap sahabatnya itu.

Dokter di depannya mengangguk. "Mbak Elina sekarang positif hamil, usianya diperkirakan sekitar tujuh Minggu. Selamat ya Mas, Mbak."

Elina beranjak dari bed, melihat Ricky yang saat ini sedang berbincang dengan dokter. Dari rautnya mungkin terlihat biasa saja, tapi Elina tahu jika dia senang menahan marah.

Tak lama kemudian Ricky menghampirinya. "Ayo," ajaknya terkesan tak acuh.

Elina mencebik melihat Ricky yang saat ini berjalan tak jauh di depannya. Dia tak mengucapkan sepatah kata pun sejak keluar dari ruangan dokter. Ia sendiri pun tak enak hati sebab tak menceritakan kebenaran ini pada Ricky, ia sangat mengerti jika sekarang pria itu memang marah dan kecewa padanya.

Lalu untuk bayi ini, Elina sendiri tak tahu harus melakukan apa untuknya. Jika ia memilih mempertahankan, apakah ia sanggup untuk menjadi seorang ibu tunggal? Tapi jika mengaborsinya pun rasanya ia takut juga tak tega, ia tak bisa membunuh nyawa tak berdosa.

Untuk saat ini mungkin ia akan membiarkannya lebih dulu, solusinya akan ia pikirkan nanti.

Tak lama mereka sampai di apotek untuk menebus resep dari dokter. Ricky berdiri di luar ruangan sambil membuang muka.

"Cepetan," ucapnya tanpa intonasi. Elina hanya mengangguk paham.

"Mbak, saya mau nebus obat," ucapnya sambil menyodorkan secarik kertas pada seorang apoteker.

"Baik Kak, tunggu sebentar, ya."

Elina menunggu dengan tenang sambil mengetuk-ngetuk sepatunya ke lantai. Tiba-tiba ia merasa siluet seseorang menghampirinya.

"Elina??" tanya sebuah suara berat. Elina menoleh dan menatap tak percaya pada seorang pria yang saat ini ada di hadapannya.

"L-lo??" Elina tergagap.

Pria itu tersenyum lebar. "Puji Tuhan, kita akhirnya ketemu lagi."

Elina tersenyum kecil. Ia kira sejak perpisahan mereka ia tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Reyhan, pria yang tak sengaja menghabiskan malam dengannya sekaligus ayah dari bayi yang tengah ia kandung.

"Siapa?" Elina terkesiap saat Ricky datang dan langsung menghadang Reyhan.

Kedua pria tinggi itu saling diam. Tapi Elina bisa merasakan aura tak mengenakan dari mereka.

"Kak, ini obatnya, selamat ya Kak atas kehamilannya, semoga sehat-sehat selalu." Seorang apoteker menyodorkan obat padanya. Ucapannya lantas membuat Elina langsung melihat pada Reyhan, ternyata pria itu juga menatapnya dengan raut terkejut.

"Hamil?!" pekiknya. Elina langsung gelagapan.

"Ayo ngobrol bentar, Lin." Reyhan hendak meraih tangan Elina, tetapi Ricky langsung nenepisnya tak suka.

"Jangan asal nyentuh," peringatnya.

Elina terdiam sejenak. Reyhan benar, mereka harus bicara. "Gak papa, Ky, dia kenalan gue."

* * * * *

Reyhan dan Elina kini duduk saling berhadapan di kafe dekat rumah sakit. Ditemani dengan dua gelas minuman keduanya saling melempar pandang tanpa berucap sepatah kata pun. Sementara itu Ricky duduk seorang diri di kursi yang tersedia di luar ruangan untuk memberi mereka waktu. Hanya diam dan mengamati.

"Dia … cowok lo?" Elina mengikuti arah pandang Reyhan yang tengah menatap Ricky.

Menggeleng pelan, ia menjawab, "Bukan, dia sahabat gue, Ricky." Reyhan lantas mengangguk paham.

"Soal tadi … lo hamil?" bertanya dengan hati-hati.

