BAB 4
"Kamu mau kemana Ris?" bisik Marco ditelinga Carrisa membuat ia merinding.
"A-aku mau ke kamar mandi Kak," jawab Carrisa gugup.
"Kamu tahu letak kamar mandinya yang mana?" tanya Marco kembali yang masih dalam keadaan memeluk Carrisa.
Carrisa yang gugup melihat beberapa banyak pintu kaca di kamar ini membuat dia bingung dimana letak kamar mandinya.
"Ehm nggak tahu Kak," jawab Carrisa kaku.
"Itu pintu kaca sebelah kiri," jawab Marco sambil menunjuk pintu kaca dengan jari telunjuknya dan diekori dengan mata Carrisa untuk mengetahui arahnya.
"Oh itu, yaudah aku ke kamar mandi dulu ya Kak," ijin Carrisa.
"Jangan lama Ris, aku ingin memelukmu lagi," ucap Marco lembut yang melepas pelukannya dari tubuh Carrisa seakan tidak rela melepasnya.
"Iya Kak Marco ganteng," ceplos Carrisa yang langsung menutup mulut dengan tanganya karena keceplosan Carrisa yang wajahnya merah karena melihat Marco yang tersenyum mendengar perkataannya langsung berlari kecil ke kamar mandi.
"Sial mulut gue nggak bisa dikontrol banget sih, kalo nanti Kak Marco ngira gue ngegodain dia gimana? Kalo dia laporan sama si Jack gimna? argghh... gue jadi pusing dah," gerutu Carrisa di depan cermin wastafel sambil mengacak-ngacak rambutnya.
"Tunggu-tunggu, ada yang aneh ini gue dimana ya? setahu gue Kak marco 'kan tinggal di apartement dan ini rumah siapa? apa kak Marco punya rumah juga apartement juga, percaya sih dia kan tajir abis, tapi masalahnya gimana gue bisa sampai sini, seinget gue semalam gue di Club sama Anya dan Evan terus gue minum, terus gue kenapa lagi ya kok bisa lupa gini sih, gue mesti tanya Anya nanti soal kejadian semalam gue harap dia tahu kenapa gue bisa berakhir sama kak Marco, terus Jack? mati gue alasan apa nanti gue pas pulang ke dia, haduh Carrisa-Carrisa kenapa sih lo bisa sebodoh dan seceroboh ini," gerutu Carrisa kembali sambil memukul-mukul pelan kepalanya.
Carrisa pun mulai menyelesaikan keperluannya seperti buang air kecil dan mandi setelah selesai Carrisa hanya mengenakan bathrobe yangmemang sudah tersedia di dalam kamar mandi dan tanpa mengenakan pakaian dalam karena Carrisa memang selalu hidup bersih tidak pernah memakai pakaian dalam yang sama setelah mandi, apalagi keluarga Carrisa adalah Dokter tentu ia sudah tahu resikonya jika tidak mengganti pakaian dalam sehari. Carrisa keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Carrisa langsung mendapat tatapan hangat dari Marco saat ia keluar kamar mandi.Carrisa merasa gugup mendapati tatapan seperti itu dari Marco.
Marco bangun dari tidurnya lalu mendekati Carrisa, "kamu sangat cantik Carrisa," bisik Marco ditelinga Carrisa.
Carrisa hanya terpaku mendengar ucapan Marco entah kenapa saat ini jantungnya berdegup kencang tak beraturan.
"Ada apa dengan jantungku sebaiknya aku periksakan ke Rumah sakit nanti," ucap Carrisa dalam hati.
Tak,, Marco menyentil dahi Risa dan membuat Risa tersadar.
"Aww Kak Marco, sakit," teriak Risa.
"Ada apa Risa, apa yang kau lamunkan katakan padaku?" tanya Marco.
"Hmm aku hanya memikirkan ada apa dengan kejadian semalam dan kenapa aku bisa berakhir ditempat seperti ini denganmu Kak," ucap Risa.
