Share

BAB 22

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-03-26 12:25:00

Kejadian yang terjadi di toko roti.

Semua makanan sudah terhidang di atas meja makan. Ale, Ana dan Lila pun sudah duduk manis di tempat duduk. Lila sudah memainkan sendoknya tapi belum ada yang menyentuh makanan karena Ale belum memulainya. Mereka sedang menunggu Miria yang sedang menelepon tidak jauh dari mereka duduk. Suara Miria tidak terdengar.

"Apa Kak Argen yang menelepon Nona Miria?" Ana memperhatikan dari kejauhan bahasa tubuh yang ditunjukkan Miria.

"Sepertinya begitu, dia sampai menundukkan badan begitu walaupun hanya di telepon." Terlihat Miria beberapa kali menundukkan badan seperti orang yang sedang minta maaf.

Pasti berat sekali pekerjaan Anda ya. Semoga sedikit makanan ini bisa menjadi semangat untuk Anda. Eh, aku mikir apa si. Ale melihat deretan makanan yang sudah terhidang di meja makan.

Ada balado udang dan irisan buncis, tumis timun telur dengan bumbu simpel bawang putih yang dicincang kesukaan Ana, ada tumis brokoli dan irisan daging slice yang dia masak dengan me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 23

    Hati Miria kembali mendapat pukulan telak. Hati nuraninya kembali terpanah oleh kepolosan kakak beradik di depannya. Rumor seputar pengawal Argen dibuat agar tidak ada yang mendekatinya untuk mengancam Tuan Argen. Sepertinya yang termakan rumor itu bukan hanya musuh Tuan Argen, namun dua orang di depannya sekarang."Apa Nona takut padanya?"Ah, lucunya mereka, kagetnya bisa bareng begitu.Wajah Ale dan Ana terlihat menegang dan mengkerut bersamaan."Anda tidak perlu takut padanya.""Dia terlihat galak dan menakutkan." Dengan polosnya Ana mengeluarkan isi hatinya. "Ah, maaf bukan maksud saya menjelekkan orang, saya hanya sedikit takut.""Dia memang menakutkan kok, kakak saja ngeri kalau melihatnya. Apalagi kalau cuma berdiri diam di belakang Argen, membuatku merinding walau cuma bersitatap."Ahhh, lucunya mereka. Miria sampai ingin tertawa mengeluarkan suara. Seperti dua bocah yang sedang mengadu pada ibunya kalau ada teman sekolah yang nakal. Tapi Miria bisa mengendalikan diri dan han

    Last Updated : 2025-03-26
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 24

    Malam sudah menggantikan keperkasaan matahari. Lelah pun sudah berangsur menghilang ketika tubuh kembali ke pelukan keluarga dan rumah.Namun, ada seseorang yang disambut kesunyian ketika dia sudah kembali pulang. Ruang-ruang sepi di apartemennya, kosong dan sunyi seperti hatinya. Dialah Argen, statusnya tidak bisa mengubur ruang hampa di hatinya. Semenjak memutuskan untuk pergi dari rumah ibu dan tinggal sendiri, dia sudah berteman dengan kesendirian untuk sekian lama.Setelah memasukkan botol air dinginnya ke dalam kulkas, dia belum beranjak dari dapur. Argen berdiri diam di depan kulkas, tangannya terangkat perlahan, menyentuh memo kecil berwarna pink yang sengaja ia tempelkan di depan pintu kulkas. Pesan Ana yang dia temukan di dalam tas kotak bekalnya secara tidak sengaja waktu itu. Kesalahan besar Miria karena tidak melihatnya. Namun, karena makan siang yang bukan hanya enak di lidahnya, namun hati dan perutnya ikut merasakan kehangatan. Argen memaafkan Miria, dia tidak mengungki

    Last Updated : 2025-03-26
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 25

    Ale dan Ana berjalan memasuki sebuah restoran, seorang pelayan wanita berjalan di depan mereka sebagai pemandu arah. Dress warna biru muda yang di pakai Ana adalah baju yang dikirim Argen. Begitupula dengan kemeja warna biru tua yang dipakai Ale sekarang. "Silahkan masuk dan menunggu di dalam Tuan dan Nona." "Terimakasih." Pelayan ini menundukkan kepala, meninggalkan kedua kakak beradik yang terlihat gelisah. Bukan hanya karena restoran yang mereka datangi terasa asing, namun, dengan siapa Argen nanti akan datang menjadi salah satu alasan kecemasan mereka."Kak, kita cuma mau makan dengan Kak Argen kan? Tidak ada keluarga yang lainnya kan, seperti ibu atau kakeknya." Jujur saja, keringat bahkan keluar dari telapak tangan Ana karena dia sedang gelisah. "Kak Argen bahkan mengirimi kita pakaian mewah begini." Ana tahu, baju yang dia pakai adalah brand itu, yang setara dengan dua kali lipat gaji Dalila di toko roti."Nona Miria bilang begitu, tenanglah, Argen kan tidak menyuruh kita m

    Last Updated : 2025-03-26
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 26

    Taman kota masih ramai di jam-jam sekarang ini, banyak pasangan muda mudi bergandengan tangan atau duduk menikmati camilan yang di jual di pinggir danau kota. Danau buatan yang berukuran tidak terlalu besar. Taman kota dengan danau buatannya adalah ikon kebanggaan penduduk. Sebuah supermarket besar milik Domaz Group terlihat terang dikejauhan, dengan pengunjung yang hilir mudik. Mobil dan motor keluar dari area parkir. Jalan sedikit saja, para pengunjung supermarket sudah bisa menikmati pemandangan malam di taman kota. Pemilihan lokasi supermarket itu sangat strategis.Semilir angin menggoyangkan rambut Ana yang terurai di bahunya. Gadis itu menyelipkannya di telinga. Tidak lama, pengawal Argen berlari mendekat. Membawa jas milik Argen. Setelah menyerahkan jas dia berdiri menjauh dari ketiganya. Terlihat kesepian menatap danau dan langit malam secara bergantian.Sementara itu, ketiga orang itu duduk di undakan-undakan kecil yang berderet mengelilingi danau, sengaja di buat sebagai tem

    Last Updated : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 27

    Setelah kepergian Ale "Terimakasih Ya Kak." Tiba-tiba Ana bersuara ketika Ale sudah jauh dari pandangan. "Sudah menjaga Kak Ale dan menjadi teman terbaik kakakku." Hubungan persahabatan kalian terlalu menggemaskan batin Ana. Bisa-bisa, aku bahkan cemburu dengan kakakku sendiri."Terimakasih sudah membantu kami menjaga toko Daisy. Toko itu sangat berharga untuk kami, banyak kenangan dan cinta ayah dan ibu di sana." Argen mencengkeram tangannya saat mendengar Ana bicara. Namun, segera ia gelengkan kepalanya. Semua yang dia lakukan juga untuk melindungi Ana. Kalau dia secara terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Ana, dan kekek menolaknya. Argen tidak mau membayangkan, bahaya yang mengancam gadis yang ia sukai. Para paman bisa saja menargetkannya menjadi kelemahan terbesar Argen.Maaf, karena aku ingin memiliki. Lirih bisikan hati Argen."Kak, Kak Argen mendengarkan aku kan." Ana menyenggol bahu Argen."Hemmm."Ih, gemasnya, dia acuh tapi mendengarkan ku. Sepertinya budak cinta

    Last Updated : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 28

    Di lain tempat, di waktu yang bersamaan dengan kejadian di taman kota.Ibu Argen berdiri di depan ruang tamu, pelayan wanita yang mengantarnya diam di depan pintu. Menoleh padanya."Kenapa Anda harus keras kepala seperti ini Nyonya, posisi Anda tidak akan tergantikan karena Anda adalah ibu tuan muda." Itu terdengar seperti kalimat merendahkan di telinga ibu. Namun ibu menahan diri karena wanita di depannya adalah pelayan pribadi kakek. Kakek sudah duduk di sofa ketika ibu masuk. Setelah sopan santun dan salam kakek mengizinkan ibu untuk duduk. Pelayan maupun pengawal pribadi kakek tidak beranjak dari tempatnya. Ibu meremas tangannya mengumpulkan keberanian."Apa Anda benar-benar mengizinkan Argen menikah dengan keluarga yang hanya memiliki toko roti?" Kakek terlihat tidak terkejut dengan pertanyaan menantunya."Padahal aku sudah bilang untuk jangan ikut campur soal pernikahan Argen." Suara kakek membuat mimik wajah ibu pias dan tertekan, semakin kuat kuku tangannya menekan. Supaya t