Elina menunduk sambil mengaduk-aduk sedotan pada minuman miliknya. "… Iya," jawabnya pelan.

"Berapa usianya?" tanyanya lagi.

"Kata dokter tujuh minggu."

Reyhan mengangguk pelan. Melihat dari usianya janinnya, kemungkinan besar itu adalah hasil perbuatan mereka malam itu.

"Gue ayahnya, kan?"

Wanita di hadapannya tersenyum miris. "Padahal waktu itu gue bilang gak akan terjadi apa-apa, tapi sekarang bayi ini malah ada di perut gue. Sorry"

Reyhan menggeleng tak setuju. "No need to sorry, gak ada yang tahu gimana masa depan. Lo tau? Gue selama ini terus nyari keberadaan lo buat mastiin kalo lo baik-baik aja."

Elina tertegun. Reyhan mencarinya untuk memastikan dia baik-baik saja? Untuk apa dia melakukan itu? Padahal di pertemuan terakhir mereka sepakat untuk melupakan segala yang telah terjadi.

"Gue baik-baik aja, lo harusnya gak usah mikirin apapun tentang gue, sebelumnya kita udah sepakat buat lupain semuanya."

"Tapi karena itu justru gue gak bisa tenang, Lin. Apalagi sekarang lo hamil anak gue." Reyhan menautkan kedua tangannya di atas meja lalu menatap Elian dengan intens.

"Terus sekarang gimana? Gue harus apa?" Wanita itu sedikit cemas ketika bertanya hal tersebut. Terlebih setelah ia melihat Reyhan yang hanya terdiam.

Sejujurnya ia sedikit terharu karena Reyhan mengakui bayi ini sebagai anaknya padahal faktanya mereka hanya sebatas orang asing. Jika itu orang lain mungkin saja dia tak akan mengakuinya sebab mereka hanya sebatas partner one night stand.

Tapi karena fakta ini juga Elina takut jika pria itu akan memintanya untuk melakukan aborsi. Karena jujur, untuk hal itu Elina tidak tega atau lebih tepatnya tidak siap.

Netra arang Reyhan menatap netra cokelat bening di hadapannya, kemudian menghela napas. "Lo tahu kan kita berdua baru ketemu dua kali sama hari ini. Tapi di hari ini juga kita dapet kabar kalo bakal jadi orang tua. Karena itu gue harap lo setuju sama keputusan gue."

Elina mendengarkan Reyhan dengan jantung yang berdebar-debar, tanpa sadar ia sampai meremas-remas ujung pakaiannya di bawah meja. Keputusan apa yang akan Reyhan minta?

Related chapters

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   07. Ayo Kita Menikah

    "Karena itu …." Elina masih menunggu dengan berdebar-debar, ia menelan ludahnya dengan susah payah. Jika memang ini seperti dugaannya, Reyhan tak menginginkan bayi mereka, maka ia pun tak tahu harus bagaimana."… gue udah mutusin, kalo gue bakal nikahin lo."Terkejut. Elina terdiam mendengar ucapan Reyhan, sedikit tak menyangka pula. Ini tak seperti yang ia duga, tapi bagaimana bisa pria itu mengatakan hal semacam itu dengan mudahnya?Maksudnya, belum lama ini pernikahannya batal, lalu kini dia mengajak wanita lain untuk menikah? Apa kata orang nanti?"Lo serius? Lo sadar ngomong kayak gitu?" Bukan tanpa alasan Elina bertanya hal tersebut. Dilihat dari keadaan Reyhan saat ini, dia terlihat pucat dan lelah. Mungkin saja pria itu berkata dengan asal.Namun, dia mengangguk mantap. "Seratus persen sadar.""Tapi, literally kita berdua baru ketemu dua kali?" Hati Elina gundah. Haruskah ia menerima ajakan Reyhan? Ini mungkin adalah satu-satunya solusi yang aman bagi masalah yang tengah men

    Last Updated : 2023-11-29
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   08. Merasa Tak Pantas

    [Kak Haris]Lin, bisa kita ketemu?Penting.Sejujurnya Elina tidak ingin menemui Haris sebab takut rasa sakit hatinya kembali. Tapi karena pria itu mengatakan ingin bicara hal penting, mau tak mau ia pun menyetujuinya.Dan di sini lah mereka sekarang, duduk saling berhadapan di kursi batu yang tersedia di taman kota, dengan pemandangan hamparan danau yang tenang.Elina menatap Haris agak khawatir sebab ada beberapa luka lebam serta robek di wajah rupawan itu. Apa dia habis berkelahi? Haris menyadari arti tatapan Elina. "Ini … habis dipukul Ricky," ucapnya. "Ohh …." Elina sama sekali tak heran Ricky menghajar Haris. Sahabatnya itu memang selalu melakukan hal yang tidak bisa atau tidak sanggup ia lakukan.Keheningan lalu menerpa. Melihat Haris membuatnya seketika rindu akan kebersamaan mereka, dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dilupakan begitu saja. Kini mereka layaknya orang asing."Ricky bilang kamu hamil … dan aku harus tanggung jawab."Terdiam, Elina tak menyangka Ricky

    Last Updated : 2023-12-01
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   09. Itu Adalah Bayi Kita

    "Ayo aborsi aja."Elina bisa melihat sorot Reyhan menajam dan menggelap. Dia menggigit bibir, menelan ludah dengan susah payah karena ia sendiri masih takut dan tak yakin dengan keputusan ini. "Jangan mikirin hal gila." Pria itu meremas tangan Elina, ia marah. Sekali pun tak pernah terbesit dalam benaknya untuk melakukan hal keji itu, mau bagaimana pun dia adalah nyawa yang tak tahu apa-apa, bayi itu tidak berdosa. Tak akan ia biarkan Elina melenyapkan bayi mereka."Gue udah mutusin buat nikahin lo, jadi itu yang bakal terjadi."Elina menunduk sendu. Mungkin mudah bagi Reyhan untuk memberinya harapan dengan berkata seperti itu, tapi pada kenyataannya ayahnya sendiri tak mau menerimanya dan malah mengira jika ia hanya mengincar harta mereka."Jadi lo bakal ngelawan Ayah lo?" tanyanya.Pria itu terdiam, membuat Elina berspekulasi jika dia pun tak mungkin melakukan hal yang ia sebut. Tapi ucapan selanjutnya lantas membuat Elina balik terdiam."Ayo tes DNA, cuma dengan cara ini gue bisa y

    Last Updated : 2023-12-03
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   01. Hati yang Patah

    Di malam yang dingin hawa panas melingkupi sepasang pria dan wanita yang tengah bergelut di atas ranjang besar itu. Kesadaran dan kewarasan telah dirampas dari keduanya, hanya ada satu hal yang mereka tuju, kepuasan."Hahhh …." Wanita itu mendongak, memberi akses para pria di atasnya untuk mengecupi leher serta rahangnya sebelum kemudian kembali menyatukan bibir mereka menuju sebuah ciuman yang hangat. Tangan pria itu tak hanya diam, ia bergerak aktif mengelus paha si wanita kemudian naik perlahan, menyelinap ke dalam baju yang masih melekat sempurna di tubuh ramping itu.Sebuah sensasi merinding dapat wanita itu rasakan, lantas kesadaran sedikitnya mulai menguasai diri. Tidak, apa yang mereka lakukan saat ini adalah hal yang salah. Ditepisnya lengan si pria yang ada di dalam pakaiannya, tapi dia malah mencekal pergelangan tangannya."There's no turning back," ucapnya dengan nada rendah tepat di telinga wanita itu. Ia sudah tak tahan sebab rasa panas terus menjalar ke seluruh tubuhnya

    Last Updated : 2023-11-21
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   02. Insiden Satu Malam

    "AAA!"Kedua mata Elina membelalak kaget melihat seorang pria asing berada di ruangan yang sama dengannya, tanpa busana. Ia panik bukan main, lantas ia pun semakin mengeratkan selimut di tubuhnya. Tidak, ini tak seperti yang ia pikirkan, kan?"L-lo yang siapa?!" tanya Elina sambil beringsut mundur."T-tunggu dulu, biar gue jelasin─" Pria itu terlihat sama paniknya, tapi dia mencoba memberi penjelasan pada Elina dan perlahan mendekat ke arah perempuan itu."Diem di situ!!" Lagi-lagi Elina memekik, ia membuang muka sambil memejamkan mata, malu melihat tubuh polos pria tersebut. Dapat ia rasakan seluruh aliran darahnya naik ke arah pipi menciptakan sebuah semburat kemerahan."Oke ... oke." Dia pun kembali ke posisi awalnya, saling duduk di ujung ke ujung.Keduanya kini saling berdiam diri, sesekali melirik satu sama lain. Pria itu turun dari ranjang dan memakai celana miliknya yang tergeletak di lantai. Sementara Elina yang melihat pergerakan pria tersebut kembali membuang muka. Sial, ba

    Last Updated : 2023-11-21
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   03. Kita Lupakan Saja

    "Ayah?!"Kedua mata Elina membola pun dengan jantungnya yang berdegup melampaui batas normal. Keadaan pria di sampingnya pun tak jauh berbeda, ia terlihat panik dan juga gelagapan. 'Sial.' Elina mengumpat dalam hati. Kenapa orang-orang ini tiba-tiba datang di saat keadaan sedang tidak bagus? Rasanya ia sedang dipergoki karena telah melakukan hal yang tidak benar. Tapi memang iya, sih.Elina melihat pria di sebelahnya beranjak lalu berjalan menghampiri pria paruh baya yang ia panggil 'ayah' itu. Tapi begitu sampai ia malah mendapat sebuah tinju yang mendarat tepat pada rahangnya, membuat pria itu hampir saja tersungkur. Elina menutup mulutnya tak menyangka sambil meringis pelan. Pasti rasanya nyeri atau paling parahnya rahangnya mungkin tergeser saking kuatnya pukulan tersebut."Apa yang kamu lakuin, Reyhan?!" Amarah sang ayah menggebu-gebu. Tak perlu penjelasan, melihat keadaan kamar serta penampilan putranya saat ini sudah bisa disimpulkan apa yang telah terjadi.Di atas ranjang El

    Last Updated : 2023-11-21
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   04. Alasan Kanaya

    Sebuah taksi berhenti di depan sebuah gang kecil yang hanya bisa dimasuki kendaraan beroda dua. Elina keluar dari taksi tersebut dan langsung berjalan dengan cepat menuju sebuah bangunan besar dengan banyak pintu. Ia bahkan mengabaikan ponselnya yang terus berdering.Ia lebih memilih menemui sahabatnya dulu ketimbang pulang ke rumah. Ia bahkan mengabaikan ponselnya yang terus berdering menampilkan kontak "Ricky!" Elina memanggil pemuda itu saat melihat dia tengah berdiri di depan kosan sambil memegang ponsel.Dia menoleh dengan raut lega. "Elina!!" Dengan cepat ia menghampiri perempuan itu. "Hei, lo dari mana aja? Kenapa telepon gue gak diangkat?" tanyanya tanpa jeda sambil mengguncang pelan bahu yang lebih kecil. Elina melepas cengkraman tangan Ricky dari bahunya. "Gue ceritain di dalem." * * * * *"Gila, Bang Haris, padahal mukanya kayak orang bener." Ricky mendengus setelah Elina selesai bercerita. Sedikit tak menyangka jika Haris yang ia percaya untuk menjaga Elina bisa melaku

    Last Updated : 2023-11-25
  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   05. Kita Bertemu Lagi

