Share

BAB 10

Penulis: Fadhillah_ND
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-20 17:37:42
Aldrich sudah tiba di mension. Ia membuka bagasi lalu menggendong Yasmin yang berada dalam kantung jenazah. Pintu mension dibukakan oleh pengawal. Ia masuk kemudian menaiki tangga menuju lantai dua.

'Menyebalkan! Bisa-bisanya dia menempatkan kamar wanita ini di lantai atas,' omelnya dalam hati.

Setibanya di kamar, ia membaringkan Yasmin di kasur pasien. Datanglah dua orang perawat yang membantunya mengeluarkan Yasmin dari kantung janazah.

Kamar itu berisikan alat-alat medis seperti di kamar rumah sakit pada umumnya. Bahkan yang ada di kamar itu jauh lebih lengkap. Sekarang Yasmin sedang ditangani oleh seorang dokter dan dua perawat.

***

Aldrich sedang menunggu seseorang di lantai bawah. Ia meregangkan otot-ototnya. Menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sehingga menimbulkan bunyi gemeretak. Orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.

"Oh, Aldrich! Ternyata kau sudah sampai. Di mana Yasmin? Apa dia telah tiada?" tanya seorang wanita dengan gaun hitam yang melekat di tubuhnya. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 11

    "Azkara!" panggil Liza sekali lagi. Ia mengitari kamar adiknya. Mengecek ke kamar mandi dan balkon. Tak jua didapatinya keberadaan sang adik. Pantang menyerah, dia lalu mendatangi seluruh ruangan di lantai dua. Hasilnya nihil. Ia kembali ke kamarnya dan menghubungi Azkara. Namun, nomornya tidak dapat menerima panggilan. "Dia tidak ada di mana pun. Ditelepon juga tidak aktif. Kemana dia selarut ini? Arland, dia pasti tahu ke mana Azkara." Ia kembali turun untuk menemui Arland. Bukannya permisi atau mengetuk pintu, Liza malah menerobos masuk begitu saja."Kau tahu kemana Azkara pergi? Dia tidak ada di kamarnya.""Dia pergi untuk mengurus suatu hal yang penting," jawab Arland. Matanya menahan kantuk. "Iya, tapi kemana, hah? Jangan bilang kalau kau tidak akan memberitahuku. Dengar! Aku berhak untuk tahu.""Saya sudah berjanji padanya untuk tidak memberitahu siapa pun.""Ya ampun! Jangan bilang karena alasan itu makanya Azkara menyuruhmu untuk tinggal di sini kembali.""Saya hanya tingg

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 12

    Azkara tengah berada di restoran hotel G Foresst bersama dua ajudannya. Ia menanti kehadiran Zayyan sang polisi yang ditugaskan untuk mencari Meika. CEO tampan itu tidak memakai pakaian resmi. Ia terlihat santai dengan gaya berpakaiannya. Hoodie abu-abu dan celana spot panjang dengan warna yang senada. Sepatu kets putih melekat di kakinya. Tentunya semua barang tersebut dari brand terkenal. Dia juga memakai masker agar tak mengundang banyak perhatian. "Selamat pagi, Tuan Muda Azkara Arghantara! Senang bisa bertemu dengan Anda." sapa Zayyan ramah. Ia mengulas senyum serta tangan kanannya terulur kepada Azkara. Azkara menjabat tangan Zayyan. "Selamat pagi, Pak Zayyan. Senang juga bisa bertemu dengan Anda. Maaf jika saya harus memakai masker seperti ini." "Tidak masalah, Tuan. Anda juga harus tetap menjaga privasi Anda di khalayak ramai."Mereka berdua kemudian duduk membahas topik penting yang menjadi tujuan Azkara datang ke sana. "Langsung saja, Tuan Azkara. Saya akan berusaha me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 13

    Orang yang menghubunginya malah menjawab dengan bahasa korea. 'Astaga! Mau apa orang ini, aku tidak bisa bahasa Korea,' batin Liza. Walau tidak bisa, tapi dia sedikit tahu beberapa kata dan logat Korea.Liza bertanya dalam bahasa Inggris, "Who are you? Do you know me?" (Siapa kau? Apa kau mengenalku?)"Hhmm," balas pria yang meneleponnya. Respon penelepon misterius itu berhasil membuat Liza geram. Bisa dipastikan tensinya naik sekarang. "If nothing is important, you better not call!" (Jika tidak ada yang penting, Anda sebaiknya tidak menelepon!) hardik Liza yang sudah kesal. Sebelum Liza memutus panggilan, penelepon itu berkata, "Kim Malvin!""What? Malvin, is that you?" (Apa? Malvin, Kaukah itu?) tanya Liza tak percaya. "Menurutmu siapa lagi? Sorry, aku baru bisa menghubungimu karena pagi tadi aku baru saja tiba di Seoul." Malvin berdiri dekat jendela, melihat pemandangan kota sembari meneguk teh favoritnya. "Thanks, Liz. Berkat bantuanmu aku bisa membawa Meika ke sini. Tenang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 14

    "Iya, aku membekap Meika pakai itu," jawab Zea. "Sebentar lagi Meika pasti tertidur. Sapu tangan yang kuberi padamu disemprot bius. Tunggulah beberapa menit lagi, pasti akan bekerja.""Semoga bius itu cepat bekerja. Bagaimana kau akan menikahinya jika dia saja seperti itu? Dia tidak akan mau menikah denganmu.""Jika dia tidak mau, aku akan memaksanya.""Oh, astaga! Pernikahan paksa." Zea memasang wajah pura-pura kaget. "Percayalah, dia tidak akan rugi menikah denganmu. Kau juga tak kalah kaya dari Azkara. Selain mengejar cinta, Meika juga mengejar harta," katanya lagi."Meika dulu sangat sombong. Sekarang kita lihat, dia akan termakan oleh ucapannya sendiri." Malvin tersenyum lalu berjalan menuju kamar Meika.***Aldrich menguap berulangkali, pasalnya ia kurang tidur. Malam tadi, pria itu tidak bisa memejamkan mata walau ia terus memaksa. Dia kepikiran saat menabrak Yasmin dengan sengaja hingga begitu parah. Dokter memeriksa kondisi Yasmin. Tangannya membuka mata Yasmin yang tengah

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-28
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 15

    Nesha buru-buru mematikan ponselnya. "Nanti kutelepon lagi." Ia lalu membuka pintu. "Ada apa, Ra?""Tadi aku dengar kakak tertawa.""Oh, itu." Nesha tersenyum. "Di dalam kamar aku memang tertawa. Aku teringat saat-saat kebersamaan dengan Yasmin. Walau aku kurang akur dengannya, percayalah aku sangat menyayanginya. Aku tak menyangka sekarang dia telah tiada," ucapnya sedih. Nesha mencoba merasa sedih agar air matanya keluar. "Aku bahkan belum meminta maaf padanya, Ra."Zahira ikut menangis. "Sudah, Kak Nesh. Kita harus sabar dengan semua ini." Ia memeluk Nesha. "Sekarang tidurlah. Kau tidak boleh cuti lama dari kuliahmu." ujar Nesha seraya melepas pelukan Zahira. Zahira patuh, segera ia meninggalkan Nesha dan pergi ke kamarnya. Nesha lantas mengunci pintu. "Untung aku pandai berakting." Nesha membanggakan diri. "Cepatlah pergi dari sini Zahira! Sehingga aku akan lebih leluasa menguasai harta Yasmin." gadis itu tersenyum menang karena berhasil menyingkirkan saudari angkatnya. Dia l

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 16

    "Ya Allah, tolonglah aku. Siapa pun tolong aku." Yasmin panik merasa semakin lemas tak berdaya, takut pria di dekatnya ini macam-macam padanya. Riko ingin menjangkau wajah Yasmin, tetapi terhalang oleh ventilator yang menutupi sebagian wajahnya. 'Kubuka saja, lagi pula hanya sebentar. Tidak akan beresiko,' ucapnya dalam hati. Setelah melepas ventilator, perlahan wajah Riko semakin mendekat sementara kedua tangannya menangkup wajah gadis itu. Yasmin kesusahan bernapas akibat ventilator terlepas. Diselimuti ketakutan, ia meremas pelan sprei. "Kurang ajar!" bentak Aldrich, kakinya menendang kuat bokong pengawal itu hingga tersungkur. Riko kalang kabut tak menyangka akan tertangkap basah. Ia tak menduga kalau Aldrich akan kembali. Yasmin bersyukur karena selamat dari lelaki yang hendak menodainya. "Tidak, Pak. Saya hanya ...," ucap Riko membela diri. "Diam kau!" hardik Aldrich. Ia memasang kembali ventilator Yasmin hingga gadis itu tak lagi kesusahan bernapas.Aldrich menarik kera se

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-30
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 17

    Yasmin mengamati sekeliling. Semilir angin menerpa wajah cantiknya. Surai hitam bergelombang alami yang tergerai itu terbang bak berkibar akibat tiupan angin sampai menutupi sebagian wajah. Yasmin melihat hanya ada rimbunana pepohonan, tumbuhan, serta jalan satu arah. Terdapat pula beberapa rumah warga, jaraknya cukup jauh antar satu sama lain. Masih ia dengar lamat-lamat suara gonggongan anjing yang memecah keheningan. Tak berselang lama, Mobil mewah Calleythi memasuki pekarangan mansion. Yasmin menyadari ada mobil menuju ke arahnya, segera merubah posisi menjadi tengkurap agar tak terlihat penumpang mobil. Ia tak bisa percaya pada siapapun di sana. Dia ingin pulang, tetapi entah bagaimana caranya supaya dia berhasil pergi dari sana tanpa ketahuan. "Bagaimana ini, Pak?" Sania ketar-ketir. Sedangkan Aldrich ikutan panik. Ia bangkit dari kursi hingga kursi itu jatuh terbalik. Ia lalu mondar-mandir menatap ke luar jendela. "Sania, kau harus ke bawah. Cari topik lain untuk mengalihkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-01
  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 18

    Yasmin merasakan kehadiran seseorang, dia berbalik badan. "Hei, ayo turun. Kembalilah ke kamar rawatmu. Kau belum sepenuhnya pulih. Dirimu baru sadar dari koma." Aldrich mengajak Yasmin untuk ikut bersamanya. Semoga saja dia bisa dipujuk agar tak menimbulkan masalah. Yasmin sedikit kaget bahwa selama ini ia koma. Dia lalu menelisik pemuda di hadapannya. Yasmin tidak tahu orang yang menabraknya adalah lelaki yang bicara padanya saat ini. "Aku tidak mau kembali ke situ!" sergah Yasmin. Ia mengenali suara Aldrich saat mendengar perbincangannya dengan Riko."Kenapa?" tanya Aldrich dengan ekspresi wajah penasaran.Yasmin berada dalam masalah besar. Dia tidak mau percaya begitu saja pada siapa pun di tempat itu."Jika kau orang baik, tolong antar aku ke kantor polisi saja." Yasmin menatap lekat pria yang juga memandang ke arahnya. Aldrich berpikir sejenak, 'Apa dia sudah tahu semua? Tidak mungkin! Jika dia tahu, mana mungkin dia memintaku mengantarnya. Atau jangan-jangan dia ingin menjeb

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20

Bab terbaru

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 30

    Yasmin memukul-mukul dada bidang Azkara ketika mereka sampai di depan kamar mandi."Azkara, turunkan, aku bisa sendiri!" Begitu dilepaskan, ia segera menutup pintu seraya berteriak, "Jangan masuk!"Lelaki itu menggelengkan kepala. Dia beranjak menarik pintu kaca penghubung balkon. Sengaja dibuka supaya udara malam masuk. Dia lalu mengambil setelan baju tidur wanita berbahan adem dan longgar. "Mei! Ambil baju," ucapnya sambil mengetuk pintu. "Letak di bawah, Azka. Aku masih berendam," jawab Yasmin merasakan sensasi dingin nan sejuk pada air yang merendam tubuhnya. Tuan Muda mengangkat kursi ke depan pintu toilet lalu meletakkan baju tidur di atasnya. Sudah menjadi kebiasaan untuk bersantai di balkon. Ia berjalan sambil melakukan peregangan. Memperhatikan sekitar, mungkin saja dia melihat penampakan. Sesuatu pun terlihat jatuh dari atas pohon. Ia menyipitkan mata melihat objek di bawah sana. Bergegas dia menuruni tangga saking penasaran.Yasmin merasa baikan telah berpakaian beserta

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 29

    "Aku alergi udang! Kan, aku sudah ambil ikan bakar. Kenapa kau tambahkan udang?" ujar Yasmin dongkol. "Hmm, aku sudah tahu." Azkara lahap menyantap hidangan seraya tersenyum."Lalu kenapa kau berikan?! Kau mau alergiku kambuh?" katanya ceplos. Suasana hatinya semakin panas."Aku suamimu, tentu tahu. Mana mungkin kau memakannya, Mei." Sengaja dia letakkan udang itu supaya melihat reaksi wanita yang terus saja menolak dipanggil Meika."Aku bukan istrimu! Aku alergi ...." Yasmin terdiam. Tuan Muda meneguk air putih. Dengan Yasmin berkata demikian, Azkara semakin yakin bahwa dia adalah Meika. Suami mana yang tidak tahu seluk beluk perkara mengenai istri sendiri. 'Meika juga alergi udang? Kalau begini, pasti lelaki ini semakin percaya bahwa aku istrinya. Aduh, habislah aku!'"Dan apa?" tanya Azkara yang lanjut memasukkan sesendok nasi ke dalam mulut."Aku tidak alergi udang!" Satu udang lolos dalam kunyahan. Sempat ragu, tapi Yasmin menepis. Sudah lama juga dia tak memakannya. Dipikir-

