Mereka pun masuk ke dalam kamar Kenzo yang menjadi kamar mereka bersama. Ayu menatap sekeliling kamar ini yang tampak masih sama seperti dulu. Ia berjalan menuju arah ranjang dan terduduk di pingiran sana. Kenzo yang melihat itu pun mengikuti wanitanya dan duduk di samping Ayu. Ia tak dapat menutupi wajah bahagianya karena wanitanya ini mau kembali kepadanya. " Kau banyak berubah, " ucap Kenzo menatap lembut pada Ayu. Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. " Aku masih sama seperti dulu Tuan. " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan mengecup dahi sang wanita. " Terima kasih telah kembali. " senang terpancar dari mata Kenzo yang sekarang melihat ke arah Ayu. Seketika ekspresi wajah Ayu berubah saat mengingat nama seseorang di pikirannya. "Kak Sena bagaimana?" tanya Ayu. Ia lupa kalau Kenzo sudah bahagia hidup bersama wanita itu bukan ? Kenapa Ayu bisa lupa tentang itu. Mendengar hal itu membuat Kenzo menghela nafas kasarnya. "Dia sudah pergi dan tidak akan pe
Lia menatap horor pada anak kecil di hadapannya yang diam melihatnya juga tapi ia merasa jika pernah melihat anak ini tapi Lia lupa dimana. la mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil di bawahnya. " Nama kamu siapa ? " tanyanya lembut dengan mengelus puncuk kepala sang anak. " Kepin. " jawab anak laki - laki itu dengan dingin. Ingatan Lia kembali, ia ingat jika anak ini adalah anak yang ia lihat di i*******m temannya tapi kenapa tiba - tiba anak ini ada disini ? Tak lama kemudian, kepala maid datang menghampiri Rena dan Lia yang masih diam di depan pintu. " Ini anak siapa ? kok bisa masuk di mension ini sih ? " tanya Rena dengan menatap anak kecil yang sekarang di gendong oleh Lia. Bi Sur nampak tersenyum. " Mari nyonya, nona masuk dulu. " sopannya untuk menyuruh kedua majikannya masuk terlebih dahulu. Loa menatap Kevin dengan pandangan tersenyum, ia mencubit gemas pipi sang anak. " Kakak gendong yuk ? " Anak di hadapannya ini pun mengangguk, dengan cepat Lia membawa Kevin ma
Ayu yang melihatnya merasa tidak percaya saat menatap ke arah Lia. " Ini aku, Lia, masa dibilang arwah sih, " ucap Ayu dengan tertawa menatap ke arah adik iparnya yang masih menutup mulutnya. " Kakak ipar ? kakak ipar masih hidup ? Lia berjalan mendekat menuju Ayu dan memeluk wanita itu penuh rindu. Ia yakin pasti kakak iparnya masih hidup dan benar saja kan sekarang. Ayu masih bisa berdiri di hadapannya dan ia masih bisa memeluknya. " Hiks, aku kangen banget sama kakak ipar, " Lia menangis di pundak sang kakak, aku sangat merindukanmu Ayu disini. Ayu menatap punggung Lia dengan lembut, ia tak menyangka Lia sebegitu kangennya pada dirinya. Apa dia jahat sudah pergi begitu saja dari mension ini ? "Aku lebih kangen sama kamu, Lia, " ucap Ayu saat Lia melepaskan pelukannya. la menghapus air mata Lia dan menatap gadis ini yang terlihat sangat menyayanginya. " Hiks, benar kan kalau kakak ipar itu pasti selamat dari wanita ular itu ! " Lia sekali lagi memeluk sang kakak, terhitung be
Sinar matahari di sela - sela jendela mengusik ketenangan tidur dari seorang wanita cantik. Ayu membuka kedua matanya secara perlahan saat menerima sinar matahari itu mengenai wajahnya. Ketika Ayu akan terbangun, ia merasakan ada sesuatu yang berguna untuk di perutnya. Ya, siapa lagi kalau bukan ulah tangan dari pria itu ? Ayu menatap ke belakang dan menemukan Kenzo yang memeluknya dari belakang. Kenapa pria ini ada disini ? Padahal kemarin mereka tidur dengan kedua anaknya berada di tengah - tengah mereka, tapi sekarang Kenzo malah berada di belakangnya. Ayu hanya mengelengkan kepalanya dengan menatap kedua anak di hadapannya hanya dibatasi guling di sampingnya agar tidak terjatuh. Memang mereka tidur bersama di kamar Kenzo karna kedua anaknya belum memiliki kamar di mension ini kebetulan juga keduanya ingin tidur dengan Papanya - Kenzo berhasil tidur di kamar ini. Kasurnya memang besar tapi Ayu merasakan sempit karena pria itu ingin selalu dekat dengannya. Entahlah sifa
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan