Suara Dering Ponsel Marco berbunyi membuat mengalihkan pandangannya dari Carrisa ke tempat ponselnya berbunyi yang berada di atas meja riasnya, ketika Marco ingin bangkit berdiri mengambil ponselnya di meja rias tiba-tiba Carrisa menahan tangan Marco dan mengigau.
"Aku sayang banget sama Kakak, tapi gara-gara si Jack sialan aku jadi nggak bisa dekat sama Kakak," igau Carrisa.
Marco terkejut mendengar racauan Carrisa, dia jadi terpikir. Kakak? Kakak siapa yang kamu maksud aku atau Darren?" batin Marco.
Ponsel Marco terus berdering, akhirnya Marco melepaskan tangan Carrisa dan mengambil ponselnya diatas meja, ia menatap layar ponselnya tertera nama Darren, Marco pun langsung menerima panggilan tersebut.
[Bro, lama banget sih ngangkatnya?]
[Sorry-sorry lagi di kamar mandi, kenapa?]
[ Gue , ada di Club lo nih sama Jack kemari lah!!]
[Hmmh gimana ya]
[Parah lo, temen datang Tuan rumahnya kagak nongol, calon Kakak ipar gue ngoceh nih katanya mumpung Pak Dokter bisa kumpul]
[ Hmm Yaudah tunggu gue kesana]
[Gitu dong, cepetan]
[Ok On the way]
Marco menutup panggilannya, kemudian ia berganti pakaian, mengambil kunci mobil dan meninggalkan Carrisa, ia berpikir daripada ia harus berduaan malam ini dengan Carrisa ia takut tidak bisa mengontrol diri lebih baik ia kumpul bersama Darren dan Jack.
Di dalam Club' Darren dan Jack sedang asyik menikmati suasana ramai malam itu.
"Calon Kakak Ipar aja lo, emang gue udah restuin lo apa," protes Jack dengan kata-kata Darren saat menelpon Marco.
"Ya ampun Jack, lo pelit banget sama restu aja, hati-hati tar lo kena karma giliran lo suka sama cewek nggak akan di restuin juga kaya gue sama Risa," sindir Darren.
"Sial lo, lagian Adek gue nggak suka sama lo," ledek Jack.
"Cinta bisa datang dengan tiba-tiba Jack, gue yakin Risa bakal jadi Ibu dari anak-anak gue, pokoknya cuma Risa di hati gue," jawab Darren yang meyakinkan Jack.
"Cuih, guenya yang belom siap punya Adik ipar kaya lo," gerutu Jack.
"Siap nggak siap lo harus menerima kenyataan Jack, kalo gue nanti yang akan jadi Adik Ipar lo," oceh Darren.
"Susah kalo ngomong sama Lawyer, enggak pernah mau menang nggak ada habisnya," sindir Jack.
"Tapi seorang Lawyer ini yang akan menjaga dan mengayomi Carrisa tercinta," ucap Darren penuh semangat.
"Ya ya ya terserah lo," jawab Jack tertawa.
Tak berselang lama Marco tiba di CLub dan berjalan menghampiri para sahabatnya.
"Wuih my Sob," sambut Darren tersenyum.
"Bapak CEO datang juga," timpal Jack menyindir.
“Hadeh bisa aja lo pada!!" ucap Marco merendah.
"Pak Dokter kesepian Om Jordy sama Tante Issabel lagi honeymoon, Risa nginep di rumah Anya," cerita Darren.
"Wuih Honeymoon punya calon Adek lagi dong," ledek Marco tersenyum sambil menenggak segelas wine.
"Sial lo, Bokap Nyokap gue lagi ada seminar di London, lo dengerin aja si mulut berisik ini," protes Jack.
Marco dan Darren tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Jack.
"Justru mulut gue ini bisa menghasilkan pundi-pundi yang bisa menafkahi Carrisa dan anak-anak gue nanti," ucap Darren dengan percaya diri.
Mendengar perkataan Darren, membuat raut wajah Marco berubah menjadi merah menahan amarah, karena sejujurnya ia tidak menyukai perkataan Darren tentang Carrisa.
"Ngarep lo !!!" balas Jack sambil menoyor kepala Darren.
"Itu bukan harapan tapi impian, gue bakal nunggu dan berusaha lebih giat sampe Risa Nerima gue, kalo perlu gue langsung ngelamar ke Om Jordy, gue yakin Om Jordy bakal ngerestuin , cuma Lo penghalang gue Jack," keluh Darren.
"Gue cuma enggak mau sahabat gue sakit hati di tolak sama Adik gue yang nyebelin, gue sayang sama lo bro," bantah Jack.
"Alasan aja lo," beo Darren.
"Marco lo kenapa diem aja lagi ada masalah lo?" tanya Darren kepada Marco yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kedua sahabatnya.
"Enggak apa-apa, lagi fokus aja liatin debat antara Lawyer vs Dokter," jawab Marco tersenyum sementara pikirannya sedang berada di rumahnya memikirkan Carrisa.
Marco yang selalu memikirkan Carrisa pun, berniat ijin kepada Jack dan Darren untuk pulang dengan alasan lelah, namun Darren mencegahnya.
"Gue balik yah, capek badan gue nih," alasan Marco.
"Ya baru jam berapa, kalo lo capek minta resep Vitamin lah sama Jack percuma punya sahabat Dokter," ucap Darren.
"Besok lo ke rumah sakit aja Co, besok gue ada jadwal kosong jam 11.00," saran Jack.
"Iya gampang besok kalo ada waktu gue ke rumah sakit, gue balik duluan ya Sob," pamit Marco.
"Yaudah hati-hati yah," ucap Darren.
"Siap, oh ya enggak usah bayar ya biasa nanti bilang aja Marco," ucap Marco.
"Yo'i!!" Darren tersenyum sambil melihat ke arah Marco yang mulai berjalan ke arah pintu keluar.
"Enak yah punya temen pemilik Club, apa-apa gratis!!" ucap Darren terkekeh pada Jack.
"Gue heran yah sama lo!! lo tuh tajir punya gedung firma hukum sendiri. Tapi masih ngarep gratisan gimana nasib Adek gue ntar sama lo," cibir Jack.
"Sial lo!! gue gratisan juga cuma sama Marco doang. Kalo Carrisa sama gue, gue jamin nggak akan kesusahan deh." beo Darren.
Jack hanya terkekeh mendengar perkataan Darren yang selalu semangat apabila ada topik pembicaraan tentang Carrisa. Marco melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, pikirannya selalu terbayang Carrisa, apalagi saat ini ia sedang terpengaruh alkohol karena terlalu banyak minum di Club tadi bersama Darren dan Jack.
"Sial, kenapa pikiran terus terlintas saat aku berciuman dengan Carrisa, aku tidak mau Carrisa menjadi objek fantasiku," gerutu Marco saat mengendarai mobilnya dengan satu tangan memegang stir dan satu tangan lagi meraba bibirnya dengan teringat adegan ciumannya dengan Carrisa di Club.
Marco bernyanyi dengan keras dan mengeraskan suara musik yang berasal dari pemutar audio di mobil Marco untuk melupakan kejadian saat ia berciuman dengan Carrisa. Marco tiba dirumah istananya, masih dalam keadaan setengah sadar ia langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya, Marco yang lelah langsung membuka kemejanya dan berbaring disamping Carrisa yang masih tertidur pulas, sebelum Marco memejamkan matanya ia sempat melirik Carrisa terlebih dahulu, dan membelai pucuk kepalanya dengan lembut, hingga ia tertidur pulas di samping Carrisa.
***
Carrisa yang merasa silau karena sinar matahari yang menembus lubang-lubang udara dari kamar membuat Risa membuka matanya, walaupun kepalanya masih agak pusing. Namun saat ia membuka matanya ia terkejut karena ia tahu saat ini ia tidak berada di kamarnya, dan ada tangan seseorang yang menindih perutnya, Carrisa pun memberanikan diri untuk menoleh ke arah sang pemilik tangan.
"Whattt !!!!! Mati gue Kak Marco," Carrisa terkejut mengetahui Marco tidur di sebelahnya.
Carrisa berusaha bangkit dan beranjak dari kasur secara perlahan agar Marco tidak bangun, namun ketika ia menurunkan lengan Marco perlahan saat itu juga Marco terbangun dan Marco malah menarik Carrisa kedalam pelukannya, tentu saja membuat Carrisa kaget. Rasa takut dan senang bukan main Carrisa kaget akan perlakuan Marco, takut untuk dimarahi Marco karena masuk ke dalam Club miliknya, dan senang karena pelukan Marco.
Jujur saja sebenarnya carrisa menyukai Marco tetapi hanya sebatas menyukai bahkan ia pun belum terpikir kalau ia mencintai Marco, pasalnya hanya baru menyukai Marco saja Jack marah kepada dirinya seperti Carrisa sedang merebut kekasih Jack. Apalagi kalau dia memiliki hubungan dengan Marco bisa tamat riwayatnya ditangan Jack.
Carrisa bisa bersama Marco jika hanya ada Kak Jack, sebenarnya dulu waktu Carrisa belum berterus terang pada Jack kalau ia menyukai Marco, Carrisa tidak pernah dilarang oleh Jack untuk keluar hanya sekedar jalan apalagi saat itu Marco sedang patah hati. Jack malah mendukungnya untuk menghibur Marco, namun setelah ia berterus terang kalau ia menyukai Marco, Jack berubah 180° dia melarang Carrisa berdekatan dengan kedua sahabatnya, bahkan terkesan mengasingkan dirinya dari Marco dan Darren.
Padahal Carrisa baru hanya menyukai belum mencintai Marco, bukankah rasa suka terhadap seseorang itu wajar?, tapi kenapa menyukai jadi terkesan tidak wajar bagi Jack apalagi menyukai sahabatnya sendiri, terkadang Carrisa jadi sedikit curiga kepada Jack kalau -kalau dia mengalami kelainan sexsual. Apa ia cemburu kalau Carrisa menyukai Marco, tapi ia buang jauh-jauh pemikiran seperti itu.
BAB 4"Kamu mau kemana Ris?" bisik Marco ditelinga Carrisa membuat ia merinding."A-aku mau ke kamar mandi Kak," jawab Carrisa gugup."Kamu tahu letak kamar mandinya yang mana?" tanya Marco kembali yang masih dalam keadaan memeluk Carrisa.Carrisa yang gugup melihat beberapa banyak pintu kaca di kamar ini membuat dia bingung dimana letak kamar mandinya."Ehm nggak tahu Kak," jawab Carrisa kaku."Itu pintu kaca sebelah kiri," jawab Marco sambil menunjuk pintu kaca dengan jari telunjuknya dan diekori dengan mata Carrisa untuk mengetahui arahnya."Oh itu, yaudah aku ke kamar mandi dulu ya Kak," ijin Carrisa."Jangan lama Ris, aku ingin memelukmu lagi," ucap Marco lembut yang melepas pelukannya dari tubuh Carrisa seakan tidak rela melepasnya."Iya Kak Marco ganteng," ceplos Carrisa yang langsung
Darren terlihat serius sedang membaca berkas-berkas perkara Kliennya. Siang ini dia jadwal Sidang untuk kasus penipuan yang dituduhkan kepada Klieennya. Ketika ia sedang fokus tiba-tiba dari arah luar ruangan kerjanya terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok....tok...."Ya masuk," ucap Darren.Masuklah Tania asistent Darren bersama seorang wanita cantik yang modis, Darren agak sedikit terpukau dengan kecantikannya hanya saja ia tidak terlalu tertarik karena di hatinya sudah ada Carrisa, entah kenapa segala hal yang berbau Carrisa pasti akan membuat Darren tertarik, Dareen seringkali dikelilingi wanita cantik tetapi ia selalu menolakk dan berusaha menghindar untuk menghargai Carrisa bagaimanapun didepan Carrisa ia tidak ingin dicap playboy."Pak ini Nona Zelin dia ingin bertemu Pak Darren untuk konsultasi masalah perceraian dengan suaminya," ucap Tania."Oh ya si
