Ayu mendengar samar-samar suara gaduh dari dalam Butiknya, dengan segera ia langsung berjalan menuju asal suara tersebut.
Ia menatap sekumpulan orang-orang yang sedang melingkari sesuatu disana.
Ayu berjalan dan mendekat ke arah sana “Ini ada apa ya?”
Mendengar suara yang sangat mereka kenal, sekumpulan orang itu berbalik menatap suara wanita tadi.
“Eh ada mbak Ayu,” ucap salah satu orang yang berkumpul disana.
Mereka mulai minggir memberi jalan untuk pemilik Butik ini.
Ayu menatap ke arah depannya, disana berdiri Lina yang memandangnya dengan pandangan memohon pertolongan. lain dengan orang yang sedang berjongkok di depan Lina dengan pandangan berharap.
"Pasti dia lagi, sudahlah lebih baik aku langsung masuk ke dalam ruangan atas." Ayu melangkah kaki menuju ke arah anak tangga.Saat sudah sampai di ruangan itu, Ayu langsung duduk di kursi nya, tak lupa juga ia mengecek handpone nya.
"Belum ada noti
Sinar matahari telah bergantian Kedatangan bulan yang gelap, Ayu yang berada di dalam kamarnya, ia melangkahkan kakinya untuk makan malam. Ketika berjalan ia melihat Nita yang berdiri di depannya dengan tersenyum lebar, Ayu tidak tau apa itu senyuman tulus atau bukan. Nita berjalan mendekati Ayu yang nampak diam disana sembari menatap ke arahnya. “Hey kakak ipar, aku tadinya akan mengajakmu untuk pergi ke meja makan bersama-sama” ucap Nita dengan maksud terselubung di dalamnya. “Benarkah?” jawab Ayu. “Iya, tapi ketemu duluan disini. ya sudah ayo kita turun sama-sama.” sahut Nita. Ayu menatap curiga ke arah Nita, tumben sekali wanita ini bersifat baik seperti ini padanya. “Kenapa kamu menatapku seperti itu, ayo kita turun.” lanjut Nita sembari menatap wajah dari Ayu. Ayu mengangguk, mungkin saja, Nita sudah tobat atau sedang memperbaiki diri? kita tidak tahu itu. “Ya sudah ayo, Nit.” Ayu berjalan diikuti Nita di
Prang! Suara vas bunga berhasil terjatuh di atas lantai. Jimmy yang mendengar suara bantingan keras dari dalam kamar Tuan muda Kenzo. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar Tuan muda Kenzo. Jimmy mengetuk pintu kamar tuannya, tetapi, tidak mendapat jawaban dari penghuni kamar. Jimmy memberanikan diri untuk membuka pintu dan saat ia berhasil membuka pintu kamar itu. Pandangan matanya menemukan seseorang yang menatap tajam ke arahnya. Iya, seseorang itu adalah Kenzo. Kenzo melangkahkan kakinya dengan tegas untuk mendekati ke arah Jimmy. Namun, Jimmy tak bisa mengelak dengan pukulan yang diberikan oleh Kenzo. Brug! Pukulan keras itu tepat mengenai bibir kiri Jimmy, Jimmy terjatuh di atas lantai.“Dasar brengsek! Memberi perintah menjaga wanitaku pada bodyguard saja kamu tidak becus!" teriak Kenzo. Jimmy menghapus darah yang mengalir di area bibirnya dengan telapak tangannya. Ia berusaha berdiri di hadapan Kenzo.“Maaf
Kenzo mengambil handpone yang diberikan bodyguardnya. dan ia langsung pergi begitu saja keluar ruangan diikuti bodyguard yang tadi masuk ke dalam ruangan. Ayu menatap pintu yang sudah tertutup rapat tersebut. ia menghembuskan nafas kasarnya sambil mencoba untuk bangkit. "Awww..." ringis Ayu pelan. Sungguh kepalanya seperti terkena pistol saja, sakit itu yang Rara rasakan. la terduduk sembari merapkan dirinya di bantal kasur ini. lalu menatap luar jendela yang terdapat di sampingnya. "Huh... Mengapa hidupku selalu seperti ini?" "Mengapa tuhan tidak mengambil nyawa ku saja." lirih Ayu pelan. Ayu mengingat kembali apa yang terjadi pada dirinya sampai bisa seperti ini. . ya! Satu nama itu yang terlintas dibenak Ayu saat ini, ia tak menyangka jika sepupu iparnya bisa melakukan itu padanya padahal Ayu tidak melakukan kesalahan apapun tapi mengapa membencinya sampai berbuat seperti ini.
Namun, Ayu tetap menjawab senyum pertanyaan adik iparnya"Udah Lia." Ayu tersenyum karna Lia menyempatkan dirinya untuk mengunjunginya di sini."Syukur deh, kakak ipar kapan boleh pulang?" Ayu gemetar, ia tidak tahu kapan akan pulang."Gak tahu Lia, aku baru aja sadar pasti masih lama pulangnya." Baru beberapa jam saja disini, Ayu sudah bosan, ia ingin cepat-cepat pulang.Lia diam sambil melihat sekelilingnya yang tampak sepi, dimana kakaknya itu? malam kakaknya itu tidak pulang ia kira Kenzo menginap disini tapi melihat keadaan sepertinya ini sepertinya Kenzo tidak berada disini."Kak Kenzo dimana?""Gak tahu Lia, pas aku bangun pagi tadi tuan Kenzo udah gak ada," ucapnya sambil menikmati bubur yang terasa hambar dibibirnya."Kamu mau bubur,Lia ?" tawar Ayu yang dibalas gelengan oleh ad
Ayu sekarang sendiri berada dikamar ini. tadi Lia pamitan karna ada beberapa pekerjaan sekolah yang harus segera ia selesaikan sehingga perempuan pergi kembali kerumahnya setelah berbicara apa keinginannya. Ayu sudah bilang jika ia tidak mungkin memberikan ponakan atau pewaris keluarga karna ia tidak mau jika nanti diperlakukan sesuai, sudah cukup Rara yang merasakan semua orang sendiri."Huh... Ada-ada aja anak itu." Karna Lia yang tetap bersikukuh agar memberikannya ponakan.Akhirnya Ayu menyerah ia hanya menjawab "Anak itu mempersembahkan dari Tuhan jadi kita lihat saja nanti ya Lia, aku gak janji."Ayu dibuat tidak percaya karna Lia malah membalas "Kalo gitu aku bakal berdoa semoga kakak ipar bisa hadiahin aku ponakan." yang Ayu jawaban Lia yang ia ingat beberapa jam lalu.Ayu hanya berdoa agar doa Lia tidak dikabulkan, jujur ia belum siap menjadi seorang ibu diusia muda apala
Sudah seminggu lebih Ayu dirawat dirumah sakit ia diperbolehkan pulang hari ini."Akhirnya aku dibolehin pulang." gumam Ayu dengan tersenyum perban di kepalanya pun sudah terlepas, hanya ada jaitan yang belum kering di kepalanya yang tertutup perban kecil. sudah beberapa hari ia di kamar ini membuatnya bosan sekali berada disini. dan akhirnya dokter itu mengizinkan Ayu pulang dengan syarat harus istirahat saja saat tiba.Saat ia akan mengenakan pakaian yang kemarin dibawakan oleh para maid, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kamar.Ceklek!Ayu memandangi pintu yang terbuka. dia adalah Bi Suryani kepala maid yang sudah beberapa hari ini menemaninya dirumah sakit.karna Kenzo yang sibuk mengurusi kantor akhirnya hanya bisa menjenguknya di rumah sakit."Non, udah biar saya saja yang beresin." tawar Bi Suryani dengan tangan yang
"Baik Nona." Pak sopir itu langsung membukakan pintu penumpang untuk dimasuki nona mudanya. Ayu yang diperlakukan baik seperti itu tersenyum, ternyata disekelilingnya masih banyak orang-orang baik. "Terima kasih ya pak" segera masuk ke dalam pintu mobil yang sudah dibukakan. "Sama-sama nona." Melihat nona mudanya sudah masuk dan duduk. Pak supir itu menutup rapat pintu mobil dan masuk ke dalam pintu pengemudi. "Kalau boleh tahu mau saya antar kemana?" tanya ramah pak supir saat melihat sekilas ke arah Ayu. Ayu tampaknya berpikir, karna sudah lama ia tidak lupa nama jalan menuju arah cafe. "Bapak tahu Cafe Sweti gak?" nama cafe nya ia ingat. Namun, yang ia lupa. Pak supir itu muncul ikutan berfikir. "Cafe Sweti teh daerah ya non" Ayu yang mendengar jawaban dari pak supir ini langsung merebahkan punggung di senderan
"Minum dulu, Lin, " ucap Ayu dengan mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Lina. Lina langsung menyerahkan minuman yang diberikan sahabatnya. " Kamu duluan si Yu," ucap Lina sembari menormalkan nafasnya karna tersedak tadi. Ayu membocorkan Lina dengan wajah ditekuk. "Kamu kok nyalahin aku kan kamu nanya ya sudah aku jawab." apa-apaan sahabatnya malah menyalahkannya, padahal Ayu hanya menjawab pertanyaan dari Lina yang ingin tahu mengapa ia mengajaknya makan di Cafe ini. "Pertanyaan kamu itu loh yang bikin aku kaget." Lina melahap kembali makanannya. "Kamu kenapa bertanya seperti itu? lagi jatuh cinta ya." lanjut Lina dengan pandangan menyelidik ke arah Ayu. Ayu merasa goyang. " Gak kok aku mau bertanya saja." masih dengan pandangan mengarah ke arah Ayu, tangan Lina bergerak mengambil makanan