“Berapa banyak rahasia yang kau punya?” tanya Peony. Kekehan Kheil menjadi jawaban atas pertanyaannya.
Peony memandang takjub sebuah ruangan luas penuh fotonya dan foto seorang wanita yang baru Peony ketahui adalah sosok Dakota.
Wanita itu cantik. Memiliki bibir yang tipis seperti Kheil dan tatapan bening. Wajahnya lembut meneduhkan. Kheil bercerita kalau sang ibu memang sosok yang penyabar. Namun, sekitar dua tahun sebelum perceraian dengan Nicholas, Kheil merasakan perubahan sifat Dakota yang menjadi pemarah dan sensitif. Belakangan baru Kheil tahu karena penyakit yang diderita Dakota. Mungkin karena itu pula Dakota memutuskan sesuatu yang besar, yaitu meninggalkan orang-orang terkasihnya dan memilih tinggal menyendiri dengan menyewa seorang perawat.
Empat tahun. Dakota dapat bertahan hidup empat tahun setelah perceraian dengan Nicholas. Sebelum penyakit itu merenggut semua ingatan, Dakota mempunyai catatan-catatan harian serta foto-foto Kheil dan
Peony masih penasaran atas kedekatan Kheil dan juga Maribel. Pria itu tadi memang sudah menjelaskan jika kedekatannya dan Maribel tak lebih dari sekadar teman. Bagi Kheil, wanita itu adalah sumber informasi nyata yang mengetahui kehidupan yang dijalani Dakota selama ini.Namun, tetap saja rasa cemburu bertengger di hati Peony. Apalagi mengetahui kalau Kheil pernah tinggal lama di Amerika setelah memutuskan berkuliah di sana, yang mana adalah tempat asal Maribel. Bukankah itu berarti kedekatan mereka bisa terjadi di luar batas?“Ck! Sudah aku katakan, tidak ada rasa yang seperti itu di hatiku selain padamu. Kenapa sulit bagimu untuk percaya?” Kheil mengecup bahu Peony malas-malasan setelah mengatakan itu. “Untuk tambahan, aku dan Marie tidak pernah terlibat yang namanya ‘hubungan romantis’, Summer…”“Benarkah? Bukankah kau berkuliah di Amerika? Pasti selama ini kalian sering menghabiskan waktu bersama. Apalagi kau
“Sayang… pakaikan dasi.”Setelah mematut diri sekali lagi di depan cermin, Peony beranjak menghampiri Kheil yang berdiri di depan ranjang mereka. Ia melayangkan senyum pada Kheil sambil mengambil dasi dari tangan sang suami. Senyum setengah hati tepatnya. Bukan bermaksud seperti itu, tapi saat ini hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik saja. Jantungnya berdegup kencang setiap detik yang terlewat di pagi ini.Ia mulai menyimpul dasi Kheil, tapi tatapannya kosong.“S-Sayang…” panggil Kheil lemah.Peony terkejut merasakan punggung tangannya disentuh lembut. Pandangannya kembali mengarah pada wajah sang suami.“Kau ingin… mencekikku?” tanya Kheil kepayahan.Peony membelalak terkejut, dan langsung melonggarkan dasi yang entah sejak kapan sudah selesai ia simpul dan berakhir justru terlalu menarik kencang ke atas sampai leher Kheil tercekik.“M-maafkan aku, Kheil!” Peo
“Maafkan aku… tidak mengatakan pada kalian yang sebenarnya. Aku… bingung. Ehm… a-aku takut kalian akan beranggapan aku memanfaatkan hubunganku dan Kheil untuk menjadikan rancanganku sebagai rancangan pilihan. Tapi, aku bersumpah, pada saat meeting, aku baru tahu kalau Kheil adalah pemilik SEASON ME!” Peony berucap tanpa henti. Semua yang mengganggu pikirannya ia keluarkan begitu saja dengan polos di depan Daniella, Grace serta Olivia yang sudah mengelilinginya sejak ia baru duduk di kursinya. Sementara Ella berada di meja kerjanya sendiri. Menatapnya tajam penuh kebencian dari jauh.“Miss Hart—Ah bukan, maaf, maksudku Nyonya Leight,” Daniella meralat panggilannya setelah tahu siapa Peony, “apakah kau berpikir kami ini punya pikiran picik?” tanya Daniella mengintimidasi.Peony segera menggeleng dan menggerakkan kedua tangannya dengan heboh. “No-no-no! Maaf, aku hanya ketakutan. Aku ju
"Ma-maafkan aku karena mencurigaimu..." Kedua tangan Peony saling meremas gugup saat ia mengatakan hal itu. Pandangannya mengarah pada tangannya sendiri. Tak mampu menatap Maribel Sezen, wanita cantik yang berhasil membuatnya cemburu setengah mati. Mereka saling duduk berhadapan. Ini kali pertama Peony kembali bertatap muka dengan Maribel setelah hampir satu minggu berlalu sejak kejadian di depan apartemen Dallas. Kheil memiliki urusan dengan Nicholas, sehingga mereka harus berkunjung ke mansion keluarga Leight."Aku terlalu cemburu sehingga mengaburkan akal sehat, sampai menuduhmu sembarangan..." lanjut Peony."Ab juga seperti itu jika menyangkut tentang dirimu."Pipi Peony bersemu merah. Di dalam hati, ia mengiyakan ucapan Maribel. Kheil memang pencemburu. Tentu saja tak ada bedanya dengan dirinya sendiri."Aku yang sudah mengenal Ab selama lebih dari tiga tahun, baru mengetahui ternyata dia bisa bersikap kekanakan selain bersama Livy."Kepala Pe
Maribel mengerjap. Tak lama kemudian, tawa lepas keluar dari mulutnya. "Kau masih curiga padaku?""E-eng aku hanya—""Aku bersumpah tidak pernah ada rasa seperti itu pada suamimu, Peony. Dari sejak pertama kami bertemu pun tidak ada sama sekali!” tegas Maribel. Dari matanya terlihat Maribel tidak berpura-pura. “Kenapa kau bertanya seperti itu?"Peony menceritakan semua kecurigaannya. Mulai dari pertemuan pertama dengan Maribel, sampai di hari pemberkatannya dan Kheil."Ya Tuhan. Maafkan atas sikapku yang membuatmu salah paham. Saat pernikahanmu, aku tidak bisa tersenyum lebar karena mengingat hubunganku dan Nic yang entah akan dibawa ke mana. Padahal kami... ehm... kami menikmati saat-saat bersama. Selayaknya kebanyakan wanita, di dalam hati kecilku, aku juga menginginkan sebuah pernikahan. Tapi karena gengsiku dan Nic, pikiran itu menyiksaku. Sehingga melihatmu memakai gaun pengantin membuatku iri.""Maafkan pikiran burukku, dan
"Michael Hardi menghubungiku. Meminta agar kalian mau berdamai dengan putrinya.” Nicholas memberitahu Kheil dan Peony yang saat ini duduk berhadapan dengannya dan Maribel di ruang keluarga, tempat tadi Peony dan Maribel berbincang sebelum keduanya dipaksa melakukan proses pengemasan choco bar oleh pasangan masing-masing. Setelah itu, mereka semua makan malam bersama termasuk dengan Livy. Gadis cilik itu kembali ke kamarnya setelah selesai. Hari sudah semakin malam. Peony dan Kheil memutuskan menginap di mansion ini.“Bagaimana, Summer?" tanya Nicholas meminta pendapat sang menantu.Peony langsung menundukkan kepala saat tatapannya dan Nicholas bertemu. Ia tak mampu menatap Nicholas lebih lama karena merasa canggung berada di sekitar mertuanya itu. Terleibih intensitas pertemuan mereka amat sangat jarang. Baru dua kali. Itu pun saat Kheil memberitahu akan menikahinya, dan di hari pernikahan mereka. Setelah itu, Peony tak pernah lagi bertemu Nicholas.
Peony menggigit bibir. “Apakah dia akan dihukum berat?”“Dia telah melakukan percobaan pembunuhan dan terbukti merencanakan hal itu sebelumnya. Belum lagi, dia berhasil menganiayamu. Tentu saja akan dapat hukuman berat.” Rahang Kheil mengeras saat mengatakan itu. Mengingat kejadian satu minggu lalu saat melihat Ella mencekik belahan jiwanya. Sang istri bahkan sempat pingsan setelah mengetahui apa yang direncanakan Ella Hardi, wanita yang menurut Peony bahkan mereka tidak pernah terlibat urusan berat selain masalah rancangan. Dan ternyata, punya obsesi terhadap Dallas. Wanita gila!“Apakah… aku keterlaluan kalau… aku tidak mau berdamai?” tanya Peony ragu. Di satu sisi, jiwa kemanusiaannya ingin berdamai, tapi di sisi lain, Peony mengingat apa yang dilakukan Ella Hardi sudah di luar batas. Bukan hanya karena percobaan pembunuhan padanya, tapi juga atas penyekapan yang dilakukan Ella Hardi pada Zora di apartemen wanita som
Bruk!"Ouch!"Kheil terbangun dari tidur saat mendengar benda terjatuh dan tawa riuh anak-anak.Ia mengambil topi baseball yang menutupi wajah, lalu mendudukkan diri pada kursi panjang taman yang baru ditidurinya.Matanya memicing melihat seorang gadis sedang terduduk di atas rumput tak jauh dari tempatnya berada. Rambut gadis itu berwarna merah tembaga yang indah. Pipinya bulat kemerahan. Di depan gadis itu ada enam orang anak kira-kira berusia tujuh sampai sepuluh tahun. Menertawakan sang gadis yang sedang mengusap lutut serta sikunya untuk membersihkan rerumputan yang menempel di sana."Apakah kau bodoh?""Tali sepatumu terlepas, dan kau malah menginjaknya. Hahahha...""Sudah besar tapi seperti anak bayi. Hahahaha.""Hehehe... Bukankah wajahku memang seperti bayi?"“Ugh! Percaya diri sekali!”Anak-anak itu