Share

BAB 26

Penulis: LaSheira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-27 12:56:46

Taman kota masih ramai di jam-jam sekarang ini, banyak pasangan muda mudi bergandengan tangan atau duduk menikmati camilan yang di jual di pinggir danau kota. Danau buatan yang berukuran tidak terlalu besar. Taman kota dengan danau buatannya adalah ikon kebanggaan penduduk. Sebuah supermarket besar milik Domaz Group terlihat terang dikejauhan, dengan pengunjung yang hilir mudik. Mobil dan motor keluar dari area parkir. Jalan sedikit saja, para pengunjung supermarket sudah bisa menikmati pemandangan malam di taman kota. Pemilihan lokasi supermarket itu sangat strategis.

Semilir angin menggoyangkan rambut Ana yang terurai di bahunya. Gadis itu menyelipkannya di telinga. Tidak lama, pengawal Argen berlari mendekat. Membawa jas milik Argen. Setelah menyerahkan jas dia berdiri menjauh dari ketiganya. Terlihat kesepian menatap danau dan langit malam secara bergantian.

Sementara itu, ketiga orang itu duduk di undakan-undakan kecil yang berderet mengelilingi danau, sengaja di buat sebagai tem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 27

    Setelah kepergian Ale "Terimakasih Ya Kak." Tiba-tiba Ana bersuara ketika Ale sudah jauh dari pandangan. "Sudah menjaga Kak Ale dan menjadi teman terbaik kakakku." Hubungan persahabatan kalian terlalu menggemaskan batin Ana. Bisa-bisa, aku bahkan cemburu dengan kakakku sendiri."Terimakasih sudah membantu kami menjaga toko Daisy. Toko itu sangat berharga untuk kami, banyak kenangan dan cinta ayah dan ibu di sana." Argen mencengkeram tangannya saat mendengar Ana bicara. Namun, segera ia gelengkan kepalanya. Semua yang dia lakukan juga untuk melindungi Ana. Kalau dia secara terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Ana, dan kekek menolaknya. Argen tidak mau membayangkan, bahaya yang mengancam gadis yang ia sukai. Para paman bisa saja menargetkannya menjadi kelemahan terbesar Argen.Maaf, karena aku ingin memiliki. Lirih bisikan hati Argen."Kak, Kak Argen mendengarkan aku kan." Ana menyenggol bahu Argen."Hemmm."Ih, gemasnya, dia acuh tapi mendengarkan ku. Sepertinya budak cinta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 28

    Di lain tempat, di waktu yang bersamaan dengan kejadian di taman kota.Ibu Argen berdiri di depan ruang tamu, pelayan wanita yang mengantarnya diam di depan pintu. Menoleh padanya."Kenapa Anda harus keras kepala seperti ini Nyonya, posisi Anda tidak akan tergantikan karena Anda adalah ibu tuan muda." Itu terdengar seperti kalimat merendahkan di telinga ibu. Namun ibu menahan diri karena wanita di depannya adalah pelayan pribadi kakek. Kakek sudah duduk di sofa ketika ibu masuk. Setelah sopan santun dan salam kakek mengizinkan ibu untuk duduk. Pelayan maupun pengawal pribadi kakek tidak beranjak dari tempatnya. Ibu meremas tangannya mengumpulkan keberanian."Apa Anda benar-benar mengizinkan Argen menikah dengan keluarga yang hanya memiliki toko roti?" Kakek terlihat tidak terkejut dengan pertanyaan menantunya."Padahal aku sudah bilang untuk jangan ikut campur soal pernikahan Argen." Suara kakek membuat mimik wajah ibu pias dan tertekan, semakin kuat kuku tangannya menekan. Supaya t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 29

    Ana buru-buru mengusir keluh kesah dan kegalauan hatinya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, untuk cukup mencintai Kak Argen dan tidak mengharapkan selain kak Argen memperlakukannya dengan baik."Maaf Nona Ana, bisa kita mulai." Ana yang tadi termangu mengagumi keindahan baju pengantinnya tersenyum malu."Maaf, saya malah melamun. Bajunya cantik sekali. Terimakasih atas kerja keras kalian semua." Ana menyusuri pakaian yang tergantung di manekin dengan tangannya."Terimakasih Nona, kami merasa bahagia dan terhormat karena Anda menyukainya. Silahkan berganti dalaman dulu Nona." Seorang pelayan membantu Ana, mendorong pembatas, untuk Ana melepas pakaiannya. Setiap melepas kancing bajunya Ana berdebar antusias.Aku deg, degkan. Aaaaaa!"Maaf Nona Ana, saya keluar sebentar, menjawab telepon Tuan Argen." Suara Miria terdengar di luar pembatas."Ia Kak." Langkah kaki Miria terdengar menghilang, hanya suara para pelayan toko dan pemilik toko. Ana sudah memakai dalaman putih, bahannya t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 30

    "Kau!" Mengeram pada Miria dengan kesal. "Ayo pergi!" Rene terperanjat ketika suara keras itu tertuju untuknya. Saat Angela sudah keluar dari ruangan VVIP dia harus membereskan sisa kejadian di tempat ini."Ma, maafkan Nona Angela, nona sekretaris, saya mewakili Nona Angela benar-benar minta maaf." Rene menundukkan tubuhnya dalam. Tetesan kopi jatuh ke lantai."Kenapa Kakak yang minta maaf." Ana bergerak cepat mendekat, menyentuh bahu Rene. Membuat gadis itu gelagapan mengangakat kepala. Ana mengusap wajah Rene dengan lembut, menghapus sisa noda kopi dengan kain basah yang dia minta dari pelayan toko. "Kakak kan sudah menerima siraman kopi melindungi saya, seharusnya saya yang minta maaf kan."Rene bahkan tidak bisa berkata apa-apa, saat gadis manis bertubuh mungil di depannya membersihkan noda kopi di pakaiannya."Terimakasih, Domaz Group akan membayar apa yang sudah Anda lakukan untuk Nona Ana, calon istri Tuan Argen." Miria mengantar Rene keluar dari ruang VVIP. Rene hanya bisa me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 31

    Hari ini, akan merubah hidup banyak orang. Aleando berdiri dengan bola mata sembab, dia menangis dengan beragam alasan. Saat melihat Ana yang sedang merias diri. Setelah adiknya berganti pakaian, entah kenapa, wajah cantik itu membuatnya terpesona, bahagia, sekaligus bersedih secara bersamaan."Anda tidak apa-apa?" Miria mengulurkan sapu tangannya untuk menyeka ujung mata Ale.Maaf ya Tuhan, dia sedang menangis, tapi kenapa dia manis sekali. Aku jadi ingin mengusap kepalanya kan. Ekspresi tenang di wajah Miria, namun hati dipenuhi gejolak.Padahal Miria tidak pernah merasakan hal begitu pada adik-adiknya. Kenapa, karena kepribadian adiknya tidak ada manis-manisnya, prilaku adiknya tidak jauh dengannya dari pola hidup dan sikap. Dia bahkan tidak pernah melihat adiknya menangis atau melihat mereka bertampang imut dan memelas begitu.Lingkungan dia bekerja jauh dari hal yang menggemaskan seperti saat ini."Nona Miria, tolong jaga Ana ya. Hiks." Mengusap ujung matanya lagi. "Aku masih t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 32

    Kakek tua gila! Kau senang menciptakan ketegangan seperti itu dulu. Sebelum duduk mari memaki dulu, begitu hati Argen bicara."Terimakasih Tuan." Argen mendorong Ale ke tempat duduk. Dia malas mendengar ucapan terimakasih berkepanjangan yang pasti akan keluar dari mulut Ale. Kakek tidak pantas mendapatkan kehormatan mendapatkan kata terimakasih darimu. Itu terlalu berharga.Seperti yang sudah di duga, duduknya Ale di depan kakek langsung merubah suasana. Mereka sudah seperti kumbang yang berdengung. Benar yang dikatakan Miria mereka hanya merasa iri. Apalagi saat tuan besar memberikan kesempatan laki-laki itu duduk di depannya. Perasaan tidak terima semakin bermunculan. Para paman dan sepupu-sepupu Argen mengeram di pojokan. Mereka bahkan tidak pernah punya kesempatan duduk di depan tuan besar, apalagi ini di depan publik yang mendapat sorotan dan perhatian orang seperti ini. Tuan besar mantan Presdir Domaz Group menerima keluarga calon mempelai wanita, walaupun hanya pemilik toko r

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 33

    Ana memaksakan diri tersenyum. Saat Ana sedang menyamarkan kegelisahan hatinya dengan senyuman dan menutup telinganya, supaya tidak mendengar pembicaraan ibu dan grupnya, pintu ruang tunggu terbuka. Pengawal pribadi tuan besar masuk, menahan pintu, lalu tuan besar dan pelayan wanitanya masuk. Semua orang yang ada di ruangan langsung membeku diam. Ibu berdiri dengan tangan gemetar. Dulu, waktu dia menikah sekalipun, kakek tua itu tidak menunjukkan batang hidungnya di ruang tunggu. Seperti dia dilempar batu kekalahan."Ayah, ada apa ayah kemari?"Ibu mendekat, melihat Ana yang juga bangun dari duduk. Pengantin wanita itu terlihat pias, dia meraih tangan Rene dalam genggamannya. Memberinya ketenangan."Tuan besar membawa hadiah untuk calon istri Tuan Argen." Pelayan wanitanya yang bicara.Apa! Hadiah? Ana Semua orang saling pandang penuh keterkejutan. Apalagi ibu."Berikan padanya." Kakek bicara singkat."Baik Tuan." Pelayan wanita berjalan mendekati Ana, menyodorkan sebuah kotak ke dep

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 34

    "Gen," Nuansa sendu langsung tercipta saat suara lembut Ale terdengar. "Aku berikan Ana padamu, berjanjilah untuk membuatnya bahagia. Hiks." Kakak yang hatinya selembut donat itu mulai berkaca-kaca lagi. "Tolong jaga dia dan jangan membuatnya menangis.""Terimakasih sudah mengizinkanku menikah dengan adikmu." Suara tegas Argen menjawab.Para tamu sedang termangu melihat dua sahabat yang sedang berdialog dengan keharuan. Kakek menatap Argen dan Ale masih dengan pandangan penuh selidik. "Hiks maaf aku malah menangis di hari bahagia ini, berbahagialah adikku Ana." Ale mengusap kepala Ana dengan penuh kasih sayang. Lalu dia mendekati Argen dan meraih bahu laki-laki itu dalam pelukannya. Menepuk-nepuk bahu Argen. Menunjukkan sejauh apa kedekatan mereka.Melihat adegan mengharukan itu tanpa sadar ada yang bertepuk tangan. Akhirnya susul menyusul orang bertepuk tangan. Apalagi saat melihat tangan Argen yang menepuk bahu sabahatnya yang sekarang sudah menjadi kakak iparnya. Persahabatan yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27

Bab terbaru

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 56

    Sedang persiapan maksimal. Ana kembali merapikan rambut. Mencoba beberapa gaya, tapi pada akhirnya rambut lurusnya tetap dia biarkan jatuh tergerai. Sekali lagi memastikan meja makan bersih sempurna. Meletakkan dua lilin dengan aroma bunga di atas meja makan. Sekuntum bunga Daisy dalam vas. Dia sengaja memilih yang kelopaknya kecil-kecil saat di toko bunga tadi."Hallo Kak Miria, Kak Argen hari ini tidak lembur kan?" Memastikan sekali lagi. Dia sudah berdandan dengan maksimal, apa jadinya kalau orang yang ditunggu datang, saat dia sudah tenggelam dalam selimut mimpi. Semua perjuanganku kan jadi sia-sia. Hiks."Benar ya, syukurlah kalau begitu. Terimakasih infonya Kak." Kegirangan mencuat setelah mendengar jawaban Miria. Ana duduk, melepas kegelisahan, lalu memilin kelopak bunga Daisy di tangan kiri. Ehm, berdehem sebentar. Setelah Miria selesai bicara, Ana pun sudah menyiapkan kalimat yang sudah sekian lama ia simpan, untuk siapa pun orangnya, yang akan dipilih Kak Ale. Dan dia ingi

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 55

    Ale meneguk minumannya. Kenapa aku sering mendadak gatal tenggorokan begini si, akhir-akhir ini. Apa ada orang yang memakiku di belakangku.Dia berjongkok, memeriksa isi kulkas. Ana bilang mau memasak untuk makan malam nanti, bahan makanan masih ada apa ya. Satu persatu di periksa Ale. Masih lengkap gumamnya sambil duduk di kursi. Dia sedang menunggu roti di panggang. Tangannya meraih hp. Seutas senyum malu-malu muncul.Aku sudah berkencan dengan Miria kan. Ah, malunya aku, kenapa dia yang menyatakan cinta duluan si. Ale, kau memang tidak berguna. "Kau pasti sedang sibuk ya? Aku sedang memanggang roti.""Kau tidur dengan nyenyak?""Selamat bekerja. Aku akan mengirim makan siang ke kantormu. Berikan untuk Argen juga, jadi jangan merasa terbebani.""Selamat bekerja 😘"Aku harus memaklumi dia membalas pesan sedikit lebih lama. Dia juga sudah bilang kan. Hiiii, aku merinding seperti sedang melihat Argen memelototi ku.Ale belum cerita dengan Ana. Lebih-lebih dia belum mau mengatakannya

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 54

    "Tahulah, karena dia tahu aku suka pada Kak Argen makanya Kak Ale menerima tawaran Kakak. Sebenarnya aku sedikit memaksanya si. Hehe." Jawaban Ana membuat hati Argen menjerit.Kakak sialan! Kau tahu segila apa aku beberapa hari ini saat bersama adikmu. membayangkan aku menyentuh Ana dan mengatakan padamu membuatku frustasi. Apalagi kalau sampai membuat Ana marah dan jijik karena aku menginginkannya. Kau benar-benar kakak sialan ya!Hah! Sebenarnya kenapa aku bisa sebodoh ini. Argen menampar dirinya sendiri. Benar juga, setelah dipikirkan ini terasa masuk akal. Kalau dia Ale, tidak mungkin dia akan membiarkan Ana menikah. Karena Argen tahu sesayang apa Ale pada adiknya. Tawaran toko roti tidak akan dia terima kalau dia tidak yakin Ana akan menyukai pernikahan ini.Dasar bodoh! Kenapa aku tidak terpikir sampai ke sana.Sedikit bengong karena mengutuki kebodohannya, Argen mengikuti Ana, setelah gadis itu mengambil tas dan buku-bukunya. Ana sudah selesai memakai sepatu. Argen memakai sepa

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 53

    Gagal!Sat, set, dorong dan terjang apanya. Ana mendengus di belakang pintu kamarnya yang masih tertutup rapat. Bibi pasti sudah selesai memasak sekarang. Karena perasaan kecewa dia bahkan tidak keluar dari kamar, padahal biasanya Ana akan sibuk di dapur membantu ini dan itu, ataupun sekedar menjadi tim sorak yang bertanya ini itu tentang apa yang sedang dimasak bibi. Memindahkan piring atau masakan yang sudah selesai dimasak. Semuanya karena kejadian tadi malam.Semalam Ana sudah mencoba memakai baju tidur seksi pilihan Amira. Mau memilih memakai yang warna apa saja memakan waktu hampir satu jam sendiri. Mondar mandir dari kamar dan ruang tamu beberapa kali. Praktek dan latihan bicara beberapa kali di depan kaca. Namun, keberadaan suaminya bahkan tidak tercium sekedar aroma tubuhnya sekalipun. Akhirnya Ana ketiduran di kamar, masih dengan baju tidur seksinya.Mood Ana pagi ini agak murung karena kejadian semalam.Ana keluar kamar juga pada akhirnya setelah waktu bergulir. Dia sudah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 52

    Benar juga, dulu saja aku tahu ada Angela. Wanita-wanita cantik yang berbeda level denganku yang hanya anak kuliahan ini. "Hemm, sepertinya yang dibilang Amira juga benar Nona." Rene jadi ikut berpindah haluan selangkah melewati garis yang dia buat. Gadis itu teringat bagaiman mantan bosnya Angela, yang melakukan berbagai macam cara untuk mendekati Tuan Argen. "Pasti banyak wanita, mungkin Nona Angela juga belum menyerah. Apalagi Nyonya sangat mendukungnya." Rene sudah melihatnya langsung, rencana yang dipakai Angela dan ibu Tuan Argen. "Anda harus bergerak dari semua arah." Amira terlihat merasa bangga sekali, setelah Rene mendukungnya."Anda bisa juga bertanya pada pengawal Tuan Argen, apa kesukaan Tuan Argen. Itu bisa mempermudah kan. Pokoknya serang dari semua Arah seperti yang Amira katakan tadi." Rene benar-benar keracunan juga, setelah dia teringat dengan Angela."Ah, Tuan pengawal tangannya terluka Kak. Kak Rene kenal dengan Tuan pengawal." Rene terlihat terperanjat. "Saya p

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 51

    "Sudah sampai, Ale." Miria menyenggol lengan Ale yang berjalan sambil melamun."Ah maaf. Aku malah melamun."Kenapa cepat sekali sampai rumahnya!"Masuklah, aku akan pergi setelah kau masuk."Ehhm, sepertinya adegan ini ketuker deh... Wkwkwk.Miria menunjuk rumah gelap gulita. Temaran bulan dan cahaya lampu dari rumah sekitar yang membagi sinarnya, sedikit mengusir kegelapan."Mau mampir? Mau minum kopi dulu sebelum pergi."Ale bodoh! Kau bahkan tidak punya kopi di rumahmu."Sudah terlalu malam untuk minum kopi, nanti malah kau tidak bisa tidur." Jawaban Miria menohok di hati Ale. Tapi dia tidak menyerah."Kalau begitu, mau makan roti." Ale membuka peluang lagi. Wajahnya bersemu malu."Kau kan tidak bawa roti." Melihat kedu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 50

    Malam belum larut, Daisy Bakery Shop sudah tutup sedari tadi. Setelah membereskan dapur dan peralatan, serta menyiapkan bahan-bahan untuk besok, dua karyawan Daisy Bakery shop pamit. Meninggalkan Ale dalam kesendirian. Semenjak Ana menikah, Ale jadi malas untuk pulang ke rumah. Kesunyian di ruang-ruang kosong rumah terasa menyiksa. Biasanya tempat itu di penuhi senyum dan keceriaan Ana. Namun, toko sementaranya pun tidak ada kamar untuk tidur. Mau tidak mau, Ale harus memadamkan lampu dan mengunci toko.Aku kesepian hiks.Memasukkan kunci dalam tas kecil di pinggangnya. Kalau renovasi sudah selesai sepertinya Ale akan memilih tinggal di toko. Dalam pendar lampu teras yang menyala, Ale masing termenung.Tin, tin. Suara klakson mobil memecah keheningan malam.Lampu sorot mobil menyala. Ale memicingkan mata, diselingi makian. Menghujat pengemudi tidak sopan yang sudah menyorotnya. Eh, mel

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 49

    Menjelang sore.Ana mampir ke toko roti setelah dari perpustakaan menyelesaikan tugas. Amira dan Rene ikut mampir. Amira beralasan mau membeli roti. Kalau Rene sengaja ikut karena mau mengantar Ana."Saya kan mendapat pinjaman mobil dari Domaz Group, bagaimana saya bisa membuatkan Ana pergi naik taksi sendirian." Manfaatkanlah saya sesuka hati Anda Nona begitulah garis besarnya sikap Rene. Sudah untung Kak Rene mau merubah panggilan kalau di kampus, jadi akhirnya Ana datang dengan mereka bertiga.Renovasi bangunan toko berjalan dengan cepat. Ana berdiri di depan toko, bagian depannya sudah hampir 70 persen selesai. Sekarang mereka sedang menyelesaikan lantai dua.Kekuatan uang menakutkan sekali, gumam Ana. Lalu berbalik menuju toko baru sementara mereka. Pelanggan ramai. Dia ke dapur mencuci tangan. Ale menyelesaikan panggangan terakhir rotinya."Kak." Ana memeluk Ale

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 48

    "Aku mencintaimu Kak, aku mencintai Kak Argen bukan karena kakak teman Kak Ale, aku mencintai Kak Argen sebagai wanita yang jatuh cinta pada laki-laki."Sejak pertama kali kita bertemu. Aaaaaa, andai aku boleh membuat pengakuan cinta saat kakak sadar. Ah, andai Kak Argen bukan laki-laki yang secuek itu pada cinta dan perempuan, mungkin aku masih ada harapan."Aku bahagia walaupun hanya bisa mencintai Kak Argen diam-diam. Seperti ini. Mimpi indah Kak. Hoaaam. Karena banyak mengoceh, aku jadi mengantuk juga." Ana mendekatkan kepala, terkikik kecil lalu menjatuhkan satu kecupan di bibir Argen. Dia juga mau tidur.Tapi."Ana, apa yang kau lakukan?""Huaaaaaa!" Ana mendorong tubuh Argen karena kaget. Dia mundur bangun ke pojok tempat tidur. Meraih bantal, menyembunyikan wajahnya. Terdengar Argen menguap, lalu dia bangun sambil mengucek matanya. "Kakak tidak tidur?"&nb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status