"Bawa dia ke jurang, lenyapkan dia disana," ucap Sena pada para bawahannya yang berdiri tak jauh dari keberadaan Ayu. Ayu yang melihatnya langsung melihatnya dan masih melepaskan ikatan ini. "Baik nona." Sena tersenyum puas, ia menoleh ke arah Ayu lalu setelah itu ia melanjutkan langkah kakinya pergi dari gudang ini. "Cepat kita bekerja." sahut para bawahan kepada rekannya. Mereka ketiga mendekat ke arah Ayu. "Lepasin gak! Untuk panjang!" teriak Ayu mencoba meminta bantuan pertolongan. "Ibu tolong aku,hiks..." "Nona manis, percuma anda teriak - teriak karna disini gabakal mungkin ada yang mendengarmu,hahaha..." kekeh salah satu pria berbadan tegap. Pria lainnya mencoba melepaskan dari tubuh Ayu. Setelah dilepas, Ayu mencoba kabur tapi lengannya terlebih dahulu dipegang erat oleh pria berbadan tegap itu. " Hey, jangan coba - coba kabur !" ucap yang memegang erat tangan Ayu. "Lepasin gak !" Ayu tidak putus begitu saja, ia masih berusaha untuk lari dari sini. Kondisi t
"Lepasin!" Ayu sekarang di dalam mobil yang sedang berjalan menuju hutan. la masih mencoba melepaskan tubuhnya dari sekapan kedua orang di sampingnya. "Diam!" sentak pria berbadan tegap di sampingnya. Ayu menunduk takut, apa sekarang adalah hidupnya akan berakhir? "Hiks... Hiks... Lepasin ! " Ayu mengeluarkan air matanya, ia ketakutan sekarang. Apa mungkin hidupnya akan berakhir tragis seperti ini Tuhan ? Apa engkau tidak ingin aku bahagia sedikit saja ? hiks"Sebentar lagi kau akan mati lebih baik diam saja karna tidak akan ada seseorang pun yang menyelamatkanmu, haha..." kekeh dari ketiga pria tegap itu. Ayu menunduk masih diam, ia parah saja sekarang biarkan takdir pedihnya ini secepatnya selesai. " Hey ! Hentikan mobilnya ! " ucap seseorang dari belakang mobil yang ditumpangi Ayu. Keempat orang yang berada di dalam mobil ini pun mengalihkan pandangannya saat mendengar suara tembakan. "Sialan! Ada yang mengikuti kita, roy cepatkan mobilnya," ucap pria kepada rekannya yang
Kenzo dan para bawahannya turun ke bawah untuk melihat bagaimana kondisi mobil yang tadi sempat meledak dan mengeluarkan asap yang lumayan besar. Di pikiran Kenzo sekarang hanyalah wanitanya Ayu. Bagaimana kondisinya? Ia bersumpah tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada wanita yang sangat ia cintai. Mobil itu sudah terlihat merdu karna api yang membakarnya saat hendak mendekat ke arah mobil itu para bawahan Kenzo menahan agar bos nya tidak berada dikarnakan yang cukup berbahaya. " Biar kami tuan yang mengeceknya, tuan lebih baik diam disini saya," ucap salah satu bawahan Kenzo. Mendengar perkataan itu Kenzo menatap bawahannya dengan tajam. " Bagaimana aku bisa diam saja disini, hah ! wanitaku ada didalam sana ! aku harus ada." sebelum Kenzo melangkah, para bawahannya kembali menahannya. " Biar kami saja yang bergerak tuan, api masih menyalakan mobil itu takut terjadi sesuatu." setelah mengucapkan itu para bawahannya mulai berpencer untuk mendekati mobil ya
4 tahun kemudianKenzo melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantornya. Aura dingin tiba - tiba saja menyeruak saat Kenzo masuk ke sana. Sedangkan Jimmy masih setia berjalan di belakangnya. " Pagi tuan. " " Selamat pagi tuan. " " Tuan. " Semuanya menatap rasa hormat saat berpapasan dengan pria itu yang muncul hanya diam tanpa menjawab sapaan mereka. Kenzo memang seperti ini dinginnya, tapi entah mengapa sejak ditinggalkan wanitanya jauh lebih dingin dan sombong. Kenzo tidak menerima kesalahan yang dilakukan oleh para bawahannya .Waktu itu saja, di mensionnya ada sebuah insiden yang membuat amarah Kenzo meledak, ya ada salah satu pembantu yang memecahkan bingkai foto Ayu walaupun pembantu itu tidak sengaja dan sudah meminta maaf, Kenzo tetap memarahinya karna itu adalah foto istrinya. Akibatnya, Kenzo memecat pembantu tersebut tanpa penjelasan dari sang pembantu. Jimmy sudah mencoba agar Kenzo jangan seperti itu pada para pekerja tapi Kenzo tidak mendengarkannya, Jimmy tahu s
Ayu menyadari saat apa yang tadi ia temukan. " Eh itu kamu mirip banget sama papa iya mirip," kekeh Ayu yang membuat Kevin hanya mengangguk kepalanya. " Papa na Kepin apan pulang na mah ? Papa na Iyo ama Leya pulang tiap hali tapi kenapa papa Kepin ndak pulang - pulang ? " walau bicaranya masih kurang benar tapi Ayu masih bisa mengerti apa yang dikatakan anaknya. Ayu menatap anak yang ia lahirkan 4 tahun yang lalu ini. " Papa Kevin masih sibuk kerja sayang kan mau beliin banyak mainan buat Kevin jadi papa harus kerja banyak uang untuk beliin mainannya, " bohong Ayu dengan menahan air matanya. Kevin berjalan mendekat dan memeluk sang mamanya. " Kepin ndak butuh mainan mah Kepin cuma butuh na papa pulang. " mendengar anaknya berbicara seperti itu membuat hati Ayu sakit tapi ia mencoba agar tidak menangis di depan sang anak. " Iya pasti pulang kok, jangan lupa ya Kevin sedih lagi, " Ayu mengelus puncuk kepala sang anak untuk nanti papa agar tidak pergi. Kevin pun menjauhkan tubu
Tok! Tok! Ketukan di pintu Kenzo membuat pria di dalamnya langsung membuyarkan nyalanya pada figura di hadapannya. Tak lama pintu ruangan Kenzo terbuka dan menampilkan Jimmy yang berjalan masuk menuju ke arah Kenzo dengan sebuah undangan di tangannya. " Ini tuan ada undangan dari tuan Agra, " ucap Jimmy sopan dengan ucapan undangan di atas meja Kenzo. Kenzo menatap undangan itu hanya sekilas saja. " Apa isinya ? " tanya Kenzo. " Pembukaan hotel barunya di pusat kota. Tuan Agra mengundang tuan untuk hadir disana sebagai tamu kehormatannya, " ujar Jimmy mencoba menjelaskan apa isi dari undangan tersebut. Kenzo tampak berfikir sejenak. " Kau saja yang datang, jika dia menanyaiku bilang saja aku sibuk, " jawab Kenzo dengan kembali menyukai favoritnya pada kertas - kertas di mejanya. " Tapi tuan Agra ingin sekali tuan datang di peresmiannya sekaligus ingin bertanya pada tuan. " " Bicarakan ? " tanya Kenzo dengan nada sedikit penasaran. Jimmy mengangguk cepat. " Iya tuan
Setelah beberapa jam akhirnya mereka sampai di bandara kota Jakarta ini. Di sepanjang jalan Kevin dan Keyra tak rewel karna mereka hanya diam saja di jalan. Saat pesawat sudah mendarat, Ayu pun membangunkan kedua anaknya. Mereka masih tenang karena Ayu merasa tak tega membangunkannya, alhasil Ayu membawa anak perempuan tersebut dalam gendongan tangannya yang menggandeng tangan Kevin agar tak hilang. " Udah sampai Ma? " tanya Kevin polos dengan menatap Ayu di sampingnya. Mereka sedang berjalan keluar dari pesawat untuk turun. " Iya sayang, Kevin jangan jauh - jauh dari mama ya, " ucap Ayu yang langsung dibalas anggukan oleh anak itu. Setelah mereka turun, mereka berjalan masuk ke dalam bandara dan melangkah keluar dari sini. Ayu sudah mengabarkan Lena, jika ia sudah lepas landas di kota Jakarta ini dan sebentar lagi sahabatnya itu menghampirinya. Ayu menatap ke arah depan. Ia kembali ke kota yang menyimpan seribu luka ini. "Aku mungkin akan mampir sebentar nanti ke ruma
Ayu segera menerima kunci tersebut dan mengucapkan banyak terima kasih pada wanita tersebut. Setelahnya berjalan menuju sebuah lift dan menaikinya untuk menuju ke lantai kamarnya. "Kevin mau langsung mandi apa makan dulu?" tanya Ayu pada sang anak yang diam berdiri di sampingnya. Mendengar itu Kevin pun mendongakkan kepalanya menatap ke arah Ayu yang berdiri di sampingnya. " Makan, kepin lapel, " jaga dengan memegang perut buncitnya. Ayu tertawa melihat sambil memegang perutnya sendiri, ia mengelus puncuk kepala Kevin dengan tangan yang tidak memegang apa - apa. " Ya sudah, nanti kita makan dulu. " " Keyla juga na makan. " sahut anak yang berada di gendongan Ayu. " Tulun. " Keyra memaksa untuk turun dari gendongan mamanya. Ayu pun menurunkan Keyra dengan hati - hati. Ting! Pintu lift terbuka dengan segera ketiga orang itu melangkah maju untuk berjalan menuju kamarnya. Kevin dan Keyra kembali berlari - larian saat sampai di lantai 4 ini." Kevin ! Keyra ! Jangan lar
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya