Home / CEO / Terikat Cinta CEO Posesif / Bab 47. Ingatan menyakitkan

Share

Bab 47. Ingatan menyakitkan

Author: Penadiary
last update Last Updated: 2024-08-30 00:05:21

"Kean perkenalkan, sekarang dia akan menjadi ibumu," ucap ayahnya pada Kean yang masih berumur 9 tahun.

"Ibu? Sekarang Kean punya Ibu? Hore!" teriak Kean sambil jingkrak kegirangan.

Wanita yang disebut sebagai ibu itu tersenyum sambil mengelus rambut Kean dengan lembut. Ayah Kean menyerahkan seluruh pengasuhan pada wanita itu untuk merawat Kean.

Kean kecil merasa bahagia kini setiap berangkat dan pulang sekolah, dia diantar dan dijemput oleh seorang ibu seperti anak-anak lainnya.

Ketika ayahnya pergi ke luar negeri beberapa bulan untuk bekerja, Kean hanya menghabiskan waktu bersama ibu tirinya.

Kean menghadiri acara pesta ulang tahun temannya. Di sana Ibu Kean ikut hadir dan mengobrol dengan ibu murid lainnya.

Mereka mengobrol tentang kehebatan anaknya masing-masing. Ibu Kean tak mau kalah, dia memanggil Kean untuk memamerkannya pada para ibu itu.

"Benar, kan, Kean sayang? Kalau kamu mendapatkan nilai 100 sempurna dan sibuk belajar les sepulang sekolah?" tanya ibu Kean s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 48. Ajakan Dadakan

    Azelyn perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh bekas luka yang berada di dada Kean. Sentuhan tiba-tiba itu membuat pria itu terkejut. "Itu pasti sangat menyakitkan," lirih Azelyn sambil menyentuh luka itu. Ia mengeluarkan ekspresi sedih. Kean tertegun melihat ekspresi yang terlukis di wajah Azelyn. Beberapa saat dirinya sadar dari lamunan kemudian langsung menepis tangan gadis itu. Kean berjalan menjauh kemudian mengambil kemeja yang berada di kuris lalu segera menggunakannya kembali. Dia melirik ke arah Azelyn yang masih memperhatikannya. "Ayo pergi," ucap Kean singkat sambil berjalan keluar kamar meninggalkan Azelyn yang masih duduk di ranjang. Entah kenapa belakangan ini jantungnya terasa berdegup ketika melihat wajah gadis itu dari dekat. Mungkin dia terlalu menaruh perhatian pada Azelyn padahal tujuannya mendekati gadis itu hanya untuk menggunakannya sebagai pelampiasan. Kean memesan taksi untuk kembali ke perusahaan. Dalam perjalanan, dia dan Azelyn tak mengobrol sa

    Last Updated : 2024-08-30
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 49. Pertimbangan

    Lino menghela napas lalu bangkit dari hadapan Reliza membuat gadis itu kesal karena ajakannya tak dijawab. Gadis itu menarik ujung kemeja Lino membuat pria itu menoleh. "Bukankah aku pernah bilang kalau aku tak mau menjadi pilihan kedua untukmu, Nona Reliza?" kata Lino membuat gadis itu terdiam dan melepaskan pegangannya pada kemeja Lino. Lino kembali ke tempat duduknya dan memandangi Reliza yang hanya menunduk. "Aku akan mempertimbangkannya." Perkataan Lino membuat Reliza mendongak dan memandangi pria itu dengan tatapan berbinar. "Aku akan menunggu jawabanmu," ungkap Reliza dengan semangat. Lino terdiam melihat ekspresi gadis itu. Dia mengambil air mineral yang berada di hadapannya lalu meneguknya hingga habis. Entah kenapa setelah mendengar ajakan Reliza, jantungnya berdegup tak karuan. Reliza yang tadi menangis kini tersenyum bahagia. Dia tak tahu apa nanti yang akan dikatakan oleh ayahnya, tetapi bagaimanapun yang menjalani kehidupan pernikahan nanti adalah dirinya. Apala

    Last Updated : 2024-08-31
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 50. Janji temu

    Beberapa hari berlalu, tinggal menghitung hari pesta akan digelar. Beberapa karyawan sibuk menyelesaikan pekerjaan mereka agar bisa segera menghadiri mempersiapkan pesta yang akan dilaksanakan di perusahaan. Kevin yang sedang duduk termenung di meja kerjanya selalu melirik ke arah ponselnya. Pria itu seperti sedang menunggu kabar dari seseorang. "Sudah lewat beberapa hari, kenapa dia belum menghubungiku untuk bertemu? Apa dia tak tertarik padaku?" gumam Kevin kesal sembari mengecek ponselnya yang tak ada notifikasi masuk. "Pak Kevin, belum pulang?" Tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri meja kerja Kevin. Pria itu menoleh kemudian tersenyum melihat gadis itu. "Ternyata kamu Sarah, aku pulang sebentar lagi," jawab Kevin memanggil nama gadis itu sembari merapikan meja kerjanya. Sarah memegang pundak Kevin kemudian berbisik di samping telinga pria itu. "Bagaimana kalau malam ini kita menghabiskan waktu bersama?" "Bagaimana suamimu? Apa dia tak akan curiga kalau malam ini

    Last Updated : 2024-09-01
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 51. Pertemuan yang dijanjikan

    Laura melihat sekeliling ruangan, sudah jam 10 malam, tetapi pekerjaannya baru saja selesai. Gadis itu merenggangkan tubuhnya sebelum merapikan meja kerjanya. Gadis bermata coklat itu mencoba menghubungi Kevin. Mencoba mencari tahu apakah pria itu akan mengangkatnya atau tidak, tetapi nomornya tak bisa dihubungi. Sepertinya pria itu sedang menikmati waktunya bersama karyawan wanita tadi. Laura bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar ruangan. Tak sengaja dia bertemu dengan Rian yang baru saja akan masuk ke dalam lift. Pria itu mempersilahkan Laura untuk masuk lebih dulu. "Kenapa belum pulang?" tanya Rian sambil melirik ke arah Laura. Gadis itu terdiam sebentar lalu mengalihkan pandangannya pada Rian. "Aku gak punya teman pulang, apa kamu mau mengantarku?" tanya Laura sembari menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Rian mengangkat sudut bibirnya lalu merangkul Laura sebagai jawaban. Mereka pergi ke lantai basemen untuk mengambil mobil Rian yang terparkir kemudian pergi me

    Last Updated : 2024-09-02
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 52. Apa Rencana Kevin Berhasil?

    Setelah mendengar perkataan Nona Marvino, Kevin terdiam sebentar kemudian menyeringai. Pria itu langsung menghilangkan kecurigaan yang terlintas di benaknya sejak tadi. Dia pikir khayalannya tak masuk akal dan memilih untuk tak terlalu memikirkannya lagi dan fokus pada Nona Marvino yang berada di hadapannya sekarang. "Apa kamu siap menghabiskan waktu bersamaku, Nona?" ucap Kevin sambil mengambil minuman juicenya di meja. Kevin mengangkat gelasnya lalu menyeruputnya hingga tersisa setengah. Nona Marvino membalas itu kemudian meneguk winenya hingga habis. Mereka berdua kembali berbicara prihal bisnis yang akan menjadi proyek kerjasama antara perusahaan Adhlino dengan perusahaan Marvino. "Maaf karena mengatakan ini, tapi aku bukan pilihan yang tepat untuk membicarakan ini, karena aku tidak termasuk ke dalam karyawan yang menjalani proyek itu," ucap Kevin sambil memainkan gelasnya. "Mungkin jika aku masuk ke dalam kerjasama proyek, kita bisa membicarakannya dengan nyaman," lanju

    Last Updated : 2024-09-04
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 53. Hari Berkencan

    Kevin melirik ke arah empat orang lelaki bertubuh kekar dan memakai jas hitam datang menghampirinya. Salah satu pria itu menggenggam lengannya erat membuatnya merasa kesakitan. "Aku ingin mengantar temanku, apa masalah kalian?" ucap Kevin dengan suara keras. Salah satu pria itu merebut Nona Marvino dari gendongan Kevin membuat pria itu berdecak kesal. "Sebenarnya siapa kalian? Kenapa dengan sembarangan menyentuh temanku!" teriak Kevin sambil berusaha merebut Nona Marvino, tetapi salah satu pria itu menghentikannya. "Kami akan membawanya pulang. Anda bisa pergi sekarang, Tuan," ucap pria itu dengan suara berat. Kevin melototi mereka satu per satu. Dia memperhatikan penampilan mereka semua, memakai setelan hitam, tubuh yang kekar, dan memakai earpiece di salah satu telinga mereka."Apa kalian pengawal?" tanya Kevin dengan penuh selidik."Benar, kami pengawal Nona Marvino, jadi Anda bisa pergi sekarang," jawab salah satu pria itu lalu menggendong tubuh Nona Marvino keluar dari resta

    Last Updated : 2024-09-05
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 54. Berkencan

    "Setelah semalam kamu meninggalkanku, aku minum sampai mabuk. Karena tak bisa menyetir, aku memilih tidur di dalam mobil dan terbangun oleh telpon darimu," jelas Kevin mencari alasan yang bagus. Penjelasan itu diterima begitu saja oleh Nona Marvino membuat Kevin menghela napas lega. Gadis itu bangkit dari duduknya lalu berjalan mengajak Kevin keluar dari restauran. "Kita mau ke mana?" tanya Kevin mengekor di belakangnya. "Tentu saja berbelanja. Kamu gak mungkin kencan pakai baju semalaman, kan?" tanya Nona Marvino sambil tersenyum. Nona Marvino mendekatkan wajahnya ke arah tubuh Kevin dan sedikit mencium bau baju Kevin yang tercampur oleh parfum seseorang. "Lihat! Baumu menyengat sekali, tapi aku gak tahu bau minuman apa itu," ucap Nona Marvino sedikit penasaran. Mereka mengendarai mobil meninggalkan restauran dengan cepat. Beberapa mobil hitam di belakang mengikuti mobil Kevin membuat pria itu sesekali melihat ke kaca spion. Nona Marvino mengikuti arah pandangan Kevin

    Last Updated : 2024-09-06
  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 55. Perdebatan

    Lino datang memasuki ruangan Kean sambil membawa berkas untuk mendiskusikan tampilan dekorasi di perusahaan nanti. Mereka ingin mengadakan pesta yang besar dan mengundang banyak pengusaha lain. Pesta ini diadakan bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan lebih banyak perusahaan lainnya. Pesta ini juga akan didekorasi seindah dan sesempurna mungkin agar semakin banyak pembisnis yang ingin berinvestasi di perusahaan Adhlino. Lino memperhatikan Kean yang terus membolak-balikkan lembaran berkas dengan ekspresi kesal. Tak biasanya dia melihat Kean tidak fokus seperti itu sedangkan sejak dulu pria itu selalu fokus ketika menyangkut pekerjaan. "Ada apa denganmu?" tanya Lino membuat Kean berhenti bergerak. Kean menutup berkas itu kasar lalu bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan menuju gantungan jasnya kemudian memakainya dan mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja kerja. "Aku keluar sebentar, tolong selesaikan semuanya," pinta Kean sembari berjalan keluar ruangan tanpa me

    Last Updated : 2024-09-07

Latest chapter

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 84. Target Baru

    Laura berjalan menuju ruangan karyawan dengan perasaan gembira. Dia merasa bahwa mendekati Allen adalah pilihan yang tepat. Dirinya merasa pria itu lebih mudah daripada Kean.Laura mulai menyapu dan memunguti sampah-sampah kertas yang berserakan di lantai. Dia merasa enggan memungut itu, seharusnya posisinya sebagai karyawan yang memiliki meja kerja, bukan yang membersihkan seperti ini.Laura terpaksa melakukan tugas itu karena hal yang dia pikirkan adalah bertahan di perusahaan ini sampai dirinya berhasil mendapatkan Allen."Ambilin aku minum dong," ucap salah satu karyawan wanita pada Laura sambil masih fokus mengetik pada komputernya.Laura menoleh ke sana kemari mencoba mencari tahu kepada siapa wanita itu berbicara. Melihat tak ada orang di sekitarnya, dia lebih memilih untuk melanjutkan membersihkan lantai.Wanita itu merasa kesal ketika Laura mengabaikan perintahnya begitu saja. Dia kemudian menggebrak meja dengan keras membuat sekeliling menatapnya, begitu juga dengan Laura."

  • Terikat Cinta CEO Posesif   bab 83. Mendapat Keringanan

    Kean mengerjapkan matanya beberapa kali ketika sinar matahari masuk dari sela-sela jendelanya. Dia mencoba mengambil ponselnya dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, sepertinya dia bangun kesiangan karena kelelahan sejak kemarin.Kean segera bangkit kemudian berjalan keluar kamar dan melewati kamar Azelyn, dia mencoba mencari tahu apa yang dilakukan gadis itu, tetapi ketika membuka pintu, sosok gadis itu tak terlihat.Kean berjalan masuk ke kamar Azelyn kemudian melihat secarik kertas yang berada di meja tersebut. Dia mengambil kertas itu kemudian membaca setiap kalimatnya.Azelyn menulis di kertas tersebut bahwa hari ini dia izin untuk pergi karena ada masalah yang terjadi pada temannya. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tak tahu apa akan pulang atau tidak.Kean meremas kertas tersebut, bisa-bisanya Azelyn lagi-lagi pergi tanpa sepengetahuannya. Dia mencoba melihat ponselnya dan membuka aplikasi pelacak, kali ini aplikasinya tak berfungsi lagi karena gadis itu mematikan po

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 82. Hari Pertama

    Keesokan harinya Allen langsung menyuruh Laura untuk datang ke perusahaan Marvino. Laura menggunakan kemeja putih dengan rok sepaha untuk pergi ke perusahaan Marvino, pakaiannya benar-benar mencerminkan seorang karyawan wanita di perusahaan. Dia tak tahu posisi apa yang akan diberikan Allen padanya, tetapi dia tak terlalu memikirkannya karena tujuan sebenarnya adalah untuk mendekati pria itu. Laura memesan taksi untuk pergi ke perusahaan tersebut. Ketika taksinya sudah datang, dia lansung meluncur tanpa menunda waktu lagi. Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke perusahaan tersebut. Jarak perusahaan Marvino lebih jauh dibanding perusahaan Adhlino, tetapi Laura meyakinkan semangatnya karena dia sudah terlalu lelah untuk mencari pekerjaan dan tak akan membuang kesempatan emas ini. Laura berjalan memasuki perusahaan, tiba-tiba seisi perusahaan meliriknya kemudian berbisik-bisik membuatnya merasa risih. Sepertinya berita tentang dirinya yang dipecat di perusahaan Adhlino secara tak t

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 81. Masalah baru

    Laura berdiri diam di tengah jembatan. Di belakangnya beberapa motor dan mobil berlalu lalang tanpa memedulikan dirinya yang sedang berdiri sendirian. Dia menatap kosong ke arah air sungai yang mengalir dengan deras. Gadis bermanik coklat itu sudah mengirimkan lamaran pekerjaannya ke berbagai tempat setelah dia dipecat dari Perusahaan Adhlino, tetapi satu pun tak ada yang menghubunginya untuk interview. Laura mengacak-acak rambutnya kesal. Dia meremas dokumen lamaran pekerjaannya dengan perasaan penuh emosi. "Azelyn! Ini semua gara-gara kamu! Berani-beraninya kamu menghancurkan karirku! Aku tak akan tinggal diam, aku pasti akan membalasmu!" teriak Laura emosi. Suara teriakannya tenggelam karena suara mobil dan motor yang mengebut. Laura melampiaskan emosinya dengan mengacak-acak rambutnya frustasi. Tanpa sengaja dokumennya terlepas dari genggaman dan terjun jatuh ke bawah sungai. Laura secara spontan menaikkan kaki kanan ke penghalang jembatan mencoba untuk menangkap dokumen

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 80. Kecemburuan membawa masalah

    Lino tak menduga bahwa Reliza akan mengatakan itu. Dia melirik ke arah Kean yang masih terdiam sembari menyisir rambutnya ke belakang. "Sepertinya Anda sangat mengenal saya, Nona Reliza," ucap Kean dingin. Dia menatap tajam pada gadis itu kemudian melanjutkan kalimatnya, "Karena Anda terlihat sangat mengenal saya, Anda pasti tahu bagaimana sikap saya pada wanita selama ini, kan?" tanyanya. Reliza terdiam, tentu saja dia sangat mengetahui itu. Karena dia adalah salah satu wanita yang mengejar Kean, tetapi pria itu tak pernah meliriknya sedikit pun. "Saya akan langsung mengatakan tidak suka dan sangat membenci wanita yang selalu ingin menempel pada saya. Jadi, apa Anda masih menganggap saya berbohong dan meragukan pernikahan saya sebagai pernikahan palsu yang diatur?" kata Kean yang langsung membuat Reliza terdiam. Reliza menggenggam erat ujung gaunnya mendengar penuturan Kean. Tentu saja wanita yang selalu menempel pada pria itu yang dimaksud adalah dirinya. Kean melirik ding

  • Terikat Cinta CEO Posesif   79. Pertanyaan yang berulang

    Allen melirik pada Azelyn sembari mencoba menahan tawanya. Dia merasa tak percaya dengan situasi yang dia hadapi sekarang. Rumor yang diketahui Allen selama ini adalah Kean memiliki sifat yang dingin. Sebelumnya juga banyak yang mengatakan bahwa Kean adalah pria yang tak berperasaan. Namun, apa ini? Kean justru terlihat sangat posesif pada Azelyn. "Maafkan saya atas sikap saya selama ini, Tuan Kean," kata Allen sambil sedikit membungkuk sebagai tanda permintaan maafnya. "Karena saya sudah berpisah cukup lama dengan Azelyn, saya masih ingin bertemu dan mengobrol dengannya lebih lama lagi, tapi sepertinya saya sudah melewati batas," lanjutnya sembari melirik wanita bermanik biru itu. Kean mengeratkan rangkulannya ketika mendengar perkataan Allen. Perasaannya terasa berdenyut sakit mendengar kalimat itu. Apa itu memiliki arti bahwa pria itu masih menyimpan perasaan pada istrinya? "Saya harap ini tidak terjadi lagi, saya merasa tak nyaman jika istri saya bertemu dengan pria lain t

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 78. Cemburu?

    Kean berniat untuk menghampiri mereka, tetapi tiba-tiba dia menghentikan langkahnya lalu segera berbalik membelakangi mereka berdua yang belum menyadari kehadirannya. "Kenapa aku marah?" gumam Kean merasa heran dengan sikapnya sendiri, lalu mengurungkan niat untuk menghampiri Azelyn lalu segera keluar dari restauran tersebut. Meski mengatakan itu, Kean tetap menunggu Azelyn dan Allen yang masih mengobrol di dalam restauran. Dia duduk di dalam mobil sambil memperhatikan pintu restauran menunggu mereka untuk keluar. Tepat saat itu Azelyn dan Allen keluar dari restauran lalu kembali menjalankan mobil mereka menuju ke tempat selanjutnya. Kean mengikuti ke mana tujuan mereka berdua selanjutnya dari belakang. Allen mengendarai mobil kemudian tak sengaja melihat kaca spion mobilnya, dan menyadari mobil yang berada di belakangnya sedang mengikuti mereka. Allen mencoba berbelok ke arah lain dan mobil itu tetap mengikuti arah yang dia tuju. "Mau ke mana? Apartemenku bukan ke arah si

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 77. Makan Malam Bersama Allen

    Azelyn berjalan keluar perusahaan sambil melamun, dirinya mengenal Kevin lebih dari 8 tahun, dan pria itu adalah cinta dan pacar pertama Azelyn. Dulu Azelyn sangat tak bisa melihat Kevin bersedih, karena menginginkan pria itu selalu bahagia di setiap harinya dan mencoba mencari segala cara untuk menghiburnya. Namun, ketika berpapasan dengan Kevin tadi dan melihat raut wajah Kevin yang hendak menangis, Azelyn tak merasakan perasaan apa pun lagi. Dia merasa tak peduli dengan apa yang akan terjadi pada pria itu selanjutnya. Sepertinya perasaannya pada Kevin memang sudah tak tersisa lagi. Azelyn memilih untuk tak terlalu memikirkan itu lagi, mencoba melihat sekeliling perusahaan mencari mobil Kean, tetapi tak terlihat tanda-tanda mobil itu di sekitar situ. Dia berpikir mungkin pria itu sudah pulang lebih dulu untuk beristirahat. Ketika Azelyn hendak pergi menuju halte bus, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di hadapannya. Kaca mobil itu mulai turun dan terlihat Allen berad

  • Terikat Cinta CEO Posesif   Bab 76. Penyesalan yang terlambat

    "Apa jangan-jangan kamu cemburu?" "Apa?" Mata Azelyn membelalak, apa bertanya mengenai urusan Kean dengan Nona Marvino termasuk ke dalam kategori cemburu? Azelyn mendorong tubuh Kean agar sedikit menjauh kemudian bangkit dari kursi kerja pria itu. "Tentu saja tidak, aku hanya penasaran dengan pertemuan sesama pengusaha besar," ucap Azelyn beralasan.Jawaban Azelyn justru semakin membuat Kean mengangkat sebelah alisnya bingung. "Aku sudah menawarimu untuk ikut, kalau kamu penasaran, seharusnya kamu menerima tawaran untuk pergi bersamaku." Azelyn langsung menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "Tidak, aku memang penasaran, tapi aku tahu batasanku," kata Azelyn sembari tersenyum simpul. "Karena semua berkas sudah selesai diperiksa, aku izin pergi," lanjutnya sambil sedikit membungkuk memberi hormat lalu melangkah meninggalkan ruangan. Kean memandangi punggung Azelyn yang berjalan menuju pintu ruangan, kemudian merapikan berkas-berkas tersebut kemudian menghubungi Lino agar datang me

DMCA.com Protection Status