Pertanyaan Marco membuat jantung Carrisa berdegup lebih kencang dari biasanya sehingga menimbulkan rasa senang dan takut."Kakak serius?? terus kalo Kak Jack tahu gimana ? " tanya Carrisa kembali dengan gugup karena merasa tidak percaya dengan perkataan Marco."Kalo aku tidak serius aku tidak akan menghentikan perjalanan kita, dan Jack kita bisa berhubungan dibelakangnya sampai dia bisa merestui hubungan kita , bagaimana apakah kamu mau Ris?"jawab Marco tersenyum.Carrisa baru tersadar bahwa mobil yang ia tumpangi saat ini sedang berhenti."Tu-tunggu Kak Marco emang juga suka sama aku? Kak Marco mau balas perasaanku bukan karena kasihan atau hal lainnya kan?" tanya Carrisa.Ucapan Carrisa membuat Marco merasa gemas denga Carrisa , alih-alih ingin menjawab pertanyaan Carrisa, Marco mendekati wajah Carrisa dan langsung melumat bibir Carrisa, Carrisa terkejut mendapat serangan yang tidak diduga-duga oleh Marco, namun Carrisa menikmati serangan tersebut. Melihat Carrisa seperti kehabisan
"Kamu lagi chatingan sama siapa Risa, serius banget senyum-senyum gitu" tanya Darren dan Risa langsung menutup aplikasi chatnya dan menatap ke arah Darren." Oh ini lagi chat sama Anya" jawab Carrisa gugup dan matanya menatap Darren."Oh Anya ! kamu makan dulu dong Risa, enggak baik kalo lagi makan malah maen ponsel" ucap Darren."Iya Kak Dareen ganteng" jawab Risa imut dengan tersenyum manis."Makasih Risa aku emang tampan dan ketampanan aku ini emang ditakdirkan menemani kecantikanmu Risa" ucap Darren tersenyum hangat. Namun kata-kata Darren malah membuat Jack dan Marco tertawa sedangkan Risa hanya merasa agak sedikit mual mendengarkan gombalan Darren."Kok ketawa? " tanya Darren pada kedua sahabatnya. "Lo emang cocok Dare jadi pengacara, lo jago ngerangakai kata-kata" ucap Jack sambil melirik jam tangannya. "Apaan sih lo Jack, gue tuh emang ngomong nyata" protes Darrren."Iya-iya Dare. Eh sory ya gue duluan soalnya ada jam visit nih" pamit Jack."Kak terus aku pulang sama siapa?"
Darren sudah tiba di kantor firma hukumnya, ia masih kesal dengan keputusan Jack, karena lebih memilih Marco dibanding dirinya untuk mempekerjakan Risa. "Sial, padahal gue udah ngarep banget bisa ketemu sama Risa setiap hari, kenapa harus Marco sih? Marco kan udah ganteng tajir, kalo Risa suka sama Marco gimana?. Akh kok gue jadi parno gini sih, justru gue harunya tenang karena Marco kan tahu gue cinta mati sam Risa, dan dia enggak mungkin khianatin gue, kalo Risa kerja diluaran bukan sama Marco atau bukan sama gue, nanti dia malah jatuh cinta sama cowok lain lagi" gumam Darren didalam kantornya. Dan terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan pikiran Darren tentang Risa. "Iya masuk" ucap Darren. Sekertaris Darren masuk keruangan Darren bahwa ada klien yang ingin bertemu dengannya. Darren pun menyuruh kliennya untuk masuk."Permisi Pak Darren, perkenalkan saya Anita" ucap klien Darren."Iya saya Darren, apa ada yang bisa saya bantu" ucap Darren mengeluarkan sisi keprofesionalannya.
BAB 9Warning 21+!!!Carrisa mulai mengerjakan beberapa soal psikotes yang diberikan oleh Sukma, walaupun hatinya merasa kesal namun Carrisa tetap mengerjakan soal tersebut. Hanya dalam waktu kurang lima menit Carrisa menyelesaikan tugas tersebut, sebenarnya Carrisa ini adalah gadis yang pintar hanya saja ia lebih menutupi kepintarannya dari keluarganya karena Carrisa tidak ingin jika keluarganya tahu Carrisa memiliki otak yang cerdas sudah pasti ia akan dipaksa oleh Papa dan Mamanya juga Jack.Carrisa berdiri melangkahkan kakinya ke arah meja Sukma untuk memberikan tugas yang telah ia selesaikan.“Permisi Bu Sukma, ini tugasnya sudah selesai.” Jelas Carrisa sambil menyerahkan lembaran kertas yang telah ia kerjakan.“Oh, sudah selesai. Baiklah kamu duduk dulu ditempatmu ya!! tunggu hasilnya.” Jawab Sukma sambil mengambil lembaran kertas yang disodorkan oleh Carrisa.“Baik Bu,” Carrisa kembali duduk dan kedua bola matanya memutar ke segala arah penjuru ruangan ini, ia memperhatikan de
BAB 10“Lakukanlah!! Asal kamu berjanji tidak akan pernah melepaskanku!!” ucap Carrisa denga suara paraunya karena dirinya sudah benar-benar bergairah.“Aku tidak akan pernah melepaskan milikku, sayang.” Ucap Marco semangat.“Oh iya? Kalau begitu lakukanlah.” Balas Carrisa.Marco yang sudah dipenuhi oleh hasrat birahinya benar-benar bersiap untuk memangsa Carrisa, junior miliknya sudah sangat sesak ingin segera dikeluarkan dari sangkarnya. Sementara Carrisa sudah sangat terbuai oleh sentuhan-sentuhan lembut dari Marco pada tubuhnya.“Apa kamu yakin sayang??” tanya Marco sekali lagi. Biar bagaimanapun Marco ingin melakukan ini atas dasar suka sama suka bukan sekedar terpaksa, ia tetap ingin Carrisa nyaman bersamanya.“Lakukanlah!!! Kamu sudah membangkitkan gairahku tapi masih saja banyak bertanya!!” umpat Carrisa membuat Marco tersenyum lucu karena melihat Carrisa terbuai akan cumbunya.“Hahaha, baiklah sayang!! Aku pastikan kamu tidak akan menyesal.” Ucap Marco terkekeh.“Aku tidak
Brak...Seketika bunyi benda jatuh dari kamar pribadi Marco,hingga terdengar ke telinga Darren dan membuat tatapan matanya beralih kepintu tersebut.“Apaan tuh Mar yang jatuh??” tanya Darren.“Hah!! bukan apa-apa. Udah sana pulang!!” usir Marco.“Lo enggak nyembunyiin sesuatu diruangan itu kan, Mar??”“Enggak ‘lah!! Mana mungkin gue nyembunyiin sesuatu, buat apa juga coba. Mungkin itu berkas gue kali jatuh kena angin, karena tadi buru-buru gue keluar.” Dalih Marco.“Ooh.. angin. Eh angin? Emang ruangan lo pakai kipas angin bukannya pakai Ac ya, soalnya gue enggak pernah lihat ada kipas angin disitu.” Ucap Darren.“Oh itu baru di beli sama Toni tadi kipasnya, gue lagi males pakai Ac masalahnya. “ dalih Marco kembali.“Ciih... aneh lo, gue pikir lo bawa cewek kesini terus lo lagi ena-ena pas gue datang tadi.” Sindir Darren.“Gila lo!! Mana berani gue bawa perempuan bookingan ke kantor. Jatuh harga diri gue ‘lah!!” sahut Marco.Darren masih memperhatikan pintu ruangan itu, ia sebenarnya
“Issh kak Marco, lain kali aja deh. Aku mau pulang dulu, bisa-bisa aku digantung sama Kak Jack.” Jawab Carrisa.Marco menghembuskan nafas dengan pasrah, pasalnya sudah dua kali ia di tolak oleh Carrisa hari ini, membuatnya harus menahan kembali hasratnya.“Baiklah, aku antar kamu pulang!!” jawab Marco.“Yaudah ayok kak, cepat!!” sahut Carrisa sambil memasukkan ponselnya kedalam tas.Marco dan Carrisa pun keluar dari gedung M&J Corporate, selama perjalanan menuju luar gedung Carrisa merasa ada keanehan pada Marco.‘Kok Kak Marco enggak pegang tangan aku ya??kenapa tiba-tiba jadi dingin sama cuek dia?? tadi di ruangan mesum banget??’ dalam benak Carrisa dalam perjalanan ke luar gedung.Dalam perjalanan pun hanya ada keheningan, padahal saat ini Marco menggunakan sopir seharusnya dia bisa lebih leluasa bersama Carrisa di dalam mobil, namun Marco hanya diam dan fokus pada layar ponselnya sejak dari mesin mobil menyala hingga tiba menuju kediaman Dominique.“Makasih ya Kak, udah anterin
“Kamu mau tahu jawabannya kan?” tanya Jack.Jack memberikan beberapa lembaran kertas yang sudah di kliping dengan tulisan Standart Operational Procedure RS HEALTH& HEALTHY INDONESIA kepada Brenda.Brenda mengernyitkan dahinya, sambil menerima lembaran kertas yang diberikan oleh Jack.“Baca itu!! Biar kamu paham!!” jelas Jack.“Dokter, nyuruh saya baca SOP Rumah sakit ini??” tanya Brenda.“Iya, kamu bisa baca itu saat kamu sedang tidak sibuk. Dan karena hari ini saya lihat kamu sedang tidak sibuk, maka sebaiknya kamu bisa baca SOP itu hari ini.” Tegas Jack.“Hari ini saya sibuk Dok, ada jadwal visit pasien Dokter Cahyo karena hari ini dia tidak bisa datang.” Ketus Brenda.Jawaban Brenda dengan nada ketus tentu saja membuat Jack semakin kesal dengan Dokter baru ini. Selama ini di Rumah Sakit tidak pernah ada yang berani menjawabnya dengan ketus, meskipun itu Dokter Senior.“Maaf Dokter, untuk pasien Dokter Cahyo saya akan minta Dokter jaga yang melakukan visit. Karena saya rasa anda
Brak...Seketika bunyi benda jatuh dari kamar pribadi Marco,hingga terdengar ke telinga Darren dan membuat tatapan matanya beralih kepintu tersebut.“Apaan tuh Mar yang jatuh??” tanya Darren.“Hah!! bukan apa-apa. Udah sana pulang!!” usir Marco.“Lo enggak nyembunyiin sesuatu diruangan itu kan, Mar??”“Enggak ‘lah!! Mana mungkin gue nyembunyiin sesuatu, buat apa juga coba. Mungkin itu berkas gue kali jatuh kena angin, karena tadi buru-buru gue keluar.” Dalih Marco.“Ooh.. angin. Eh angin? Emang ruangan lo pakai kipas angin bukannya pakai Ac ya, soalnya gue enggak pernah lihat ada kipas angin disitu.” Ucap Darren.“Oh itu baru di beli sama Toni tadi kipasnya, gue lagi males pakai Ac masalahnya. “ dalih Marco kembali.“Ciih... aneh lo, gue pikir lo bawa cewek kesini terus lo lagi ena-ena pas gue datang tadi.” Sindir Darren.“Gila lo!! Mana berani gue bawa perempuan bookingan ke kantor. Jatuh harga diri gue ‘lah!!” sahut Marco.Darren masih memperhatikan pintu ruangan itu, ia sebenarnya
BAB 10“Lakukanlah!! Asal kamu berjanji tidak akan pernah melepaskanku!!” ucap Carrisa denga suara paraunya karena dirinya sudah benar-benar bergairah.“Aku tidak akan pernah melepaskan milikku, sayang.” Ucap Marco semangat.“Oh iya? Kalau begitu lakukanlah.” Balas Carrisa.Marco yang sudah dipenuhi oleh hasrat birahinya benar-benar bersiap untuk memangsa Carrisa, junior miliknya sudah sangat sesak ingin segera dikeluarkan dari sangkarnya. Sementara Carrisa sudah sangat terbuai oleh sentuhan-sentuhan lembut dari Marco pada tubuhnya.“Apa kamu yakin sayang??” tanya Marco sekali lagi. Biar bagaimanapun Marco ingin melakukan ini atas dasar suka sama suka bukan sekedar terpaksa, ia tetap ingin Carrisa nyaman bersamanya.“Lakukanlah!!! Kamu sudah membangkitkan gairahku tapi masih saja banyak bertanya!!” umpat Carrisa membuat Marco tersenyum lucu karena melihat Carrisa terbuai akan cumbunya.“Hahaha, baiklah sayang!! Aku pastikan kamu tidak akan menyesal.” Ucap Marco terkekeh.“Aku tidak
BAB 9Warning 21+!!!Carrisa mulai mengerjakan beberapa soal psikotes yang diberikan oleh Sukma, walaupun hatinya merasa kesal namun Carrisa tetap mengerjakan soal tersebut. Hanya dalam waktu kurang lima menit Carrisa menyelesaikan tugas tersebut, sebenarnya Carrisa ini adalah gadis yang pintar hanya saja ia lebih menutupi kepintarannya dari keluarganya karena Carrisa tidak ingin jika keluarganya tahu Carrisa memiliki otak yang cerdas sudah pasti ia akan dipaksa oleh Papa dan Mamanya juga Jack.Carrisa berdiri melangkahkan kakinya ke arah meja Sukma untuk memberikan tugas yang telah ia selesaikan.“Permisi Bu Sukma, ini tugasnya sudah selesai.” Jelas Carrisa sambil menyerahkan lembaran kertas yang telah ia kerjakan.“Oh, sudah selesai. Baiklah kamu duduk dulu ditempatmu ya!! tunggu hasilnya.” Jawab Sukma sambil mengambil lembaran kertas yang disodorkan oleh Carrisa.“Baik Bu,” Carrisa kembali duduk dan kedua bola matanya memutar ke segala arah penjuru ruangan ini, ia memperhatikan de
Darren sudah tiba di kantor firma hukumnya, ia masih kesal dengan keputusan Jack, karena lebih memilih Marco dibanding dirinya untuk mempekerjakan Risa. "Sial, padahal gue udah ngarep banget bisa ketemu sama Risa setiap hari, kenapa harus Marco sih? Marco kan udah ganteng tajir, kalo Risa suka sama Marco gimana?. Akh kok gue jadi parno gini sih, justru gue harunya tenang karena Marco kan tahu gue cinta mati sam Risa, dan dia enggak mungkin khianatin gue, kalo Risa kerja diluaran bukan sama Marco atau bukan sama gue, nanti dia malah jatuh cinta sama cowok lain lagi" gumam Darren didalam kantornya. Dan terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan pikiran Darren tentang Risa. "Iya masuk" ucap Darren. Sekertaris Darren masuk keruangan Darren bahwa ada klien yang ingin bertemu dengannya. Darren pun menyuruh kliennya untuk masuk."Permisi Pak Darren, perkenalkan saya Anita" ucap klien Darren."Iya saya Darren, apa ada yang bisa saya bantu" ucap Darren mengeluarkan sisi keprofesionalannya.