    Last Updated : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 29

    Ana buru-buru mengusir keluh kesah dan kegalauan hatinya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, untuk cukup mencintai Kak Argen dan tidak mengharapkan selain kak Argen memperlakukannya dengan baik."Maaf Nona Ana, bisa kita mulai." Ana yang tadi termangu mengagumi keindahan baju pengantinnya tersenyum malu."Maaf, saya malah melamun. Bajunya cantik sekali. Terimakasih atas kerja keras kalian semua." Ana menyusuri pakaian yang tergantung di manekin dengan tangannya."Terimakasih Nona, kami merasa bahagia dan terhormat karena Anda menyukainya. Silahkan berganti dalaman dulu Nona." Seorang pelayan membantu Ana, mendorong pembatas, untuk Ana melepas pakaiannya. Setiap melepas kancing bajunya Ana berdebar antusias.Aku deg, degkan. Aaaaaa!"Maaf Nona Ana, saya keluar sebentar, menjawab telepon Tuan Argen." Suara Miria terdengar di luar pembatas."Ia Kak." Langkah kaki Miria terdengar menghilang, hanya suara para pelayan toko dan pemilik toko. Ana sudah memakai dalaman putih, bahannya t

    Last Updated : 2025-03-27
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 30

    "Kau!" Mengeram pada Miria dengan kesal. "Ayo pergi!" Rene terperanjat ketika suara keras itu tertuju untuknya. Saat Angela sudah keluar dari ruangan VVIP dia harus membereskan sisa kejadian di tempat ini."Ma, maafkan Nona Angela, nona sekretaris, saya mewakili Nona Angela benar-benar minta maaf." Rene menundukkan tubuhnya dalam. Tetesan kopi jatuh ke lantai."Kenapa Kakak yang minta maaf." Ana bergerak cepat mendekat, menyentuh bahu Rene. Membuat gadis itu gelagapan mengangakat kepala. Ana mengusap wajah Rene dengan lembut, menghapus sisa noda kopi dengan kain basah yang dia minta dari pelayan toko. "Kakak kan sudah menerima siraman kopi melindungi saya, seharusnya saya yang minta maaf kan."Rene bahkan tidak bisa berkata apa-apa, saat gadis manis bertubuh mungil di depannya membersihkan noda kopi di pakaiannya."Terimakasih, Domaz Group akan membayar apa yang sudah Anda lakukan untuk Nona Ana, calon istri Tuan Argen." Miria mengantar Rene keluar dari ruang VVIP. Rene hanya bisa me

    Last Updated : 2025-03-27

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 35

    "Cih, dia sombong sekali.""Karena hanya dia yang menikah dan dihadiri kakek langsung, dia sudah besar kepala.""Istrinya cantik juga, walaupun dari keluarga yang tidak punya apa-apa. Hahaha.""Jangan ganggu dia, kau tidak lihat kalung yang dipakai olehnya."Glek, mereka meneguk minuman masing-masing. Mereka tahu arti kalung itu bagi anggota keluarga Domaz Group. Para wanita yang ada dalam keluarga, bermimpi mendapatkan kalung itu. Entah itu anak, menantu, atau cucu kakek, semua menginginkannya "Ah, ikut aku. Aku kesal melihat wajah Argen yang tersenyum senang begitu." Mereka berjalan menuju tempat yang lebih sepi. "Sebentar lagi dia juga tidak akan bisa tersenyum sesenang itu, kalau dia harus menyelesaikan masalah pasokan stok buah yang tiba-tiba terhenti masuk ke supermarket.""Kita lihat, apa kakek masih akan membanggakannya.""Haha, membayangkan dia dituding tidak becus saja sudah membuatku senang."Para tikus yang bukannya bekerja keras dan menjilat kakek, malah hanya sibuk bers

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 34

    "Gen," Nuansa sendu langsung tercipta saat suara lembut Ale terdengar. "Aku berikan Ana padamu, berjanjilah untuk membuatnya bahagia. Hiks." Kakak yang hatinya selembut donat itu mulai berkaca-kaca lagi. "Tolong jaga dia dan jangan membuatnya menangis.""Terimakasih sudah mengizinkanku menikah dengan adikmu." Suara tegas Argen menjawab.Para tamu sedang termangu melihat dua sahabat yang sedang berdialog dengan keharuan. Kakek menatap Argen dan Ale masih dengan pandangan penuh selidik. "Hiks maaf aku malah menangis di hari bahagia ini, berbahagialah adikku Ana." Ale mengusap kepala Ana dengan penuh kasih sayang. Lalu dia mendekati Argen dan meraih bahu laki-laki itu dalam pelukannya. Menepuk-nepuk bahu Argen. Menunjukkan sejauh apa kedekatan mereka.Melihat adegan mengharukan itu tanpa sadar ada yang bertepuk tangan. Akhirnya susul menyusul orang bertepuk tangan. Apalagi saat melihat tangan Argen yang menepuk bahu sabahatnya yang sekarang sudah menjadi kakak iparnya. Persahabatan yan

