Share

83. Penantian Ella

Author: MMZ
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Mas ... kenapa nggak bisa pulang? Mas tadi ngomong pemanggilan itu cuma sebentar. Sekarang, Mas bilang nggak pulang. Aku cuma berdua bareng Bayu. Mas harus pulang,” raung Ella.

Lututnya sudah lemas saat menjawab telepon dari Daru tadi. Tadinya, ia berharap tak mendapat kabar apa pun. Ia hanya ingin Daru cepat pulang. Ia merasa tak sanggup kalau harus menerima update berita yang menyesakkan dada. Licik sekali, pikirnya. Apa orang tua Renya tak bisa membiarkan Daru hidup tenang? Dendam apa yang ingin dibalas pria tua itu? Kenapa budi bantuan yang diberikan orang tua Renya harus mendapat balasan dari Daru?

Daru berulang kali mengatakan hal yang sama. Sabar, tunggu, aku pasti pulang. Perasaan Ella semakin gelisah. Ia mendengar nada suara Daru tidak baik-baik saja. Pria itu juga sama khawatirnya.

Pukul dua siang, Bayu pulang sekolah seperti biasa. Bocah SD itu sama sekali tak mengetahui persoalan ayahnya. Ella me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
thor bikin Ella kuat tenang penuh percaya diri yang tinggi tidak goyah dengan keberanian yang tinggi mengahadapi para TIKUS TIKUS yang di bayar si tua bangka Bramantya yang pasti KEADILAN milik Daru KEBENARAN gilas si tua bangka
goodnovel comment avatar
Retno Munthe
sedih banget Ella dan dari semoga segera berlalu dan bahagia lagi
goodnovel comment avatar
Widya Nur Kartika Dewi
ujian ella yg sabar ya Tuhan pasti punya rencana yg indah dbalik semua masalahmu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Birahi Pengacara   84. Ella Yang Sebenarnya

    “Kenapa? Apa status suami saya? Tersangka atau tahanan? Tahanan saja masih punya hak untuk menemui keluarganya. Apa hak kalian menahan suami saya sampai begini? Di mana ruangannya? Kalian bawa ke mana dia?! Saya mau ketemu!!” Suara Ella menggelegar di ruangan itu.Beberapa pegawai dan masyarakat sipil yang berada di ruangan seketika menatapnya. Sebagian menontonnya terang-terangan. Sebagian lagi hanya menoleh sekilas, lalu melanjutkan pekerjaan. Sepertinya keributan memang sudah biasa terjadi di sana.“Ini kantor polisi,” ucap petugas tadi dengan suara rendah. Ia lalu melanjutkan pekerjaannya. Mengetikkan sesuatu di layar komputer tanpa menggubris wanita yang mulai meneteskan air mata di depannya.“Kalian bisa dilaporkan melakukan pelanggaran hak azasi. Siapa yang meminta kalian melakukan hal kotor seperti ini? Si tua bangka Bramantya? Iya?” sengit Ella dengan sorot mata menyala.

  • Terjebak Birahi Pengacara   85. Kejutan Tidak Terduga

    Sayup-sayup terdengar suara Ella di telinga Daru, dengan cepat dia beranjak dari duduknya dan mencengkeram tralis besi yang menghalangi dirinya dengan dunia luar.“Pak, maaf itu suara istri saya,” ucap Daru yang yakin mendengar suara Ella berteriak histeris di luar. Dia yakin seratus persen itu suara Ella.Lelaki yang sedang duduk di meja hanya mengalihkan pandangannya dari koran, “Suara apa?”Rasanya Dari ingin berteriak keras dan memaki lelaki yang sedang menjaganya itu, apakah pendengarannya bermasalah sampai-sampai tidak mendengar suara wanita berteriak di luar sana. “Itu … suara di luar, Bapak nggak dengar?”“Dengar,” jawab Lelaki itu santai.“Itu suara istri saya, Pak. Bisa tolong dilihat?” pinta Daru, hatinya pedih mendengar suara Ella berteriak-teriak sepert

