"Baik Nona." Pak sopir itu langsung membukakan pintu penumpang untuk dimasuki nona mudanya.
Ayu yang diperlakukan baik seperti itu tersenyum, ternyata disekelilingnya masih banyak orang-orang baik. "Terima kasih ya pak" segera masuk ke dalam pintu mobil yang sudah dibukakan.
"Sama-sama nona." Melihat nona mudanya sudah masuk dan duduk. Pak supir itu menutup rapat pintu mobil dan masuk ke dalam pintu pengemudi.
"Kalau boleh tahu mau saya antar kemana?" tanya ramah pak supir saat melihat sekilas ke arah Ayu.
Ayu tampaknya berpikir, karna sudah lama ia tidak lupa nama jalan menuju arah cafe.
"Bapak tahu Cafe Sweti gak?" nama cafe nya ia ingat. Namun, yang ia lupa.
Pak supir itu muncul ikutan berfikir. "Cafe Sweti teh daerah ya non" Ayu yang mendengar jawaban dari pak supir ini langsung merebahkan punggung di senderan
"Minum dulu, Lin, " ucap Ayu dengan mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Lina. Lina langsung menyerahkan minuman yang diberikan sahabatnya. " Kamu duluan si Yu," ucap Lina sembari menormalkan nafasnya karna tersedak tadi. Ayu membocorkan Lina dengan wajah ditekuk. "Kamu kok nyalahin aku kan kamu nanya ya sudah aku jawab." apa-apaan sahabatnya malah menyalahkannya, padahal Ayu hanya menjawab pertanyaan dari Lina yang ingin tahu mengapa ia mengajaknya makan di Cafe ini. "Pertanyaan kamu itu loh yang bikin aku kaget." Lina melahap kembali makanannya. "Kamu kenapa bertanya seperti itu? lagi jatuh cinta ya." lanjut Lina dengan pandangan menyelidik ke arah Ayu. Ayu merasa goyang. " Gak kok aku mau bertanya saja." masih dengan pandangan mengarah ke arah Ayu, tangan Lina bergerak mengambil makanan
Sampai di mension, Ayu langsung keluar dari taksi dan setelah mengucapkan terima kasih pada sopir yang sudah mengantarkannya tadi. Ayu pun melangkah masuk kedalam mension. Tumben terasa sepi tidak seperti biasanya ada beberapa penjaga yang sering memantau suasana luar mension.Ayu melangkahkan kakinya masuk ke dalam menuju kamar untuk membersihkan dirinya sekaligus istirahat. Namun sebelum menaiki tangga, ada seseorang yang memanggil namanya."Kakak ipar!" Dari suara panggilannya saja, Ayu sudah tahu pasti itu adalah adik iparnya. Ayu melihat pemandangan asal suara yang memanggilnya. "Eh Lia." Ayu melihat adik iparnya yang masih memakai seragam SMA dan juga tas yang menggantung di belakang punggungnya. Lia yang baru saja pulang dari sekolahnya langsung menghadap Ayu yang berdiri di depan tangga menuju atas. "Kakak ipar besok ada festival sama pasar malem loh di alun-alun kota, kita kesa
Ayu tersenyum manis dengan menatap dalam ke arah kedua bola mata Kenzo lalu kedua tangan yang masih melinggar di leher Kenzo, sebisa mungkin menjalani rencana ini dengan baik agar Ayu bisa pergi bersama adik iparnya. Lain halnya dengan Kenzo yang tampak dengan perilaku wanitanya. "Kau kenapa?" tanya Kenzo sembari menatap Ayu dengan pandangan bertanya. Tak biasanya Ayu seperti ini. Ayu mengayunkan kepalanya dengan ekspresi yang menurut Kenzo menggemaskan. "Aku tidak apa-apa." jawab Ayu sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Kenzo yang tidak menutup apa-apa. Tunggu dulu, Ayu hanya sebatas dada Kenzo, entah tuannya yang terlalu tinggi atau dirinya yang pendek. Karna posisi telinganya yang disenderkan pada Kenzo, ia dapat merasakan dentuman jantung dari suaminya. Jantungnya cukup kencang dan kencang ya Sebenarnya ia pun sama, karena posisi mereka yang intim. "Kau ini kenapa?" tanya Ke