"Kau tidak mengingatnya Risa?" tanya Marco dan Risa hanya menggelengkan kepalanya.
"Baiklah kalau kau memang tidak mengingatnya kalau begitu anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa tadi malam, dan ini adalah rumah orangtuaku. Sekarang sebaiknya kau turun kebawah untuk sarapan aku akan menyusul ke bawah," perintah Marco.
"Hhmmm t-tapi Kak," ucap Carrisa terbata-bata.
Marco mendengus, "hem ada apa lagi Nona Carrisa Dominique," tanya Marco lembut.
"Dimana pakaianku, aku tidak mungkin pulang dengan bathrobe saja kak, bisa-bisa aku dibunuh oleh Jack," keluh Carrisa.
"Pakaianmu aku buang," jawab Marco sarkas.
"A-apa!! dibuang? kenapa dibuang Kak?" tanya Carrisa kaget karena mendengar pakaiannya dibuang.
"Pakaianmu penuh dengan muntah semua Carrisa, apa kau masih berharap memakainya," jelas Marco.
"Muntah??" Carrisa bingung.
"Jadi aku muntah Kak semalam," tanya Risa kembali.
"Sudahlah jika kau tidak mengingatnya, bukankah sudah kubilang anggap tidak terjadi apa-apa tadi malam, untuk pakaian aku sudah menyuruh pelayanku membeli pakaian baru untukmu, sambil menunggu pakaian datang kau turunlah terlebih dahulu untuk sarapan," ucap Marco yang langsung masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Carrisa yang masih terpaku mengingat kejadian semalam.
Dari dalam kamar mandi Marco berteriak "Tidak perlu diingat Carrisa,"
Carrisa yangmendengar ucapan Marco hanya memanyunkan bibirnya kedepan lalu keluar kamar untuk turun sarapan. Sampai di meja makan Carrisa masih mengingat kejadian semalam.
"Pagi Non Carrisa," sapa Bik asih kepada Carrisa. Membuat Carrisa bingung.
"Bibik tahu nama saya?" tanya Carrisa.
"Ya tahu Non, semalamkan pas tuan Marco nyuruh bibik buat bersihin tubuh Non, tuan Marco sebut nama Non Carrisa," jawab bik Asih.
"Bik Asih yang gantiin aku baju semalam? Bik kalo boleh tahu aku semalam kenapa ya?" tanya Carrisa kembali.
"Non Carrisa mabuk pas dibawa sama den Marco ke Rumah ini, terus Non Carrisa muntah di baju den Marco, pas bik Asih lagi bersihin tubuh Non aja Non Carrisa manggil nama tuan Marco terus," cerita bik Asih.
"Hah aku muntah kena baju Kak Marco?" tanya Shireen yang terkejut mendengar cerita bik Asih, kemudian dibalas dengan anggukkan kepala oleh bik Asih.
Carrisa memukul kepalanya pelan dan menjambak rambutnya sendiri sambil menggerutu.
"Bego Risa bego banget, kenapa sih lo pake mabok segala udah gitu muntah lagi dibaju Kak Marco, kalo sampe Jack tahu mati gue sama dia" gerutunya.
Tanpa sadar gerak-gerik Carrisa sudah diperhatikan dari tadi oleh Marco, dan dia pun mengahampiri Carrisa.
"Kamu kenapa Ris, ngacak-ngacak rambut sendiri?" pertanyaan Marco yang baru saja datang dari belakang Carrisa dan kemudian langsung duduk dikursi makan tepat di samping Carrisa membuat Carrisa terkejut.
"Kak ngagetin aja, ehmm aku minta maaf ya Kak?" ucap ragu Carrisa pada Marco.
"Maaf kenapa?" tanya Marco sambil mengambil gelas kopi untuk diminumnya.
"Hmm soal semalam aku yang datang ke Club kakak dan muntahin baju kakak," jawab ragu Carrisa.
"Kamu udah inget kejadian semalam?" tanya Marco yang masih terlihat cool dan tenang dalam pembawaanya.