  • Terjebak Birahi Pengacara   86. Puncak Pertemuan

    "Maksud Anda?" "Saya ayah kandung Ella," ujar lelaki itu lagi. "Tap—" "Saya datang kesini, karena anak saya membutuhkan bantuan saya untuk membebaskan kamu." "Tapi, Ella tidak pernah bilang kalau Anda—" "Karena Ella memang tidak pernah tahu." Lelaki berwajah tegas itu menghela nafasnya kembali memandang ke depan, begitu pun Daru. Daru tidah habis pikir bagaimana bisa sosok yang berada di sebelahnya adalah ayah mertuanya. Bahkan, lelaki itu membantunya bebas bersyarat untuk kasus yang dia hadapi. "Kita langsung menuju ke kediaman Ibu Diana, Pak," ujar Pak Chalid pada supir pribadinya. Mobil itu melaju membawa mereka ke kediaman sederhana milik Ibu Diana, selama di perjalanan hanya ada suasana canggung antara keduanya. Sementara Daru, masih sibuk dengan pikirannya yang menyatukan kepingan demi kepingan kejadian dari awal dia di bebaskan tadi. Salah satu pejabat di negeri ini yang tidak bisa di pandang

  • Terjebak Birahi Pengacara   87. Mengenang Masa Lalu

    “Aku tahu Mas, aku bukan kesalahan untuk hidup kamu,” ucap Diana sambil berusaha memberikan senyumannya yang paling manis yang Diana miliki.Mata Ella membulat saat melihat senyuman Diana dan wajah Diana yang tersipu-sipu, seingatnya Ibunya tidak seperti ini. Diana yang Ella tahu adalah seorang wanita yang keras dan jarang tersenyum apa lagi memberikan pujian. Bisa dihitung dengan sebelah jarinya berapa kali Diana memuji hasil kerja keras Ella.“Bu ....” Ella memanggil Diana dengan nada suara bingung dan keinginan tahuan yang besar mengenai siapa lelaki di hadapannya ini, lelaki yang mengatakan bahwa dia ayahnya. Ayah yang tidak pernah Ella tahu wujudnya itu tiba-tiba datang begitu saja dan membantu menyelesaikan masalah Ella dan Daru dengan sangat mudah. Sesungguhnya Ella seolah mengenal wajah karismatik itu, entah di mana dia pernah melihat wajah itu.“Ella, jangan dulu terlalu banyak bertanya, Nak, Ibu yakin Ayahmu ini lelah sete

  • Terjebak Birahi Pengacara   88. Kebersamaan Ini

    "Jadi masak apa, Bu?" tanya Ella menghampiri Ibu Diana di dapur."Ibu cuma ada iga sapi di kulkas, kentang, wortel, daun seledri dan daun bawang, kita bikin sop iga sapi aja, La ... Ayah kamu minta di buatin omelette katanya, nanti biar Ibu yang bikin, kamu bantu Ibu kupas bawang ya," ujar Ibu Diana mengeluarkan sayur dan iga dari dalam kulkas."Ini bawang merah dan putih, kamu kupas lalu masukin ke dalam blender kasih lada sedikit," ujar Ibu Diana lagi, wanita itu mulai mengupas kulit kentang dan wortel."Begini Bu?" tanya Ella setelah menghaluskan bumbu. Senyum Ella mengembang melihat ibu Diana yang begitu bersemangat memasak untuk seseorang yang selama ini ia tunggu bertahun-tahun dan akhirnya datang dengan cara yang tak pernah ia sangka-sangka."La ... kenapa senyum-senyum?" tanya Ibu Diana."Hah?""Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?" Ibu Diana mengulang pertanyaannya."Oh ... aku seneng liat Ibu bahagia," ujar Ella. "Dari d

  • Terjebak Birahi Pengacara   89. Kisah Cinta itu Belum Usai

    Setelah makan malam yang diselimuti oleh tawa dan kehangatan sebuah keluarga yang utuh, Chalid meminta Daru untuk menemaninya ke balkon depan. Chalid ingin berbincang dengan menantunya itu, lelaki yang akan menjaga putrinya hingga akhir hayatnya."Daru," panggil Chalid sembari menepuk bahu Daru pelan.Daru terdiam saat merasakan tepukkan di bahunya, sebuah tepukkan pelan namun memiliki berjuta makna. Ada rasa hangat, wibawa dan

