Share

Bab 48. Rencana Bu Listia

Bab 48

Shanika pergi ke samping rumah, gadis itu ingin menghirup udara segar di luar sembari duduk dan memasukan setengah kakinya ke dalam kolam. Malam semakin larut, tetapi rumah sudah sepi. Kesepian terus dirasakan Shanika yang berdiam seorang diri.

Dia menatap jutaan bintang di langit sembari terus merapalkan doa pada Tuhan agar Pak Grahardi ditemukan dan dikebumikan dengan baik. Mengingat kenangan indah bersama sang ayah, Shanika tak bisa menahan diri untuk tak menangis.

Cairan bening itu luruh, menganak sungai mambasahi wajahnya yang lebam. “Kenapa Papa pergi secepat ini, Pa? Aku nggak kuat memikul beban berat sendirian, aku kangen Papa,” isaknya menangis tersedu-sedu.

Di tempat sepi ini memang tempat ternyaman untuk menumpahkan tangisan. Sementara itu, samar-samar Sergio mendengar suara tangisan seseorang, dia menajamkan pendengaran, mencari di mana suara itu berasal.

Niat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status