4 tahun kemudianKenzo melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantornya. Aura dingin tiba - tiba saja menyeruak saat Kenzo masuk ke sana. Sedangkan Jimmy masih setia berjalan di belakangnya. " Pagi tuan. " " Selamat pagi tuan. " " Tuan. " Semuanya menatap rasa hormat saat berpapasan dengan pria itu yang muncul hanya diam tanpa menjawab sapaan mereka. Kenzo memang seperti ini dinginnya, tapi entah mengapa sejak ditinggalkan wanitanya jauh lebih dingin dan sombong. Kenzo tidak menerima kesalahan yang dilakukan oleh para bawahannya .Waktu itu saja, di mensionnya ada sebuah insiden yang membuat amarah Kenzo meledak, ya ada salah satu pembantu yang memecahkan bingkai foto Ayu walaupun pembantu itu tidak sengaja dan sudah meminta maaf, Kenzo tetap memarahinya karna itu adalah foto istrinya. Akibatnya, Kenzo memecat pembantu tersebut tanpa penjelasan dari sang pembantu. Jimmy sudah mencoba agar Kenzo jangan seperti itu pada para pekerja tapi Kenzo tidak mendengarkannya, Jimmy tahu s
Ayu menyadari saat apa yang tadi ia temukan. " Eh itu kamu mirip banget sama papa iya mirip," kekeh Ayu yang membuat Kevin hanya mengangguk kepalanya. " Papa na Kepin apan pulang na mah ? Papa na Iyo ama Leya pulang tiap hali tapi kenapa papa Kepin ndak pulang - pulang ? " walau bicaranya masih kurang benar tapi Ayu masih bisa mengerti apa yang dikatakan anaknya. Ayu menatap anak yang ia lahirkan 4 tahun yang lalu ini. " Papa Kevin masih sibuk kerja sayang kan mau beliin banyak mainan buat Kevin jadi papa harus kerja banyak uang untuk beliin mainannya, " bohong Ayu dengan menahan air matanya. Kevin berjalan mendekat dan memeluk sang mamanya. " Kepin ndak butuh mainan mah Kepin cuma butuh na papa pulang. " mendengar anaknya berbicara seperti itu membuat hati Ayu sakit tapi ia mencoba agar tidak menangis di depan sang anak. " Iya pasti pulang kok, jangan lupa ya Kevin sedih lagi, " Ayu mengelus puncuk kepala sang anak untuk nanti papa agar tidak pergi. Kevin pun menjauhkan tubu
Tok! Tok! Ketukan di pintu Kenzo membuat pria di dalamnya langsung membuyarkan nyalanya pada figura di hadapannya. Tak lama pintu ruangan Kenzo terbuka dan menampilkan Jimmy yang berjalan masuk menuju ke arah Kenzo dengan sebuah undangan di tangannya. " Ini tuan ada undangan dari tuan Agra, " ucap Jimmy sopan dengan ucapan undangan di atas meja Kenzo. Kenzo menatap undangan itu hanya sekilas saja. " Apa isinya ? " tanya Kenzo. " Pembukaan hotel barunya di pusat kota. Tuan Agra mengundang tuan untuk hadir disana sebagai tamu kehormatannya, " ujar Jimmy mencoba menjelaskan apa isi dari undangan tersebut. Kenzo tampak berfikir sejenak. " Kau saja yang datang, jika dia menanyaiku bilang saja aku sibuk, " jawab Kenzo dengan kembali menyukai favoritnya pada kertas - kertas di mejanya. " Tapi tuan Agra ingin sekali tuan datang di peresmiannya sekaligus ingin bertanya pada tuan. " " Bicarakan ? " tanya Kenzo dengan nada sedikit penasaran. Jimmy mengangguk cepat. " Iya tuan
Setelah beberapa jam akhirnya mereka sampai di bandara kota Jakarta ini. Di sepanjang jalan Kevin dan Keyra tak rewel karna mereka hanya diam saja di jalan. Saat pesawat sudah mendarat, Ayu pun membangunkan kedua anaknya. Mereka masih tenang karena Ayu merasa tak tega membangunkannya, alhasil Ayu membawa anak perempuan tersebut dalam gendongan tangannya yang menggandeng tangan Kevin agar tak hilang. " Udah sampai Ma? " tanya Kevin polos dengan menatap Ayu di sampingnya. Mereka sedang berjalan keluar dari pesawat untuk turun. " Iya sayang, Kevin jangan jauh - jauh dari mama ya, " ucap Ayu yang langsung dibalas anggukan oleh anak itu. Setelah mereka turun, mereka berjalan masuk ke dalam bandara dan melangkah keluar dari sini. Ayu sudah mengabarkan Lena, jika ia sudah lepas landas di kota Jakarta ini dan sebentar lagi sahabatnya itu menghampirinya. Ayu menatap ke arah depan. Ia kembali ke kota yang menyimpan seribu luka ini. "Aku mungkin akan mampir sebentar nanti ke ruma
Ayu segera menerima kunci tersebut dan mengucapkan banyak terima kasih pada wanita tersebut. Setelahnya berjalan menuju sebuah lift dan menaikinya untuk menuju ke lantai kamarnya. "Kevin mau langsung mandi apa makan dulu?" tanya Ayu pada sang anak yang diam berdiri di sampingnya. Mendengar itu Kevin pun mendongakkan kepalanya menatap ke arah Ayu yang berdiri di sampingnya. " Makan, kepin lapel, " jaga dengan memegang perut buncitnya. Ayu tertawa melihat sambil memegang perutnya sendiri, ia mengelus puncuk kepala Kevin dengan tangan yang tidak memegang apa - apa. " Ya sudah, nanti kita makan dulu. " " Keyla juga na makan. " sahut anak yang berada di gendongan Ayu. " Tulun. " Keyra memaksa untuk turun dari gendongan mamanya. Ayu pun menurunkan Keyra dengan hati - hati. Ting! Pintu lift terbuka dengan segera ketiga orang itu melangkah maju untuk berjalan menuju kamarnya. Kevin dan Keyra kembali berlari - larian saat sampai di lantai 4 ini." Kevin ! Keyra ! Jangan lar
"Kita mau cali papa ya Mah?" tanya Kevin saat mereka sudah siap untuk keluar dari hotel ini. Hari ini adalah hari dimana peresmian itu akan dibuka, Ayu sudah siap dengan tantangan dan menyiapkan perlengkapan kedua anaknya pun sudah siap dengan pakaian yang ia buat dengan pakaiannya. Kevin memakai jas kecil berwarna merah tua dengan celana berwarna sama jasnya, sama dengan Ayu dan Keyra yang memakai gaun berwarna merah tua dengan pita di tengahnya terkesan sederhana namun terlihat mewah. " Mau ke tempat temen mama sayang, " ucap Ayu dengan memainkan ponselnya untuk memastikan apa Lena sudah datang apa belum. Mendengar itu membuat wajah Kevin cemberut, padahal anak itu ingin menemui ayah yang entah bagaimana bentuknya. " Papa na Kepin gak ada disini huh, " ejek Keyra yang membuat Kevin menatap ke arah adiknya. " Papa Kepin Papa Keyra juga, " ucap Ayu. Mengapa kedua anaknya ini jadi membedakan papanya ? Yang satu memihak pada Raka - temannya, yang satu lagi pada papa kandung
Ayu terdiam disana dengan wajah pucatnya. Dia adalah pria yang selalu ia impikan setiap malam, bagaimana bisa dia ada disini? " Yu, kamu kenapa ? " Lena yang melihat perubahan ekspresi wajah Ayu, ia langsung mengedarkan pandangannya pada orang yang berdiri disana. Siapa sangka, pria dewasa di hadapannya Lena pun ikut merubah raut wajahnya. Ayu langsung merubah posisi tubuhnya saat orang itu melihat ke arahnya. Lena masih memandang pandangannya ke arah depan. Lena merasakan tangan dingin Ayu yang mengenggamnya erat. "Kamu ngapain menghadap ke sana Yu," bisik Lena. Mereka berdiri dengan berlawanan arah sekarang. " Len, kamu jangan menatap ke arah mereka terus ! Nanti ketahuan gimana, " ucap Ayu tanpa melihat ke arah belakang. Tiba - tiba saja Ayu merasakan tubuh Lena yang menegang. " Balik Yu, balik. " " Balik kemana Len ? Aku gak mungkin balik, sedangkan anak - anak aku masih disini, gimana sih kamu. " Ayu masih menggenggam erat tangan wanita di sampingnya. Lena lan
Kenzo kembali mendekati Ayu yang masih duduk disalah satu kursi di belakang. " Sudah kan ? Kita pulang sekarang. " Mendengar perkataan itu Ayu hanya mengangguk setuju. Ayu mengalihkan pandangannya pada Lena yang masih duduk di kursi. " Len, kamu tolong ganti aku disini ya, " ucap Ayu. Seharusnya ia tetap disini untuk memberikan sambutan tapi sepertinya ini bukan saatnya untuk memperkenalkan jati diri yang sebenarnya. " Okey. " Lena menggangguk dan tersenyum. Tidak apa - apa ia menggantikan Ayu disini, Lena pun ikut bahagia melihat Ayu yang sudah kembali pada cintanya. Meski sakit hati tapi ia tahu perasaan yang dirinya miliki untuk tuan muda itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Ia harus melakukan apapun untuk sahabatnya bukan ? Jika Ayu merasa bahagia Lena pun akan ikut bahagia. " Terima kasih ya. " Ayu tersenyum, ia sangat senang kepada sahabatnya karena Lena mengerti keadaannya. Ia pun berjalan mendekati tempat duduk Kevin. " Kita pulang sekarang nak ? " Kevi