Share

Bab 44. Ketahuan

Bab 44

Terik matahari semakin merangkak, hingga hari telah berganti menjadi siang. Di kamar hotel yang ditempati, Shanika tengah membersihkan diri untuk pulang. Ia menatap dirinya di depan pantulan cermin, dia meringis dengan penampilannya yang memprihatinkan ini.

“Menjijikan!” gumam Shanika sembari meremas pinggiran wastafel, melampiaskan rasa sakit dan kesedihannya.

Shanika menutup kembali tubuhnya, ia membasuh wajahnya yang sudah basah oleh air mata. Sudah lama dia menangis sendirian, menangisi kepedihan karena kebodohannya tak bisa melakukan apa pun.

Saat Shanika akan keluar dari kamar, Sergio rupanya sedang bersandar di tembok sambil memperhatikan dua mata Shanika yang sembah. Ternyata wanita ini menangis, pantas saja lama di kamar mandi.

“Lagi-lagi kau menangis, apa yang kau tangisi?” tanya Sergio kesal, setiap kali bersamanya Shanika terus menumpahkan kesedihan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status