Jimmy melangkah masuk ke dalam perusahaan bosnya itu dengan peta yang ia pegang di samping tangan. "Tuan Jimmy!" ucap seseorang yang memanggilnya. Jimmy langsung melihat siapa yang memanggilnya barusan, dia pun menghampiri meja resepsionis karna tadi yang memanggilnya adalah salah satu karyawan. "Ada apa?" tanya Jimmy dingin pada wanita yang duduk di kursi tersebut. Wanita itu kemudian bangkit dan menyerahkan tas yang berwarna hijau Jimmy. "Ini tuan ada makanan untuk tuan Kenzo," ucap resepsionis tersebut dengan sopan. Jimmy menatap binggung pada tas itu, ia menaikkan salah satu alisnya menatap karyawan perusahaan ini. " Ini dari mension tuan Kenzo, tadi ada salah satu pembantu yang mengantarkannya kesini," ucap kembali resepsionis itu karna tahu jika Jimmy meminta penjelasan lebih perihal tas ini. Pembantu ? Untuk apa pelayan itu mengantarkan makanan ? Memangnya tuan Kenzo meminta dibawakan makan ? Jimmy heran karna tak biasanya ada pelayan yang menerima makanannya dat
Ayu terbangun saat merasakan sinar matahari yang mengenai wajah cantiknya. la membuka matanya untuk melihat cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Ketika matanya terbuka lebar ia bangun dan duduk dikasur tersebut."Apa tuan masih marah?" tanya Ayu pada diri sendiri karna tak melihat wujud laki-laki itu di kamar ini. Segera, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju arah kamar mandi, penampilannya masih tidak karuan karna pristiwa kemarin itu. Sampai di kamar mandi, Ayu melihat dirinya di depan cermin, wajahnya sembab dan bengkak karna tangisan kemarin ia mencoba muka muka agar wajahnya kembali normal. "Aw!" Ayu meringis saat memeganginya karna tiba - tiba ia merasakan sakit yang mendalam. "Sakit banget ya." gumam Ayu dengan tangan yang masih memegang perutnya. Apa dirinya akan mengalami haid? Tapi rasanya bukan seperti ini, rasa yang ia alami jauh lebih sakit sekarang. Ia merasa tak kuat mandi dan akhirnya Ayu berjalan perlahan menuju kasur dan kembali duduk disana siapa pun ta
Sena tertawa dengan melipatkan kedua tangannya di depan dadanya. "Suka - suka aku dong, aku mau ada dimana saja bukan urusan kami!" Ayu mencoba melepaskan ditubuhnya tapi hasilnya nihil karna kondisi tubuhnya masih lumayan lemas sekarang. "Gak bisa ngelepasinnya ? Kasian." sahut Sena dengan ekspresi sedih yang dibuat - buatnya. Tapi tak lama-lama kemudian, Sena pun kembali terkekeh. " Gue bisa saja lepasin kamu tapi kamu harus pergi jauh dari kehidupan Kenzo!" lanjutnya. Ayu terdiam dengan perasaan yang berkecamuk saat melihat Sena menatapnya dengan penuh kebencian. "Seharusnya kak Sena yang pergi jauh dari rumah tangga aku sama Kenzo." jawab Ayu dengan penuh penekanan di setiap katanya. "Yang harusnya pergi itu kamu ! Kamu yang tiba-tiba saja masuk ke dalam hubungan aku sama Kenzo. Asal kamu tahu, aku itu sama dia belum ada kata putus," ucap Sena membuat Ayu membukakan mulutnya."Tapi itu masa lalu kan? Kak Sena gagal moveon ya? Sampai ngejar - ngejar Kenzo segininya. Lagian
"Bawa dia ke jurang, lenyapkan dia disana," ucap Sena pada para bawahannya yang berdiri tak jauh dari keberadaan Ayu. Ayu yang melihatnya langsung melihatnya dan masih melepaskan ikatan ini. "Baik nona." Sena tersenyum puas, ia menoleh ke arah Ayu lalu setelah itu ia melanjutkan langkah kakinya pergi dari gudang ini. "Cepat kita bekerja." sahut para bawahan kepada rekannya. Mereka ketiga mendekat ke arah Ayu. "Lepasin gak! Untuk panjang!" teriak Ayu mencoba meminta bantuan pertolongan. "Ibu tolong aku,hiks..." "Nona manis, percuma anda teriak - teriak karna disini gabakal mungkin ada yang mendengarmu,hahaha..." kekeh salah satu pria berbadan tegap. Pria lainnya mencoba melepaskan dari tubuh Ayu. Setelah dilepas, Ayu mencoba kabur tapi lengannya terlebih dahulu dipegang erat oleh pria berbadan tegap itu. " Hey, jangan coba - coba kabur !" ucap yang memegang erat tangan Ayu. "Lepasin gak !" Ayu tidak putus begitu saja, ia masih berusaha untuk lari dari sini. Kondisi t