"Kamu lagi chatingan sama siapa Risa, serius banget senyum-senyum gitu" tanya Darren dan Risa langsung menutup aplikasi chatnya dan menatap ke arah Darren." Oh ini lagi chat sama Anya" jawab Carrisa gugup dan matanya menatap Darren."Oh Anya ! kamu makan dulu dong Risa, enggak baik kalo lagi makan malah maen ponsel" ucap Darren."Iya Kak Dareen ganteng" jawab Risa imut dengan tersenyum manis."Makasih Risa aku emang tampan dan ketampanan aku ini emang ditakdirkan menemani kecantikanmu Risa" ucap Darren tersenyum hangat. Namun kata-kata Darren malah membuat Jack dan Marco tertawa sedangkan Risa hanya merasa agak sedikit mual mendengarkan gombalan Darren."Kok ketawa? " tanya Darren pada kedua sahabatnya. "Lo emang cocok Dare jadi pengacara, lo jago ngerangakai kata-kata" ucap Jack sambil melirik jam tangannya. "Apaan sih lo Jack, gue tuh emang ngomong nyata" protes Darrren."Iya-iya Dare. Eh sory ya gue duluan soalnya ada jam visit nih" pamit Jack."Kak terus aku pulang sama siapa?"
Pertanyaan Marco membuat jantung Carrisa berdegup lebih kencang dari biasanya sehingga menimbulkan rasa senang dan takut."Kakak serius?? terus kalo Kak Jack tahu gimana ? " tanya Carrisa kembali dengan gugup karena merasa tidak percaya dengan perkataan Marco."Kalo aku tidak serius aku tidak akan menghentikan perjalanan kita, dan Jack kita bisa berhubungan dibelakangnya sampai dia bisa merestui hubungan kita , bagaimana apakah kamu mau Ris?"jawab Marco tersenyum.Carrisa baru tersadar bahwa mobil yang ia tumpangi saat ini sedang berhenti."Tu-tunggu Kak Marco emang juga suka sama aku? Kak Marco mau balas perasaanku bukan karena kasihan atau hal lainnya kan?" tanya Carrisa.Ucapan Carrisa membuat Marco merasa gemas denga Carrisa , alih-alih ingin menjawab pertanyaan Carrisa, Marco mendekati wajah Carrisa dan langsung melumat bibir Carrisa, Carrisa terkejut mendapat serangan yang tidak diduga-duga oleh Marco, namun Carrisa menikmati serangan tersebut. Melihat Carrisa seperti kehabisan
Darren terlihat serius sedang membaca berkas-berkas perkara Kliennya. Siang ini dia jadwal Sidang untuk kasus penipuan yang dituduhkan kepada Klieennya. Ketika ia sedang fokus tiba-tiba dari arah luar ruangan kerjanya terdengar suara ketukan pintu.Tok...tok....tok...."Ya masuk," ucap Darren.Masuklah Tania asistent Darren bersama seorang wanita cantik yang modis, Darren agak sedikit terpukau dengan kecantikannya hanya saja ia tidak terlalu tertarik karena di hatinya sudah ada Carrisa, entah kenapa segala hal yang berbau Carrisa pasti akan membuat Darren tertarik, Dareen seringkali dikelilingi wanita cantik tetapi ia selalu menolakk dan berusaha menghindar untuk menghargai Carrisa bagaimanapun didepan Carrisa ia tidak ingin dicap playboy."Pak ini Nona Zelin dia ingin bertemu Pak Darren untuk konsultasi masalah perceraian dengan suaminya," ucap Tania."Oh ya si