"Ciuman pagi hari" Ayu menatap kedua bola mata Kenzo dengan tanda penuh tanya, apa tadi? dia bilang apa? "Hah?" "Morning kiss, jika aku tidak akan bangun" ucap Kenzo. Ayu menatap dalam pada matanya, apa-apaan tuannya ini kenapa dia manja? biasanya saja tidak ada tuh minta ciuman pagi hari."Tuan." lirih Ayu. "Kelamaan!"Cup!Kenzo mencium terlebih dahulu dari hadapannya, lalu segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan handuk yang sudah melingkar ditubuhnya.Seketika Ayu menjadi menganga saat menikmati ciuman dari Tuannya. Ia kembali tersadar ketika pintu kamar mandi tertutup cukup kencang. Ia merasa kesal dengan hal itu dengan melakukannya. Dasar mesum!Sekarang mereka berdua sudah berjalan menuju arah ruang makan. Disana terlihat Rena dan juga Lia yang sudah duduk di meja makan sepertinya mereka menungg
"Eh, ini kan ibu-ibu yang waktu itu berantem dibutik aku." batin Ayu.Ayu masih mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu didalam butiknya. Ini benar-benar tidak salah lagi jika kedua orang yang ribut di butik nya minggu yang lalu berada disini. Yang tak lain adalah teman mertuanya- Rena."Sa-saya permisi dulu, silakan dinikmati," ucap Ayu dengan langsung melihat langsung menjauh dari sana. la tidak mau jika sampai kedua wanita itu menyadari kehadiran dirinya.Ayu menarik kata-kata saat itu. Ini belum saatnya semua orang tahu bahwa dirinya adalah pemilik butik apalagi dengan kondisinya yang sekarang adalah istri dari seorang Kenzo."Eh, tunggu dulu." seketika detak jantung Ayu seolah-olah berdetak dengan cepat sekarang.Ayu takut jika wanita itu mengingatnya apalagi disini ada Ibu mertuanya yang sedari tadi memandang dengan pandangan yang ti
Ayu langsung tubuhnya kearah belakang lalu menatap siapa orang yang memeluknya. "Tuan," ucap Ayu dengan kedua bola mata yang memandangi Kenzo. Sejak kapan Kenzo pulang? perasaan tadi, Ayu melihat jam masih menunjukan jam 4 sore, tadi juga tidak ada pelayan yang memanggilnya untuk menyambut kedatangan tuan mudanya ini. "Kau sudah siap, hm?" ucap Kenzo yang mampu membuat Ayu terdiam disana. Posisi mereka cukup intim sekarang mereka berada dibalkon, jika ada yang melihatnya dari bawah bagaimana?"Tuan maaf," ucap Ayu memegang bahu Kenzo menyuruhnya untuk mundur. Kenzo pun memundurkan tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam kamar Ayu diikuti pemilik kamarnya yang mengikutinya dari arah belakang."Tuan, maaf aku tidak menyambutmu tadi, aku tidak tahu jika tuan sudah pulang," ucap Ayu menunduk. Kenzo menatap menuju ke arah Ayu yang menunduk merasa bersalah. "Untuk mempers
Sekarang Kenzo dan Ayu sudah berada di pasar malam ini. Terlihat keadaannya cukup ramai ternyata banyak sekali orang yang berkunjung kesini. Untung saja, tidak ada yang mengenali Kenzo jadi keadaan masih terkendali. Tadi, sebelum berangkat Ayu sudah bilang jika tidak ingin ada bodyguard yang menjaga mereka saat ini, Kenzo pun hanya menuruti kemauan wanitanya jika ada bodyguard yang mengganggu kencannya ini.Ayu merasa antusias sekali disaat berada di sini, banyak sekali wahana dan makanan di sini ternyata lebih indah dari yang ia bayangkan sebelumnya."Tuan, aku ingin naik sepeda." disepanjang jalan tadi Ayu melihat banyak yang menaiki sepada dari yang tempat duduknya hanya satu atau dua orang saja.Kenzo menoleh menuju wanita yang setia berada di sampingnya ini."Kita tidak bawa sepeda bukan?" tanya Kenzo.Maklumi saja, tuannya ini karna Ayu tahu bahwa tuannya pasti baru pertama k
"Eh, bu bos datang", ucap salah satu karyawan yang melihat Ayu masuk ke dalam butik.Ayu tersenyum manis dan menyapa teman-teman yang bekerja di sini, dia baru saja sampai tadi diantar oleh sopir suaminya itu untungnya tadi jalanan tidak terlalu macet sehingga bisa cepat sampai di sini."Kamu ini bisa saja, oh iya Lina dimana?" tanya Ayu."Dibelakang mbak, biasa lagi siap-siap sama yang lain."Mendengar perkataan itu Ayu pun mengangguk dan berjalan menuju tempat yang disebutkan karyawannya tadi."Sepertinya banyak tikus ya disini.""lya kali ya, tiba-tiba berantakan seperti ini." samar-samar Ayu mendengar suara dari salah satu ruangan, ia memutuskan untuk berjalan mendekati ruangan tersebut sebelum pergi ke belakang."Loh ini ada apa?" tanya Ayu disaat melihat barang-barang di ruangan in