"Lepasin!" Ayu sekarang di dalam mobil yang sedang berjalan menuju hutan. la masih mencoba melepaskan tubuhnya dari sekapan kedua orang di sampingnya. "Diam!" sentak pria berbadan tegap di sampingnya. Ayu menunduk takut, apa sekarang adalah hidupnya akan berakhir? "Hiks... Hiks... Lepasin ! " Ayu mengeluarkan air matanya, ia ketakutan sekarang. Apa mungkin hidupnya akan berakhir tragis seperti ini Tuhan ? Apa engkau tidak ingin aku bahagia sedikit saja ? hiks"Sebentar lagi kau akan mati lebih baik diam saja karna tidak akan ada seseorang pun yang menyelamatkanmu, haha..." kekeh dari ketiga pria tegap itu. Ayu menunduk masih diam, ia parah saja sekarang biarkan takdir pedihnya ini secepatnya selesai. " Hey ! Hentikan mobilnya ! " ucap seseorang dari belakang mobil yang ditumpangi Ayu. Keempat orang yang berada di dalam mobil ini pun mengalihkan pandangannya saat mendengar suara tembakan. "Sialan! Ada yang mengikuti kita, roy cepatkan mobilnya," ucap pria kepada rekannya yang
Kenzo dan para bawahannya turun ke bawah untuk melihat bagaimana kondisi mobil yang tadi sempat meledak dan mengeluarkan asap yang lumayan besar. Di pikiran Kenzo sekarang hanyalah wanitanya Ayu. Bagaimana kondisinya? Ia bersumpah tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada wanita yang sangat ia cintai. Mobil itu sudah terlihat merdu karna api yang membakarnya saat hendak mendekat ke arah mobil itu para bawahan Kenzo menahan agar bos nya tidak berada dikarnakan yang cukup berbahaya. " Biar kami tuan yang mengeceknya, tuan lebih baik diam disini saya," ucap salah satu bawahan Kenzo. Mendengar perkataan itu Kenzo menatap bawahannya dengan tajam. " Bagaimana aku bisa diam saja disini, hah ! wanitaku ada didalam sana ! aku harus ada." sebelum Kenzo melangkah, para bawahannya kembali menahannya. " Biar kami saja yang bergerak tuan, api masih menyalakan mobil itu takut terjadi sesuatu." setelah mengucapkan itu para bawahannya mulai berpencer untuk mendekati mobil ya
4 tahun kemudianKenzo melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantornya. Aura dingin tiba - tiba saja menyeruak saat Kenzo masuk ke sana. Sedangkan Jimmy masih setia berjalan di belakangnya. " Pagi tuan. " " Selamat pagi tuan. " " Tuan. " Semuanya menatap rasa hormat saat berpapasan dengan pria itu yang muncul hanya diam tanpa menjawab sapaan mereka. Kenzo memang seperti ini dinginnya, tapi entah mengapa sejak ditinggalkan wanitanya jauh lebih dingin dan sombong. Kenzo tidak menerima kesalahan yang dilakukan oleh para bawahannya .Waktu itu saja, di mensionnya ada sebuah insiden yang membuat amarah Kenzo meledak, ya ada salah satu pembantu yang memecahkan bingkai foto Ayu walaupun pembantu itu tidak sengaja dan sudah meminta maaf, Kenzo tetap memarahinya karna itu adalah foto istrinya. Akibatnya, Kenzo memecat pembantu tersebut tanpa penjelasan dari sang pembantu. Jimmy sudah mencoba agar Kenzo jangan seperti itu pada para pekerja tapi Kenzo tidak mendengarkannya, Jimmy tahu s
Ayu menyadari saat apa yang tadi ia temukan. " Eh itu kamu mirip banget sama papa iya mirip," kekeh Ayu yang membuat Kevin hanya mengangguk kepalanya. " Papa na Kepin apan pulang na mah ? Papa na Iyo ama Leya pulang tiap hali tapi kenapa papa Kepin ndak pulang - pulang ? " walau bicaranya masih kurang benar tapi Ayu masih bisa mengerti apa yang dikatakan anaknya. Ayu menatap anak yang ia lahirkan 4 tahun yang lalu ini. " Papa Kevin masih sibuk kerja sayang kan mau beliin banyak mainan buat Kevin jadi papa harus kerja banyak uang untuk beliin mainannya, " bohong Ayu dengan menahan air matanya. Kevin berjalan mendekat dan memeluk sang mamanya. " Kepin ndak butuh mainan mah Kepin cuma butuh na papa pulang. " mendengar anaknya berbicara seperti itu membuat hati Ayu sakit tapi ia mencoba agar tidak menangis di depan sang anak. " Iya pasti pulang kok, jangan lupa ya Kevin sedih lagi, " Ayu mengelus puncuk kepala sang anak untuk nanti papa agar tidak pergi. Kevin pun menjauhkan tubu