    Minggu dan bulan telah berlalu. Tapi nyatanya sekeras apapun Reyhan mencari keberadaan Elina, ia sama sekali tak dapat menemukannya sebab kurangnya informasi yang ia punya. Reyhan hanya tahu sebatas namanya saja dan nama Elina tak hanya satu di negara bahkan di dunia ini. Sang asisten pun sudah berusaha keras. Ia memberi Reyhan banyak informasi tentang data diri orang yang bernama Elina, tapi tak satu pun di antara mereka adalah Elina yang ia maksud.Reyhan bahkan sudah datang ke kelab tempat terakhir mereka bertemu untuk mencari informasi tentang dia, tapi ia justru malah menemukan fakta baru.Malam itu merupakan kunjungan pertama Elina ke kelab tersebut dan dia sudah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan yang disebabkan Kanaya. Rasa bersalah semakin menguasai dirinya. Sial, seharusnya dj hari itu mereka tak hanya sekedar bertukar nama tetapi juga bertukar nomor ponsel.Mobil berwarna hitam yang dikendarai Reyhan berhenti di kala lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. I

    Last Updated : 2023-11-27

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   09. Itu Adalah Bayi Kita

    "Ayo aborsi aja."Elina bisa melihat sorot Reyhan menajam dan menggelap. Dia menggigit bibir, menelan ludah dengan susah payah karena ia sendiri masih takut dan tak yakin dengan keputusan ini. "Jangan mikirin hal gila." Pria itu meremas tangan Elina, ia marah. Sekali pun tak pernah terbesit dalam benaknya untuk melakukan hal keji itu, mau bagaimana pun dia adalah nyawa yang tak tahu apa-apa, bayi itu tidak berdosa. Tak akan ia biarkan Elina melenyapkan bayi mereka."Gue udah mutusin buat nikahin lo, jadi itu yang bakal terjadi."Elina menunduk sendu. Mungkin mudah bagi Reyhan untuk memberinya harapan dengan berkata seperti itu, tapi pada kenyataannya ayahnya sendiri tak mau menerimanya dan malah mengira jika ia hanya mengincar harta mereka."Jadi lo bakal ngelawan Ayah lo?" tanyanya.Pria itu terdiam, membuat Elina berspekulasi jika dia pun tak mungkin melakukan hal yang ia sebut. Tapi ucapan selanjutnya lantas membuat Elina balik terdiam."Ayo tes DNA, cuma dengan cara ini gue bisa y

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   08. Merasa Tak Pantas

    [Kak Haris]Lin, bisa kita ketemu?Penting.Sejujurnya Elina tidak ingin menemui Haris sebab takut rasa sakit hatinya kembali. Tapi karena pria itu mengatakan ingin bicara hal penting, mau tak mau ia pun menyetujuinya.Dan di sini lah mereka sekarang, duduk saling berhadapan di kursi batu yang tersedia di taman kota, dengan pemandangan hamparan danau yang tenang.Elina menatap Haris agak khawatir sebab ada beberapa luka lebam serta robek di wajah rupawan itu. Apa dia habis berkelahi? Haris menyadari arti tatapan Elina. "Ini … habis dipukul Ricky," ucapnya. "Ohh …." Elina sama sekali tak heran Ricky menghajar Haris. Sahabatnya itu memang selalu melakukan hal yang tidak bisa atau tidak sanggup ia lakukan.Keheningan lalu menerpa. Melihat Haris membuatnya seketika rindu akan kebersamaan mereka, dua tahun bukanlah waktu yang singkat untuk dilupakan begitu saja. Kini mereka layaknya orang asing."Ricky bilang kamu hamil … dan aku harus tanggung jawab."Terdiam, Elina tak menyangka Ricky

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   07. Ayo Kita Menikah

    "Karena itu …." Elina masih menunggu dengan berdebar-debar, ia menelan ludahnya dengan susah payah. Jika memang ini seperti dugaannya, Reyhan tak menginginkan bayi mereka, maka ia pun tak tahu harus bagaimana."… gue udah mutusin, kalo gue bakal nikahin lo."Terkejut. Elina terdiam mendengar ucapan Reyhan, sedikit tak menyangka pula. Ini tak seperti yang ia duga, tapi bagaimana bisa pria itu mengatakan hal semacam itu dengan mudahnya?Maksudnya, belum lama ini pernikahannya batal, lalu kini dia mengajak wanita lain untuk menikah? Apa kata orang nanti?"Lo serius? Lo sadar ngomong kayak gitu?" Bukan tanpa alasan Elina bertanya hal tersebut. Dilihat dari keadaan Reyhan saat ini, dia terlihat pucat dan lelah. Mungkin saja pria itu berkata dengan asal.Namun, dia mengangguk mantap. "Seratus persen sadar.""Tapi, literally kita berdua baru ketemu dua kali?" Hati Elina gundah. Haruskah ia menerima ajakan Reyhan? Ini mungkin adalah satu-satunya solusi yang aman bagi masalah yang tengah men

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   06. Mari Bicara Sebentar

    Jantung Elina berdebar-debar tak karuan saat dokter memeriksanya dengan telaten. Di mulai dari mengecek denyut nadi hingga melakukan USG.Akhir-akhir ini ia sering kali merasa keram pada perutnya sehingga Ricky memaksa untuk pergi ke dokter, takutnya ia sakit yang tidak biasa. Awalnya Elina menolak untuk diperiksa. Sebab sudah dua bulan sejak insiden malam itu dan Elina sadar jika jadwal datang bulannya terlambat. Awalnya ia mencoba berpikir positif karena bisa saja ini faktor stres. Tapi kondisi tubuhnya yang akhir-akhir ini menjadi lebih sering lelah, mual yang datangnya tak tau tempat dan juga perutnya yang keram membuatnya agak khawatir."Gak papa kok ini, gak perlu terlalu khawatir. Keram perut memang umum terjadi pas kehamilan," ucap dokter setelah selesai memeriksa.Elina memejamkan matanya mendengar hal tersebut. Kan, apa yang ia khawatirkan menjadi nyata. Sedikit menghela napas, tak menyangka kesalahan malam itu membuahkan hasil. Sial sekali,.padahal ia hanya melakukannya se

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   05. Kita Bertemu Lagi

    Minggu dan bulan telah berlalu. Tapi nyatanya sekeras apapun Reyhan mencari keberadaan Elina, ia sama sekali tak dapat menemukannya sebab kurangnya informasi yang ia punya. Reyhan hanya tahu sebatas namanya saja dan nama Elina tak hanya satu di negara bahkan di dunia ini. Sang asisten pun sudah berusaha keras. Ia memberi Reyhan banyak informasi tentang data diri orang yang bernama Elina, tapi tak satu pun di antara mereka adalah Elina yang ia maksud.Reyhan bahkan sudah datang ke kelab tempat terakhir mereka bertemu untuk mencari informasi tentang dia, tapi ia justru malah menemukan fakta baru.Malam itu merupakan kunjungan pertama Elina ke kelab tersebut dan dia sudah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan yang disebabkan Kanaya. Rasa bersalah semakin menguasai dirinya. Sial, seharusnya dj hari itu mereka tak hanya sekedar bertukar nama tetapi juga bertukar nomor ponsel.Mobil berwarna hitam yang dikendarai Reyhan berhenti di kala lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. I

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   04. Alasan Kanaya

    Sebuah taksi berhenti di depan sebuah gang kecil yang hanya bisa dimasuki kendaraan beroda dua. Elina keluar dari taksi tersebut dan langsung berjalan dengan cepat menuju sebuah bangunan besar dengan banyak pintu. Ia bahkan mengabaikan ponselnya yang terus berdering.Ia lebih memilih menemui sahabatnya dulu ketimbang pulang ke rumah. Ia bahkan mengabaikan ponselnya yang terus berdering menampilkan kontak "Ricky!" Elina memanggil pemuda itu saat melihat dia tengah berdiri di depan kosan sambil memegang ponsel.Dia menoleh dengan raut lega. "Elina!!" Dengan cepat ia menghampiri perempuan itu. "Hei, lo dari mana aja? Kenapa telepon gue gak diangkat?" tanyanya tanpa jeda sambil mengguncang pelan bahu yang lebih kecil. Elina melepas cengkraman tangan Ricky dari bahunya. "Gue ceritain di dalem." * * * * *"Gila, Bang Haris, padahal mukanya kayak orang bener." Ricky mendengus setelah Elina selesai bercerita. Sedikit tak menyangka jika Haris yang ia percaya untuk menjaga Elina bisa melaku

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   03. Kita Lupakan Saja

    "Ayah?!"Kedua mata Elina membola pun dengan jantungnya yang berdegup melampaui batas normal. Keadaan pria di sampingnya pun tak jauh berbeda, ia terlihat panik dan juga gelagapan. 'Sial.' Elina mengumpat dalam hati. Kenapa orang-orang ini tiba-tiba datang di saat keadaan sedang tidak bagus? Rasanya ia sedang dipergoki karena telah melakukan hal yang tidak benar. Tapi memang iya, sih.Elina melihat pria di sebelahnya beranjak lalu berjalan menghampiri pria paruh baya yang ia panggil 'ayah' itu. Tapi begitu sampai ia malah mendapat sebuah tinju yang mendarat tepat pada rahangnya, membuat pria itu hampir saja tersungkur. Elina menutup mulutnya tak menyangka sambil meringis pelan. Pasti rasanya nyeri atau paling parahnya rahangnya mungkin tergeser saking kuatnya pukulan tersebut."Apa yang kamu lakuin, Reyhan?!" Amarah sang ayah menggebu-gebu. Tak perlu penjelasan, melihat keadaan kamar serta penampilan putranya saat ini sudah bisa disimpulkan apa yang telah terjadi.Di atas ranjang El

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   02. Insiden Satu Malam

    "AAA!"Kedua mata Elina membelalak kaget melihat seorang pria asing berada di ruangan yang sama dengannya, tanpa busana. Ia panik bukan main, lantas ia pun semakin mengeratkan selimut di tubuhnya. Tidak, ini tak seperti yang ia pikirkan, kan?"L-lo yang siapa?!" tanya Elina sambil beringsut mundur."T-tunggu dulu, biar gue jelasin─" Pria itu terlihat sama paniknya, tapi dia mencoba memberi penjelasan pada Elina dan perlahan mendekat ke arah perempuan itu."Diem di situ!!" Lagi-lagi Elina memekik, ia membuang muka sambil memejamkan mata, malu melihat tubuh polos pria tersebut. Dapat ia rasakan seluruh aliran darahnya naik ke arah pipi menciptakan sebuah semburat kemerahan."Oke ... oke." Dia pun kembali ke posisi awalnya, saling duduk di ujung ke ujung.Keduanya kini saling berdiam diri, sesekali melirik satu sama lain. Pria itu turun dari ranjang dan memakai celana miliknya yang tergeletak di lantai. Sementara Elina yang melihat pergerakan pria tersebut kembali membuang muka. Sial, ba

  • Terjebak Cinta Satu Malam dengan Pewaris Kaya Raya   01. Hati yang Patah

    Di malam yang dingin hawa panas melingkupi sepasang pria dan wanita yang tengah bergelut di atas ranjang besar itu. Kesadaran dan kewarasan telah dirampas dari keduanya, hanya ada satu hal yang mereka tuju, kepuasan."Hahhh …." Wanita itu mendongak, memberi akses para pria di atasnya untuk mengecupi leher serta rahangnya sebelum kemudian kembali menyatukan bibir mereka menuju sebuah ciuman yang hangat. Tangan pria itu tak hanya diam, ia bergerak aktif mengelus paha si wanita kemudian naik perlahan, menyelinap ke dalam baju yang masih melekat sempurna di tubuh ramping itu.Sebuah sensasi merinding dapat wanita itu rasakan, lantas kesadaran sedikitnya mulai menguasai diri. Tidak, apa yang mereka lakukan saat ini adalah hal yang salah. Ditepisnya lengan si pria yang ada di dalam pakaiannya, tapi dia malah mencekal pergelangan tangannya."There's no turning back," ucapnya dengan nada rendah tepat di telinga wanita itu. Ia sudah tak tahan sebab rasa panas terus menjalar ke seluruh tubuhnya

DMCA.com Protection Status