Sekarang Kenzo dan Ayu sudah berada di dapur. Saat memasuki dapur, ada beberapa pelayan yang masih ada di sini, mungkin mereka masih melakukan pekerjaan mereka, tetapi disaat mereka masuk, Kenzo menyuruh dapur dikosongkan, jadi hanya Kenzo dan Ayu yang tersisa di ruangan ini. Ayu terlihat senang, akhirnya Kenzo mau menuruti keinginannya untuk memasak nasi goreng yang langsung dibuat oleh tuannya. Kapan suaminya akan mencoba memasaknya? Ayu berdoa semoga hasilnya bagus. "Jadi, apa yang harus aku lakukan?" Kenzo bertanya pada Ayu. Ayu yang berdiri di samping Kenzo segera berjalan ke lemari es untuk memeriksa bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Di sana, Ayu melihat beberapa bumbu dan rempah-rempah. Dia segera membawa bahan-bahan ke meja dapur dan menutup lemari es lagi. Kenzo berjalan menuju Ayu yang tampak sibuk memegang beberapa materi yang tidak diketahuinya. "Ini tuan," kata Ayu sambil memberikan bahan dan pisau di tangannya. Kau ingin membunuhku?” Ayu tersentak kag
Ayu tidak bermaksud marahi atau mengusir wanita ini tapi sikap wanita dihadapannya ini yang membuat Ayu tak tahan. "Okey aku pergi, tapi kamu harus inget! Aku pergi saat itu karna aku hamil anak Kenzo dan aku gak mau hamil saat itu jadi aku pergi jauh buat gugurin anak gue kandung!" setelah mengatakan itu Sena pergi dari hadapan Ayu yang terlihat diam. "Apa? Anak?" tanya Ayu dalam hati.Ayu masih terdiam di taman dengan pandangan menetap di hadapannya. Pikirannya masih dipenuhi perkataan Sena yang merasa ada sesuatu yang menjalar dihatinya saat mendengar jika Sena pernah hamil anak Kenzo, apa itu benar? Berarti Sena dan Kenzo pernah berhubungan layaknya suami - istri? Dia sakit mendengar itu tapi perkataan itu belum tentu benar juga, dia harus menanyakan prihal ini pada Kenzo tapi jika laki - laki itu tidak mau mengakuinya atau Kenzo tidak tahu jika Sena pernah mengandung anaknya? Apa jika Kenzo tahu, mereka berdua akan balikan? Terus bagaimana dengannya? "Apa yang harus ku
Hari sudah menunjukan pukul 5 sore yang artinya sebentar lagi Kenzo akan pulang dari kantornya. Ayu sudah selesai mandi sekarang jadi dirinya akan menunggu suaminya pulang di lantai bawah. Setelah istirahat tadi badan Ayu sudah lumayan enak jadi memutuskan untuk keluar dari kamar. Dengan wajah tersenyum, Ayu menjawab sapaan dari maid yang melintas dihadapannya. Ayu turun dari tangga dan melihat adik iparnya sedang menunggu dirinya didekat tangga. "Loh Lia, kamu ngapain disini?" tanya Ayu. Lia biasanya berdiri di dekat tangga yang sakit-sakit gini, biasanya gadis ini akan keluar dari kamar disaat makan malam tiba-tiba jadi saat pulang sekolah dia akan menemui Ayu terlebih dahulu setelahnya dia akan pergi ke kamar dan mengurung dirinya disana. " Gak ngapa - ngapain kok kak, hehe," ucap Lia dengan sedikit terkekeh.Ayu menatap curiga pada adik iparnya. "Beneran?" Mendengar nada tak percaya dari kakak iparnya, Lia menaikkan kedua telunjuk dan jari tengahnya. "Beneran kaj, su
Sena berjalan memasuki gedung besar dan tinggi dihadapannya. Ia menatap ke arah semua karyawan yang hormat, ya! Mereka semua masih menyatakan bahwa dirinya adalah pacar dari bos mereka, calon istri dari seorang Kenzo. Ternyata pernikahan Kenzo dan juga wanita kampung itu tidak dibuka, ini memudahkan untuk merebut kembali Kenzonya. la berjalan menuju ke arah ruangan Kenzo yang berada di lantai atas.Sena berjalan dengan anggunnya agar semua orang terkesan melihat dirinya. "Heh Jimmy! Kenzonya ada kan di dalam ruangannya?" tanya Sena saat melihat Jimmy yang berada di luar ruangan Kenzo. Jimmy menatap wanita di hadapannya ini yang berpenampilan seperti ingin pergi ke bar saja, bagaimana sekarang tidak mantan pacar dari bosnya ini memakai pakaian kurang bahan yang dibawakan tubuhnya sendiri. "Memangnya non Sena ada perlu apa ingin bertemu dengan tuan? " tanya Jimmy balik dan memastikan wanita itu ingin melakukan apa disini. Sena melipatkan kedua tangannya di atas dada dan menat
Ayu menutup pintu ruangan Kenzo dan mengambil tas yang sempat terjatuh dari genggamannya. Hatinya sakit melihat pemandangan seperti itu apalagi ini jelas sekali dimatanya. Dengan segera Ayu melangkah pergi menjauh dari ruangan Kenzo dan berlari untuk turun dari lantai ini. Air mata Ayu sudah tidak bisa dibendung lagi, dirinya tidak kuasa menahan air matanya. Laki - laki yang sekarang ia cinta sedang bermesra - mesraan dengan wanita lain apalagi sampai berciuman dan wanita lain adalah wanita masa lalu dari Kenzo.Sungguh hati mana yang tidak sakit melihat itu? Ketika sampai di lantai bawah, dirinya langsung berlari menuju meja resepsionis yang tadi. Ia masih mencoba menahan air mata agar tidak jatuh kembali. " Maaf mbak, saya titip makanan ini buat tuan Kenzo ya." Ayu memberikan tas yang ia bawa tadi dan langsung pergi dari sana. Dia tidak ingin mereka tahu jika dirinya sedang menangis. Lain ekspresi kedua wanita yang masih diam dimeja resepsionis. "Dia kenapa?" tanya salah
Jimmy melangkah masuk ke dalam perusahaan bosnya itu dengan peta yang ia pegang di samping tangan. "Tuan Jimmy!" ucap seseorang yang memanggilnya. Jimmy langsung melihat siapa yang memanggilnya barusan, dia pun menghampiri meja resepsionis karna tadi yang memanggilnya adalah salah satu karyawan. "Ada apa?" tanya Jimmy dingin pada wanita yang duduk di kursi tersebut. Wanita itu kemudian bangkit dan menyerahkan tas yang berwarna hijau Jimmy. "Ini tuan ada makanan untuk tuan Kenzo," ucap resepsionis tersebut dengan sopan. Jimmy menatap binggung pada tas itu, ia menaikkan salah satu alisnya menatap karyawan perusahaan ini. " Ini dari mension tuan Kenzo, tadi ada salah satu pembantu yang mengantarkannya kesini," ucap kembali resepsionis itu karna tahu jika Jimmy meminta penjelasan lebih perihal tas ini. Pembantu ? Untuk apa pelayan itu mengantarkan makanan ? Memangnya tuan Kenzo meminta dibawakan makan ? Jimmy heran karna tak biasanya ada pelayan yang menerima makanannya dat
Ayu terbangun saat merasakan sinar matahari yang mengenai wajah cantiknya. la membuka matanya untuk melihat cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Ketika matanya terbuka lebar ia bangun dan duduk dikasur tersebut."Apa tuan masih marah?" tanya Ayu pada diri sendiri karna tak melihat wujud laki-laki itu di kamar ini. Segera, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju arah kamar mandi, penampilannya masih tidak karuan karna pristiwa kemarin itu. Sampai di kamar mandi, Ayu melihat dirinya di depan cermin, wajahnya sembab dan bengkak karna tangisan kemarin ia mencoba muka muka agar wajahnya kembali normal. "Aw!" Ayu meringis saat memeganginya karna tiba - tiba ia merasakan sakit yang mendalam. "Sakit banget ya." gumam Ayu dengan tangan yang masih memegang perutnya. Apa dirinya akan mengalami haid? Tapi rasanya bukan seperti ini, rasa yang ia alami jauh lebih sakit sekarang. Ia merasa tak kuat mandi dan akhirnya Ayu berjalan perlahan menuju kasur dan kembali duduk disana siapa pun ta
Sena tertawa dengan melipatkan kedua tangannya di depan dadanya. "Suka - suka aku dong, aku mau ada dimana saja bukan urusan kami!" Ayu mencoba melepaskan ditubuhnya tapi hasilnya nihil karna kondisi tubuhnya masih lumayan lemas sekarang. "Gak bisa ngelepasinnya ? Kasian." sahut Sena dengan ekspresi sedih yang dibuat - buatnya. Tapi tak lama-lama kemudian, Sena pun kembali terkekeh. " Gue bisa saja lepasin kamu tapi kamu harus pergi jauh dari kehidupan Kenzo!" lanjutnya. Ayu terdiam dengan perasaan yang berkecamuk saat melihat Sena menatapnya dengan penuh kebencian. "Seharusnya kak Sena yang pergi jauh dari rumah tangga aku sama Kenzo." jawab Ayu dengan penuh penekanan di setiap katanya. "Yang harusnya pergi itu kamu ! Kamu yang tiba-tiba saja masuk ke dalam hubungan aku sama Kenzo. Asal kamu tahu, aku itu sama dia belum ada kata putus," ucap Sena membuat Ayu membukakan mulutnya."Tapi itu masa lalu kan? Kak Sena gagal moveon ya? Sampai ngejar - ngejar Kenzo segininya. Lagian
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya