Ayu sekarang sendiri berada dikamar ini. tadi Lia pamitan karna ada beberapa pekerjaan sekolah yang harus segera ia selesaikan sehingga perempuan pergi kembali kerumahnya setelah berbicara apa keinginannya. Ayu sudah bilang jika ia tidak mungkin memberikan ponakan atau pewaris keluarga karna ia tidak mau jika nanti diperlakukan sesuai, sudah cukup Rara yang merasakan semua orang sendiri.
"Huh... Ada-ada aja anak itu." Karna Lia yang tetap bersikukuh agar memberikannya ponakan.
Akhirnya Ayu menyerah ia hanya menjawab "Anak itu mempersembahkan dari Tuhan jadi kita lihat saja nanti ya Lia, aku gak janji."
Ayu dibuat tidak percaya karna Lia malah membalas "Kalo gitu aku bakal berdoa semoga kakak ipar bisa hadiahin aku ponakan." yang Ayu jawaban Lia yang ia ingat beberapa jam lalu.
Ayu hanya berdoa agar doa Lia tidak dikabulkan, jujur ia belum siap menjadi seorang ibu diusia muda apala
Sudah seminggu lebih Ayu dirawat dirumah sakit ia diperbolehkan pulang hari ini."Akhirnya aku dibolehin pulang." gumam Ayu dengan tersenyum perban di kepalanya pun sudah terlepas, hanya ada jaitan yang belum kering di kepalanya yang tertutup perban kecil. sudah beberapa hari ia di kamar ini membuatnya bosan sekali berada disini. dan akhirnya dokter itu mengizinkan Ayu pulang dengan syarat harus istirahat saja saat tiba.Saat ia akan mengenakan pakaian yang kemarin dibawakan oleh para maid, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kamar.Ceklek!Ayu memandangi pintu yang terbuka. dia adalah Bi Suryani kepala maid yang sudah beberapa hari ini menemaninya dirumah sakit.karna Kenzo yang sibuk mengurusi kantor akhirnya hanya bisa menjenguknya di rumah sakit."Non, udah biar saya saja yang beresin." tawar Bi Suryani dengan tangan yang
"Baik Nona." Pak sopir itu langsung membukakan pintu penumpang untuk dimasuki nona mudanya. Ayu yang diperlakukan baik seperti itu tersenyum, ternyata disekelilingnya masih banyak orang-orang baik. "Terima kasih ya pak" segera masuk ke dalam pintu mobil yang sudah dibukakan. "Sama-sama nona." Melihat nona mudanya sudah masuk dan duduk. Pak supir itu menutup rapat pintu mobil dan masuk ke dalam pintu pengemudi. "Kalau boleh tahu mau saya antar kemana?" tanya ramah pak supir saat melihat sekilas ke arah Ayu. Ayu tampaknya berpikir, karna sudah lama ia tidak lupa nama jalan menuju arah cafe. "Bapak tahu Cafe Sweti gak?" nama cafe nya ia ingat. Namun, yang ia lupa. Pak supir itu muncul ikutan berfikir. "Cafe Sweti teh daerah ya non" Ayu yang mendengar jawaban dari pak supir ini langsung merebahkan punggung di senderan
"Minum dulu, Lin, " ucap Ayu dengan mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Lina. Lina langsung menyerahkan minuman yang diberikan sahabatnya. " Kamu duluan si Yu," ucap Lina sembari menormalkan nafasnya karna tersedak tadi. Ayu membocorkan Lina dengan wajah ditekuk. "Kamu kok nyalahin aku kan kamu nanya ya sudah aku jawab." apa-apaan sahabatnya malah menyalahkannya, padahal Ayu hanya menjawab pertanyaan dari Lina yang ingin tahu mengapa ia mengajaknya makan di Cafe ini. "Pertanyaan kamu itu loh yang bikin aku kaget." Lina melahap kembali makanannya. "Kamu kenapa bertanya seperti itu? lagi jatuh cinta ya." lanjut Lina dengan pandangan menyelidik ke arah Ayu. Ayu merasa goyang. " Gak kok aku mau bertanya saja." masih dengan pandangan mengarah ke arah Ayu, tangan Lina bergerak mengambil makanan