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 28

    "Kau mau mandi sendiri atau kumandikan, Sayang?" Ia langsung menyingkirkan tangan Azkara. Mendadak lelaki yang lebih tinggi itu mendorongnya ke tembok. Yasmin merasakan usapan lembut di pipi. Tatapan pria itu terasa hangat. Ia menikmati ketampanan dari jarak sedekat ini. Jantungnya berdebar kencang. "Kau mau menemaniku?" ucapnya lembut. "Aku sungguh merindukanmu." Dahi dan hidung mereka saling bersentuhan. Yasmin memejamkan mata. Tuan Muda tersenyum. Ia merangkul mesra pinggang wanita yang dipikir adalah istrinya. Sebelum hal lebih jauh terjadi, desainer itu tersadar. Azkara berstatus suami orang. Yasmin membuang muka dan menurunkan kedua tangan di pinggangnya. Senyum CEO itu menghilang diikuti kepergian gadis itu."Aku harus jaga jarak." Ia mengunci kamar.Di dinding belakang ranjang terpajang bingkai besar pernikahan. Dua pengantin tak lain adalah Azkara dan Meika. "Di manapun kau berada. Kuharap lekaslah kembali." Matanya awas menilik setiap inci wajah pengantin wanita. "Waja

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 27

    Liza mengerem tepat waktu. Ia segera mengecek kondisi luar. Azkara menggendong Yasmin yang terbaring di jalanan. "Buka pintunya, Kak!" "I-iya." Ia takut jika perempuan itu adalah Meika sungguhan. "Gio, hubungi Dokter Ryan, suruh datang ke rumah!" "Baik, Tuan Muda." Liza pun menyetir. "Tidak usah bawa ke rumah sakit?" "Pulang ke rumah saja. Biar Dokter Ryan yang akan kemari." Azkara mengecek nadi Yasmin. Gadis itu masih hidup. Rupanya Raline tidak beranjak dari tempat. "Ya ampun! Apa di rumah sebesar ini tidak ada pelayan atau pembantu? Tidak ada yang mempersilakan diriku masuk!" umpatnya. "Rumah ini terlihat sepi. Mungkin media wartawan sempat memaksa masuk ke sini." Ia berjalan lalu duduk di kursi taman. Oh, lihatlah! Betapa perhatiannya Tuan Muda ini. Azkara segera membawa Yasmin masuk. Disusul oleh Liza. "Hei! Apa-apaan ini. Tidak ada yang menawarkanku untuk masuk?" Langkah Liza terhenti. "Oh, aku pikir urusanmu sudah selesai." "Astaga! Setidaknya di rumah sebes

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 26

    Yasmin mencegat taksi. "Pak, tolong cepat! Aku dikejar orang aneh," pinta Yasmin sambil menengok ke belakang. Rupanya lelaki asing tadi mengejarnya naik ojek. Supir pun menambah kecepatan laju mobil. Sesekali diliriknya Yasmin dari kaca tengah. Sesampainya di depan hotel, ada kerumunan wartawan. Wanita itu segera membayar. "Itu, Meika!" teriak seorang jurnalis. Saat itu pula dari mereka banyak yang merekam. Sadar jadi pusat perhatian, Yasmin segera lari ke dalam lift. Gerombolan wartawan dengan kameranya kembali mengejar sampai ke atas. Entah apa salahku sampai harus menghadapi hal ini, batin Yasmin yang terus saja berlari. "Meika, tunggu!" teriak mereka. "Sania, buka pintunya," desak Yasmin. Namun, tak kunjung dibukakan. Beruntung, ia mengantongi kunci serep. "Meika, keluarlah. Kami ingin mewawancaraimu," ucap jurnalis wanita. Disusul dengan ketukan-ketukan pintu. "Apa lagi ini, Ya Allah." Yasmin terengah-engah. "Meika itu ke mana, sih. Gara-gara dia aku dikejar. Orang-

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 25

    Pagi ini Yasmin pulang ke rumahnya. Rasa senang terus membuatnya tersenyum sedari tadi. Sempat putus asa akan nasib, tetapi sekarang tak lagi. Ia akan kembali ke siklus semula hidupnya. Menjalankan rutinitas harian dan mengembangkan karier. Namun, Yasmin harus lebih waspada. Bisa saja Raline masih mengincarnya. Orang yang layak mendapat ucapan terima kasih adalah Sania. Rupanya gadis itu tak menipu, ia sungguh menolong Yasmin. Sedangkan Oliv, biarlah menjadi urusan belakangan. "Iya, sebentar!" Nesha tergesa-gesa menuju ruang tamu. Sejak tadi bel rumah berbunyi berulang kali. Nesha memperhatikan dari atas hingga turun ke bawah sosok tamu itu. "Kau?" Yasmin mengangguk cepat sembari tersenyum. Sebelumnya ia melihat dua cincin emas di tangan kiri adiknya. Sementara di jari manis tangan kanan tersemat cincin berlian. Ia memeluk erat Nesha. Tak peduli jika sang adik masih memakai masker wajah yang cukup belepotan. "Lepas!" cecar Nesha. "Beraninya kau kemari," ujarnya dengan tatapa

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 24

    Sania mengambil kendali kemudi setelah mereka kembali dari mall. Perjalanan berlanjut menuju kota tempat tinggal Yasmin. "Minum obat itu. Rasaku kau belum terlalu fit. Tidur saja kalau mau," terang Sania. Mereka kini saling diam. Setelah meminum obat, Yasmin mengamati keadaan sekitar tol. Malam belum larut. Seperti deja vu, ingatan saat dihabisi kembali muncul. "Ada apa??" Sania heran melihat dia yang terkesiap tanpa sebab. Yasmin menggeleng. Ketika menoleh ke samping, mobil lain sudah sejajar dengan mereka. Spontan ia mengedipkan kedua mata dengan rasa takut bercampur kejut. Ia sedikit mengeluarkan suara. "Kenapa? Kau lihat hantu?!" Sania resah. Suaranya lebih kuat dari sebelumnya. "Tidak. Aku ... cuma teringat sesuatu," kelit Yasmin. 'Inikah yang dinamakan trauma pasca kecelakaan?' Trauma terhadap mobil yang melintas di malam hari benar-benar membuatnya dalam ketakutan. Apalagi jika jarak dengan mobil itu sangat dekat. Ia memejamkan mata lalu bersandar dan mer

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 23

    "Seharusnya mama masih dirawat di rumah sakit. Aku harus memarahi Dokter Ryan karena membiarkan mama pulang." "Mama sudah baikan. Kamu kenapa tidak istirahat saja, Az? Mengkhawatirkan mama, tapi tidak mengkhawatirkan diri sendiri," ujar ibu mertua. "Ma, Azkara belum berhasil menemukan Meika." Ia tertunduk sedih dan merasa tidak berguna sebagai suami. "Kita akan terus berusaha Azka. Mama yakin, putriku pasti akan kembali." Citra bersikap tegar untuk menutupi kesedihan atas hilangnya Meika. Ia tak mau terlalu membebani Azkara. Bertepatan pula dengan kepulangan Arland dan Liza dari kantor. "Syukurlah kau sudah pulang, Azkara. Aku tidak bisa membayangkan hari-hariku bekerja terus dengan asistenmu!" Liza ikut duduk menyantap cemilan yang disajikan. Azkara memberi Arland kode lewat mata lalu pergi sambil melempar senyum pada Citra dan Mahira. 'Kulihat mereka semakin lama sudah seperti kakak adik saja.' Liza selalu sewot melihat kedekatan mereka. Nama Malvin tertera di la

  • Terjebak Asmara Tuan Muda Posesif   BAB 22

    Pria berkumis tipis dengan setelan jaket kulit berwarna hitam menemui Raline di kediaman lamanya. "Hal penting apa yang ingin kau sampaikan? Hingga aku harus meninggalkan rapat." "Nyonya Raline, saya rasa Anda akan terkejut melihat vidio ini," ungkapnya sembari menyalakan laptop. "Coba putar biar kulihat." Prans menghubungkan flashdisk ke laptop lalu diputarlah suatu video berdurasi satu menit. Raline menjadi panik. "Kenapa bisa ada yang merekam kejadian itu, Prans?" "Kau bilang sudah mengamankan semuanya! Kau polisi yang paling berpengaruh di kota ini. Perjanjian kita tidak main-main!" Ia menatap nyalang lelaki itu. Di video terlihat jelas Aldrich dan ketiga pria suruhannya. Hubungan dengan Aldrich saat ini tidak baik. Ia takut kalau pria itu tidak bisa menutup mulut dan diajak kerja sama. Melihat kemarahan Raline justru membuat Prans terkekeh kecil. "Payah! Kenapa kau malah tertawa? Reputasiku sedang dipertaruhkan di sini!" Raline melempar tas mini yang berhasil ditan

DMCA.com Protection Status