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 33

    Ana memaksakan diri tersenyum. Saat Ana sedang menyamarkan kegelisahan hatinya dengan senyuman dan menutup telinganya, supaya tidak mendengar pembicaraan ibu dan grupnya, pintu ruang tunggu terbuka. Pengawal pribadi tuan besar masuk, menahan pintu, lalu tuan besar dan pelayan wanitanya masuk. Semua orang yang ada di ruangan langsung membeku diam. Ibu berdiri dengan tangan gemetar. Dulu, waktu dia menikah sekalipun, kakek tua itu tidak menunjukkan batang hidungnya di ruang tunggu. Seperti dia dilempar batu kekalahan."Ayah, ada apa ayah kemari?"Ibu mendekat, melihat Ana yang juga bangun dari duduk. Pengantin wanita itu terlihat pias, dia meraih tangan Rene dalam genggamannya. Memberinya ketenangan."Tuan besar membawa hadiah untuk calon istri Tuan Argen." Pelayan wanitanya yang bicara.Apa! Hadiah? Ana Semua orang saling pandang penuh keterkejutan. Apalagi ibu."Berikan padanya." Kakek bicara singkat."Baik Tuan." Pelayan wanita berjalan mendekati Ana, menyodorkan sebuah kotak ke dep

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 32

    Kakek tua gila! Kau senang menciptakan ketegangan seperti itu dulu. Sebelum duduk mari memaki dulu, begitu hati Argen bicara."Terimakasih Tuan." Argen mendorong Ale ke tempat duduk. Dia malas mendengar ucapan terimakasih berkepanjangan yang pasti akan keluar dari mulut Ale. Kakek tidak pantas mendapatkan kehormatan mendapatkan kata terimakasih darimu. Itu terlalu berharga.Seperti yang sudah di duga, duduknya Ale di depan kakek langsung merubah suasana. Mereka sudah seperti kumbang yang berdengung. Benar yang dikatakan Miria mereka hanya merasa iri. Apalagi saat tuan besar memberikan kesempatan laki-laki itu duduk di depannya. Perasaan tidak terima semakin bermunculan. Para paman dan sepupu-sepupu Argen mengeram di pojokan. Mereka bahkan tidak pernah punya kesempatan duduk di depan tuan besar, apalagi ini di depan publik yang mendapat sorotan dan perhatian orang seperti ini. Tuan besar mantan Presdir Domaz Group menerima keluarga calon mempelai wanita, walaupun hanya pemilik toko r

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 31

    Hari ini, akan merubah hidup banyak orang. Aleando berdiri dengan bola mata sembab, dia menangis dengan beragam alasan. Saat melihat Ana yang sedang merias diri. Setelah adiknya berganti pakaian, entah kenapa, wajah cantik itu membuatnya terpesona, bahagia, sekaligus bersedih secara bersamaan."Anda tidak apa-apa?" Miria mengulurkan sapu tangannya untuk menyeka ujung mata Ale.Maaf ya Tuhan, dia sedang menangis, tapi kenapa dia manis sekali. Aku jadi ingin mengusap kepalanya kan. Ekspresi tenang di wajah Miria, namun hati dipenuhi gejolak.Padahal Miria tidak pernah merasakan hal begitu pada adik-adiknya. Kenapa, karena kepribadian adiknya tidak ada manis-manisnya, prilaku adiknya tidak jauh dengannya dari pola hidup dan sikap. Dia bahkan tidak pernah melihat adiknya menangis atau melihat mereka bertampang imut dan memelas begitu.Lingkungan dia bekerja jauh dari hal yang menggemaskan seperti saat ini."Nona Miria, tolong jaga Ana ya. Hiks." Mengusap ujung matanya lagi. "Aku masih t

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 30

    "Kau!" Mengeram pada Miria dengan kesal. "Ayo pergi!" Rene terperanjat ketika suara keras itu tertuju untuknya. Saat Angela sudah keluar dari ruangan VVIP dia harus membereskan sisa kejadian di tempat ini."Ma, maafkan Nona Angela, nona sekretaris, saya mewakili Nona Angela benar-benar minta maaf." Rene menundukkan tubuhnya dalam. Tetesan kopi jatuh ke lantai."Kenapa Kakak yang minta maaf." Ana bergerak cepat mendekat, menyentuh bahu Rene. Membuat gadis itu gelagapan mengangakat kepala. Ana mengusap wajah Rene dengan lembut, menghapus sisa noda kopi dengan kain basah yang dia minta dari pelayan toko. "Kakak kan sudah menerima siraman kopi melindungi saya, seharusnya saya yang minta maaf kan."Rene bahkan tidak bisa berkata apa-apa, saat gadis manis bertubuh mungil di depannya membersihkan noda kopi di pakaiannya."Terimakasih, Domaz Group akan membayar apa yang sudah Anda lakukan untuk Nona Ana, calon istri Tuan Argen." Miria mengantar Rene keluar dari ruang VVIP. Rene hanya bisa me

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 29

    Ana buru-buru mengusir keluh kesah dan kegalauan hatinya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, untuk cukup mencintai Kak Argen dan tidak mengharapkan selain kak Argen memperlakukannya dengan baik."Maaf Nona Ana, bisa kita mulai." Ana yang tadi termangu mengagumi keindahan baju pengantinnya tersenyum malu."Maaf, saya malah melamun. Bajunya cantik sekali. Terimakasih atas kerja keras kalian semua." Ana menyusuri pakaian yang tergantung di manekin dengan tangannya."Terimakasih Nona, kami merasa bahagia dan terhormat karena Anda menyukainya. Silahkan berganti dalaman dulu Nona." Seorang pelayan membantu Ana, mendorong pembatas, untuk Ana melepas pakaiannya. Setiap melepas kancing bajunya Ana berdebar antusias.Aku deg, degkan. Aaaaaa!"Maaf Nona Ana, saya keluar sebentar, menjawab telepon Tuan Argen." Suara Miria terdengar di luar pembatas."Ia Kak." Langkah kaki Miria terdengar menghilang, hanya suara para pelayan toko dan pemilik toko. Ana sudah memakai dalaman putih, bahannya t

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 28

    Di lain tempat, di waktu yang bersamaan dengan kejadian di taman kota.Ibu Argen berdiri di depan ruang tamu, pelayan wanita yang mengantarnya diam di depan pintu. Menoleh padanya."Kenapa Anda harus keras kepala seperti ini Nyonya, posisi Anda tidak akan tergantikan karena Anda adalah ibu tuan muda." Itu terdengar seperti kalimat merendahkan di telinga ibu. Namun ibu menahan diri karena wanita di depannya adalah pelayan pribadi kakek. Kakek sudah duduk di sofa ketika ibu masuk. Setelah sopan santun dan salam kakek mengizinkan ibu untuk duduk. Pelayan maupun pengawal pribadi kakek tidak beranjak dari tempatnya. Ibu meremas tangannya mengumpulkan keberanian."Apa Anda benar-benar mengizinkan Argen menikah dengan keluarga yang hanya memiliki toko roti?" Kakek terlihat tidak terkejut dengan pertanyaan menantunya."Padahal aku sudah bilang untuk jangan ikut campur soal pernikahan Argen." Suara kakek membuat mimik wajah ibu pias dan tertekan, semakin kuat kuku tangannya menekan. Supaya t

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 27

    Setelah kepergian Ale "Terimakasih Ya Kak." Tiba-tiba Ana bersuara ketika Ale sudah jauh dari pandangan. "Sudah menjaga Kak Ale dan menjadi teman terbaik kakakku." Hubungan persahabatan kalian terlalu menggemaskan batin Ana. Bisa-bisa, aku bahkan cemburu dengan kakakku sendiri."Terimakasih sudah membantu kami menjaga toko Daisy. Toko itu sangat berharga untuk kami, banyak kenangan dan cinta ayah dan ibu di sana." Argen mencengkeram tangannya saat mendengar Ana bicara. Namun, segera ia gelengkan kepalanya. Semua yang dia lakukan juga untuk melindungi Ana. Kalau dia secara terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Ana, dan kekek menolaknya. Argen tidak mau membayangkan, bahaya yang mengancam gadis yang ia sukai. Para paman bisa saja menargetkannya menjadi kelemahan terbesar Argen.Maaf, karena aku ingin memiliki. Lirih bisikan hati Argen."Kak, Kak Argen mendengarkan aku kan." Ana menyenggol bahu Argen."Hemmm."Ih, gemasnya, dia acuh tapi mendengarkan ku. Sepertinya budak cinta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status