"Belum sih, tapi tadi diceritain bik Asih katanya aku muntah di Jas kak Marco," cerita Risa.
"Yang lainnya nggak inget?" masih dalam mode cool Marco bertanya.
Carrisa hanya menjawab dengan gelengan kepala, karena ia memag belum mengingat kejadian semalam bahkan kepalanya saja masih agak pusing.
"Ya kalo nggak ingat yaudah, kamu sarapan aja dulu abis itu aku antar pulang?" titah Marco.
"Iya Kak, tapi Risa janji bakal inget kejadian semalam, biar Risa tahu apa aja kesalahan Risa," ucap Carrisa gugup.
"Ya terserah kalo kamu mau mencoba mengingatnya tidak juga tidak apa-apa yang penting kamu janji kalau ke Club Kakak, kamu harus info Kak Marco!!" peringatan Marco pada Carrisa.
"Iya Kak. Eh, tunggu Kak aku mau minta tolong jangan info kak Jack masalah ini ya Kak?" bujuk Carrisa.
"Huht, Bahkan kau sangat takut dengan Jack tapi masih berani membohonginya," cibir Marco.
"Please Kak, aku tidak berniat membohonginya." ucap Carrisa memohon kepada Marco sambil meyatukan kedua telapak tangannya.
"Aku sudah mengirim pesan pada Jack lewat ponselmu dan mengatakan bahwa kau sedang menginap di rumah Anya, aku juga sudah menghubungi Anya mengatakan kau tidur disana hanya berjaga-jaga saja jikalau Jack menghubungi Anya," ucap Marco.
"Benarkah makasih banyak Kak Marco kamu memang penyelamatku," ucap Carrisa yang memeluk Marco tanpa disadarinya.
"Carrisa lepaskan aku sedang sarapan," pinta Marco yang berusaha menjaga image depan Carrisa padahal dalam hatinya dia sangat senang mendapatkan pelukan dari Carrisa.
"Sorry sir," ucap Carrisa tersenyum.
"Selesaikan sarapanmu setelah itu ambil tasmu di kamar. Aku akan antar kamu pulang," perintah Marco yang diangguki oleh Carrisa.
"Dan satu hal lagi jauhi Anya, dia hanya membawa hal buruk bagimu," ucap Marco.
"Anya nggak gitu Kak, cuma semalam aja mungkin akunya yang ceroboh," bela Carrisa yang tidak suka dengan mengatakan Anya berpenagruh buruk bagi dirinya.
"Apa kau ingat selain kau memuntahkan isi perutmu, apa yang kau lakukan kepadaku lagi?" tanya Marco kesal.
"Aku nggak ingat Kak sumpah, tapi apapun itu kesalahanku aku janji bakal tebus kesalahanku sama Kak Marco, asalkan Kakak janji juga jangan sampai Jack tahu masalah ini," pinta Carrisa.
"Oke baik setuju," ucap Marco.
Darren terlihat serius sedang membaca berkas-berkas perkara Kliennya. Siang ini dia jadwal Sidang untuk kasus penipuan yang dituduhkan kepada Klieennya. Ketika ia sedang fokus tiba-tiba dari arah luar ruangan kerjanya terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok....tok...."Ya masuk," ucap Darren.Masuklah Tania asistent Darren bersama seorang wanita cantik yang modis, Darren agak sedikit terpukau dengan kecantikannya hanya saja ia tidak terlalu tertarik karena di hatinya sudah ada Carrisa, entah kenapa segala hal yang berbau Carrisa pasti akan membuat Darren tertarik, Dareen seringkali dikelilingi wanita cantik tetapi ia selalu menolakk dan berusaha menghindar untuk menghargai Carrisa bagaimanapun didepan Carrisa ia tidak ingin dicap playboy."Pak ini Nona Zelin dia ingin bertemu Pak Darren untuk konsultasi masalah perceraian dengan suaminya," ucap Tania."Oh ya si
Pertanyaan Marco membuat jantung Carrisa berdegup lebih kencang dari biasanya sehingga menimbulkan rasa senang dan takut."Kakak serius?? terus kalo Kak Jack tahu gimana ? " tanya Carrisa kembali dengan gugup karena merasa tidak percaya dengan perkataan Marco."Kalo aku tidak serius aku tidak akan menghentikan perjalanan kita, dan Jack kita bisa berhubungan dibelakangnya sampai dia bisa merestui hubungan kita , bagaimana apakah kamu mau Ris?"jawab Marco tersenyum.Carrisa baru tersadar bahwa mobil yang ia tumpangi saat ini sedang berhenti."Tu-tunggu Kak Marco emang juga suka sama aku? Kak Marco mau balas perasaanku bukan karena kasihan atau hal lainnya kan?" tanya Carrisa.Ucapan Carrisa membuat Marco merasa gemas denga Carrisa , alih-alih ingin menjawab pertanyaan Carrisa, Marco mendekati wajah Carrisa dan langsung melumat bibir Carrisa, Carrisa terkejut mendapat serangan yang tidak diduga-duga oleh Marco, namun Carrisa menikmati serangan tersebut. Melihat Carrisa seperti kehabisan
"Kamu lagi chatingan sama siapa Risa, serius banget senyum-senyum gitu" tanya Darren dan Risa langsung menutup aplikasi chatnya dan menatap ke arah Darren." Oh ini lagi chat sama Anya" jawab Carrisa gugup dan matanya menatap Darren."Oh Anya ! kamu makan dulu dong Risa, enggak baik kalo lagi makan malah maen ponsel" ucap Darren."Iya Kak Dareen ganteng" jawab Risa imut dengan tersenyum manis."Makasih Risa aku emang tampan dan ketampanan aku ini emang ditakdirkan menemani kecantikanmu Risa" ucap Darren tersenyum hangat. Namun kata-kata Darren malah membuat Jack dan Marco tertawa sedangkan Risa hanya merasa agak sedikit mual mendengarkan gombalan Darren."Kok ketawa? " tanya Darren pada kedua sahabatnya. "Lo emang cocok Dare jadi pengacara, lo jago ngerangakai kata-kata" ucap Jack sambil melirik jam tangannya. "Apaan sih lo Jack, gue tuh emang ngomong nyata" protes Darrren."Iya-iya Dare. Eh sory ya gue duluan soalnya ada jam visit nih" pamit Jack."Kak terus aku pulang sama siapa?"
Darren sudah tiba di kantor firma hukumnya, ia masih kesal dengan keputusan Jack, karena lebih memilih Marco dibanding dirinya untuk mempekerjakan Risa. "Sial, padahal gue udah ngarep banget bisa ketemu sama Risa setiap hari, kenapa harus Marco sih? Marco kan udah ganteng tajir, kalo Risa suka sama Marco gimana?. Akh kok gue jadi parno gini sih, justru gue harunya tenang karena Marco kan tahu gue cinta mati sam Risa, dan dia enggak mungkin khianatin gue, kalo Risa kerja diluaran bukan sama Marco atau bukan sama gue, nanti dia malah jatuh cinta sama cowok lain lagi" gumam Darren didalam kantornya. Dan terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan pikiran Darren tentang Risa. "Iya masuk" ucap Darren. Sekertaris Darren masuk keruangan Darren bahwa ada klien yang ingin bertemu dengannya. Darren pun menyuruh kliennya untuk masuk."Permisi Pak Darren, perkenalkan saya Anita" ucap klien Darren."Iya saya Darren, apa ada yang bisa saya bantu" ucap Darren mengeluarkan sisi keprofesionalannya.
BAB 9Warning 21+!!!Carrisa mulai mengerjakan beberapa soal psikotes yang diberikan oleh Sukma, walaupun hatinya merasa kesal namun Carrisa tetap mengerjakan soal tersebut. Hanya dalam waktu kurang lima menit Carrisa menyelesaikan tugas tersebut, sebenarnya Carrisa ini adalah gadis yang pintar hanya saja ia lebih menutupi kepintarannya dari keluarganya karena Carrisa tidak ingin jika keluarganya tahu Carrisa memiliki otak yang cerdas sudah pasti ia akan dipaksa oleh Papa dan Mamanya juga Jack.Carrisa berdiri melangkahkan kakinya ke arah meja Sukma untuk memberikan tugas yang telah ia selesaikan.“Permisi Bu Sukma, ini tugasnya sudah selesai.” Jelas Carrisa sambil menyerahkan lembaran kertas yang telah ia kerjakan.“Oh, sudah selesai. Baiklah kamu duduk dulu ditempatmu ya!! tunggu hasilnya.” Jawab Sukma sambil mengambil lembaran kertas yang disodorkan oleh Carrisa.“Baik Bu,” Carrisa kembali duduk dan kedua bola matanya memutar ke segala arah penjuru ruangan ini, ia memperhatikan de
BAB 10“Lakukanlah!! Asal kamu berjanji tidak akan pernah melepaskanku!!” ucap Carrisa denga suara paraunya karena dirinya sudah benar-benar bergairah.“Aku tidak akan pernah melepaskan milikku, sayang.” Ucap Marco semangat.“Oh iya? Kalau begitu lakukanlah.” Balas Carrisa.Marco yang sudah dipenuhi oleh hasrat birahinya benar-benar bersiap untuk memangsa Carrisa, junior miliknya sudah sangat sesak ingin segera dikeluarkan dari sangkarnya. Sementara Carrisa sudah sangat terbuai oleh sentuhan-sentuhan lembut dari Marco pada tubuhnya.“Apa kamu yakin sayang??” tanya Marco sekali lagi. Biar bagaimanapun Marco ingin melakukan ini atas dasar suka sama suka bukan sekedar terpaksa, ia tetap ingin Carrisa nyaman bersamanya.“Lakukanlah!!! Kamu sudah membangkitkan gairahku tapi masih saja banyak bertanya!!” umpat Carrisa membuat Marco tersenyum lucu karena melihat Carrisa terbuai akan cumbunya.“Hahaha, baiklah sayang!! Aku pastikan kamu tidak akan menyesal.” Ucap Marco terkekeh.“Aku tidak
Brak...Seketika bunyi benda jatuh dari kamar pribadi Marco,hingga terdengar ke telinga Darren dan membuat tatapan matanya beralih kepintu tersebut.“Apaan tuh Mar yang jatuh??” tanya Darren.“Hah!! bukan apa-apa. Udah sana pulang!!” usir Marco.“Lo enggak nyembunyiin sesuatu diruangan itu kan, Mar??”“Enggak ‘lah!! Mana mungkin gue nyembunyiin sesuatu, buat apa juga coba. Mungkin itu berkas gue kali jatuh kena angin, karena tadi buru-buru gue keluar.” Dalih Marco.“Ooh.. angin. Eh angin? Emang ruangan lo pakai kipas angin bukannya pakai Ac ya, soalnya gue enggak pernah lihat ada kipas angin disitu.” Ucap Darren.“Oh itu baru di beli sama Toni tadi kipasnya, gue lagi males pakai Ac masalahnya. “ dalih Marco kembali.“Ciih... aneh lo, gue pikir lo bawa cewek kesini terus lo lagi ena-ena pas gue datang tadi.” Sindir Darren.“Gila lo!! Mana berani gue bawa perempuan bookingan ke kantor. Jatuh harga diri gue ‘lah!!” sahut Marco.Darren masih memperhatikan pintu ruangan itu, ia sebenarnya
“Kamu mau tahu jawabannya kan?” tanya Jack.Jack memberikan beberapa lembaran kertas yang sudah di kliping dengan tulisan Standart Operational Procedure RS HEALTH& HEALTHY INDONESIA kepada Brenda.Brenda mengernyitkan dahinya, sambil menerima lembaran kertas yang diberikan oleh Jack.“Baca itu!! Biar kamu paham!!” jelas Jack.“Dokter, nyuruh saya baca SOP Rumah sakit ini??” tanya Brenda.“Iya, kamu bisa baca itu saat kamu sedang tidak sibuk. Dan karena hari ini saya lihat kamu sedang tidak sibuk, maka sebaiknya kamu bisa baca SOP itu hari ini.” Tegas Jack.“Hari ini saya sibuk Dok, ada jadwal visit pasien Dokter Cahyo karena hari ini dia tidak bisa datang.” Ketus Brenda.Jawaban Brenda dengan nada ketus tentu saja membuat Jack semakin kesal dengan Dokter baru ini. Selama ini di Rumah Sakit tidak pernah ada yang berani menjawabnya dengan ketus, meskipun itu Dokter Senior.“Maaf Dokter, untuk pasien Dokter Cahyo saya akan minta Dokter jaga yang melakukan visit. Karena saya rasa anda
“Issh kak Marco, lain kali aja deh. Aku mau pulang dulu, bisa-bisa aku digantung sama Kak Jack.” Jawab Carrisa.Marco menghembuskan nafas dengan pasrah, pasalnya sudah dua kali ia di tolak oleh Carrisa hari ini, membuatnya harus menahan kembali hasratnya.“Baiklah, aku antar kamu pulang!!” jawab Marco.“Yaudah ayok kak, cepat!!” sahut Carrisa sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.Marco dan Carrisa pun keluar dari gedung M&J Corporate, selama perjalanan menuju luar gedung Carrisa merasa ada keanehan pada Marco.‘Kok Kak Marco enggak pegang tangan aku ya??kenapa tiba-tiba jadi dingin sama cuek dia?? tadi di ruangan mesum banget??’ dalam benak Carrisa dalam perjalanan ke luar gedung.Dalam perjalanan pun hanya ada keheningan, padahal saat ini Marco menggunakan sopir seharusnya dia bisa lebih leluasa bersama Carrisa di dalam mobil, namun Marco hanya diam dan fokus pada layar ponselnya sejak dari mesin mobil menyala hingga tiba menuju kediaman Dominique.“Makasih ya Kak, udah anterin
“Kamu mau tahu jawabannya kan?” tanya Jack.Jack memberikan beberapa lembaran kertas yang sudah di kliping dengan tulisan Standart Operational Procedure RS HEALTH& HEALTHY INDONESIA kepada Brenda.Brenda mengernyitkan dahinya, sambil menerima lembaran kertas yang diberikan oleh Jack.“Baca itu!! Biar kamu paham!!” jelas Jack.“Dokter, nyuruh saya baca SOP Rumah sakit ini??” tanya Brenda.“Iya, kamu bisa baca itu saat kamu sedang tidak sibuk. Dan karena hari ini saya lihat kamu sedang tidak sibuk, maka sebaiknya kamu bisa baca SOP itu hari ini.” Tegas Jack.“Hari ini saya sibuk Dok, ada jadwal visit pasien Dokter Cahyo karena hari ini dia tidak bisa datang.” Ketus Brenda.Jawaban Brenda dengan nada ketus tentu saja membuat Jack semakin kesal dengan Dokter baru ini. Selama ini di Rumah Sakit tidak pernah ada yang berani menjawabnya dengan ketus, meskipun itu Dokter Senior.“Maaf Dokter, untuk pasien Dokter Cahyo saya akan minta Dokter jaga yang melakukan visit. Karena saya rasa anda
Brak...Seketika bunyi benda jatuh dari kamar pribadi Marco,hingga terdengar ke telinga Darren dan membuat tatapan matanya beralih kepintu tersebut.“Apaan tuh Mar yang jatuh??” tanya Darren.“Hah!! bukan apa-apa. Udah sana pulang!!” usir Marco.“Lo enggak nyembunyiin sesuatu diruangan itu kan, Mar??”“Enggak ‘lah!! Mana mungkin gue nyembunyiin sesuatu, buat apa juga coba. Mungkin itu berkas gue kali jatuh kena angin, karena tadi buru-buru gue keluar.” Dalih Marco.“Ooh.. angin. Eh angin? Emang ruangan lo pakai kipas angin bukannya pakai Ac ya, soalnya gue enggak pernah lihat ada kipas angin disitu.” Ucap Darren.“Oh itu baru di beli sama Toni tadi kipasnya, gue lagi males pakai Ac masalahnya. “ dalih Marco kembali.“Ciih... aneh lo, gue pikir lo bawa cewek kesini terus lo lagi ena-ena pas gue datang tadi.” Sindir Darren.“Gila lo!! Mana berani gue bawa perempuan bookingan ke kantor. Jatuh harga diri gue ‘lah!!” sahut Marco.Darren masih memperhatikan pintu ruangan itu, ia sebenarnya
BAB 10“Lakukanlah!! Asal kamu berjanji tidak akan pernah melepaskanku!!” ucap Carrisa denga suara paraunya karena dirinya sudah benar-benar bergairah.“Aku tidak akan pernah melepaskan milikku, sayang.” Ucap Marco semangat.“Oh iya? Kalau begitu lakukanlah.” Balas Carrisa.Marco yang sudah dipenuhi oleh hasrat birahinya benar-benar bersiap untuk memangsa Carrisa, junior miliknya sudah sangat sesak ingin segera dikeluarkan dari sangkarnya. Sementara Carrisa sudah sangat terbuai oleh sentuhan-sentuhan lembut dari Marco pada tubuhnya.“Apa kamu yakin sayang??” tanya Marco sekali lagi. Biar bagaimanapun Marco ingin melakukan ini atas dasar suka sama suka bukan sekedar terpaksa, ia tetap ingin Carrisa nyaman bersamanya.“Lakukanlah!!! Kamu sudah membangkitkan gairahku tapi masih saja banyak bertanya!!” umpat Carrisa membuat Marco tersenyum lucu karena melihat Carrisa terbuai akan cumbunya.“Hahaha, baiklah sayang!! Aku pastikan kamu tidak akan menyesal.” Ucap Marco terkekeh.“Aku tidak
BAB 9Warning 21+!!!Carrisa mulai mengerjakan beberapa soal psikotes yang diberikan oleh Sukma, walaupun hatinya merasa kesal namun Carrisa tetap mengerjakan soal tersebut. Hanya dalam waktu kurang lima menit Carrisa menyelesaikan tugas tersebut, sebenarnya Carrisa ini adalah gadis yang pintar hanya saja ia lebih menutupi kepintarannya dari keluarganya karena Carrisa tidak ingin jika keluarganya tahu Carrisa memiliki otak yang cerdas sudah pasti ia akan dipaksa oleh Papa dan Mamanya juga Jack.Carrisa berdiri melangkahkan kakinya ke arah meja Sukma untuk memberikan tugas yang telah ia selesaikan.“Permisi Bu Sukma, ini tugasnya sudah selesai.” Jelas Carrisa sambil menyerahkan lembaran kertas yang telah ia kerjakan.“Oh, sudah selesai. Baiklah kamu duduk dulu ditempatmu ya!! tunggu hasilnya.” Jawab Sukma sambil mengambil lembaran kertas yang disodorkan oleh Carrisa.“Baik Bu,” Carrisa kembali duduk dan kedua bola matanya memutar ke segala arah penjuru ruangan ini, ia memperhatikan de
Darren sudah tiba di kantor firma hukumnya, ia masih kesal dengan keputusan Jack, karena lebih memilih Marco dibanding dirinya untuk mempekerjakan Risa. "Sial, padahal gue udah ngarep banget bisa ketemu sama Risa setiap hari, kenapa harus Marco sih? Marco kan udah ganteng tajir, kalo Risa suka sama Marco gimana?. Akh kok gue jadi parno gini sih, justru gue harunya tenang karena Marco kan tahu gue cinta mati sam Risa, dan dia enggak mungkin khianatin gue, kalo Risa kerja diluaran bukan sama Marco atau bukan sama gue, nanti dia malah jatuh cinta sama cowok lain lagi" gumam Darren didalam kantornya. Dan terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan pikiran Darren tentang Risa. "Iya masuk" ucap Darren. Sekertaris Darren masuk keruangan Darren bahwa ada klien yang ingin bertemu dengannya. Darren pun menyuruh kliennya untuk masuk."Permisi Pak Darren, perkenalkan saya Anita" ucap klien Darren."Iya saya Darren, apa ada yang bisa saya bantu" ucap Darren mengeluarkan sisi keprofesionalannya.
"Kamu lagi chatingan sama siapa Risa, serius banget senyum-senyum gitu" tanya Darren dan Risa langsung menutup aplikasi chatnya dan menatap ke arah Darren." Oh ini lagi chat sama Anya" jawab Carrisa gugup dan matanya menatap Darren."Oh Anya ! kamu makan dulu dong Risa, enggak baik kalo lagi makan malah maen ponsel" ucap Darren."Iya Kak Dareen ganteng" jawab Risa imut dengan tersenyum manis."Makasih Risa aku emang tampan dan ketampanan aku ini emang ditakdirkan menemani kecantikanmu Risa" ucap Darren tersenyum hangat. Namun kata-kata Darren malah membuat Jack dan Marco tertawa sedangkan Risa hanya merasa agak sedikit mual mendengarkan gombalan Darren."Kok ketawa? " tanya Darren pada kedua sahabatnya. "Lo emang cocok Dare jadi pengacara, lo jago ngerangakai kata-kata" ucap Jack sambil melirik jam tangannya. "Apaan sih lo Jack, gue tuh emang ngomong nyata" protes Darrren."Iya-iya Dare. Eh sory ya gue duluan soalnya ada jam visit nih" pamit Jack."Kak terus aku pulang sama siapa?"
Pertanyaan Marco membuat jantung Carrisa berdegup lebih kencang dari biasanya sehingga menimbulkan rasa senang dan takut."Kakak serius?? terus kalo Kak Jack tahu gimana ? " tanya Carrisa kembali dengan gugup karena merasa tidak percaya dengan perkataan Marco."Kalo aku tidak serius aku tidak akan menghentikan perjalanan kita, dan Jack kita bisa berhubungan dibelakangnya sampai dia bisa merestui hubungan kita , bagaimana apakah kamu mau Ris?"jawab Marco tersenyum.Carrisa baru tersadar bahwa mobil yang ia tumpangi saat ini sedang berhenti."Tu-tunggu Kak Marco emang juga suka sama aku? Kak Marco mau balas perasaanku bukan karena kasihan atau hal lainnya kan?" tanya Carrisa.Ucapan Carrisa membuat Marco merasa gemas denga Carrisa , alih-alih ingin menjawab pertanyaan Carrisa, Marco mendekati wajah Carrisa dan langsung melumat bibir Carrisa, Carrisa terkejut mendapat serangan yang tidak diduga-duga oleh Marco, namun Carrisa menikmati serangan tersebut. Melihat Carrisa seperti kehabisan
Darren terlihat serius sedang membaca berkas-berkas perkara Kliennya. Siang ini dia jadwal Sidang untuk kasus penipuan yang dituduhkan kepada Klieennya. Ketika ia sedang fokus tiba-tiba dari arah luar ruangan kerjanya terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok....tok...."Ya masuk," ucap Darren.Masuklah Tania asistent Darren bersama seorang wanita cantik yang modis, Darren agak sedikit terpukau dengan kecantikannya hanya saja ia tidak terlalu tertarik karena di hatinya sudah ada Carrisa, entah kenapa segala hal yang berbau Carrisa pasti akan membuat Darren tertarik, Dareen seringkali dikelilingi wanita cantik tetapi ia selalu menolakk dan berusaha menghindar untuk menghargai Carrisa bagaimanapun didepan Carrisa ia tidak ingin dicap playboy."Pak ini Nona Zelin dia ingin bertemu Pak Darren untuk konsultasi masalah perceraian dengan suaminya," ucap Tania."Oh ya si