  • Terjebak Birahi Pengacara   90. Kisah Lalu

    Wajah Diana memerah, sudut bibirnya mengembang. Getaran cinta itu memang masih ada bahkan di saat umur mereka yang hampir memasuki usia senja. "Kamu yakin gak pulang, Mas?" tanya Diana pada Chalid. "Aku bisa tidur di sofa atau tidur bersama Bayu di kamar tamu," jawab Chalid santai "Tapi ajudan-ajudan kamu?" "Mereka akan pulang di saat waktunya memang harus pulang." Diana mengangguk, lalu beranjak ingin meninggalkan Bayu dan Chalid di ruangan itu. "Aku ambilkan bantal dan selimut untuk kamu," ujar Diana saat Chalid meraih tangannya mencegah kepergian wanita itu. Chalid tersenyum, sepertinya masih terbuka kesempatan pada dirinya untuk kembali bersama Diana. Kenangan masa lalu menyelinap masuk di benak Chalid, seandainya dia bisa memutar waktu mungkin kejadian dua puluh dua tahun lalu tak terjadi. Chalid seorang perwira pada saat itu, pertemuannya dengan Diana yang tak di sangka membawanya pada sebuah asmara yang beg

  • Terjebak Birahi Pengacara   91. Pelepasan Rindu

    Apalagi yang membuat dua orang insan bisa terhanyut dalam sesi bercinta yang panas selain daripada rasa rindu dan juga ingin melepaskan satu kebutuhan yang sama-sama diinginkan?Daru sibuk menunduk di antara lipatan kaki istrinya. Mencoba memuaskan wanita itu, sekaligus melepaskan rindu yang membuncah dari dalam dirinya.Kemarin, Ella lebih dari sekadar khawatir. Satu malam ditinggalkan suami yang pergi dan telah berjanji kembali pulang, namun mengingkarinya.Saat menyongsong kedatangan Daru tadi, Ella melihat wajah suaminya sepucat abu, dengan tangan yang buku-bukunya memutih saat mencengkeram tubuhnya ke pelukan. Ia merasakan kekhawatiran suaminya. Seketika itu, Ella merasa sangat beruntung. Betapa beruntungnya mereka sekarang. Bisa saling memiliki setelah menghabiskan begitu banyak waktu dan usaha untuk bisa bersama.Ella lalu kembali mengerang. Ia memang sering tidak tahan jika Daru terlalu lama

Latest chapter

  • Terjebak Birahi Pengacara   117. Hari Baru (Tamat)

    Sewaktu kecil Ella tak pernah merasakan bagaimana memiliki seorang ayah. Dia anak yang tumbuh besar dari ibu tunggal yang membesarkannya dengan menyingkir dari kecaman keluarga dan omongan orang terdekat. Sudah tak heran lagi kalau kebanyakan manusia selalu menganggap dirinya yang paling benar dan sempurna. Sehingga merasa lebih mudah untuk menghakimi kehidupan orang lain. Satu perasaan yang selalu Ella syukuri adalah bahwa ia dibesarkan oleh seorang wanita tangguh yang mengorbankan masa muda dan mampu mengalahkan egonya untuk tidak menikah lagi. Dulu Ella tak mengerti. Ia menganggap kalau apa yang dilakukan ibunya memang suatu keharusan. Membesarkannya, merawatnya, memberinya jajan yang cukup, pakaian bagus dan pendidikan mahal. Ella tak pernah bertanya uangnya dari mana. Dan ia tak pernah menyangka kalau sebagian besar apa yang diperolehnya berasal dari seorang pria yang ternyata diam-diam masih bertanggungjawab

  • Terjebak Birahi Pengacara   116. Kekasih Berengsekku

    Hidup itu selalu tentang pilihan. Tentang baik dan yang buruk, tentang kesulitan dan kemudahan, tentang berjuang atau memasrahkan, juga tentang menjadi baik atau tidak. Semuanya tentang pilihan. Tentu saja semua orang ingin hidupnya berjalan dengan baik. Namun, seringnya yang terjadi malah jauh melenceng dengan yang direncanakan. Begitu pula Andi yang sejak dulu merencanakan memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Ella. Gadis yang menjadi kekasihnya selama bertahun-tahun, namun hubungan itu kandas karena perselingkuhan yang dilakukan oleh wanita itu. Andi tetaplah manusia biasa. Laki-laki yang jauh dari kata sempurna. Ia marah, murka, membalas, puas, kemudian melampiaskan semuanya dalam satu waktu. Andi yang menjaga dirinya menjadi sosok lelaki berengsek, malah berubah menjadi sosok itu. Bagi Ella, Andi pernah menjadi lelaki berengsek. Bagi Andi, Ella juga pernah menjadi wanita berengsek yang mengkhian

  • Terjebak Birahi Pengacara   115. Hari Bahagia

    "Oke ... mengejan sekali lagi ya Ibu Ella, sedikit lagi kepalanya sudah kelihatan ya ... siap ya, hitungan ketiga," ujar Dokter Sarah yang membantu persalinan Ella. "Satu ... dua ... tiga ... sekarang Bu Ella," titah sang Dokter. Ella mengejan sekuat tenaga, semampu yang dia bisa. Genggaman tangan Ella semakin erat menggenggam tangan Daru, Daru meringis menahan sakit kala genggaman itu mencengkeram semakin kuat seakan akan mematahkan jari jemari Daru. "Iya ... terus Ibu, bagus ...." Suara tangis bayi memenuhi ruangan persalinan, bayi mungil yang masih ditempeli sisa-sisa plasenta itu menangis begitu keras. "Sempurna, ya ... semua lengkap, perempuan, cantik, berat badan dan tinggi semuanya baik," ucap dokter Sarah. "Selamat Bapak Daru dan Ibu Ella," ujar Dokter Sarah. Ella meneteskan air matanya, saat bayi mungil mereka berada di atas dadanya, mencari-cari puting susu sang Ibu. "Cantik," ujar Daru menatap bayi mereka. "Benar

  • Terjebak Birahi Pengacara   114. Sudah Saatnya

    Daru membuka pintu kamarnya perlahan, dia membawakan susu hangat sesuai permintaan Ella tadi. Istrinya itu sedang duduk bersandar pada headboard, menggulir layar ponselnya. Ya, belakangan ini Ella memang lebih tertarik dengan ponselnya di banding yang lain. Berlama-lama melihat online shop lebih menarik dan menjadi salah satu hobi terbaru Ella. "Susunya di minum dulu, Miss Ella," ujar Daru yang sengaja memanggil Ella dengan sebutan Miss seperti dulu saat mereka pertama kali bertemu. "Terimakasih, Pak Daru." Ella pun tersenyum, menyesap susu yang diberikan oleh Daru. Dari duduk di sebelah istrinya, sambil mengusap-usap perut yang semakin membesar itu. "Kamu pasti belanja baju bayi lagi, ya?" tanya Daru yang melihat Ella sedang memilah-milah jumper untuk bayi mereka. "Lucu-lucu, Mas ... nggak mungkin aku lewatkan." "Iya, tapi kan sayang kalo ke pakenya cuma sebentar, itu yang kemarin kamu belanja sama ibu aja belum ka

  • Terjebak Birahi Pengacara   113. Perasaan Arya

    Lalu lintas sore itu cukup padat, Arya melirik jamnya berkali-kali khawatir ia terlambat untuk makan di restoran. Tempat yang diminta Arya datangi oleh Papahnya. Sambil menatap lampu merah yang lama, Arya teringat dengan pembicaraan dengan Papanya tiga hari yang lalu. Saat di mana Papanya tiba-tiba memanggilnya dan memberikan satu pertanyaan yang tidak pernah Arya duga sebelumnya. “Arya, bolehkan Papa menikah lagi?” Arya mengenang pertanyaan Ayahnya, pertanyaan yang paling simple, paling to the point dan pertanyaan yang paling tidak di duga oleh dirinya. Mengingat selama dua tahun Papanya menjadi seorang duda, sibuk dengan dunia politik. Papanya tidak pernah membicarakan tentang pendamping hidup semenjak kepergian Ibunya. Arya tahu bahwa orang tuanya dinikahkan melalui jalan perjodohan tapi, selama mereka hidup sebagai pasangan suami istri, mereka adalah rekan, partner, rekan dan sahabat baik. Ibu Arya memang selalu tidak sehat, kesehatannya memang ti

  • Terjebak Birahi Pengacara   112. Lamaran Yang Sebenarnya

    Dulu, Diana sangat terkesima dengan sosok Syarif Chalid muda yang begitu gagah dan penuh kharisma. Seorang angkatan bersenjata dengan karir yang cemerlang. Usia mereka bertaut cukup jauh, dan Diana muda yang naif begitu singkat dalam berfikir. “Ella memang lagi di rumah?” tanya Chalid di dalam mobil, menoleh ke arah Diana yang pandangannya mengarah ke luar kaca jendela mobil. “Iya, Ella nunggu hari kelahirannya. Belakangan dia sering nginep di rumah bawa Bayu. Aku juga minta dia di rumah sementara ini. Khawatir ... Daru kerja kadang pulangnya larut malam,” sahut Diana, menoleh sekilas ke arah Chalid kemudian mengembalikan tatapannya ke depan. “Jadi, Bayu juga lagi di rumah?” tanya Chalid lagi. “Iya, Mas. Tadi malah katanya mau ikut kalau dia belum makan. Tapi, kayaknya dia keburu makan sop,” ujar Diana tertawa. Ia menoleh ke arah Chalid dan bertemu pandang sesaat. Tawanya langsung lenyap berg

  • Terjebak Birahi Pengacara   111. Hidup Baru

    Diana sudah berdiri di depan kaca selama setengah jam. Wanita 45 tahun itu sudah tiga kali berganti pakaian. Pertama tadi dia hanya mengenakan celana panjang dan kemeja santai. Beberapa langkah keluar pintu kamar, ia kembali ke dalam dan kembali mematut diri.Sekarang Diana telah mengenakan terusan berwarna kuning muda yang menutup hingga ke betisnya. Rasa-rasanya ia sudah sangat lama tidak mengenakan jenis pakaian seperti itu.Alasannya bukan karena tidak suka, tapi lebih ke tidak adanya kesempatan atau tempat yang cocok untuk ia bisa mengenakannya. Tak ada pergaulan yang sangat penting yang terjadi dalam hidupnya setelah ia memiliki Ella.Setelah pernikahan yang amat singkat dengan Chalid, ayah kandung Ella, Diana membelanjai dirinya sendiri dengan memanfaatkan sedikit uang peninggalan orangtuanya. Diana berinvestasi kecil-kecilan di perusahaan temannya. Hasilnya memang tak banyak, tapi setidaknya ia bisa menjaga egony

  • Terjebak Birahi Pengacara   110. Wejangan

    "Em ... karena—" Ratih tercekat, ternyata nyalinya juga belum cukup kuat untuk mengatakan sejujurnya pada kedua orangtuanya. "Jadi gini, Om ... Tante. Saya dan Ratih, kami ...." Andi menguatkan hatinya. "Kami memohon restu dari Om dan Tante, saya ingin menikahi Ratih putri Om," ujar Andi tegas. "Maksudnya gimana ini, Ibu gak ngerti." Retno duduk di sisi suaminya. "Ratih akan berhenti bekerja, Bu ... kami minta restu dari Ayah sama Ibu, Andi ingin Ratih menjadi istrinya." "Sudah berapa lama?" tanya Ridwan menatap Andi. "Kami kenal sudah enam bulan kurang lebih, Yah." Ratih menjawab cepat. "Ayah tanya pacar kamu." Ekspresi datar dari seorang Ridwan, pensiunan polisi itu. "Enam bulan, Om ... sudah enam bulan." "Pekerjaan kamu?" "Baru selesai ambil spesialis, Om." "Dokter?" "Iya, Om." "Kamu bisa pastikan anak saya bahagia? Dengan latar belakang dia, kehidupan dia bahkan masa lalunya?"

  • Terjebak Birahi Pengacara   109. Minta Restu

    "Oh? Hanya oh?" Ratih berjalan cepat tanpa memikirkan perutnya, troli yang berisi barang belanjaan mereka dia tinggalkan begitu saja. Andi yang serba salah menyusul Ratih hingga meja kasir, wanita hamil itu melenggang begitu saja membiarkan Andi kesusahan membawa barang belanjaan mereka. "Tih ... ya ampun Tih, jangan cepet-cepet jalannya, ingat kamu lagi hamil." Andi meringis melihat Ratih berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. "Buka pintunya," ujar Ratih dengan ekspresi wajah kesal. "Astaga, Tih!" Andi membuka pintu mobilnya. Andi benar-benar harus menahan amarahnya menghadapi Ratih yang selalu sensitif selama masa kehamilannya. Ratih masih dengan mode diamnya, pandangannya dia alihkan keluar jendela mobil. Sementara Andi, merasa kikuk dengan tingkah Ratih yang selalu membuat serba salah. "Maaf ya," ujar Andi yang akhirnya mengalah. Ratih masih terdiam. "Kamu kan tau, hampir tiga bulan ini aku sibuk dengan pro

DMCA.com Protection Status