Sampai di mension, Ayu langsung keluar dari taksi dan setelah mengucapkan terima kasih pada sopir yang sudah mengantarkannya tadi. Ayu pun melangkah masuk kedalam mension. Tumben terasa sepi tidak seperti biasanya ada beberapa penjaga yang sering memantau suasana luar mension.Ayu melangkahkan kakinya masuk ke dalam menuju kamar untuk membersihkan dirinya sekaligus istirahat. Namun sebelum menaiki tangga, ada seseorang yang memanggil namanya."Kakak ipar!" Dari suara panggilannya saja, Ayu sudah tahu pasti itu adalah adik iparnya. Ayu melihat pemandangan asal suara yang memanggilnya. "Eh Lia." Ayu melihat adik iparnya yang masih memakai seragam SMA dan juga tas yang menggantung di belakang punggungnya. Lia yang baru saja pulang dari sekolahnya langsung menghadap Ayu yang berdiri di depan tangga menuju atas. "Kakak ipar besok ada festival sama pasar malem loh di alun-alun kota, kita kesa
Ayu tersenyum manis dengan menatap dalam ke arah kedua bola mata Kenzo lalu kedua tangan yang masih melinggar di leher Kenzo, sebisa mungkin menjalani rencana ini dengan baik agar Ayu bisa pergi bersama adik iparnya. Lain halnya dengan Kenzo yang tampak dengan perilaku wanitanya. "Kau kenapa?" tanya Kenzo sembari menatap Ayu dengan pandangan bertanya. Tak biasanya Ayu seperti ini. Ayu mengayunkan kepalanya dengan ekspresi yang menurut Kenzo menggemaskan. "Aku tidak apa-apa." jawab Ayu sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Kenzo yang tidak menutup apa-apa. Tunggu dulu, Ayu hanya sebatas dada Kenzo, entah tuannya yang terlalu tinggi atau dirinya yang pendek. Karna posisi telinganya yang disenderkan pada Kenzo, ia dapat merasakan dentuman jantung dari suaminya. Jantungnya cukup kencang dan kencang ya Sebenarnya ia pun sama, karena posisi mereka yang intim. "Kau ini kenapa?" tanya Ke
"Ciuman pagi hari" Ayu menatap kedua bola mata Kenzo dengan tanda penuh tanya, apa tadi? dia bilang apa? "Hah?" "Morning kiss, jika aku tidak akan bangun" ucap Kenzo. Ayu menatap dalam pada matanya, apa-apaan tuannya ini kenapa dia manja? biasanya saja tidak ada tuh minta ciuman pagi hari."Tuan." lirih Ayu. "Kelamaan!"Cup!Kenzo mencium terlebih dahulu dari hadapannya, lalu segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi dengan handuk yang sudah melingkar ditubuhnya.Seketika Ayu menjadi menganga saat menikmati ciuman dari Tuannya. Ia kembali tersadar ketika pintu kamar mandi tertutup cukup kencang. Ia merasa kesal dengan hal itu dengan melakukannya. Dasar mesum!Sekarang mereka berdua sudah berjalan menuju arah ruang makan. Disana terlihat Rena dan juga Lia yang sudah duduk di meja makan sepertinya mereka menungg
"Eh, ini kan ibu-ibu yang waktu itu berantem dibutik aku." batin Ayu.Ayu masih mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu didalam butiknya. Ini benar-benar tidak salah lagi jika kedua orang yang ribut di butik nya minggu yang lalu berada disini. Yang tak lain adalah teman mertuanya- Rena."Sa-saya permisi dulu, silakan dinikmati," ucap Ayu dengan langsung melihat langsung menjauh dari sana. la tidak mau jika sampai kedua wanita itu menyadari kehadiran dirinya.Ayu menarik kata-kata saat itu. Ini belum saatnya semua orang tahu bahwa dirinya adalah pemilik butik apalagi dengan kondisinya yang sekarang adalah istri dari seorang Kenzo."Eh, tunggu dulu." seketika detak jantung Ayu seolah-olah berdetak dengan cepat sekarang.Ayu takut jika wanita itu mengingatnya apalagi disini ada Ibu mertuanya yang sedari tadi memandang dengan pandangan yang ti
Ayu langsung tubuhnya kearah belakang lalu menatap siapa orang yang memeluknya. "Tuan," ucap Ayu dengan kedua bola mata yang memandangi Kenzo. Sejak kapan Kenzo pulang? perasaan tadi, Ayu melihat jam masih menunjukan jam 4 sore, tadi juga tidak ada pelayan yang memanggilnya untuk menyambut kedatangan tuan mudanya ini. "Kau sudah siap, hm?" ucap Kenzo yang mampu membuat Ayu terdiam disana. Posisi mereka cukup intim sekarang mereka berada dibalkon, jika ada yang melihatnya dari bawah bagaimana?"Tuan maaf," ucap Ayu memegang bahu Kenzo menyuruhnya untuk mundur. Kenzo pun memundurkan tubuhnya dan berjalan masuk ke dalam kamar Ayu diikuti pemilik kamarnya yang mengikutinya dari arah belakang."Tuan, maaf aku tidak menyambutmu tadi, aku tidak tahu jika tuan sudah pulang," ucap Ayu menunduk. Kenzo menatap menuju ke arah Ayu yang menunduk merasa bersalah. "Untuk mempers
Kevin merasa tidak suka jika berjalan di tempat keramaian orang. Tubuhnya yang kecil membuat takut jika berjalan di sekumpulan orang dewasa seperti ini. " Keyla mau endong sama Mama ! " potong Keyra sebelum Ayu ingin mengendong Kevin. Anak perempuan itu tampak ingin di gendong juga oleh sang Mama. " Kepin duluan yang di endong ! " " Keyla ! " " Kepinn ! " Dengan melihat di antara kedua anak di hadapannya ingin memperebutkannya membuat Ayu mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya. Kenzo mengerti dengan tatapan mata wanitanya ini, dengan segera ia mendekati kedua anaknya itu. " Sudah - sudah, Mama kalian hari ini menjadi milikku jadi tidak boleh ada yang digendong oleh kalian. Lebih baik kalian meminta gendong sana pada anak buahku di belakang, " ucap Kenzo membuat wajah Keyra dan Kevin menoleh ke arah belakang tubuh Papanya itu. Disana terlihat beberapa bodyguard berbadan besar yang berdiri di belakang Kenzo. Keyra dan Kevin diam menatap Papanya. "Ndak mau! Mau
Di pagi harinya, Ayu sudah bersiap dengan membawa kopernya. Ya! sekarang dia akan kembali ke jogyakarta untuk mengurus beberapa pekerjaan, kemarin juga saat itu sudah mengizinkan dirinya jadi Ayu memutuskan untuk pergi hari ini bersama kedua anaknya. " Yee pulang ! " ucap Keyra merasa senang. Mereka sekarang berada di kamar milik Kenzo. Kedua anaknya itu memang tidur disini karna Keyra menginginkan tidur dengan sang papa dan alhasil mereka berempat tidur di kamar ini. " Papa ikut Ma ? " tanya Kevin yang sedang duduk di pinggir kasur tidur. Ayu mengangguk pelan, sebenarnya ia tidak ingin Kenzo ikut ke sana tapi tetap kekeh ingin ikut beralasan sebagai bulan madu mereka. " Sudah siap semuanya ? " tanya seseorang di belakang Ayu.Mendengar perkataan itu Ayu langsung membalikkan tubuhnya dan melihat asal suara di belakangnya. " Hm. " gumam Ayu mengiyakan ucapan Kenzo. Kenzo sudah siap dengan pakaian formalnya, terlihat senyuman hangat tercetak di wajah dingin itu. Ayu ikut terseny
" Ck ! Kau fokus sekali menonton berita tak bermutu itu, " ucap Kenzo sambil menatap wanita duduk di sampingnya yang nampak fokus menatap Televisi. Ayu hanya diam, ia menekan remot televisi di tangannya dengan asal. Kenzo yang merasa diabaikan itu menatap kesal pada wanitanya. " Kau masih marah padaku?" tanya Kenzo membuat Ayu hanya menatap sekilas ke arahnya lalu kembali fokus pada televisi di hadapannya. " Ck ! Aku tidak suka diabaikan ! " ucap Kenzo tajam saat menatap Ayu tapi ya ampun wanita itu tetap diam tak bergeming. " Huh ! Membosankan sekali siarannya, tidak ada yang bagus, " ucap Ayu dengan mematikan televisi di hadapannya dan bangkit dari duduknya. Sebelum Ayu melangkah pergi dari Kenzo, Kenzo terlebih dahulu mencekal tangan wanitanya. " Kau mau kemana ? " Ayu menghentikan langkah kakinya dan menghempaskan tangan yang di pegang oleh Kenzo agar tangan Kenzo terlepas darinya. " Ke kamar. " setelah tangan Kenzo terlepas darinya, Ayu kembali melangkah pergi menu
Ayu yang masih teringat perkataan Rena barusan. Di dalam hati, ia menyayangkan sikap Rena, apa Rena tega memisahkan ibu dari anaknya ? Mengapa Rena selalu seperti ini ? " Maaf, sa - saya tidak mau uang itu Nyonya, saya tidak mau berpisah dengan anak saya apalagi bercerai sama Kenzo, " ucap Ayu dengan pelan saat mengatakan kata terakhir itu. Rena berdecak sebal dengan menatap menantu di hadapannya dengan tatapan meremehkan. " Mengapa ? Uangnya kurang ? sebutin saja mau berapa nanti saya tinggal tranfer uangnya. " " Saya yang melahirkan mereka, seberapa besar uang yang nyonya berikan tidak akan membuat keputusan saya berubah. " sahut Ayu mencoba untuk tetap tenang di Rena hati ia sudah emosi dengan sikap Lia yang terus meremehkannya. " Saya tahu kalau saya bukan dari kalangan atas, saya juga tahu status saya jauh dengan Nyonya maupun Kenzo. " " Uang bukan segalanya Nyonya, memang hidup perlu uang tapi tak semuanya harus dibayar dengan uang termasuk kebahagiaan. " Ayu menghe
" Sudah. " jawab Ayu dengan singkat dan mengiyakan pertanyaan suaminya tadi. kenzo memperhatikan pandangannya kepada para pengikutnya yang sekarang malahan dengan dunia mereka. Melihat wajah tenang dari kevin dan Keyra, Kenzo pun kembali menatap wanitanya. " Kita pulang sekarang, " ucap Kenzo dengan dingin. Ya , hari sudah mulai petang jadi sudah waktunya mereka pulang dari kantor. Dengan cepat Ayu mengangguk dan bangkit dari sofanya. " Kita pulang yuk ? " Ayu menatap Kevin dan Keyra yang hanya diam dengan ekspresi wajah polosnya tapi tak lama kedua anak itu pun turun dari sofanya masing - masing dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Ayu yang melihat itu langsung mengikuti kedua anaknya agar tidak kabur seperti tadi. Ia hanya takut terjadi apa - apa lagi pada Kevin dan Keyra. Sebelum keluar dari pintu, Ayu terlebih dahulu menghentikan langkah kaki kedua anaknya dan menatap mereka sekarang berdiri di hadapannya. "Keyra sama Kevin mau digendong?" tanya Ayu dengan te
" Itu memang wanitaku, bodoh ! " Kenzo mendekat ke arah Ayu dan duduk di samping wanita itu kembali. Orang yang masuk tadi masih menatap kedua orang di hadapannya dengan pandangan tak percaya. " Kakak ipar ? " Miko berjalan mendekat ke Ayu dengan kedua tangan yang ingin memeluknya sebelum memeluk Ayu.Kenzo berjalan terlebih dahulu mencegahnya. " Hei ! Berani - beraninya kau ingin memeluk wanitaku ! " tajam Kenzo menatap temannya dengan penuh dendam membuat Miko mengurungkan niatnya untuk memeluk wanita yang disebut kakak ipar olehnya . " Ck ! Aku hanya ingin melepas rindu dengannya, memeluk saja tidak boleh. " Miko menatap Kenzo tak kalah tajamnya. " Dasar posesif. " gumamnya kecil agar tidak mendengar pria di hadapannya." Cari saja wanita lain untuk kau peluk ! " ujar Kenzo membuat Miko menekkukan wajahnya dan ikut duduk di sofa yang berada di samping teman Kenzo. " Aku ini hanya menyukai adikmu tapi Lia menolakku hiks, menolak rasa sakit hati ku ini, " ucap Miko dengan
Ayu berputar - putar berjalan belum menemukan keberadaan kedua anaknya. " Keyra ! Kevin ! " Ayu sudah menanyakan lewat karyawan - karyawan disini tapi mereka bilang tidak melihatnya yang membuat Ayu tambah khawatir karna sibuk mencari kedua anaknya. Ayu pun tidak tahu jika di depannya ada seseorang yang berdiri menatap dalam ke arah dirinya.Bruk ! " Eh tuan sa- " sebelum Ayu melanjutkan ucapannya, ia meminta maaf yang ditabraknya tadi yang membuat diam seribu bahasa. Mati aku! " Kau disini ? " tanya pria di hadapannya membuat Ayu merasa gugup. " Iya. " jawab Ayu dengan menatap Kenzo yang berdiri di hadapannya. Jantungnya mulai berdetak cepat karena takut pada suaminya untuk memeriksa kedua anaknya. " Sendiri ? kedua anakku dimana ? " Baru saja Ayu menghawatirkan itu tapi Kenzo sudah menayakan itu terlebih dahulu.Dengan cepat Ayu menatap Kenzo dengan takut. " Mereka - mereka . " Pikiran Ayu sudah tak karuan, ia sungguh takut mengatakan ini." Ck ! Mereka kemana ? " tany
Setelah mengatakan akan kemana mobil yang ditumpangi Ayu pun berjalan keluar dari mension. Di sepanjang jalan Keyra sibuk memainkan ponsel milik Ayu sedangkan Kevin sibuk menatap luar jendela. keduanya cukup tenang dan tidak ribut seperti tadi. Keyra tampak sibuk memiringkan apa dan benda persegi panjang ditangannya, Ayu hanya acuh tak acuh padanya sedang memainkan ponselnya sedang melakukan apa yang Keyra lakukan. " Ini bukan rumahnya Nona ? " tanyanya saat berhenti di depan rumah besar yang familiar dipikiran Ayu. Ayu menatap bangunan yang tidak berubah itu dan tersenyum manis. " Iya pak, em, Bapak pulang saja soalnya saya bakal lama sepertinya. " jawab Ayu menyuruh supir ini pulang duluan karna ia takut pria berkepala botak ini menunggu dirinya lama. " Saya tunggu disini saja nona. " sahut sang sopir tak mau meninggalkan Ayu disini. " Tapi lama gak apa-apa ? " Dengan segera sopir itu mengangguk. " Tidak apa - apa nona. " " Ya sudah, saya turun dulu ya pak. " Ayu pun
Sekarang Ayu dan kedua anaknya itu berjalan ke arah meja makan meninggalkan Kenzo yang sedang bersiap - siap di kamar. "Mama mau jalan - jalan." pinta Keyra menatap Mamanya yang berjalan di sampingnya. Anak perempuan itu memang senang sekali jalan - jalan, bisa dibilang tidak terlalu betah jika berada di mension saja. Segera Ayu mengangguk mengiyakan ajakan anaknya. Hari ini memang dirinya akan mengajak kedua anaknya untuk ke rumah Papanya - Dimetri, jadi mungkin nanti mereka akan berjalan - jalan. Lia sudah tampak terduduk di meja makan dengan memakan paginya, ia tampak memakai pakaian yang rapi dengan beberapa buku di sampingnya. " Pagi Lia! " sapa Ayu saat melihat Lia yang fokus dengan makanannya, ia menyapa duluan karna sepertinya adik iparnya itu belum mengetahui kehadirannya disini. Mendengar ada suara memanggil namanya, Lia pun langsung melihat pandangannya pada orang yang bersuara tadi. " Eh kakak ipar, ada keponakan bibi juga nih. " Lia mengalihkan pandangannya